Anda di halaman 1dari 6

Membandingkan Sistem Politik Indonesia Pada Masa Orde Baru

dengan Reformasi
Muhammad Rizky Nurhadi Setiawan, 170810220007

Pendahuluan

Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kesatuan yang tersusun dari sejumlah elemen.
Elemen, komponen atau bagian ini saling bergantung dan fungsional. Sistem juga dapat
dipahami sebagai sesuatu yang lebih tinggi dari sekedar metode, prosedur, rencana, diagram,
proses atau metode. Sistem menurut pamudj merupakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang
kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagianyang
membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang komplek atau utuh (Pramudi, 1981:4).

Ilmu Politik adalah orang yang mempelajari politics atau kepolitikan. Miriam Budiarjo
dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Ilmu Politik mendefiniskan politik adalah
bagaiamana cara untuk mendapatkan kehidupan yang baik. (M. Budiarjo, 2008). Pada umumnya
dapat dikatakan bahwa politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat
diterima baik oleh masyarakat. Dalam usaha meraih the good life dalam meraih hal ini
menyangkut beberapa proses penentuan sistem. Serta cara melaksanakan tujuan itu. Deliar Noer
mendefinisikan politik adalah segala aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan
dan yang bermaksud untuk mempengaruhi dengan jalan mengubah, mempertahankan, suatu
macam bentuk susunan masyarakat (Deliar Noer, 1983:6). Jika kita melihat definisi dari Deliar
Noer, maka pada dasarnya politik menunjukan perilaku atau tingkah laku manusia, baik berupa
kegiatan, aktivitas, ataupun sikap, yang tentunya bertujuan untuk mempengaruhi atau
mempertahankan tatanan kelompok masyarakat dalam menggunakan kekuasaan. Ini berarti
kekuasaan bukanlah hakikat politik. Berdasarkan dalam pengertian Miriam Budiarjo dan Deliar
Noer yang pada dasar nya bahwa politik adalah sistem politik sebagai hubugan manusia yang
meliputi bentuk-bentuk kekuasaan, pengawasan, pengaruh maka pengertian politik tidak lagi
terbatas pada negara, tapi mencangkup bentuk-bentuk lainnya

Sistem politik adalah salah satu sistem dari berbagai sistem yang ada didalam
masyarakat. Pengertian sistem politik menurut Gabriel Almond adalah suatu sistem interaktif
yang ada pada semua masyarakat mandiri yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi (baik
dalam masyarakatnya sendiri maupun terhadap masyarakatnya lain) lainnya) dengan menerapkan
atau mengancam akan menerapkan paksaan hukum (G. Almond, 1963).

Pembahasan

Indonesia adalah negara dimana sistem politik nya dipisahkan kekuasaan agar tidak
terjadinya pemerintah yang otoriter, dalam pemisahan kekuasaan atau yang biasa disebut dengan
trias politica merupakan sebuah prinsip yang mengemukakan bahwa kekuasaan-kekuasaan di
dalam negara sebaiknya tidak diserahkan kepada orang atau badan yang sama, hal ini mencegah
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa (Yusa, 2021:129). Menurut John
Locke trias politica adalah suatu pemisahan kekuasaan didalam negara kedalam tiga bagian
kekuasaan, yaitu: legislative, ekskutif, federative (J. Locke, 1631-1704). Jika kita melihat dalam
dua tokoh diatas menjelaskan bahwa pembagian kekuasaan terhadap suatu negara agar tidak
terjadinya penyalahgunaan terhadap pihak yang berkuasa.

Di Indonesia sudah mengalami perubahan sistem politik yang signifikan dari masa Orde
Baru hingga era Reformasi. Dua periode ini membawa perbedaan yang mencolok dalam cara
pemerintahan dan partisipasi politik diatur. Pada masa Orde Baru, kekuasaan terpusat di tangan
satu pemimpin otoriter, sementara era Reformasi membawa perubahan menuju demokratisasi
yang lebih luas. Dalam diskusi kali ini, mari kita telusuri perbedaan penting dalam sistem politik
Indonesia di kedua masa tersebut, termasuk pengaruhnya terhadap kebebasan sipil, partai politik,
desentralisasi kekuasaan, dan keterlibatan rakyat dalam proses politik. Melalui pembandingan
ini, kita akan memahami bagaimana transformasi politik Indonesia telah membentuk jalur
sejarah bangsa ini dan mempengaruhi perkembangan demokrasi di masa depan.

Orde Baru (1966-1998)

Orde Baru merupakan periode pemerintahan yang berlangsung di Indonesia dari tahun
1966 hingga 1998. Dibentuk setelah jatuhnya Presiden Soekarno, Orde Baru dipimpin oleh
Presiden Soeharto. Periode ini ditandai oleh otoritarianisme yang kuat, upaya stabilisasi politik,
serta program pembangunan ekonomi yang ambisius. Meskipun berhasil mencapai pertumbuhan
ekonomi yang signifikan, Orde Baru juga kontroversial karena tuduhan pelanggaran hak asasi
manusia, korupsi, dan ketidakmerataan pembangunan. Dalam masa ini Presiden Soeharto
menjadi pemimpin yang otoritarianisme dalam hal ini Soeharto memiliki kekuasaan politik
dalam satu kelompok, dalam kudeta 1965 Soeharto memimpin kudeta pada masa Presiden
Soekarno dari kejadian kudeta pada tahun 1965 ini orde baru muncul, Indonesia diperintah oleh
Presiden Soeharto yang memiliki kekuasaan yang sangat kuat. Pemerintahan ini didasarkan pada
sistem otoriter yang kuat dengan pengawasan dan kontrol yang ketat terhadap pemerintahan,
politik, dan media. Dan Selama Orde Baru, kekuasaan politik sangat terpusat di tangan presiden
dan kelompok elite yang mendukungnya. Daerah-daerah diperintah oleh gubernur yang diangkat
oleh presiden, mengurangi kemandirian daerah dalam mengambil keputusan politik. Pada masa
ini juga, hanya ada satu partai politik yang diperbolehkan, yaitu Partai Golongan Karya (Golkar).
Partai politik lainnya terbatas dan dibatasi dalam peran dan aktivitas politiknya. Hal ini juga
menyebabkan terbatasnya pluralisme politik. Dan pembatasan kebebasan terhadap masyarakat
sipil, pemerintah Orde Baru memberlakukan pembatasan terhadap kebebasan sipil, termasuk
kebebasan berpendapat, berorganisasi, dan berkumpul. Media massa juga dibatasi dan dikontrol
oleh pemerintah.

Orde Baru di Indonesia adalah periode pemerintahan yang kompleks dengan ciri-ciri
otoritarianisme yang kuat. Pemerintahan ini dipimpin oleh Presiden Soeharto, yang memiliki
kekuasaan yang terpusat dalam tangan dan mengontrol pemerintahan, politik, dan media.
Otoritarianisme ini bertujuan untuk menciptakan stabilitas politik dan keamanan nasional setelah
masa-masa ketidakstabilan politik sebelumnya. Dalam upaya mencapai stabilitas politik,
pemerintahan Orde Baru menggunakan strategi pengendalian konflik dengan keras terhadap
oposisi politik, gerakan separatisme, dan potensi perlawanan. Selain itu, fokus yang kuat pada
pembangunan ekonomi juga menjadi faktor penting dalam menciptakan stabilitas politik, dengan
pertumbuhan ekonomi yang signifikan diharapkan mengurangi ketidakpuasan sosial dan potensi
konflik.Meskipun Orde Baru berhasil mencapai sta bilitas politik dalam jangka pendek dan
mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan, periode ini juga dikelilingi oleh kontroversi
dan kritik. Tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, korupsi, dan ketidakmerataan pembangunan
menjadi sorotan dalam evaluasi terhadap pemerintahan ini. Ketimpangan dalam distribusi
kekayaan dan pembangunan, serta pembatasan kebebasan sipil, juga menjadi masalah yang
signifikan. Orde Baru berakhir pada tahun 1998 dengan pengunduran diri Presiden Soeharto,
yang dipicu oleh tekanan dari demonstrasi massa dan krisis ekonomi yang serius. Pengakhiran
Orde Baru membuka jalan bagi era Reformasi yang membawa perubahan signifikan dalam
sistem politik Indonesia menuju demokratisasi yang lebih luas. Secara keseluruhan, Orde Baru
merupakan periode yang kompleks dengan pencapaian dan kontroversi yang signifikan.
Sementara stabilitas politik tercapai dalam jangka pendek, dampak negatif seperti pelanggaran
HAM, korupsi, dan ketidakmerataan pembangunan memunculkan kekritisan terhadap
pemerintahan ini. Orde Baru berfungsi sebagai pengingat penting dalam sejarah politik Indonesia
dan menjadi titik awal transformasi menuju sistem politik yang lebih inklusif dan demokratis.

Reformasi (1998-sekarang)

Apakah Anda pernah berpikir bagaimana suatu gerakan mampu mengubah wajah politik
sebuah negara? Itulah yang terjadi di Indonesia dengan munculnya gerakan reformasi. Reformasi
menjadi tonggak penting dalam sejarah modern Indonesia, menggoyahkan Orde Baru yang
berkuasa selama beberapa dekade dan membuka jalan menuju perubahan yang lebih demokratis.
Masa reformasi mengacu pada periode sejarah Indonesia setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada
tahun 1998. Periode ini ditandai oleh perubahan politik, ekonomi, dan sosial yang signifikan
dalam upaya menuju demokratisasi yang lebih luas.

Transisi demokrasi pada masa reformasi di Indonesia merupakan salah satu aspek kunci
dari perubahan politik yang terjadi setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998. Periode
ini ditandai oleh pelaksanaan pemilihan umum yang bebas dan adil, di mana partai politik baru
bermunculan dan masyarakat sipil menjadi lebih aktif. Kebebasan berpendapat dan pers juga
meningkat, memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan kritik, mengawasi pemerintah, dan
mempengaruhi kebijakan publik. Selain itu, transisi demokrasi juga memberikan otonomi yang
lebih besar kepada daerah, memperkuat partisipasi publik, dan melindungi hak asasi manusia
melalui pendirian institusi dan mekanisme perlindungan. Meskipun demikian, tantangan seperti
politik uang, korupsi, ketimpangan ekonomi, dan ketegangan antar-etnis dan agama tetap
menjadi hambatan bagi pembangunan demokrasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan (Honna,
2007; Hadiz, 2004).

Reformasi adalah periode penting dalam sejarah Indonesia yang dimulai setelah jatuhnya
rezim Orde Baru pada tahun 1998. Masa reformasi ditandai oleh perubahan sistem politik,
ekonomi, dan sosial dengan tujuan mewujudkan demokrasi, keadilan, dan kebebasan yang lebih
luas. Proses reformasi ini melibatkan perubahan konstitusi, pemilihan umum yang lebih
demokratis, kebebasan berpendapat dan pers yang lebih dihormati, serta peningkatan perlindungan
hak asasi manusia. Reformasi juga membuka ruang bagi partai politik dan masyarakat sipil untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses politik. Meskipun tantangan dan kendala masih ada,
reformasi telah membawa perubahan signifikan dalam sistem politik Indonesia menuju demokrasi
yang lebih inklusif dan transparan.

"Reformasi politik dan demokratisasi di Indonesia telah menghasilkan perubahan yang


signifikan dalam sistem politik dan masyarakatnya. Pemilihan umum yang lebih terbuka
dan adil, kebebasan berpendapat, dan peningkatan perlindungan hak asasi manusia
adalah beberapa hasil yang dicapai dalam proses reformasi ini" (Hadiz, 2010).

Kesimpulan

Dalam membandingkan sistem politik Indonesia pada masa Orde Baru dengan masa
reformasi, terdapat perbedaan yang signifikan. Pada masa Orde Baru, terjadi otoritarianisme
yang ditandai oleh konsentrasi kekuasaan pada satu individu dan partai politik tunggal. Rezim ini
menekan kebebasan berpendapat, menerapkan kontrol terhadap media, serta mengabaikan
perlindungan hak asasi manusia. Di sisi lain, masa reformasi membawa perubahan yang
fundamental dalam sistem politik Indonesia. Transisi demokrasi terjadi dengan pemilihan umum
yang lebih bebas dan adil, kebebasan berpendapat yang lebih dihormati, serta peningkatan
partisipasi politik masyarakat dan peran masyarakat sipil. Reformasi juga mengarah pada
penguatan institusi hukum, perlindungan hak asasi manusia, serta desentralisasi kekuasaan.
Meskipun tantangan dan kendala masih ada, reformasi telah membawa Indonesia menuju jalan
demokrasi yang lebih inklusif dan transparan.
Refrensi

Anggara, S. (2013). Sistem Politik Indonesia. Pustaka Setia.

Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu politik. Gramedia Pustaka Utama.

Djuyandi, Y. (2021). Pengantar Ilmu Politik Edisi Kedua . RajaGrafindo Persada.

Efendi, R. (2012). Pengertian Sistem Politik. Scribd.


https://www.scribd.com/doc/95274071/Pengertian-Sistem-Politik#

Fic, V. M. (2005). Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Studi Tentang Konspirasi. Yayasan Obor
Indonesia.

Mamonto, S. W. (2022, March 8). Pengertian Sistem Politik, Definisi Serta Tujuannya.
brilio.net. https://www.brilio.net/wow/pengertian-sistem-politik-definisi-serta-tujuannya-
2203081.html

Marijan, K. (2010). Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru.


Kencana Prenada Media Group.

Prout, A. (2018). Social policy: Continuities and change. Women And Social Policy, 17–30.
https://doi.org/10.4324/9781315847436-9

Ruhenda, R., Heldi, H., Mustapa, H., & Septiadi, M. A. (2020). Tinjauan Trias Politika Terhadap
terbentuknya Sistem Politik Dan Pemerintahan di Indonesia. Journal of Governance and
Social Policy, 1(2), 58–69. https://doi.org/10.24815/gaspol.v1i2.18221

Tim. (2023, April 29). Sejarah Singkat Orde Baru: Latar Belakang Dan Penyebab jatuhnya.
edukasi. https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230411154233-569-936319/sejarah-
singkat-orde-baru-latar-belakang-dan-penyebab-jatuhnya

Trisakti, F. (2020). Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. UIN Sunan Gunung Djati Bandung. ISBN: 978-623-93765-1-2

Utami, S. N. (2022, October 27). Perkembangan politik pada masa orde Baru Halaman all.
KOMPAS.com.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/27/113000769/perkembangan-politik-pada-
masa-orde-baru?page=all&lgn_method=google

Winarno, B. (2008). Sistem Politik Indonesia era Reformasi. Media Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai