Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“SISTEM DAN STRUKTUR INDONESIA MASA ORDE BARU (1966-1998)

DAN INDONESIA DALAM PANGGUNG DUNIA”

Disusun oleh :

ARDILA OKTAVIANI

Kelas : XII IPS 1

SMA NEGERI 2 KIKIM SELATAN


Tahun Pelajaran 2023 / 2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam
Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-
upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. Oleh
karena dia merupakan suatu keseluruhan kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan publik, maka
sistem politik memiliki peran yang vital di suatu negara. Perlu sebuah sinkronisasi yang harmonis dari
setiap elemen dari negara, mulai dari pemerintah yang berkuasa, sampai pada rakyat secara holistik untuk
mewujudkan suatu sistem politik yang stabil. Karena, kestabilan dan keamanan suatu negara juga
tergantung kepada sistem politik yang dianutnya.
Pada masa rezim Soeharto (1966-1998), sistem politik yang berlaku saat itu dikenal sebagai
sistem politik Orde Baru. Memang banyak dari orang-orang yang pernah hidup di masa tersebut
mendambakan kontur kehidupan yang sama di era reformasi sekarang. Di mind-setmereka, bahkan orang
tua kita, berpendapat masa Orde Baru adalah masa yang tenteram, politik yang stabil, sedikitnya
pengangguran, dan lain sebagainya. Namun, apakah sejatinya yang berlaku di masa sistem politik Orde
Baru tersebut ? Bagaimana sebenarnya Soeharto, sang penguasa rezim, men-setting sistem politik di era
Orde Baru itu ? Baiklah saya akan mencoba mengurai sistem politik Orde Baru melalui makalah ini
dengan mengacu kepada berbagai referensi yang saya peroleh.
Sedangkan Politik luar negeri suatu negara lahir ketika negara itu sudah dinyatakansebagai suatu
negara yang berdaulat. Setiap identitas negara yang berdaulatmemiliki kebijakan yang mengatur
hubungannya dengan dunia internasional, baik berupa negara maupun komunitas internasional lainnya.
Kebijakantersebut merupakan bagian dari politik luar negeri yang dijalankan negara danmerupakan
pencerminan dari kepentingan nasionalnya.Indonesia menerapkan Sistem Politik Luar Negeri Bebas Aktif
sejak awalkemerdekaan hingga sekarang. Pelaksanaan Politik Luar Negeri di Indonesia berbeda dari masa
ke masa dan pelaksanaannya pun masih belum sepenuhnyasesuai dengan istilah “Bebas dan Aktif”.
Dalam Dunia Internasional, Politik Luar Negeri sangat diperlukan. Hal ini disebabkan karena sebagai
negara yang berdaulatkita harus menjalin hubungan kerjasama dengan negara lain agar tercipta
danterjalin terjalin perdamaian dunia. Dalam hal ini Indonesia memiliki banyak peranan penting dalam
menciptakan dan menjaga stabilitas perdamaian dunia dan ikut serta membantu negara-negara yang
membutuhkan

B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini “Sistem Politik Orde Baru dan Indonesia dalam Panggung Dunia
”, maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apakah itu sistem politik Orde Baru ?
2. Apakah kelebihan serta kekurangan dari Orde Baru ?
3. Apa yang menjadi penyebab stabilnya orde baru ?
4. Apa itu Politik Luar Negeri Bebas Aktif ?
5. Bagaimana Peran Indonesia Dalam Upaya Menciptakan Perdamaian Dunia ?

C. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh sistem politik Orde Baru
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem politik Orde Baru
3. Memahami penyebab stabilnya Orde Baru
4. Mengetahui Apa itu Politik Luar Negeri Bebas Aktif .
5. Mengetahui Bagaimana Peran Indonesia Dalam Upaya Menciptakan Perdamaian Dunia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Politik Orde Baru


Sistem menurut Pamudji (1981:4) merupakan suatu keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau
keseluruhan yang komplek atau utuh. Sistem juga dapat diartikan sebagai kerjasama suatu kelompok yang
saling berkaitan secara utuh, apabila suatu bagian terganggu maka bagian yang lain akan merasakan
kendalanya. Namun, apabila terjadi kerjasama maka akan tercipta hubungan yang sinergis yang kuat.
Pemerintah Indonesia adalah suatu contoh sistem, anak cabangnya adalah sistem pemerintahan daerah,
kemudian seterusnya sampai sistem pemerintahan desa dan kelurahan.
Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, dasar-dasar
pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara. Politik merupakan usaha untuk menentukan
peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke
arah kehidupan bersama yang harmonis.
Sistem Politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja
dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara). Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi
yang terjadi dalam masyarakat yang merdeka yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi. Sedangkan
menurut Rober A. Dahl, sistem politik adalah pola yang tetap dari hubungan-hubungan antara manusia
yang melibatkan sampai dengan tingkat tertentu, kontrol, pengaruh, kekuasaan, ataupun wewenang.
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto, yang merupakan Presiden
kedua dan terlama di Indonesia. Orde Baru merupakan penerus Orde Lama yangmerujuk kepada era
pemerintahan Soekarno.
Sistem politik Indonesia Orde Baru diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai
kegiatan dalam Negara Indonesia di era Orde Baru yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk
proses penentuan tujuan, usaha mewujudkan tujuan, pembuatan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.

B. Kelebihan dan Kekurangan Orde Baru


Terkadang kita menilai suatu hal dari kelebihan dan kekurangan sebagai indikator utamanya.
Seperti kita akan membeli suatu merk gadget, kita sering mempertimbangkan apa kelebihan dan
kekurangannya dengan gadget lainnya. Indikator ini akan mempengaruhi penilaian dan pilihan kita
terhadap gadget tersebut apakah layak atau tidak untuk kita beli. Karena hal yang kita idamkan itu adalah
suatu kepuasan dari hasil pilihan kita tersebut. Berikut ini akan saya paparkan kelebihan dan kekurangan
Orde Baru :
Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru
1. Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah
mencapai lebih dari AS$1.000
2. Sukses dalam transmigrasi
3. Sukses KB
4. Sukses memerangi buta huruf
5. Sukses swasembada pangan
6. Pengangguran minimum
7. Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
8. Sukses Gerakan Wajib Belajar
9. Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
10. Sukses keamanan dalam negeri
11. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
12. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
1. Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
2. Pembangunan Indonesia yang tidak merata
3. Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si
miskin)
4. Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
5. Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai dengan banyaknya koran dan majalah yang diberedel
(dihentikan dari edaran dan penerbitan)
6. Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan
pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
7. Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan
Misterius" (PeTrus)
8. Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)

C. Faktor Stabilnya Orde Baru


Orde Baru tergolong orde yang stabil, karena mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama,
sebelum pada akhirnya dibungkam oleh aksi keras mahasiswa dan oknum pendukung peristiwa 1998.
Kenapa rezim yang tergolong otoriter ini mampu bertahan lama ? Perlu digaris bawahi, tujuan Orde Baru
yang paling penting adalah “membangun suatu masyarakat baru yang merasa aman, menikmati arti
penting ketertiban, dan mengajar kemampuan dalam suasana kestabilan”.
Untuk mencapai dua tujuan besar itu, pemerintah Orde Baru menerapkan dua strategi umum.
Pertama, strategi ekonomi yang mendorong pertumbuhan cepat dan yang bisa memobilisasi berbagai
sumberdaya ekonomi dari luar negeri. Yaitu, strategi “berorientasi keluar”. Dan kedua, strategi politik
mendorong penciptaan sistem ekonomi dan masyarakat yang terkendali dan tertib. Dalam kaitan inilah
stabilitas dan keamanan merupakan hal paling berharga dalam pandangan elit politik Orde Baru. Sistem
politik Orde Baru memang dapat dikatakan termasuk sistem politik non demokratis, Affan Gaffar pun
menyimpulkan : "The political process under the new regime is not a democtratic one ", tetapi dengan
sistem yang seperti itu, ternyata mereka mampu bertahanlebih dari seperempat abad dan lebih responsif
daripada rezim pada masa Demokrasi Terpimpin atau minimal lebih baik daripada perkiraan Liddle pada
tahun 1970-an.
Beberapa faktor yang menentukan non-demokratisnya antara lain kepimpinan Presiden Soeharto
yang bisa dibagi menjadi : kebijakan dibidang ekonomi, dan cara menghadapi lawan politiknya, juga
pengendalian komunikasi politik, yang akhirnya menghasilkan sistem politik yang dapat digolongkan ke
dalam sistem politik non-demokratis dan ditandai dengan:
1. Dipimpin oleh militer sebagai suatu lembaga bekerja sama dengan para “tekhnokrat sipil”
2. Beberapa perusahaan besar vang mempunyai hubungan khusus dengan negara dan kapitalis
internasional mendominasi perekonomian Indonesia.
3. Gaya atau model birokratik politik dan klientelistik
4. Massa di-demobilisasikan
5. Tindakan-tindakan respresif untuk mengendalikan oposisi
6. Kantor kepresidenan yang otonom
Sistem politik orde baru didasarkan pada basis legitimasi yang beraneka, yaitu campuranterpadu
antara distribusi kebutuhan materil, simbolis berupa ideologi dan sejumlah jargon politik serta legal
rasional (pemilu). Struktur politik dan basis legitimasi yang bersifat campuran inilah yang menyebabkan
mengapa sistem politik Orde Baru tetap stabil selama 32 tahun.
D. Politik Luar Negeri Bebas Aktif dan Pelaksanaannya
Lahirnya Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia belum memiliki
rumusan yang jelas mengenai bentuk politik luar negerinya. Akan tetapi pada masa tersebut politik luar
negeri Indonesia sudah memiliki landasan operasional yang jelas, yaitu hanya mengonsentrasikan diri
pada tiga sasaran utama yaitu;
1). Memperoleh pengakuan internasional terhadap kemerdekaan RI,
2). Mempertahankan kemerdekaan RI dari segala usaha Belanda untuk kembali bercokol di Indonesia,
3). Mengusahakan serangkaian diplomasi untuk penyelesaian sengketa Indonesia-Belanda melalui
negosiasi dan akomodasi kepentingan, dengan menggunakan bantuan negara ketiga dalam bentuk good
offices ataupun mediasi dan juga menggunakan jalur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Politik Luar Negeri Indonesia Masa Demokrasi Parlermenter 1950-1959
Prioritas utama politik luar negeri dan diplomasi Indonesia pasca kemerdekaan hingga tahun
1950an lebih ditujukan untuk menentang segala macam bentuk penjajahan di atas dunia, termasuk juga
untuk memperoleh pengakuan internasional atas proses dekolonisasi yang belum selesai di Indonesia, dan
menciptakan perdamaian dan ketertiban dunia melalui politik bebas aktifnya.
Politik Luar Negeri Indonesia Masa (Demokrasi Terpimpin)
Pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965), politik luar negeri Indonesia bersifat high profile,
yang diwarnai sikap anti-imperialisme dan kolonialisme yang tegas dan cenderung bersifat konfrontatif.
Pada era itu kepentingan nasional Indonesia adalah pengakuan kedaulatan politik dan pembentukan
identitas bangsa (national character building).
Politik Luar Negeri Indonesia pada Masa Orde Baru
Pada masa awal Orde Baru terjadi perubahan pada pola hubungan luar negeri Indonesia dalam
segala bidang. Pada masa pemerintahan Soeharto, Indonesia lebih memfokuskan pada pembangunan
sektor ekonomi. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilaksanakan secara baik, tanpa adanya stabilitas
politik keamanan dalam negeri maupun di tingkat regional.
Politik Luar Negeri Indonesia Era Reformasi
Orientasi politik luar negeri Indonesia di awal reformasi masih sangat dipengaruhi oleh kondisi
domestik akibat krisis multidimensi dan transisi pemerintahan. Perhatian utama politik luar negeri
Indonesia diarahkan pada upaya pemulihan kembali kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia
serta memulihkan perekonomian nasional. Politik luar negeri Indonesia saat itu lebih banyak dipengaruhi
oleh perkembangan politik domestik daripada politik internasional.

D. Peran Indonesia Dalam Upaya Menciptakan Perdamaian Dunia


Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955
Berakhirnya Perang Dunia II pada Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di
antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di beberapa bagian dunia,
terutama di belahan bumi Asia dan Afrika, masih ada masalah dan muncul masalah baru yang
mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung, bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di
wilayah Korea, Indochina, Palestina, Afrika Selatan, dan Afrika Utara.
Gerakan Non-Blok/Non Align Movement (NAM)
Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non Align Movement (NAM) adalah suatu gerakan yang
dipelopori oleh negara-negara dunia ketiga yang beranggotakan lebih dari 100 negara- negara yang
berusaha menjalankan kebijakan luar negeri yang tidak memihak dan tidak menganggap dirinya
beraliansi dengan Blok Barat atau Blok Timur. Gerakan Non Blok merepresentasikan 55 persen
penduduk dunia dan hampir 2/3 keanggotaan PBB.
Misi Pemeliharaan Perdamaian Garuda
Pengiriman Misi Garuda yang pertama kali dilakukan pada bulan Januari 1957. Pengiriman Misi
Garuda dilatarbelakangi adanya konflik di Timur Tengah terkait masalah nasionalisasi Terusan Suez yang
dilakukan oleh Presiden Mesir Ghamal Abdul Nasser pada 26 Juli 1956.
ASEAN
Pada tanggal 5-8 Agustus di Bangkok dilangsungkan pertemuan antarmenteri luar negeri dari lima
negara, yakni Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura),
Narsisco Ramos (Filipina) dan tuan rumah Thanat Khoman (Thailand). Pada 8 Agustus 1967 para menteri
luar negeri tersebut menandatangani suatu deklarasi yang dikenal sebagai Bangkok Declaration. Deklarasi
tersebut merupakan persetujuan kesatuan tekad kelima negara tersebut untuk membentuk suatu organisasi
kerja sama regional yang disebut Association of South East Asian Nations (ASEAN).
Organisasi Konferensi Islam
Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah organisasi internasional yang anggotanya terdiri atas
negara-negara Islam seluruh dunia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 22 September 1969 saat
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Islam di Rabat Maroko atas prakarsa Raja Faisal dari
Arab Saudi dan Raja Hasan II dari Maroko.
Deklarasi Djuanda
Pada tanggal 13 Desember 1957 Pemerintah RI mengeluarkan sebuah klaim atau pernyataan yang
menjadi salah satu dasar kedaulatan wilayah yang baru setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945
dan Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Karena pernyataan tersebut dilakukan pada masa Perdana
Menteri Djuanda Kartawidjaya maka lebih dikenal sebagai Deklarasi Djuanda.
Jakarta Informal Meeting (JIM) I dan II
Pada tahun 1970 di Kamboja, terjadi kudeta yang pada saat itu dipimpin oleh Pangeran Norodom
Sihanouk. Ketika itu, Pangeran Norodom Sihanouk sedang berada di luar negeri, keponakannya yang
bernama Pangeran Sisowath Sirik Matak bersama Lo Nol melakukan kudeta kekuasaan, sejak peristiwa
itu terjadi perang saudara yang berlangsung lama dan berlarut-larut. Sihanouk kemudian memilih untuk
mengasingkan diri di Beijing dan memutuskan untuk beraliansi dengan Khmer Merah, yang bertujuan
untuk menentang pemerintahan Lon Nol dan akhirnya dapat merebut kembali tahtanya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai Sistem Politik Orde
Baru dan Indonesia Dalam Panggung Dunia, yaitu :
1. Sistem Politik Indonesia Orde Baru diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai
kegiatan dalam Negara Indonesia di era Orde Baru yang berkaitan dengan kepentingan keputusan,
seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. Sistem ini berperan penting dalam kestabilan dan
keamanan suatu negara (Indonesia)
2. Sistem politik pada masa Orde Baru itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
3. Indonesia dalam panggung dunia itu sudah dimulai sejak masa demokrasi Parlementer sampai
dengan masa Reformasi
.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak sekali kekurangan, maka dari itu saran dari pembaca
sekalian sangat saya butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http://saiyanadia.wordpress.com/2010/11/20/pengertian-sistem-politik-indonesia/
http://alfiyanfaqih.blogspot.com/2011/10/kelebihan-dan-kekurangan-sistem.html#ixzz29d3VP3jN
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/15308323331.pdf
http://hengkikomarudin.wordpress.com/2010/07/14/sistem-politik-indonesia-di-era-orde-baru/

Anda mungkin juga menyukai