Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FISIKA TERAPAN
“GERHANA BULAN”

DOSEN PENGAMPU:
SURYA HARYANDI, M.Pd
Dr. MUSTIKA WATI, M. Sc

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

EDO MEIDYANTORO (1710121210004)


JUWAIRIYAH (1710121320006)
LISA (1710121120006)
SITI ARBAINAH (1710121120016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala.


Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa adanya
kerjasama dan kesabaran dalam kelompok, mungkin makalah ini tidak akan dapat
kami selesaikan dengan baik dan mudah.
Makalah ini disusun agar kami bisa menambah ilmu pengetahuan serta
memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Surya Haryandi, M.Pd selaku dosen
pengampu dalam mata kuliah Fisika Terapan yang berjudul “Gerhana Bulan”.
Makalah ini kami sajikan dalam sumber yang menurut pendapat kami
baik dan cukup bagus untuk dijadikan bahan materi. Jadi, kami dengan senang
hati menerima kritik dan saran apabila terdapat perbedaan pendapat dengan kami.
Dalam hal ini pastinya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, tetapi insya Allah kami akan memberikan yang terbaik, terima kasih.

Banjarmasin, 7 Februari 2020

Penyusun

i| Fisika Terapan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 2
C. TUJUAN ................................................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................. 3
A. PENGERTIAN GERHANA BULAN .................................................................... 3
B. PENYEBAB TERJADINYA GERHANA BULAN .............................................. 4
C. PROSES TERJADINYA GERHANA BULAN ..................................................... 6
D. JENIS-JENIS GERHANA BULAN ....................................................................... 8
E. FORMULASI FISIKA YANG BERKAITAN DENGAN GERHANA BULAN .. 9
F. KEPERCAYAAN ATAU MITOS MASYARAKAT TENTANG GERHANA
BULAN ......................................................................................................................... 12
BAB III ............................................................................................................................. 16
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 16
B. SARAN ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

ii | F i s i k a Terapan
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tanpa disadari sebenarnya bumi yaitu tempat kita tinggal selalu berputar
sesuai dengan sistem tata surya. Sistem tata surya kita yang terdiri dari 8 planet,
bulan, komet (asteroid) sering disebut juga tubuh atau anggota benda-benda
angkasa, dimana seluruh benda angkasa tersebut bergerak secara tetap. Peredaran
yang begitu teratur sudah merupakan ketetapan dari Allah SWT, Sang Maha
Pencipta alam semesta. Pusat dari benda-benda angkasa atau tata surya kita adalah
Matahari. Matahari dan bulan adalah benda langit yang familiar dari pandangan
manusia di bumi. Salah satu peristiwa yang diakibatkan oleh dinamisnya
pergerakan kedua benda tersebut adalah gerhana, baik matahari ataupun bulan.
Gerhana bulan diakibatkan oleh pergerakan bulan yang memasuki bayangan inti
bumi, sehingga cahaya bulan yang merupakan cahaya pantulan matahari tidak
dapat terlihat dari bumi kita. Sedangkan gerhana matahari adalah peristiwa
dimana bulan menghalangi sinar matahari yang menuju ke bumi, sehingga
matahari akan tidak nampak dari bumi (Khazin, 2004, hal. 187 - 191).
Betapa orang-orang zaman dahulu takut terhadap fenomena ini. Sewaktu
matahari ataupun bulan lenyap dari pemandangan, hal ini tampak benda langit itu
sungguh-sungguh meninggalkan ummat manusia. Gerhana, seperti komet,
disangka merupakan tanda-tanda kurang baik atau bencana. Namun seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan, sekarang kita sekarang mengetahui bahwa
fenomena itu dapat dijelaskan dengan sempurna secara logis. Fenomena gerhana
secara umum adalah suatu peristiwa jatuhnya bayangan benda langit ke benda
langit lainnya, yang kadangkala benda langit tersebut menutupi seluruh piringan
matahari, sehingga benda langit yang kejatuhan bayangan benda langit lainnya,
tidak bisa menerima sinar matahari sama sekali.
Fenomena gerhana ini sudah lama diamati oleh manusia, dan mereka
menamakan fenomena ini tergantung dari benda langit yang tertutupi, yaitu

1| Fisika Terapan
gerhana matahari dan gerhana bulan. Namun pada makalah ini secara khusus akan
membahas tentang gerhana bulan saja. Untuk lebih memahami perihal gerhana
bulan mulai dari penyebabnya, formulasi persamaan fisika yang berkaitan, jenis -
jenis gerhana, hingga dalam dimensi mitologinya, akan kami jelaskan dalam
pembahasan selanjutnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan gerhana bulan ?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya gerhana bulan?
3. Bagaimana proses terjadinya gerhana bulan ?
4. Apa saja jenis-jenis gerhana bulan ?
5. Bagaimana formulasi fisika yang berkaitan dengan gerhana bulan ?
6. Bagaimana kepercayaan atau mitos masyarakat tentang gerhana bulan ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian gerhana bulan.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gerhana bulan.
3. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana bulan.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis gerhana bulan.
5. Untuk mengetahui formulasi fisika yang berkaitan dengan gerhana
bulan.
6. Untuk mengetahui kepercayaan atau mitos masyarakat tentang gerhana
bulan.

2| Fisika Terapan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GERHANA BULAN


Kata ‘eclipse’ (gerhana) berhasal dari bahasa Yunani yaitu ekleipsis yang
berarti peninggalan atau pelalaian. Gerhana adalah fenomena astronomi yang
terjadi apabila sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda
angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana Matahari ketika posisi
Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, atau gerhana bulan saat sebagian atau
keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Namun, gerhana
juga terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan,
misalnya pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain
(https://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana).
Gerhana Bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan
tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan
bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat
mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi
(https://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana).
Sedangkan dalam bahasa Arab, gerhana dikenal dengan istilah kusuf untuk
gerhana matahari dan khusuf untuk gerhana bulan (Khazin, 2004). Dalam bahasa
Jawa, peristiwa gerhana ini lebih dikenal dengan istilah geraono, baik itu untuk
matahari ataupun bulan. Begitulah, setiap daerah hampir mempunyai istilah
sendiri-sendiri untuk menyebutkan fenomena gerhana. Dalam bahasa Arab,
kusuf mempunyai arti menutupi. Hal ini menunjukkan adanya fenomena alam
bahwa jika di adakan observasi dari bumi, bulan sedang menutupi matahari,
sehingga terjadilah gerhana matahari. Kemudian, kata khusuf berarti memasuki,
yang menggambarkan adanya fenomena alam bahwa bulan sedang memasuki
bayangan bumi, sehingga terjadilah gerhana bulan (Alimuddin, 2014).
Gerhana bulan atau dalam bahasa Inggrisnya adalah Moon Eclipse yaitu
terjadinya penggelapan, bila titik pusat geometri bulan, bumi dan matahari terletak

3| Fisika Terapan
dalam satu garis, dan bumi berada di tengah (antara bulan dan matahari).
Kedudukan ini menyebabkan bulan tidak dapat menerima cahaya matahari untuk
beberapa saat. Kalau seluruh permukaan bulan masuk dalam kerucut bumi,
disebut gerhana sempurna atau total, kalau hanya sebagian, disebut gerhana
sebagian. Gerhana bulan terjadinya pada malam hari yang dapat disaksikan di
bumi. Gerhana bulan tidak menimbulkan kebutaan bagi yang melihatnya.

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat


terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah
bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki
spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan
tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.

B. PENYEBAB TERJADINYA GERHANA BULAN


Kita mungkin sering tidak sadar bahwa sebetulnya manusia hidup di dalam
bumi yang berputar. Perputaran bumi pada porosnya berlangsung selama 24 jam.
Hal inilah yang menyebabkan adanya pergantian siang dan malam. Bumi juga
memiliki orbit untuk mengelilingi matahari sebagai pusat tatasurya dengan waktu
tempuh selama 365 ¼ hari atau selama 1 tahun. Perputaran bumi mengelilingi
matahari disebut dengan revolusi bumi. Selain itu, bumi juga memiliki satelit
yang selalu mengelilingi bumi, yaitu bulan. Waktu tempuh bulan untuk
mengelilingi bumi adalah selama 27½ hari. Perputaran bulan mengelilingi bumi
ini disebut juga sebagai revolusi bulan. Perputaran bulan mengelilingi bumi
(revolusi bulan) dan perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi)
menyebabkan terjadinya beberapa fenomena alam, salah satunya yaitu gerhana,
baik itu gerhana bulan maupun gerhana matahari.
Gerhana terjadi akibat revolusi bumi dan revolusi bulan, yaitu apabila posisi
bumi, bulan dan matahari berada dalam posisi satu garis lurus. Gerhana bulan
ditunjukkan oleh posisi bumi di antara matahari dan bulan yang terletak dalam
satu garis, sehingga bayangan bumi menutupi permukaan bulan.

4| Fisika Terapan
Sumber : https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id

Jika posisi bulan, bumi dan matahari yang segaris dapat mengakibatkan
gerhana bulan, mengapa kita menemui peristiwa gerhana hanya pada waktu-waktu
tertentu saja? Pada gambar diatas, bulan baru terletak pada posisi 1. Revolusi
bulan ditunjukkan dengan perpindahan bulan dari posisi 1 ke posisi 2 dan
seterusnya. Bulan melakukan revolusi terhadap bumi selama lebih kurang satu
bulan lamanya. Jika bulan berevolusi selama satu bulan lamanya maka posisi
seperti ini akan selalu terjadi setiap bulan. Namun mengapa gerhana bulan tidak
selalu terjadi pada setiap bulan?
Berikut penjelasan untuk menjawab pertanyaan di atas. Seseorang bisa
memperkirakan terjadinya gerhana bulan pada masa yang akan datang
berdasarkan hasil penelitian selama bertahun-tahun. Diketahui bahwa bidang orbit
bulan yang mengelilingi bumi letaknya tidak lurus mendatar, melainkan memiliki
kemiringan sebesar 5,2°. Kondisi bidang orbit bulan yang miring ini
mengakibatkan tidak terjadinya gerhana pada setiap bulan. Hal ini dikarenakan
ketika bulan ada dalam posisi 5 (pada gambar posisi revolusi bulan) letaknya bisa
sedikit di atas atau di bawah bumi, sehingga posisi bulan, bumi dan matahari tidak
dalam satu garis lurus.

5| Fisika Terapan
Sumber : https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id

Agar terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan setidaknya membutuhkan


dua kondisi, yaitu:
 Agar gerhana matahari dapat terjadi bulan harus mengalami fase Bulan
Baru atau agar gerhana bulan dapat terjadi bulan harus mengalami fase
bulan purnama
 Garis node harus sejajar dekat dengan Matahari dan Bumi
Jadi gerhana bulan hanya akan terjadi jika bulan berada di dekatnya titik
pertemuan orbit bulan dan bumi yang dinamakan titik simpul atau node
(Shofiyullah, 2003).

C. PROSES TERJADINYA GERHANA BULAN


Prinsip dasar terjadinya gerhana bulan yaitu ketika matahari, bumi dan
bulan berada dalam satu garis yaitu saat bulan beroposisi atau saat bulan purnama,
sehingga pada saat tersebut bulan akan melewati bayangan bumi (Shofiyullah,
2003). Terjadinya gerhana adalah karena sifat dari pergerakan benda langit berupa
bumi dan bulan dalam posisinya terhadap matahari. Kita mengetahui bahwa bumi
ini bulat dan berada di angkasa. Ia beredar mengelilingi matahari sambil berputar
pada sumbunya. Lama bumi mengelilingi matahari adalah satu tahun atau
tepatnya 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik (356,24220 hari). Lama bumi berputar
pada sumbunya rata-rata 24 jam (sehari semalam). Perjalanan keliling bumi

6| Fisika Terapan
mengitari matahari itu bentuknya elips. Lingkaran lintasan keliling bumi
mengitari matahari itu disebut ekliptika.
Gerhana bulan adalah sebuah peristiwa alam dimana cahaya matahari yang
jatuh ke bulan terhalang oleh bumi. Ini terjadi saat kedudukan bumi berada satu
garis lurus dengan matahari dan bulan. Gerhana bulan hanya bisa terjadi saat
bulan purnama karena bumi akan menutupi bulan yang berukuran jauh lebih besar
dan memiliki jarak yang relatif dekat. Gerhana bulan bisa terjadi dalam waktu
yang lumayan lama, yaitu sekitar 5 - 6 jam.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan
tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan
bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat
mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi
dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang
ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan
terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika
akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana
bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan
beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk
bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya.

Waktu Kontak dan Fase Gerhana Bulan


Momen terjadinya gerhana Bulan diurut berdasarkan urutan terjadinya:
1) P1, adalah kontak I penumbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan
luar dengan penumbra Bumi. P1 menandai dimulainya gerhana bulan
secara keseluruhan.
2) P2, adalah kontak II penumbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan
dalam dengan penumbra Bumi. Saat P2 terjadi, seluruh piringan Bulan
berada di dalam piringan penumbra Bumi.
3) U1, adalah kontak I umbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan luar
dengan umbra Bumi.

7| Fisika Terapan
4) U2, adalah kontak II umbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan
dalam dengan umbra Bumi. U2 ini menandai dimulainya fase total dari
gerhana bulan.
5) Puncak Gerhana, adalah saat jarak pusat piringan Bulan dengan pusat
umbra/penumbra mencapai minimum.
6) U3, adalah kontak III umbra, yaitu saat piringan Bulan kembali
bersinggungan dalam dengan umbra Bumi, ketika piringan Bulan tepat
mulai akan meninggalkan umbra Bumi. U3 ini menandai berakhirnya fase
total dari gerhana bulan.
7) U4, adalah kontak IV umbra, yaitu saat piringan Bulan kembali
bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
8) P3, adalah kontak III penumbra, yaitu saat piringan Bulan kembali
bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. P3 adalah kebalikan dari
P2.
9) P4, adalah kontak IV penumbra, yaitu saat piringan Bulan kembali
bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P4 adalah kebalikan dari P1,
dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana bulan secara keseluruhan.

Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa gerhana bulan melalui fase-fase:


 Fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1, dan antara U4-P4
 Fase gerhana umbral: selang antara U1-U4
 Fase total: selang antara U2-U3

D. JENIS-JENIS GERHANA BULAN


1. Gerhana bulan total
Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada dalam umbra bumi.
Warna bulan suram kemerahan. Jika saat fase gerhana maksimum,
keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti/umbra Bumi, maka
gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini
maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit.

8| Fisika Terapan
2. Gerhana bulan sebagian
Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari
oleh bumi. Gerhana matahari sebagian terjadi pada saat bumi berada di
daerah bayangan penumbra bulan. Sehingga masih ada sebagian sinar
Matahari yang terlihat.
3. Gerhana bulan penumbra
Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam
penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan
yang masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus
seperti ini, gerhana bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral total.

E. FORMULASI FISIKA YANG BERKAITAN DENGAN GERHANA


BULAN
Setelah Anda mengetahui bahwa gerhana bulan itu terjadi saat bulan
beroposisi atau saat bulan purnama, mungkin Anda akan langsung bertanya
kenapa gerhana bulan tidak terjadi setiap bulan purnama ? Perlu Anda ketahui
bahwa interval waktu dari fase bulan purnama kembali ke bulan purnama lagi
adalah 29,5 hari (satu bulan sinodis). Jika orbit bulan mengelilingi bumi sama
dengan orbit bumi mengelilingi matahari, maka pertanyaan Anda itu akan terjadi,
maksudnya gerhana bulan akan terjadi setiap bulan purnama. Akan tetapi orbit
bulan tidak sebidang dengan orbit bumi, tetapi memotong orbit bumi dan
membentuk sudut sebesar 5°.

Sebenarnya gerhana bulan jarang terjadi jika dibandingkan dengan


gerhana matahari. Umpama terjadi 8 gerhana, maka yang 5 adalah gerhana
matahari dan yang 3 adalah gerhana bulan. Hanya saja orang-orang banyak
beranggapan bahwa gerhana bulan lebih sering terjadi daripada gerhana matahari.
Hal ini disebabkan karena gerhana bulan bisa dilihat hampir dari 2/3 permukaan
bumi yang mengalami malam hari, sedangkan gerhana matahari hanya bisa dilihat
dari daerah yang tidak terlalu luas di permukaan bumi yang mengalami siang hari.

9| Fisika Terapan
Pada satu tahun kalender, sedikitnya ada 2 gerhana matahari dan paling
banyak ada 5 gerhana matahari. Sebaliknya, di dalam satu tahun kalender tidak
akan ada gerhana bulan lebih dari 3 kali dan mungkin saja tidak akan terjadi
gerhana bulan sama sekali. Dan jika gerhana bulan dan gerhana matahari
digabungkan dalam satu tahun kalender, maka akan terdapat maksimum 7
gerhana, akan tetapi penggabungan gerhana tersebut hanya akan terjadi dari 5
gerhana matahari dan 2 gerhana bulan, atau 4 gerhana matahari dan 3 gerhana
bulan. Hanya saja dalam kasus ini semua gerhana matahari tersebut adalah
gerhana matahari sebagian (Shofiyullah, 2003).

Saros

Semenjak zaman Babilonia, catatan observasi gerhana sudah rutin


dilakukan. Dari pengamatan mereka diketahui bahwa gerhana yang mirip akan
terulang tiap kira-kira 18 tahun 11 hari. Periode ini di kenal dengan istilah Saros.
Gerhana-gerhana yang dipisahkan oleh satu periode saros, memiliki karakteristik
yang sangat mirip dan dikelompokkan dalam satu keluarga yang dinamakan seri
saros.

Untuk memahami periode saros Anda harus tahu panjang interval-interval


berikut ini:

1. Bulan Sinodis, yaitu interval waktu dari fase bulan baru kembali ke bulan
baru. Panjang bulan sinodis adalah 29,53059 hari = 29 hari 12 jam 44
menit.
2. Tahun Gerhana, yaitu interval waktu yang dibutuhkan bulan untuk
bergerak dari titik simpul kembali ke titik simpul tersebut. Panjang tahun
gerhana adalah 346,6 hari = 346 hari 14 jam 24 menit.
3. Bulan Anomalistis, yaitu interval waktu yang dibutuhkan bulan untuk
bergerak dari perigee kembali ke perigee lagi. Panjang bulan anomalistis
adalah 27,55455 hari = 27 hari 13 jam 19 menit.

Gerhana yang dipisahkan oleh 223 bulan sinodis memiliki karakteristik


yang sama karena 223 bulan sinodis (6585,321 hari) itu kurang lebih sama dengan

10 | F i s i k a Terapan
19 tahun gerhana (6585,78 hari), keduanya hanya terpaut sekitar 11 jam. Artinya
pada selang satu periode saros, bulan akan kembali pada fase yang sama dan pada
titik simpul yang sama juga. Sementara itu, 223 bulan sinodis itu juga kurang
lebih sama dengan 239 bulan anomalistis ( 6585,537 hari), keduanya hanya
terpaut kurang dari 6 jam. Hal ini membuat selang satu periode saros selain
mengembalikan bulan pada fase yang sama dan pada titik simpul yang sama, juga
akan mengembalikan bulan pada jarak yang kurang lebih sama dari bumi. Oleh
karena itu, gerhana yang dipisahkan oleh periode saros akan memiliki
karakteristik yang mirip.

Akibat panjang periode saros yang panjang harinya memiliki pecahan


sebesar 1/3 hari (8 jam), maka saat gerhana berikutnya yang terpisahkan oleh satu
periode saros, bumi telah berputar kira-kira 1/3 hari. Karena itu, lintasan gerhana
yang dipisahkan oleh satu periode saros akan bergesar 120° ke arah barat. Dan
setiap 3 periode saros (54 tahun 34 hari), gerhana bisa diamati pada wilayah
geografi yang sama.

Langkah-langkah Menghitung Gerhana Bulan Dengan Data Ephemeris

Dalam menghitung gerhana bulan, sebaiknya Anda mengetahui dulu


tentang formulasi fisika tentang “hukum gerak” karena hubungannya erat sekali
dengan perhitungan gerhana. Gerak ada 3 macam yaitu : gerak lurus, gerak
parabola dan gerak melingkar. Gerakan bulan dan bumi termasuk gerak melingkar
sesuai dengan lintasannya yang berbentuk lingkaran, Pada gerak melingkar
berlakulah hukum (rumus) :

𝑠 =𝑣 ×𝑡

𝑠
𝑡=
𝑣

Dimana t merupakan waktu (jam), s adalah jarak (derajat) dan v adalah kecepatan
sudut (derajat / jam). Rumus ini akan sering Anda jumpai dalam perhitungan
gerhana bulan seperti untuk menentukan saat oposisi (Shofiyullah, 2003).

11 | F i s i k a Terapan
Untuk menghitung gerhana bulan, diperlukan data-data matahari antara
lain Ecliptic Longitude (ELM), True Geosentric Distance (TGD) dan Semi
Diameter (SDM) dan diperlukan juga data-data bulan antara lain Apparent
Longitude (ALB), Apparent Latitude (LB), Horizontal Parallax (PB) dan Fraction
Illumination (FIB). Data-data ini bisa Anda dapatkan antara lain dari data
Ephemeris hisab rukyat (Shofiyullah, 2003).

F. KEPERCAYAAN ATAU MITOS MASYARAKAT TENTANG


GERHANA BULAN
Fenomena gerhana matahari maupun bulan telah biasa dialami oleh umat
manusia sejak zaman dahulu kala. Sejalan dengan perkembangan intelektual dan
ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, tanggapan terhadap terjadinya gerhana
pun menjadi beragam. Pada zaman dahulu, keterbatasan intelektual, ilmu
pengetahuan dan sejalan dengan keyakinan primitif manusia, setiap gejala alam
selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan supranatural, mitos-mitos dan
keyakinan keagamaan. Mitos-mitos muncul pada zaman dahulu, bahkan sebagian
ada yang mempercayainya hingga sekarang ini.

Fenomena gerhana ini bersifat alamiah dan terjadi pada saat-saat tertentu di
setiap tahun. Hal ini tak urung mendapat tanggapan yang berbeda dari
masyarakat. Di antara mereka ada yang suku menghubung - hubungkan fenomena
gerhana dengan kepercayaan – kepercayaan lokal yang tengah berkembang.
Bahkan ada yang mengaitkan kejadian gerhana dengan tanda kelahiran sataupun
kematian seseorang, atau merupakan tanda akan terjadinya musibah yang akan
menimpa penduduk (Ghazali, 2005).
Adapun beberapa mitos yang terdapat pada masyarakat mengenai gerhana
bulan, anatara lain :

1. Apabila terjadi gerhana bulan, sebagian masyarakat di Jawa mempercayai


akan terjadinya benda atau bala’ bagi orang-orang yang tidak mau
mengahalaunya. Hal yang biasa dilakukan ialah, bila sedang musin tanam,

12 | F i s i k a Terapan
maka mereka akan ke sawah atau ladang untuk menyirami tanaman-
tanaman tersebut agar tidak menjadi korban keganasan makhluk yang
tengah memakan bulan. Bagi mereka yang beternak, maka akan segera ke
tempat peternakan tersebut untuk membangunkan hewan ternak mereka,
agar selamat dari kejahatan gerhana.
2. Bila terjadi gerhana bulan dibulan Muharram, maka akan terjadi wabah
penyakit yang dibarengi harga semua kebutuhan pokok manusia akan
meningkat dan akan ada raja/ pemimpin suatu negeri/tempat yang
meninggal.
3. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Shafar, maka selama tiga hari tidak
akan turun hujan dan dibarengi dengan angin kencang.
4. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Rabiul awwal, bermakna
raja/pemimpin sedang bersusah hati tanpa sepengatahuan rakyatnya.
5. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Rabiul akhir, bermakna akan ada
wabah penyakit yang akan mengenai orang miskin.
6. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Jumadi awal, bermakna akan ada
kebaikan seperti harga yang turun.
7. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Jumadil akhir, bermakna akan
datang hujan dan akan banyak hewan peliharaan yang mati.
8. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Rajab, bermakna kebutuhan hidup
akan mudah dan murah. Namun banyak manusia yang berselisih paham.
9. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Sya’ban, bermakna akan datang
wabah penyakit menular. Tapi harga sandang pangan akan turun dan
mudah didapat.
10. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Ramadhan, bermakna akan datang
musim hujan yang berkepanjangan disertai kilatan dan gemuruh guntur.
11. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Syawal, bermakna semua harga
kebutuhan bahan pokok akan naik.
12. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Dzulqa’dah, bermakna banyak
rakyat yang akan menderita akibat kerusuhan di dalam negeri.

13 | F i s i k a Terapan
13. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Dzulhijjah, bermakna akan ada
kebaikan seperti akan selamat dan sejahtera bagi seluruh warga negeri.
14. Disarankan kepada anda untuk mandi di telaga pada waktu gerhana bulan,
bermakna akan membuat wajah dan tubuh anda bersinar, sehingga
membuat anda disayang semua orang.
15. Disarankan kepada anda untuk mandi sinar bulan purnama, bermakna akan
menimbulkan kharisma pada diri anda.
16. Disarankan kepada anda untuk menyebutkan keinginan anda ketika bulan
purnama, bermakna agar segala keinginan anda terlaksana
(putrajagabayq.blogspot.in).

Sementara itu, untuk beberapa penganut agama lain, gerhana Bulan dan
matahari memiliki makna tersendiri. Salah satunya bagi pemeluk agama Islam.
Umat Muslim mengucapkan doa khusus selama gerhana matahari atau Bulan.
Mereka pun melaksanakan salat gerhana atau khusuf. Di masa lalu, ada banyak
ketakutan dan takhayul seputar peristiwa-peristiwa seperti itu, dengan banyak
yang percaya bahwa gerhana adalah peringatan akan terjadinya bencana. Pernah
gerhana matahari muncul ketika putra Nabi Muhammad, Ibrahim, wafat.
Beberapa orang pada kala itu mengira matahari menjadi gelap karena adanya
tragedi ini dan alam bersedih atas meninggalnya anak laki-laki Rasul.

Rasul bersabda: "Matahari dan Bulan adalah dua dari tanda-tanda


(kekuasaan) Allah. Mereka tidak (menjadi) gerhana karena kematian atau
kehidupan seseorang (di Bumi). Jadi ketika kamu melihat keduanya (peristiwa
gerhana matahari dan gerhana Bulan), sebut nama Allah dan berdoa, serta
beramal-lah." (HR. Muslim).

Namun ada pula yang menyebut bahwa kehadiran gerhana matahari dan
gerhana Bulan dikatakan sebagai pengingat tentang apa yang akan terjadi pada
Hari Penghakiman atau Hari Kebangkitan setelah akhir dunia.
Ketika ilmu astronomi berkembang dan mampu untuk memprediksi
gerhana, para ilmuwan pun bisa menjabarkannya dengan logis dan berdasarkan

14 | F i s i k a Terapan
sains. Menurut mereka, gerhana datang bukan karena reaksi tak terduga terhadap
peristiwa manusia saat ini, tetapi bagian dari proses di dalam kosmos dan ini
adalah hal yang normal yaitu siklus bintang, planet, dan Bulan terhadap matahari
sebagai pusat tata surya.

15 | F i s i k a Terapan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kata ‘eclipse’ (gerhana) berhasal dari bahasa Yunani yaitu ekleipsis yang
berarti peninggalan atau pelalaian. Gerhana adalah fenomena astronomi yang
terjadi apabila sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda
angkasa lain. Sedangkan gerhana Bulan terjadi bila bumi berada di antara
matahari dan bulan dimana jika dilihat dari bumi bulan akan tertutup oleh
bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada
satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan
karena terhalangi oleh bumi. Perputaran bulan mengelilingi bumi (revolusi bulan)
dan perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi) menyebabkan
terjadinya beberapa fenomena alam, salah satunya yaitu gerhana, baik itu gerhana
bulan maupun gerhana matahari. Jenis-jenis gerhana bulan: Gerhana Bulan Total,
Gerhana Bulan Sebagian, dan Gerhana Bulan Penumbra. Dalam menghitung
gerhana bulan dapat menggunakan formulasi fisika tentang “hukum gerak” karena
hubungannya erat sekali dengan perhitungan gerhana. Fenomena gerhana ini
bersifat alamiah dan terjadi pada saat-saat tertentu di setiap tahun. Hal ini tak
urung mendapat tanggapan yang berbeda dari masyarakat.

B. SARAN
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang akan datang
menjadi lebih baik lagi. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
serta menambah pengetahuan kita.

16 | F i s i k a Terapan
DAFTAR PUSTAKA

(t.thn.). Diambil kembali dari putrajagabayq.blogspot.in

(t.thn.). Diambil kembali dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana

Alimuddin. (2014). Jurnal al-Daulah.

Ghazali, A. (2005). Irsyad al-Murid. Sampang: LAFAL.

Khazin, M. (2004). Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana
Pustaka.

Shofiyullah. (2003). GERHANA BULAN (‫خسوف‬. Kajian Ilmiah Falakiyah.

17 | F i s i k a Terapan

Anda mungkin juga menyukai