Anda di halaman 1dari 32

PEMERINTAHAN REFORMASI

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas : XII IPA 7

Oleh Kelompok 4:

1. Alifha Nur Fadila


2. Bagus Saputra
3. Ratna Komala Sari
4. Rena Novelia
5. Resti Vidyasari

SMA NEGERI 1 GEDONGTATAAN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

BAB 2 PEMBAHSAN 3

2.1 Awal Terbentuknya Reformasi 3

2.2 Pemerintahan BJ Habibie 5

2.2.1 Bidang Ekonomi 6

2.2.2 Bidang Politik 6

2.2.3 Bidang Hankam 8

2.3 Pemerintahan Abdurrahman Wahid 9

2.3.1 Bidang Ekonomi 9

2.3.2 Bidang Politik 11

2.3.3 Bidang Sosial Budaya 13

2.4 Pemerintahan Megawati 15

2.4.1 Bidang Ekonomi 15

2.4.2 Bidang Politik 16

2.5 Pemerintahan SBY 17

2.5.1 Bidang Ekonomi 17


2.5.2 Bidang Politik 17

2.5.3 Bidang Sosial Budaya 18

2.6 Pemerintahan Jokowi

2.6.1 Bidang Ekonomi 19

2.6.2 Bidang Politik & Hukum 25

BAB 3 KESIMPULAN 27

3.1 Kesimpulan 27

DAFTAR PUSTAKA 28
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem
yang telah ada pada suatu masa. Di indonesia kata reformasi umumnya
merujuk pada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan
kekuasaan prsiden soeharto atau era setelah orde baru yaitu era reformasi.
Pada masa reformasi terjadi perubahan baik dalam bidang ekonomi,
politik, hankam, dan sosial budaya yang memang berbeda dari masa
kemasa, mulai dari masa B.J Habibie sampai masa pemerintahan Joko
Widodo.
Sehubungan dengan hal itu, maka kami mennyusun makalah ini
dengan tujuan untuk bisa mengetahui terjadi perubahan pada masa
reformasi dalam bidang ekonomi, politik, hankam, dan sosial budaya yang
memang berbeda dari masa kemasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Awal terbentuknya Reformasi?
2. Bagaimana keadaan di Bidang Ekonomi, Politik, dan Hankam pada masa
BJ Habibie?
3. Bagaimana keadaan di Bidang Ekonomi, Politik, dan Sosial Budaya pada
masa Abdurrahman Wahid?
4. Bagaimana keadaan di Bidang Ekonomi, dan Politik pada masa
Megawati?
5. Bagaimana keadaan di Bidang Ekonomi, Politik, dan Sosial Budaya pada
masa SBY?
6. Bagaimana keadaan di Bidang Ekonomi, Politik, dan Hukum pada masa
Jokowi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Awal terbentuknya Reformasi.

1
2. Mengetahui keadaan di Bidang Ekonomi, Politik, dan Hankam pada masa
BJ Habibie.
3. Mengetahui keadaan di Bidang Ekonomi, Politik, dan Sosial Budaya pada
masa Abdurrahman Wahid.
4. Mengetahui keadaan di Bidang Ekonomi, dan Politik pada masa
Megawati.
5. Mengetahui keadaan di Bidang Ekonomi, Politik, dan Sosial Budaya pada
masa SBY.
6. Menetahui keadaan di Bidang Ekonomi, Politik, dan Hukum pada masa
Jokowi.

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Awal terbentuknya Reformasi
Pada awal bulan Maret 1998 melalui sidang umum MPR, soeharto kembali
menjadi Presiden Republik Indonesia, serta melaksanakan pelantikan kabinet
pembangunan VII. Namun kondisi bangsa dan negara pada saat itu semakin tidak
kunjung membaik. Perekonomian mengalami kemerosotan dan masalah sosial
semakin menumpuk. Kondisi dan situasi seperti ini mengundang keprihatinan
rakyat.

Memasuki bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai
bergerak menggelar demokrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut turunnya
harga sembako, penghapusan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan turunnya
Soeharto dari kursi kepresidenananya. Semakin bertambah banyak aksi para
mahasiswa tersebut menyebabkan para aparat keamanan tampak kewalahan dan
akhirnya mereka harus bertindak tegas. Bentrokan antara mahasiswa yang
menuntut reformasi dengan aparat keamanan tidak dapat dihindarkan.

Pada tanggal 12 Mei 1998 dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas
Trisakti, terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan
tertembaknya empat mahasiswa hingga tewas, serta puluhan mahasiswa lainnya
mengalami luka – luka. Kematian empat mahasiswa tersebut mengobarkan
semangat para mahasiswa untuk menggelar demonstrasi secara besar – besaran.

Pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998, di Jakarta dan sekitarnya terjadi


kerusuhan massal dan penjarahan yang mengakibatkan lumpuhnya kegiatan
masyarakat. Dalam kerusuhan 13 dan 14 Mei 1998 tersebut, sejumlah pertokoan
menjadi sasaran amuk massa, bahkan sampai kepada tingkat pembakaran toko-toko
yang menelan korban jiwa. Dalam peristiwa tersebut puluhan toko hancur dibakar
massa dan isinya dijarah massa serta ratusan orang mati terbakar.

Pada tanggal 17 Mei 1998 di hotel wisata, Jakarta, Nurcholish Madjid dalam
jumpa pers menggulirkan ide untuk mempercepat pemilu (paling lambat tahun

3
2000). Menteri Sekertaris Negara pada saat itu Saadillah Mursjid tertarik dengan
ide itu.

Pada tanggal 18 Mei 1998 pukul 15.00 WIB Saadillah mengundang


Nurcholish Madjid ke kantor Sekertaris negara untuk menjelaskan gagasannya.
Pukul 15.30 WIB Harmoko sebagai ketua MPR/DPR mengumumkan hasil rapat
pimpinan DPR yang meminta agar Presiden Soeharto secara arif dan bijaksana
sebaiknya mengundurkan diri. Namun, pada pukul 20.00 pernyataan ini dianulir
oleh Jenderal Wiranto. Ia menyatakan bahwa sikap dan pendapat Harmoko adalah
sebagai pendapat individual meskipun disampaikan secara kolektif. Pada pukul
20.30 Nurcholish Madjid bertemu dengan Presiden Soeharto, ia mengatakan bahwa
rakyat menghendaki Presiden Soeharto untuk turun dari kursi kepresidenannya.
Presiden Soeharto menanggapi dengan menyatakan bersedia untuk mundur dan
meminnta bertemu dengan tokoh dari berbagai kalangan.

Pada tanggal 19 Mei 1998 puluhan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki Gedung DPR/MPR. Pada
tanggal itu pula di Yogyakatra terjadi peristiwa bersejarah. Kurang lebih sejuta
umat manusia berkumpul di alun-alun utara kraton Yogyakarta menghadiri
pisowanan ageng untuk mendengarkan maklumat dari Sri Sultan Hamengku
Buwono X dan Sri Paku Alam VII. Inti dari isi maklumat itu adalah menganjurkan
kepada seluruh masyarakat untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada tanggal 20 mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh – tokoh


bangsa Indonesia untuk dimintai pertimbangannya dalam rangka membentuk
Dewan Reformasi yang akan diketuain oleh Presiden Soeharto, namun mengalami
kegagalan. Pada tanggal itu pula gedung DPR/MPR semakin penuh sesak oleh para
mahasiswa dengan tuntutan tetap yaitu reformasi dan turunnya Soeharto dari kursi
kepresidenan.

Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara
Presiden Soeharto meletakkan jabatannya sebagai Presiden di hadapan ketua dan
beberapa anggota dari mahkamah agung. Pada tanggal itu pula, dan berdasarkan
pasal 8 UUD 1945, Presiden menunjuk Wakil Presiden B.J. Habibie untuk
menggantikannya menjadi presiden, serta pelantikannya dilakukan didepan Ketua

4
Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka sejak saat itu, presiden RI dijabat
oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke 3.

Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden RI B.J Habibie membentuk kabinet


baru yang dinamakan kabinet reformasi pembangunan. Pada tanggal ini pula Letjen
Prabowo Subianto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung DPR/MPR,
bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol
dan atribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung
DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim
Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke
Universitas Atma Jaya.

Pada tanggal 10 November 1998, diprakarsai oleh para mahasiswa yang


tergabung dalam Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ), ITB
Bandung, Universitas Siliwangi, dan empat tokoh reformasi yaitu Abdurrahman
Wahid, Amien Rais, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Megawati Soekarnoputri
mengadakan dialog nasional di rumah kediaman Abdurrahman Wahid, Ciganjur,
Jakarta Selatan. Dialog itu menghasilkan 8 butir kesepakatan, yaitu sebagai berikut:

1. Mengupayakan terciptanya persatuan dan kesatuan nasional.

2. Menegakkan kembali kedaulatan rakyat.

3. Melaksanakan desentralisasi pemerintahan sesuai dengan otonomi daerah.

4. Melaksanakan pemilu yang luber dan jurdil guna mengakhiri masa pemerintahan
transisi.

5. Penghapusan Dwifungsi ABRI secara bertahap

6. Mengusut pelaku KKN dengan diawali pengusutan KKN yang dilakukan oleh
Soeharto dan kroninya.

7. Mendesak seluruh anggota Pam Swakarsa untuk membubarkan diri.

2.2 Pemerintahan BJ Habibie

2.2.1 Bidang Ekonomi

5
Semakin parahnya krisis ekonomi yang dialami Indonesia telah membuat B.J.
Habibie mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengatsi krisis tersebut.
Kebijakan-kebijakan dalam upaya pemulihan krisis ekonomi, antara lain sebagai
berikut.

a. Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah seperti Bank Bumi Daya, Bank
Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan
Indonesia, menjadi Bank Mandiri.
b. Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
c. Menerapkan reformasi ekonomi melalui arahan IMF.
d. Menaikan nailai tukar rupiah terhadap dollar hingga dibwah Rp.10.000.
e. Mengesahkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Praktik Monopoli
dan Persaingan yang Tidak Sehat.
f. Mengesahkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
2.2.2 Bidang Politik

Pelantikan BJ Habibie sebagai presiden RI ke-3 menimbulkan pro dan kontra


di dalam masyarakat. Banyak pihak menganggap pengangkatan Habibie sudah
konstitusional, namun tidak sedikit yang menyatakan hal sebaliknya. Hal yang
paling ditakuti oleh masyarakat adalah prasangka bahwa Habibie merupakan
kelanjutan rezim Suharto.

Sejak diangkat pada tanggal 21 Mei 1998, tugas yang harus diemban oleh
Habibie adalah mengatasi krisis ekonomi dan menciptakan pemerintahan yang
bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk membantu menjalankan tugas tersebut,
dibentuklah Kabinet Reformasi Pembangunan pada tanggal 22 Mei 1998.

Untuk memenuhi salah satu agenda reformasi, pada tanggal 10-13 November
1998 MPR menyelenggarakan sidang istimewa. Sidang tersebut melahirkan 12
Ketetapan MPR (Tap MPR), yaitu bsebagai berikut:

a. Tap MPR No. VII/MPR/1998, tentang Perubahan dan Tambahan atas Tap
MPR No. I/MPR/1998 Tentang Peraturan Tata Tertib MPR.

6
b. Tap MPR No. VIII/MPR/1998, tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983
Tentang Referdum.
c. Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBNH.
d. Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang Pokok-pokok Reformasi
Pembangunan dalam Rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan
Nasional sebagai Haluan Negara.
e. Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
f. Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang Pemberian Tugas dan Wewenang
Khusus Kepada Presiden/Mandataris MPR dalam Rangka Menyukseskan
Dan Pengamanan Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila.
g. Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
h. Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum.
i. Tap MPR No. XV/MPR/1998, tentang Penyelengaraan Otonomi Daerah.
j. Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang Politik Ekonomi dalam Rangka
Demokrasi Ekonomi.
k. Tap MPR No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
l. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang Pencabutan Pedoman
Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila (P4).

Berdasarkan 12 Ketetapan MPR diatas, ada 4 Tap yang Mencerminkan tuntunan


Reformasi, yaitu sebagai berikut.

a. Tap MPR No. VIII/MPR/1998, tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983


Tentang Referdum.
b. Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No.
V/MPR/1978 tentang Presiden Mendapat Mandat dari MPR untuk Memiliki
Hak-hak dan Kebijakan di Luar Batas Perundang-Undangan.
c. Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia maksimal hanya dua kali periode.
d. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang Pencabutan Tap MPR No.
II/MPR/1978 tentang Pancasila sebagai azas tunggal.

7
Untuk memenuhi agenda reformasi, langkah-langkah yang diambil B.J Habibie
di bidang politik, antara lain sebagai berikut.

a. Membentuk tiga undang-undang yang demokratis, yaitu:


1) Undang-Undang No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik.
2) Undang-Undang No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilu.
3) Undang-Undang No. 4 Tahun 1999 tentang susunan Kedudukan
DPR/MPR.
b. Memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya
sehingga melahirkan partai-partai baru, yaitu menjadi 48 partai.
c. Membebaskan narapidana politik pada masa kekuasaan Suharto, contohnya
adalah Budiman Sudjatmiko, Muchtar Pakpahan, dam Sri Bintang
Pamungkas.
d. Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh yang independen.
2.2.3 Bidang Hankam

Pada masa transisi di bawah Presiden B.J. Habibie, banyak perubahan-


perubahan penting terjadi dalam tubuh ABRI dan TNI. Pertimbangan mendasar
yang melatarbelakangi keputusan politik dan akademis reformasi internal TNI,
antara lain:

1. Prediksi tantangan TNI ke depan di abad XXI begitu besar, komplek dan
multidimensional, atas dasar itu TNI harus segera menyesuaikan diri.
2. TNI senantiasa harus mau dan mampu mendengar serta merespon aspirasi
rakyat.
3. TNI mengakui secara jujur, jernih dan objektif, sebagai komponen bangsa
yang lainnya, bahwa di masa lalu ada kekurangan dan distorsi sebagai
konsekuensi logis dari format politik Orba

Selain itu Habibie juga mengatasi masalah Dwifungsi ABRI, yang


memunculkan beberapa perubahan diantaranya :

1. Jumlah anggota ABRI yang duduk di MPR dikurangi, dari 75 orang menjadi
38 orang

8
2. Polri memisahkan diri dari ABRI dan menjadi kepolisian negara sejak
tanggal 5 Mei 1999
3. ABRI diubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara.

Perubahan di atas dipandang positif oleh berbagai kalangan sebagai upaya


reaktif ABRI terhadap tuntutan dan gugatan dari masyarakat, khususnya tentang
persoalan eksis peran Sospol ABRI yang diimplementasikan dari doktrin Dwi
Fungsi ABRI.

Kelebihannya yaitu Habibie menghapus dwifungsi ABRI yang selama ini


melekat pada tubuh ABRI. Mengurangi jumlah anggota ABRI yang duduk di MPR
dari 75 menjadi 38 orang.

2.3 Pemerintahan Abdurrahman Wahid

2.3.1 Bidang Ekonomi

Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden


Abdurahman Wahid memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, kondisi perekonomian


Indonesia mulai mengarah pada perbaikan, di antaranya pertumbuhan PDB
yang mulai positif, laju inflasi dan tingkat suku bunga yang rendah,
sehingga kondisi moneter dalam negeri juga sudah mulai stabil.
2. Hubungan pemerintah dibawah pimpinan Abdurahman Wahid dengan IMF
juga kurang baik, yang dikarenakan masalah, seperti Amandemen UU
No.23 tahun 1999 mengenai bank Indonesia, penerapan otonomi daerah
(kebebasan daerah untuk pinjam uang dari luar negeri) dan revisi APBN
2001 yang terus tertunda.
3. Politik dan sosial yang tidak stabil semakin parah yang membuat investor
asing menjadi enggan untuk menanamkan modal di Indonesia.
4. Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai lagi dengan pergerakan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung negatif, bahkan merosot

9
hingga 300 poin, dikarenakan lebih banyaknya kegiatan penjualan daripada
kegiatan pembelian dalam perdagangan saham di dalam negeri.

Kejatuhan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tidak terlepas dari


akumulasi berbagai gagasan dan keputusannya yang kontroversial. Hubungan
Presiden Abdurrahman Wahid dengan DPR dan bahkan dengan beberapa menteri
dalam kabinet pemerintahannya terbilang tidak harmonis. Gus Dur
memberhentikan Laksamana Sukardi sebagai Menteri Negara Penanaman Modal
dan Jusuf Kalla sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan bahkan
menyebabkan DPR mengajukan hak interpelasinya.

Selain itu juga adanya dugaan bahwa presiden terlibat dalam pencairan dan
penggunaan dana Yayasan Dana Kesejahteraan Karyawan (Yanatera) Bulog
sebesar 35 miliar rupiah dan dana bantuan Sultan Brunei Darussalam sebesar 2 juta
dollar AS. DPR akhirnya membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk melakukan
penyelidikan keterlibatan Presiden Abdurrahman Wahid dalam kasus tersebut.

Pada 1 Februari 2001 DPR menyetujui dan menerima hasil kerja Pansus.
Keputusan tersebut diikuti dengan dengan memorandum yang dikeluarkan DPR
bahwa presiden telah melanggar haluan negara yaitu melanggar UUD 1945 Pasal 9
tentang Sumpah Jabatan dan melanggar Tap MPR No. XI/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bebas KKN.

Presiden Abdurrahman Wahid tidak menerima isi memorandum tersebut karena


dianggap tidak memenuhi landasan konstitusional. DPR sendiri kembali
mengeluarkan memorandum kedua dalam rapat paripurna DPR yang
diselenggarakan pada tanggal 30 April 2000. Rapat tersebut memberikan laporan
pandangan akhir fraksi-fraksi di DPR atas tanggapan presiden terhadap
memorandum pertama.

Hubungan antara presiden dan DPR semakin memanas seiring dengan ancaman
presiden terhadap DPR. Jika DPR melanjutkan niat mereka untuk menggelar
Sidang Istimewa MPR, maka presiden akan mengumumkan keadaan darurat dan
memerintahkan TNI dan Polri untuk mengambil tindakan hukum terhadap sejumlah
orang tertentu yang dianggap menjadi tokoh yang aktif menyudutkan pemerintah.

10
DPR akhirnya menyelenggarakan rapat paripurna untuk meminta MPR
mengadakan Sidang Istimewa MPR. Pada tanggal 21 Juli 2001 MPR
menyelenggarakan Sidang Istimewa yang dipimpin oleh ketua MPR Amien Rais.
Menyadari posisinya yang terancam, presiden selanjutnya mengeluarkan Maklumat
Presiden tertanggal 22 Juli 2001. Maklumat tersebut selanjutnya disebut Dekrit
Presiden yang berisi.

1. Membekukan MPR dan DPR Republik Indonesia.


2. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta
menyusun badan-badan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilu
dalam waktu satu tahun.
3. Menyelamatkan gerakan reformasi total dari hambatan unsur-unsur Orde
Baru dengan membekukan Partai Golkar sambil menunggu keputusan
Mahkamah Agung.

Namun isi dekrit tersebut tidak dapat dijalankan terutama karena TNI dan Polri
yang diperintahkan untuk mengamankan langkah-langkah penyelamatan tidak
melaksanakan tugasnya. Seperti yang dijelaskan oleh Panglima TNI Widodo AS,
sejak Januari 2001, baik TNI maupun Polri konsisten untuk tidak melibatkan diri
dalam politik praktis.

Akhirnya melalui Ketetapan MPR No. II/MPR/2001 tentang


pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid dan Ketetapan MPR No.
III/MPR/2001 tentang penetapan Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai
Presiden Republik Indonesia. MPR memberhentikan Abdurrahman Wahid sebagai
Presiden dan mengangkat Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai
presiden kelima Republik Indonesia pada tanggal 23 Juli 2001.

2.3.2 Bidang Politik

Presiden Abdurrahman Wahid dalam melanjutkan cita-cita reformasi diawali


dengan membentuk Kabinet Persatuan Nasional. Kabinet ini adalah kabinet koalisi
dari partai-partai politik yang sebelumnya mengusung Abdurrahman Wahid
menjadi presiden yakni PKB, Golkar, PPP, PAN, PK dan PDI-P. Beberapa langkah
reformasi yang dilakukan selama pemerintahan Gus Dur antara lain sebagai berikut.

11
1. Presiden Abdurrahman Wahid membubarkan dua departemen yakni
Departemen Penerangan dan Departemen Sosial dan diganti dengan
pembentukan Departemen Eksplorasi Laut melalui Keputusan Presiden No.
355/M tahun 1999 tanggal 26 Oktober 1999. Nama departemen ini berubah
menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
2. Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, MPR melakukan
amandemen terhadap UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 2000.
Amandemen tersebut berkaitan dengan susunan pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas pemerintahan pusat, provinsi,
kabupaten dan kota. Amandemen ini sekaligus mengubah pelaksanaan
proses pemilihan umum berikutnya yakni pemilik hak suara dapat memilih
langsung wakil-wakil mereka di tiap tingkat Dewan Perwakilan tersebut.
3. Upaya reformasi di bidang hukum dan pemerintahan dilakukan dengan
pemisahan TNI dan Polri sehingga TNI dapat memfokuskan diri dalam
menjaga kedaulatan wilayah Republik Indonesia dari ancaman kekuatan
asing, sementara Polri dapat lebih berkonsentrasi dalam menjaga keamanan
dan ketertiban.
4. Berbagai kasus KKN tersebut kembali dibuka pada tanggal 6 Desember
1999 dan terfokus pada apa yang telah dilakukan oleh mantan Presiden
Soeharto dan keluarganya. Namun dengan alasan kesehatan, proses hukum
terhadap Soeharto belum dapat dilanjutkan. Kejaksaan Agung menetapkan
mantan Presiden Soeharto menjadi tahanan kota dan dilarang bepergian ke
luar negeri. Pada tanggal 3 Agustus 2000 Soeharto ditetapkan sebagai
terdakwa terkait beberapa yayasan yang dipimpinnya.
5. Pencapaian lain pemerintahan Abdurrahman Wahid adalah pemulihan hak
minoritas keturunan Tionghoa untuk menjalankan keyakinan mereka yang
beragama Konghucu melalui Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000
mengenai pemulihan hak-hak sipil penganut agama Konghucu.

Sikap Presiden Abdurrahman Wahid yang cenderung mendukung pluralisme


dalam masyarakat termasuk dalam kehidupan beragama dan hak-hak kelompok
minoritas merupakan salah satu titik awal munculnya berbagai aksi penolakan
terhadap kebijakan dan gagasan-gagasannya.

12
1. Presiden Abdurrahman Wahid melontarkan gagasan kontroversial yaitu
gagasan untuk mencabut Tap.MPRS No.XXV tahun 1966 tentang larangan
terhadap Partai Komunis Indonesia dan penyebaran Marxisme dan
Leninisme. Gagasan tersebut mendapat tantangan dari kalangan Islam
termasuk Majelis Ulama Indonesia. Namun beliau mengurungkan niatnya.
2. Benturan Presiden Abdurrahman Wahid dengan organisasi massa dan partai
politik Islam adalah gagasannya untuk membuka hubungan dagang dengan
Israel. Gagasannya tersebut mendapat tantangan keras.

2.3.3 Bidang Sosial Budaya

Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama, Gus


Dur memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Hak
itu dibuktikan dengan adanya beberapa keputusan presiden yang dikeluarkan, yaitu
:

1. Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil


Penganut Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi,
maka dengan adanya Keppres No. 6 dapat memiliki kebebasan dalam
menganut agama maupun menggelar budayanya secara terbuka seperti
misalnya pertunjukan Barongsai.
2. Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga
menjadi hari libur nasional.

Disamping pembaharuan-pembaharuan di atas, Gus Dur juga mengeluarkan


berbagai kebijakan yang dinilai Kontroversial dengan MPR dan DPR, yang
dianggap berjalan sendiri, tanpa mau menaati aturan ketatanegaraan, melainkan
diselesaikan sendiri berdasarkan pendapat kerabat dekatnya, bukan menurut aturan
konstitusi negara. Kebijakan-kebijakan yang menimbulkan kontroversial dari
berbagai kalangan yaitu :

1. Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi yang dianggap Orde


Baru.

13
2. Pencopotan Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudradjat, yang
dilatarbelakangi oleh adanya pernyataan bahwa Presiden bukan merupakan
Panglima Tinggi.
3. Pencopotan Wiranto sebagai Menkopolkam, yang dilatarbelakangi oleh
hubungan yang tidak harmonis dengan Gus Dur.
4. Mengeluarkan pengumuman tentang menteri Kabinet Pembangunan
Nasional yang terlibat KKN sehingga mempengaruhi kinerja kabinet
menjadi merosot.
5. Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan
mengizinkan pengibaran bendera Bintang Kejora.

Puncak jatuhnya Gus dur dari kursi kepresidenan ditandai oleh adanya Skandal
Brunei Gate dan Bulog Gate yang menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi,
maka pada tanggal 1 Februari 2006 DPR-RI mengeluarkan memorandum yang
pertama sedangkan memorandum yang kedua dikeluarkan pada tanggal 30 Aril
2001. Gus Dur menanggapi memorandum tersebut dengan mengeluarkan
maklumat atau yang biasa disebut Dekrit Presiden yang berisi antara lain :

1. Membekukan MPR / DPR-RI


2. Mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat dan mengambil tindakan serta
menyusun badan yang diperlukan untuk pemilu dalam waktu satu tahun.
3. Membubarkan Partai Golkar karena dianggap warisan orde baru

Dalam kenyataan, Dekrit tersebut tidk dapat dilaksanakan karena dianggap


bertentangan dengan konstitusi dan tidak memiliki kekuaran hokum, maka MPR
segera mengadakan Sidang Istimewa pada tanggal 23 Juli 2001 dan Megawati
Soekarnoputri terpilih sebagai Presiden RI menggantikan Gus Dur berdasarkan Tap
MPR No. 3 tahun 2001 dengan wakilnya Hamzah Haz.

2.4 Pemerintahan Megawati

2.4.1 Bidang Ekonomi

Megawati Sukarnoputri secara resmi dilantik dan mulai menjabat sebagai


presiden sejak tanggal 23 Juli 2001. Pada masa pemerintahannya, beliau

14
dihadapkan pada masalah pemulihan ekonomi warisan dari masa pemerintahan
Orde Baru. Berikut adalah upaya-upaya Megawati dalam mengatasi upaya tersebut.

Di ujung masa kepemimpinan Suharto, Indonesia memiliki hutang luar negri


total sebesar US$150,80 miliar. Untuk mengatasi hal ini, Megawati Sukarnoputri
meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$5,8 miliar pada pertemuan
Paris Club ke-3 tanggal 12 April 2002. Pada tahun 2003, pemertintah melakukan
pembayaran hutang luar negri sebesar Rp.116,3 triliun sehingga utang luar negri
Indonesia berkurang menjadi US$134,66 miliar.

Pada akhir 2003, presiden Megawati memutuskan untuk mengakhiri program


International Monetary Fund (IMF) yang telah dibangun pada masa kekuasaan
Suharto. Program IMF ini diakhiri karena setelah Indonesia meminjam uang senilai
US$41 miliar yang dialokasikan untuk memperkuat cadangan devisa, IMF
mensyaratkan bahwa semua program ekonomi dan langkah-langkah reformasi,
mesti atas persetujuaan lembaga itu. Melihat kenyataan ini, banyak kalangan
menilai, pengajuan pinjaman ke IMF tak ubahnya menggadaikan kedaulatan
ekonomi ke pihak asing sebab, faktanya pemerintah tidak dapat menentukan sendiri
program ekonomi yang hendak dilanjutkan.

Upaya lainnya yang dilakukan Presiden Megawati untuk memulihkan


perekonomian Indonesia, yaitu dengan menciptakan suasana yang aman sehingga
kurs rupiah melonjak ke Rp.8.500 per dolar AS. Untuk menekan inflasi, Presiden
Megawati mengambil kebijakan yang tidak populer, yaitu melakukan privatisasi
terhadap Indosat. Namun, kebijakan ini berhasil menekan inflasi menjadi 5,06%

Pada tahun 2002, nilai ekspor Indonesia mencapai US$57,158 kemudian


meningkat menjadi US$61,02 miliar pada tahun 2003. Kenaikan nilai ekspor ini
tidak lepas dari upaya yang dilakukan Megawati dalam memperbaiki kinerja
ekspor. Untuk menekan tingkat korupsi, pada tahun 2003 Presiden Megawati
membenrtuk Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Namun, pada awal berdirinya
KPK, lembaga ini belum melakukan pemberantasan korupsi yang berarti. Peringkat
Indonesia sebagai negara terkorup pada tahun 2003 menempati nomor 6 dari 133
negara.

15
2.4.2 Bidang Politik

Masa pemerintahan Megawati Sukarnoputri berhasil menyelenggarakan


pemilihan umum pada tanggal 5 April 2004. Pemilu yang diikuti oleh 24 partai
politik ini diadakan untuk memilih anggota legislatif serta presiden dan wakil
presiden secara langsung. Pemilihan presiden tersebut merupakan pemilihan
presiden secara langsung yang pertama di Indonesia. Calon presiden dan wakil
presiden yang masuk dalam bursa pemilu 2004, yaitu sebagai berikut.

No. Nama Calon Presiden dan Wapres Partai yang Mengusung

Megawati Sukarnoputri dan Partai Demokrasi Indonesia


1.
Hasyim Muzadi Perjuangan
Wiranto dan
2. Golongan Karya
Salahudin Wahid
Amien Rais dan
3. Partai Amanat Nasional
Siswono Yudohusodo
Hamzah Haz dan
4. Partai Persatuan Pembangunan
Agum Gumelar
Susilo Bambang Yodhoyono dan
5. Partai Demokrat
Jusuf kalla

Pemilu yang berlangsung pada tanggal 5 Juli 2004 berhasil dimenangkan oleh
pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Megawati Sukarnoputri-
Hasyim muzadi. Namun, suara kedua pasangan tersebut tidak ada yang mencapai
50% sehingga diperlukan pemilu putaran kedua yang akan diselenggarakan pada
20 September 2004. Pemilihan putaran kedua ini akhirnya dimenangkan oleh
pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.

2.5 Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

2.5.1 Bidang Ekonomi

16
Salah satu kebijakan ekonomi pada pemerintahan SBY adalah mengurangi
subsidi dengan menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM). Untuk mengurangi
beban masyarakat pemerintahan mengeluarkan kebijakan bantuan langsung tunai
kepada rakyat miskin.

Pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, perekonomian Indonesia


mendapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai saat ini belum
terselesaikan. Bahkan sampai mengeluarkan biaya Rp.6.7 Triliun untuk
menyelesaikan kasus Bank Century ini. Kondisi perekonomian pada masa
pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia
pasca krisis global yang terjadi sepanjang tahun 2008 hingga 2009.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat


mencapai 5,5 - 6% pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 6 - 6,5% pada tahun
2011. Dengan demikian, prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan
semula. Sementara itu, pemulihan ekonomi Global berdampak positif terhadap
perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia.

2.5.2 Bidang Politik

SBY telah berhasil mengubah citra Indonesia dan menarik investasi asing
dengan menjalin berbagai kerja sama dengan banyak negara pada masa
pemerintahannya, antara lain dengan Jepang. Perubahan-perubahan global pun
dijadikannya sebagai peluang. Politik luar negeri Indonesia di masa pemerintahan
SBY diumpamakan dengan istilah "mengarungi lautan bergelombang", bahkan
"menjembatani dua karang". Hal tersebut dapat dilihat dengan berbagai insiatif
Indonesia untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang bermasalah.

Ciri-ciri politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY antara lain,
sebagai berikut.

1. Terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan negara-negara lain


(Japang, China, India, dan lain-lain).

17
2. Terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan-perubahan
domestik dan perubahan-perubahan yang terjadi di luar negeri
(Internasional).
3. Bersifat pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba
menjalin hubungan dengan siapa saja (baik negara, organisasi internasional,
ataupun perusahaan multinasional) yang bersedia membantu Indonesia dan
menguntungkan pihak Indonesia.
4. Konsep TRUST, yaitu membangun kepercayaan terhadap dunia
Internasional. Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST adallah unity,
harmony, security, leadership, and prosperity. Prinsip-prinsip dalam konsep
TRUST inilah yang menjadi sasaran politik luar negeri Indonesia pada
tahun 2008 dan selanjutnya.

Selain memerhatikan kebijakan luar negeri, SBY juga menempuh kebijakan


luar negeri yang relatif berhasil. Beberapa kebijakan dalam negeri yang pernah
diambil oleh SBY antara lain sebagai berikut.

1. Menekankan program ekonomi makro daripada program peningkatan


ekspor secara spesifik.
2. Resep perbaikan iklim investasi, pembangunan insfrastruktur massal untuk
menciptakan lapangan kerja baru.
3. Melanjutkan pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan Megawati.
4. Indeks harga saham gabungan (IHSG) membumbung ke rekor 861.318.
Kurs antara Rp.8.900,00 sampai Rp. 9.150,00 US $.
5. Mengandalkan pembangunan insfrastruktur massal untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji
memperbaiki iklim investasi.

2.5.3 Bidang Sosial Budaya

Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon, Sampit dan juga
di Aceh.Pada masa pemerintahan ini, kehidupan masyarakat mulai menuju kepada
kehidupan individualis yang mengutamakan kepentingan individu. Hal ini dapat
dilihat dengan kurangnya sosialisasi antarwarga di perkotaan.Arus urbanisasi juga
semakin marak. Namun pemerintah tidak lagi mencanangkan transmigrasi.Di

18
pemerintahan SBY juga telah dibuat undang-undang mengenai pornografi dan
pornoaksi. Namun usaha ini tidak disertai dengan penegakan hukum yang baik
sehingga tidak terealisasi.Meski konflik di beberapa daerah telah diredam, namun
kembali muncul berbagai konflik lagi seperti di Makassar. Bahkan baru-baru ini
terjadi tawuran antar-SMA di Jakarta yang membawa korban para pejuang
jurnalistik.

Dalam hal pelestarian budaya, di masa pemerintahan SBY terlihat jelas


kemundurannya. Terutama dengan banyaknya warisan budaya asli Indonesia yang
diklaim oleh pemerintah negara lain. Contohnya sebagai berikut :

1. Klaim Batik Jawa Oleh Adidas


2. Klaim Angklung oleh Pemerintah Malaysia
3. Klaim Gamelan oleh Pemerintah Malaysia
4. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
5. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
6. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
7. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
8. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
9. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia

Namun di masa ini, terdapat keberhasilan dengan pengakuan dari UNESCO


bahwa batik Indonesia adalah warisan budaya Indonesia.

2.6 Pemerintahan Joko Widodo

2.6.1 Bidang Ekonomi

Pelantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI ke-7, Periode 2014


– 2019, mendapat sambutan meriah. Dibalik kemeriahan, tugas Jokowi sebagai
presiden sungguh berat. Wawancara DW dengan Rajiv Biswas.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang mandek menyusul


naiknya kekhawatiran soal korupsi dan proteksionisme. Bukan hanya itu, Jokowi
juga harus bisa meraih hati anggota parlemen supaya bisa mendukung penuh
langkah-langkah pemerintahannya, khususnya terkait upaya menghidupkan

19
kembali pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, yang telah melambat
dalam beberapa bulan terakhir serta defisit yang semakin tinggi.

Menurut Kepala analis ekonomi dari HIS untuk kawasan Asia-Pasifik,


RajivBiswaskepada Deutshce Welle (DW), kendati Jokowi sudah cukup akrab
dengan kebijakan-kebijakan pasar, tetapi selama kampanye dia telah memberikan
sinyalemen yang akan lebih nasionalis, mendukung agenda yang terfokus pada
pelindungan sumber daya alam dan perusahaan-perusahaan lokal. Tak pelak, itu
semua membuat investor-investor asing ketar-ketir.

Ditekankan olehnya, jika pemerintahan Presiden Jokowi tidak mampu


mewujudkan agenda reformasi terkait upaya meningkatkan iklim bisnis dan
membuat Indonesia lebih kompetitif, maka investor-investor global bisa dengan
mudah kehilangan kepercayaan terhadap prospek bisnis di Indonesia. Berikut
petikan wawancaranya.

DW: Banyak analis berpendapat bahwa ekonomi Indonesia beberapa tahun


belakangan kinerjanya dibawah harapan. Terakhir, Bank Indonesia (BI), yang
merupakan Bank sentral, telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga
akhir tahun, dari 5,9 persen menjadi 5,1 persen. Mengapa ekonomi Indonesia
seperti kehilangan vitalitasnya?

Rajiv Biwas: Karena ada risiko yang cukup signifikan, dimana


pemerintahan yang baru akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan populis demi
meningkatkan anggaran pemerintah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 18
bulan terakhir berjalan moderat akibat lemahnya kinerja ekspor. Hal itu, terjadi
seiring munculnya dampak kebijakan pengetatan moneter setelah BI menaikkan
suku bunga demi mengendalikan tekanan inflasi. Buah dari kebijakan BI tersebut
juga telah menyebabkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) moderat,
dimana pada tahun lalu tumbuh sekitar 6 persen tetapi anjlok pada kuartal kedua
2014 menjadi 5,1 persen year-on-year (yoy).

Apa dampak kebijakan ini terhadap masa depan ekonomi bangsa di


pemerintahan yang baru?

Rajiv Biswas Rajiv Biswas

20
Pelantikan presiden baru tentu akan sangat penting bagi paparan ekonomi
Indonesia. Presiden SBY akhirnya turun setelah 10 tahun berkuasa, dimana dia
meningalkan warisan pemerintahan demokrasi dan kemajuan dalam pembangunan
ekonomi. Dalam pemerintahan yang baru, Jokowi akan memainkan peran yang
cukup menentukan dalam membentuk masa depan ekonomi bangsa melalui
kebijakan-kebjikan ekonomi. Bukan hanya itu, Jokowi juga akan memainkan peran
untuk memutuskan apakah akan mengupayakan strategi globalisasi dan
memperluas integritas internasional atau akan lebih nasionalis, dengan melindungi
pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Satu hal yang juga menjadi tantangan yang bakal dialami pemerintahan
Jokowi adalah partai PDI-P, yang menggolkan Jokowi menjadi Presiden RI, setelah
berkoalisi hanya mampu menguasai 40 persen kursi parlemen. Posisi ini, tentu
menjadi hal serius bagi agenda reformasi Jokowi.

Outlook jangka menengah masa depan Indonesia akan dibentuk oleh agenda
kebijakan presiden serta para menteri bidang ekonomi yang ditunjuk. Sebab dalam
dua tahun terakhir telah ada kebijakan nasionalis yang cukup signifikan, khususnya
disektor sumber daya alam. Perhatian utama bagi para investor global adalah
apakah hal tersebut bisa diterapkan dalam sektor industri lainnya. Presiden Jokowi,
harus melakukan reformasi terbesar pada sektor ekonomi mikro. Ini yang menjadi
kunci utama.

Apa yang akan menjadi tantangan ekonomi terbesar dalam pemerintahan


yang baru?

Kendati Indonesia membuat sejumlah kemajuan di bidang stabilisasi


ekonomi makro di bawah pemerintahan SBY, kunci terpentingnya bagi Jokowi
adalah menerapkan reformasi-reformasi krusial ekonomi mikro.

Beberapa prioritas dalam pemerintahan Jokowi adalah mengakselerasi


perkembangan infrastruktur untuk pembangkit listrik, transmisi, pelabuhan,
bandara dan jalan raya. Secara signifikan meningkatkan mutu pendidikan serta
pelatihan kejuruan untuk membangun modal sumber daya manusia Indonesia dalam
sektor-sektor industri kunci.

21
Kebijakan apa yang diperlu diperkenalkan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi?

Pemerintahan baru yang dipimpin Jokowi harus perlu melakukan reformasi


ekonomi makro yang menjadi kunci penting bagi sektor industri seperti pembangkit
listrik, distribusi barang dan pelabuhan supaya bisa menciptakan industri yang lebih
kompetitif, yang pada akhirnya juga akan ikut membantu mengkatalisasi
perkmbangan ekonomi.

Pemerintahan Jokowi juga perlu bergerak maju disektor liberaliasi


perdagangan dan investasi, yang sekarang sedang dinegosiasikan dibawah pola
ASEAN Economic Community, yang akan diterapkan pada 2015 mendatang.
Bagaimana soal korupsi, yang kini merajalela di Indonesia dan khawatirkan
mempengaruhi perluasan dan pengembangan ekonomi Indonesia?

Menurut dataTransparency International’s (TI), secara global Indonesia


memiliki level korupsi yang cukup tinggi dan peringkat ini sangat buruk. Presiden
SBY sudah mencoba mengatasi masalah ini selama kepemimpinannya. Hasilnya,
ada beberapa kemajuan dicapai. Korupsi bagaimana pun juga tetap menjadi faktor
negatif utama yang dihadapi oleh investor global.

Apa yang harusnya menjadi tolak ukur bagi pemerintahan baru untuk
memberantas korupsi?

Pemerintahan selanjutnya harus memperkuat kekuasaan dan resourcingunit-


unit anti-korupsi di pemerintah pusat dan menerapkan metode praktik global terbaik
di tubuh kementerian-kementerian serta perusahaan-perusahaan BUMN. Untuk
mencapai ini, Indonesia harus mencari bantuan dari negara-negara yang sudah
memiliki rekam jejak bagus dalam pemberantasan korupsi, seperti Selandia Baru
dan negara-negara Skandinavia.

Ada banyak kekhawatiran meluasnya defisit transaksi keuangan berjalan.


Apa alasan utama tingginya defisit perdagangan dan apa yang barus dilakukan
untuk mengatasi masalah ini?

Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah mencetak surplus


perdagangan hingga semester kedua 2012. Sayang angka ini kemudian anjlok

22
menyusul turunnya harga batu-bara dan sejumlah komoditas lainnya sehingga
berdampak pada defisitnya neraca perdagangan. Sedangkan pertumbuhan
pemintaan domestik telah mendorong impor, sekaligus menjadi roda penggerak
pertumbuhan ekonomi.

Neraca perdagangan Indonesia pada 2014, telah terpukul jauh karena


keputusan pemerintah SBY pada Januari lalu yang melarang ekspor beras, bahan
mineral, khususnya tembaga dan nikel. Diskusi yang berlangsung antara
perusahaan-perusahaan tambang internasional dan Jakarta untuk mencoba
menemukan sejumlah solusi jangka pendek.

Undang-undang yang diperkenalkan pada Januari akan memperpanjang


larangan memproses biji besi pada 2017. Tujuan pemerintah menerapkan aturan ini
adalah untuk mendorong perusahaan-perusahaan tambang melakukan shift
produksi ke negara lain, jika pengolahan di Indonesia kurang komptitif.

Ada pula kekhawatiran bahwa pemerintah berikutnya akan menerapkan


kebijakan populis. Apa sebetulnya yang bisa dilakukan pemerintahan berikutnya
untuk mengurangi kemiskinan dan mendistribusikan kekayaan negara tanpa harus
menambah anggaran?

Yang bisa dilakukan, yakni mempersempit kesenjangan dan menyediakan


layanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat. Ada sebuah risiko yang cukup
rawan bagi pemerintahan mendatang, yakni kebijakan populis untuk meningkatkan
belanja pemerintah, contoh menaikkan upah bagi sektor pekerja atau menaikkan
anggaran sosial khususnya dibidang kesehatan. Hal ini secara perlahan berisiko
mengikis kemajuan yang dibuat dalam beberapa dekade terakhir dalam upaya
mengurangi utang.

Pemerintahan Jokowi juga perlu berhati-hati dalam mengatur pengeluaran


negara, seperti pengeluaran untuk menjaga defisit agar tetap rendah dan membatasi
utang pemerintah terhadap rasio PDB. Salah satu langkah yang juga penting yakni
mengurangi subsidi BBM, yang masih menguras sumber fiskal negara.

Bagaimana investor asing memandang Indonesia sebagai tempat tujuan


investasi dan pemerintahan seperti apa yang ingin mereka lihat?

23
Investor asing secara signifikan menilai Indonesia sepanjang 2010 hingga
2013 sebagai tempat tujuan investasi, hal itu ditandai dengan naiknya foreign direct
investment (FDL) maupun investasi yang mengalir ke pasar modal. Factor penting
yang mengendalikan hal ini adalah situasi ekonomi makro yang membaik hingga
perusahaan-perusahaan pemeringkat utang grade investment grade untuk
Indonesia.

Arus investasi asing langsung ke Indonesia pada rentan waktu tersebut naik
hingga 2 kali lipat. Akan tetapi jika pemerintahan Jokowi tidak mengejar reformasi
kunci, yakni memperbaiki iklim usaha dan menjadikan Indonesia lebih kompetitif,
maka dengan mudah pula investor global akan kehilangan kepercayaan terhadap
prospek bisnis tanah air.

Bagaimana Anda memproyeksikan ekonomi Indonesia dalam 1 tahun


kedepan dan apa outlook jangka menengah?

Proyeksi IHS adalah ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2 persen pada 2014
ini dan 5,5 persen pada 2015. Akan tetapi, outlook untuk 2015 dan rencana jangka
menengah sebagian besar masih tergantung pada bagaimana pemerintah yang baru
melanjutkan managemen ekonomi makro yang sehat dan melakukan reformasi
pasar yang berkelanjutan.

*Rajiv Biswas adalah kepala Ekonom IHS untuk kawasan Asia-Pasifik,


yakni sebuah perusahaan informasi global dan analisa. Biswaf bertanggung jawab
dalam analisa koordinasi dan memproyeksikan ekonomi kawasan Asia-Pasifik.

2.6.2 Bidang Politik & Hukum

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 20 Oktober 2016 ini, genap


berusia dua tahun. Bila pada tahun pertama fokus pada peletakan fondasi utama
pembangunan, pemerintah menjadikan tahun kedua ini sebagai tahun percepatan
pembangunan nasional. Nawacita sebagai konsep besar untuk memajukan
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, untuk mewujudkannya
diperlukan kerja nyata. Dimulai dengan pembangunan pondasi dan dilanjutkan
dengan upaya percepatan di berbagai bidang. Beberapa percepatan pembangunan
nasional di bidang politik, hukum dan keamanan menjadi agenda strategis

24
pemerintah yang dicapai dalam dua tahun ini sebagai bagian dari perwujudan
Nawacita.

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan


(Kemenko Polhukam) sebagai pemegang otoritas koordinasi, pengendalian dan
sinkronisasi Kementerian dan Lembaga terkait di sektor politik, hukum dan
keamanan, telah melakukan beberapa percepatan di berbagai bidang terkait ruang
lingkup Politik, Hukum, dan Keamanan.

Di bidang politik beberapa capaian selama dua tahun terakhir ini: pertama,
konsolidasi politik yang menghasilkan perimbangan kekuatan politik di parlemen,
sehingga program-program pemerintah dapat berjalan dengan efektif karena
didukung oleh DPR; kedua, Terobosan politik berupa Pilkada Serentak di tahun
2015 berlangsung sukses dengan angka partisipasi pemilih sebesar 69,6 persen;
ketiga, Indeks Demokrasi Indonesia pada 2015 meningkat menjadi 73,12 jika
diukur dengan indikator dan variabel yang sama dengan Tahun 2014 yang saat itu
mencapai angka 73,04;

Di bidang hukum, capaian selama kurun waktu 2 tahun adalah, pertama,


Deregulasi Peraturan Daerah dengan mencabut 3.143 Perda-Perda bermasalah;
kedua, Kinerja Kepolisian semakin membaik dengan indikator menurunnya angka
kejahatan dari 373.636 pada 2015 menjadi 165.147 pada 2016 (per Juni) dan angka
kecelakaan lalu lintas menurun secara signifikan baik jumlah kecelakaan maupun
korban, pada 2016 turun menjadi 1.947 kasus dari sebelumnya di tahun 2015
sebanyak 2.228 kasus; ketiga, Kejaksaan Agung berhasil menyelamatkan keuangan
negara sebesar Rp. 14,2 triliun selama Januari-September 2016; keempat, Program
Tax Amnesty sebagai terobosan bidang hukum perpajakan hingga bulan Oktober
telah berhasil meraih angka tebusan sebesar Rp 97,15 triliun atau sebesar 60% dari
target Rp165 triliun; kelima, Penangkapan buronan koruptor yaitu Samadikun
Hartono (kasus BLBI 1998) di Cina pada 14 April 2016, Totok Ary Prabowo
(mantan Bupati Temanggung) di Kamboja pada 12 September 2015 dan Hartawan
Aluwi (Kasus Bank Century) di Singapura pada 22 April 2016.

Keenam, Meluncurkan Paket Kebijakan Reformasi Hukum Tahap I yaitu:


a. Pemberantasan pungutan liar; b. Pemberantasan penyelundupan; c. Percepatan

25
pelayanan SIM, STNK, dan BPKB; d. Relokasi lapas yang telah over-capacity; e.
Perbaikan layanan hak paten merk dan desain; ketujuh, Pembentukan Satuan Tugas
Sapu Bersih Pungutan Liar (SATGAS SABER PUNGLI) melalui Perpres Nomor
87 Tahun 2016 sebagai bagian dari realisasi Paket Reformasi Hukum Tahap
Pertama.

26
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi-materi yang telah kami paparkan, maka kami menyimpulkan
bahwa pada masa reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan
lama dengan tatanan perikehidupan yang baru dan secara hukum menuju ke arah
perbaikan. Gerakan reformasi juga merupakan suatu gerakan untuk mengadakan
pembaharuan dan perubahan , terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial ,
ekonomi , dan hankam.

27
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Farid. 2015. Sejarah untuk SMA/MA Kelas XII Kelompok Peminatan
ILMU-ilmu Sosial. Kota: Bandung.

Mas Poer. 2017. Kebijakan SBY (Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, ideologi).
(Online) Terhubung: http://www.freedomsiana.com/2017/07/kebijakan-sby-
politik-ekonomi-sosial.html?m=1# (Di Akses 7 Januari 2017, 19:54 WIB)

Chintia Anggarini. 2015. MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG


YUDHOYONO PERIODE 2009-2014 DAN PEMERINTAHAN JOKO WIDIDI
SAAT INI. (Online) Terhubung:
http://chintiaanggraini.blogspot.co.id/2015/06/masa-pemerintahan-susilo-
bambang.html?m=1 (Di Akses 7 Januari 2017, 20:01 WIB)

Odhe Remixer. 2014. Pertahanan keamanan masa Soeharto dan Habibie.


(Online) Terhubung: http://florestasatu.blogspot.co.id/2014/11/pertahanan-
keamanan-masa-soeharto-dan.html?m=1 (Di Akses 7 Januari 2017, 19:40 WIB)

Nanang Ajim. 2016. Perkembangan Politik dan Ekonomi Masa Abdurrahman


Wahid. (Online) Terhubung: http://www.mikirbae.com/2016/05/perkembangan-
politik-dan-ekonomi-masa.html?m=1 (Di Akses 7 Januari 2017, 21:21 WIB)

Muhammad Kemal Darmansyah. 2017. Apa saja kebijakan kontroversial pada


masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. (Online) Terhubung:
https://www.dictio.id/t/apa-saja-kebijakan-kontroversial-pada-masa-kepemimpinan-
presiden-abdurrahman-wahid/12643/2 (Di Akses 7 Januari 2017, 19:49 WIB)

Ahmad Syarif Purnama. 2015. LAHIRNYA ERA REFORMASI. (Online) Terhubung:


http://ahmadsyarifpurnama.blogspot.co.id/2015/02/lahirnya-era-reformasi.html?m=1 (Di
akses 8 Januari 2017, 16:40 WIB)

Abdus Sofi. 2018. Perekonomian Masa Jokowi. (Online) Terhubung:


https://abdussofi16.wordpress.com/history/perekonomian-masa-jokowi/ (Di akses 8
Januari 2017, 17:52 WIB)

Anonim. 2016. Perwujudan Nawacita di Bidang Politik, Hukum dan Keamanan untuk
Memulihkan kepercayaan Publik, Memberiksn Keadilan dan Kepastian Hukum. (Online)

28
Terhubung: https://polkam.go.id/perwujudan-nawacita-di-bidang-politik-hukum-dan-
keamanan-untuk-memulihkan-kepercayaan-publik-memberikan-keadilan-dan-kepastian-
hukum/ (Di akses 8 Januari 2017, 18:02 WIB)

29

Anda mungkin juga menyukai