Anda di halaman 1dari 15

BULAN SEBAGAI SATELIT BUMI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Konsep Bumi dan
Antariksa

Dosen Pengampu : Dr. Slamet Arifin, M.Pd

Disusun Oleh :

Dede Siti Nuraidah 20181510054

Rustika 20181510016

Silvi Pramuji Dewi 20181510074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KUNINGAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Penyusun mengucapkan
syukur kepada Allah SWT. atas nikmat dan sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Konsep Bumi dan Antariksa dengan judul “Bulan Sebagai Satelit Bumi ”. Mudah-
mudahan makalah ini memiliki nilai tambah bagi mahasiswa yang mempelajari pendidikan dan
ilmu pendidikan, khususnya ilmu pendidikan di sekolah dasar.

Kuningan, 16 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

A. Pengertian Bulan ........................................................................................................ 3


B. Fase Bulan .................................................................................................................. 3
C. Rotasi dan Revolusi Bulan ......................................................................................... 6
D. Gerhana Bulan ........................................................................................................... 8
E. Bulan Sebagai Satelit Bumi ....................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 11

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
B. Penutup .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bulan atau Luna adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami
terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan
sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Bulan berada dalam orbit sinkron dengan
Bumi, hal ini menyebabkan hanya satu sisi permukaan Bulan saja yang dapat diamati dari
Bumi. Orbit sinkron menyebabkan kala rotasi sama dengan kala revolusinya. Di bulan tidak
terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terhasil di permukaan bulan disebabkan oleh
hantaman komet atau asteroid. Ketiadaan udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya
pengikisan yang menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahun dan masih
utuh. Di antara kawah terbesar adalah Clavius dengan diameter 230 kilometer dan sedalam 3,6
kilometer. Ketidakadaan udara juga menyebabkan tidak ada bunyi dapat terdengar di Bulan.

Bulan adalah satu-satunya benda langit yang pernah didatangi dan didarati manusia.
Ilmuan menemukan bukti besar bahwa Bulan berasal dari tubrukan bumi dengan planet kecil
yang bernama theira sekitar 3 milyar tahun yang lalu, dan menghasilkan debu yang berjumlah
sangat banyak dan mengorbit di sekeliling bumi dan akhirnya debu mengumpul menjadi bulan.
Pada awalnya jarak bulan pada pertama kali hanya sekitar 30.000 mil atau 15 kali lebih dekat
dari jarak Bulan dengan Bumi sekarang. Dari hasil penelitian Bulan menjauh sekitar 3,8 cm
per tahunnya.

Secara geologi, saat ini bulan dapat disebut mati karena hampir tidak adanya energi
internalnya (hanya ada pemanasan radioaktif di lapisan luarnya). Tidak ada aktivitas gunung
berapi, juga tidak ada pergeseran lempeng permukaannya seperti di bumi, karenanya tidak ada
gempa atau pegunungan hasil lipatan lempeng (pegunungan yang ada hanya bagian tepi kawah.

Di antara satelit-satelit planet, Bulan banyak memengaruhi gejala alam di Bumi,


misalnya pasang surut air laut. Jarak antara Bulan dengan Bumi adalah 384 x 103 km,
diameternya 0,27 kali diameter Bumi (3.476 km), densitas (massa jenis) Bulan 3,33 g/cm³, dan
gravitasinya 0,17 kali gravitas Bumi. Bidang orbit Bulan miring dengan sudut 5,1 derajat
terhadap bidang ekliptika (bidang orbit Bumi).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bulan ?
2. Bagaimana fase-fase bulan ?
3. Seperti apa rotasi dan revolusi bulan ?
4. Bagaimana Proses terjadinya gerhana bulan ?
5. Apa yang dimaksud dengan bulan sebagai satelit bumi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan bulan
2. Mengetahui dan memahami bagaimana fase-fase bulan
3. Mengetahui dan memahami seperti apa rotasi dan revolusi bulan
4. Mengetahui dan memahami bagaimana Proses terjadinya gerhana bulan
5. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan bulan sebagai satelit bumi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bulan

Menurut Muhyiddin (2004) Bulan adalah benda langit yang beredar mengelilingi
Bumi. Ia merupakan satu-satunya satelit alami Bumi yang berdiameter 3.480 km.

Bulan dalam bahasa inggris disebut moon dan dalam bahasa yunani disebut Luna
adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Jika dilihat dari posisinya bulan adalah
benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan juga menjadi benda yang kedua yang
paling terang setelah matahari dan satu-satunya permukaan benda langit yang diamati dengan
mudah.

Bulan adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi. Permukaannya gersang, dipenuhi
kawah yang berasal dari ledakan meteorit miliaran tahun yang lalu. Bulan mungkin terbentuk
saat planet lain bertubrukan dengan bumi muda. Pecahan batuan dari peristiwa itu muncul
bersama dan membentuk bulan.

Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali
diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat diameter
Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2% volume Bumi dan tarikan gravitasi di
permukaannya sekitar 17% daripada tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi
sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi – Bulan -
Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari
(periode sinodik).Massa jenis Bulan (3,4 g/cm³) adalah lebih ringan dibanding massa jenis
Bumi (5,5 g/cm³), sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi.

B. Fase Bulan

Bulan merupakan benda langit yang mengorbit ke Bumi. Bulan tidak bisa
memancarkan cahaya sendiri, oleh karena itu sumbercahaya Bulan yang terlihat dari Bumi
adalah pantulan sinar Matahari. Periode revolusi bulan pada bidang orbitnya dihitung
dari posisi fase bulan baru sampai kembali lagi ke posisi fase Bulan baru, yang secara
rata-rata ditempuh dalam waktu 29,530681 hari (29 hari 12 jam 44 menit 10 detik). Masa ini
disebut periode sinodis.

3
(Ahmad Mussonnif, 2011: 51). Perubahan bentuk Bulan yang tampak dari Bumi
selalu berbeda-beda ini disebut fase-fase Bulan. Setengah bagian Bulan yang
menghadap Matahari akan terlihat terang sedangkan sisi lain yang membelakanginya
akan tampak gelap. Akan tetapi fase-fase tersebut tergantung pada kedudukan relatif
Matahari, Bulan, dan Bumi.

Secara umum, terdapat 8 fase bulan, yaitu:

1. Bulan Baru (New Moon)

Para ahli astronomi mendefinisikan New Moon dengan conjunction (konjungsi),


sedangkan para ahli falak menyebutnya ijtimak, yaitu posisi Matahari dan Bulan
berada pada satu bujur astronomi. Pengertian ijtimak bila dikaitkan dengan bulan baru
kamariah adalah suatu peristiwa saat Bulan dan Matahari terletak pada posisi garis bujur
yang sama. Dalam keadaan ijtimak pada hakikatnya masih ada bagian Bulan (yang
mengahadap Bumi) yang mendapat pantulan sinar Matahari. Namun kadang kala, karena
tipisnya, hal ini tidak dapat dilihat dari Bumi, karena Bulan yang sedang berijtimak itu
berdekatan letaknya dengan Matahari.

Tono Saksono (2007: 33). Pada fase ini Bulan yang terkena sinar Matahari hanya
sedikit sekali, berbentuk sabit dan semakin hari semakin membesar. Dalam ilmu
astronomi, proses semakin besarnya Bulan tersebut dinamakan waxing crescent Moon.
Saat Bulan sabit pertama kali dapat dilihat inilah yang disebut dengan hilal yang
menandai awal bulan dalam kalender Kamariah Bulan baru terbit disebelah timur
hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari, dan berada di tengah langit juga
sekitar waktu tengah hari dan tenggelam juga hampir bersamaan dengan
tenggelamnya Matahari di Barat. Namun saat Matahari terbit sampai hampir
tenggelam, kita tidak dapat melihat bulan sabit karena intensitas cahayanya kalah dengan
sinar Matahari. Bulan akan nampak ketika Matahari menjelang terbenam dengan
bentu seperti sabit karena intensitas cahaya Matahari pada saat itu melemah (Tono
Saksono, 2007: 33).

2. Bulan Sabit Awal (Waxing Crescent)

Pada fase ini, Bulan sabit mulai bergerak dari hari ke hari . Bagian Bulan
yang terkena sinar matahari semakin bertambah besar. Setelah mengalami fase new
moon, bulan bergerak meninggalkan konjungsi (titik tengah antara matahari dan bumi).

4
Selama fase ini, bagian bulan yang terkena cahaya matahari hanya kurang dari setengah.
Makanya, dari bumi akan terlihat bulan menyerupai bentuk seperti sabit. Fase ini terjadi
pada hari ke-1, 2, dan 3.

3. Paruh Awal (First Quarter)

Bulan terus bergerak dan kini berada di seperempat lingkaran dari posisi awal.
Karena posisinya sudah pas, maka bagian matahari yang bersinar pun tepat terkena di
setengah bagian bulan. Alhasil, pada fase ini kita melihat bulan berbentuk setengah
lingkaran. Fase ini terjadi pada tanggal 6, 7, dan 8.

4. Cembung Awal (Waxing Gibbous)

Setelah melewati seperempat putaran bulan, maka fase selanjutnya dinamakan


waxing gibbous. Saat ini, bulan berada agak “di belakang” bumi. Bagian yang terkena
cahaya matahari adalah ¾-nya. Alhasil, ketika kita melihat bulan dari bumi, bentuknya
menjadi cembung (bagian ¾ bulan). Fase ini terjadi di hari ke 10, 11, dan 12.

5. Bulan Purnama (Full Moon)

Fase Full Moon adalah fase di mana matahari, bumi, dan bulan, berada pada satu
garis lurus. Mirip seperti pada fase first quarter. Bedanya, bulan berada di belakang bumi.
Sehingga cahaya matahari yang seharusnya menyinari bulan, tertutup oleh bumi yang
ukurannya lebih besar. Hasilnya, bulan terlihat bulat sempurna. Bagian Bulan yang
menerima sinar Matahari hampir semuanya terlihat dari Bumi, dan Bulan nampak seperti
bulatan penuh. Pada saat bulan purnama, Bulan terlambat sekitar 12 jam dari Matahari.
Bulan terbit ketika Matahari terbenam, berada ditengah langit saat tengah malam dan
tenggelam ketika Matahari terbit.

6. Cembung Akhir (Wanning Gibbous)

Setelah melewati “setengah putaran”, fase bulan kembali ke awal. Pergerakan


bulan terus ke barat sehingga cahaya matahari sedikit tertutup oleh bumi. Hasilnya, bulan
terlihat cembung (3/4 bagian bulan) dari bumi. Fase ini terjadi di hari ke-17, 18, dan 19.

7. Paruh Akhir (Last Quarter)

Fase ini adalah saat di mana posisi bulan sudah mencapai ¾ putaran. Karena
letaknya, cahaya matahari menyinari setengah bagian bulan. Sehingga dari bumi, bulan
terlihat setengah lingkaran. Fase ini terjadi di tanggal 21, 22, dan 23.

5
8. Bulan Sabit Akhir (Wanning Crescent)

Seperti namanya, fase ini merupakan saat di mana bulan kembali berbentuk
sabit. Saat ini, bulan sudah hampir mengitari bumi sebanyak satu putaran penuh. Fase ini
terjadi di tanggal 27, 28, dan 29. Setelah fase ini, bulan akhirnya kembali ke posisi awal
(new moon), di mana bulan berada di depan bumi dan kembali tidak terlihat.

C. Rotasi dan Revolusi Bulan


1. Rotasi Bulan

Menurut Selamet (2012:217) Rotasi Bulan, Bulan berputar pada porosnya dengan
periode 27 1/3 hari. Gerakan rotasi bulan adalah gerakan anti arah jarum jam (retrograde)
atau dari arah barat ke arah timur langit, yang secara kebetulan lama gerakan rotasinya
sama dengan gerakan revolusinya. Artinya dalam sekali putaran mengelilingi Bumi,
bulan hanya mengelilingi sekali putaran rotasi. Hal inilah yang menyebabkan hanya
satu permukaan bulan saja yang selalu terlihat dari bumi, sedangkan permukaan
bulan yang lainnya tidak pernah terlihat.

Rotasi bulan adalah situasi yang aneh. Diperlukan jumlah waktu yang sama bagi
Bulan untuk menyelesaikan orbit penuh di sekitar bumi dengan saat yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu putaran pada porosnya. Dengan kata lain, waktu rotasi Bulan adalah
27,3 hari, sama seperti waktu orbitnya: 27,3 hari.

Bulan berputar di ruang angkasa dalam gerakan yang disebut rotasi. Anehnya,
waktu yang diperlukan untuk sekali berputar yaitu sekitar 27 hari (yang jauh lebih lambat
dari pengertian rotasi Bumi, yang hanya membutuhkan 24 jam). Hal ini berarti Bulan
berjalan mengelilingi Bumi dengan jumlah waktu yang sama untuk berputar.

National Geograpic, Rotasi bulan adalah waktu yang diperlukan untuk berputar
sekali pada porosnya sendiri, membutuhkan jumlah waktu yang sama dengan yang
dibutuhkan bulan untuk menyelesaikan satu orbit Bumi, sekitar 27,3 hari. Ini berarti rotasi
bulan disinkronkan dengan cara yang menyebabkan bulan menunjukkan wajah yang sama
ke Bumi setiap saat.

Proses yang dibutuhkan bulan untuk berotasi adalah 1 bulan untuk sekali rotasi,
atau dalam satu kali rotasi bulan membutuhkan 29,5 hari. Bulan berotasi dari barat ke arah
timur, hal ini juga menyebabkan permukaan bulan selalu nampak sama dari bumi.

6
2. Revolusi Bulan

Menurut Selamet (2012:218) Revolusi Bulan Sebagaimana arah gerakan


rotasinya, gerakan revolusi bulan juga merupakan retrograde (dari barat ke timur).
Gerakan ini dapat kita saksikan bila dibandingkan dengan mengamati bintang dan
mengamati kedudukan bulan pada saat terbenam matahari. Kedudukan bulan saat
terbenamnya matahari pada suatu hari, bila kita bandingkan dengan kedudukannya
pada saat terbenamnya matahari pada hari berikutnya, akan kelihatan secara jelas bahwa
bulan semakin tinggi, artinya bulan itu bergerak ke timur.

Menurut Muhyiddin (2005:10) Gerakan revolusi bulan disertai dengan fase-fase


permukaannya (The phases of the moon) yang bersinar sebagai pantulan sinar matahari.
Hal ini menujukkan bahwa jarak dari Bumi ke bulan lebih dekat daripada jarak Bumi ke
matahari.

Menurut Roy dan D. Clarke (1989:42) Gerakan revolusi bulan memakan waktu
29,5305882 hari, yang disebut dengan istilah Synodis (synodis berasal dari kata
synoda yang artinya berkumpul), yaitu gerakan bulan pada saat konjungsi/
berkumpul/ijtima‟ dengan matahari sampai saat konjungsi/ijtima‟ lagi dengan matahari.
Sedangkan apabila yang dijadikan ukuran adalah konjungsi bulan dengan bintang tertentu,
maka hanya memakan waktu 27,321661 hari, dan disebut dengan gerakan sideris
(berasal dari kata sidus yang artinya bintang). Dari gerakan bulan sideris inilah yang
dijadikan perbandingan antara gerakan semu harian Matahari yang diakibatkan oleh
gerakan revolusi Bumi dengan gerakan hakiki bulan.

Lintasan orbit revolusi bulan dalam mengelilingi Bumi sama bentuknya dengan
lintasan orbit Bumi mengelilingi matahari, yaitu berbentuk elips. Dimana jarak
lintasanterjauhnya (apogee) bulan adalah 406.700 km, sedangkan jarak lintasan
terdekatnya (perigee) bulan adalah 356.400 km, jadi jarak rata-ratanya 381.550 km.

Gerakan semu harian Matahari memakan waktu 0o59‟ 5,83” per harinya (360o:
365,5 hari), sedangkan gerakan hakiki harian bulan adalah 360o: 27,321661 = 13o
10‟ 34,89”. Dengan demikian gerakan hakiki bulan lebih cepat +12oper harinya daripada
gerakan semu Matahari.

Bulan berputar mengelilingi Bumi dengan periode 27 1/3 hari. Akibat kala
rotasi dan revolusi bulan waktunya bersamaan, maka daerah permukaan bulan yang

7
menghadap keBumi selalu tetap. Manusia mengetahui daerah yang membelakangi Bumi
setelah penerbangan pesawat Apollo yang berhasil memotret bagian belakang bulan.

D. Gerhana Bulan

Ismail (2020:48) Gerhana bulan dikenal dengan sebuah peristiwa dimana bulan
memasuki bayangan kerucut bumi yang dikenal dengan istilah khusuf (memasuki). Gerhana
bulan atau gerhana matahari akan terjadi bila sudah memenuhi 3 syarat:

 Bayangan (bulan atau bumi) harus lebih panjang dari jarak bulan ke bumi.
 Bulan dan matahari harus berada pada posisi konjungsi (bulan mati) atau oposisi (bulan
purnama).
 Bulan harus berada pada garis simpul atau pada jarak tertentu dari garis simpul.
1. Gerhana bulan total
Dinamakan dengan gerhana bulan total bila saat puncak gerhana bulan sepenuhnya
masuk dalam bayang kerucut umbra bumi sehingga warna bulan terlihat hitam kemerah-
merahan.
Gerhana bulan total akan terjadi apabila posisi bulan tepat berada di daerah umbra
atau di dalam bayangan bumi yang gelap. Pada gerhana ini fase-fase bulan dapat diamati
secara lengkap mulai dari bulan sebagian ke bulan sabit, lalu memerah karena masih ada
cahaya matahari yang diteruskan ke bumi.
Menurut NASA, gerhana bulan total adalah dimana bayangan penuh bumi (umbral)
jatuh di bulan. Bulan tidak akan benar-benar menghilang, tetapi akan berada di kegelapan
karena tidak mendapatkan sinar matahari yang terhalang bumi.
Beberapa sinar matahari yang melewati atmosfer bumi tersebar dan dibiaskan, atau
dibengkokkan, dan difokuskan kembali ke bulan. Ini akan memberikan sedikit cahaya redup
di bulan.
Selama gerhana total , bulan bisa berubah warna menjadi merah darah. Bulan
merah dimungkinkan karena saat bulan berada dalam bayangan total, sebagian cahaya dari
matahari melewati atmosfer bumi dan membelok ke arah bulan.
2. Gerhana bulan parsial
Disebut dengan gerhana parsial bila saat puncak gerhana terjadi bulan hanya
memasuki sebagian bayang kerucut umbra bumi sehingga setengah piringan bulan terlihat
berwarna hitam.

8
Gerhana bulan parsial atau separuh terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada
pada satu garis tidak sejajar dengan sempurna. Dalam gerhana bulan separuh ini, bayangan
bumi nampak seperti menutupi bulan.
3. Gerhana bulan penumbra
Gerhana bulan penumbra merupakan sebuah peristiwa dimana bulan hanya
memasuki bayangan penumbra bumi. Secara kasat mata bulan hanya terlihat sedikit redup
sinarnya ketimbang saat purnama-purnama biasanya. Pada tipe gerhana bulan penumbra,
seluruh bayangan bulan berada di dalam bagian penumbra bumi. Akibatnya, seluruh bagian
bulan masih dapat terlihat, tetapi dengan warna suram. Untuk mengamatinya harus memakai
alat khusus.
E. Bulan Sebagai Satelit Bumi

Mengutip NASA, satelit adalah sebuah obyek yang bergerak mengelilingi obyek yang
lebih besar. Biasanya, istilah satelit digunakan untuk menyebut benda buatan manusia. Mesin-
mesin satelit diluncurkan ke luar angkasa, orbit Bumi atau benda-benda di angkasa. Satelit
alami adalah benda langit di luar angkasa yang mengorbit mengelilingi benda yang lebih besar.
Bulan disebut sebagai satelit Bumi karena bergerak mengelilingi Bumi.

Manfaat Bulan sebagai satelit alami Bumi sangat penting. Fungsi bulan sebagai satelit bagi
planet bumi adalah:

1. Bulan membantu menstabilkan iklim planet Bumi.

Tanpa Bulan, Bumi mungkin memiliki iklim yang berbeda dari saat ini. Perbedaan
iklim yang terjadi tanpa adanya Bulan akan membatasi pergerakan spesies di seluruh Bumi.
Bahkan sejumlah tanaman dan hewan yang hidup saat ini mungkin akan punah.

2. Bulan membantu memengaruhi pasang surut planet Bumi.

Pasang surut berperan penting bagi kehidupan di Bumi. Aliran pasang surut
membawa panas dari khatulistiwa (ekuator) Bumi menuju ke kutub. Tanpa Bulan, daya tarik
pasang surut planet Bumi akan lebih lemah.

3. Bulan membantu menyinari malam hari yang gelap.

Tanpa Bulan, malam hari di Bumi akan lebih gelap dan berdampak besar pada
aktivitas manusia dan hewan malam. Hewan yang berburu di malam hari seperti kelelawar
dan burung hantu akan lebih sulit menemukan makanannya.

9
4. Bulan membantu astronot menuju luar angkasa.

Para ahli melihat Bulan sebagai batu loncatan astronot ke tempat lain di tata surya.
Tanpa Bulan, tidak akan ada perjalanan ke Bulan bahkan tidak akan ada perjalanan ke ruang
angkasa. Tanpa Bulan, manusia tidak mungkin mengembangkan kemampuan melakukan
perjalanan di luar atmosfer Bumi.

5. Bulan membantu memperlambat rotasi Bumi sehingga sehari menjadi 24 jam.

Gravitasi Bulan memperlambat rotasi Bumi. Tanpa Bulan, hari-hari di Bumi jauh
lebih pendek. Miliaran tahun lalu, lama satu hari Bumi hanya sekitar 12 jam.

6. Bulan Membantu Menstabilkan Sumbu Bumi

Kemiringan planet Bumi adalah 23,4 derajat dengan sedikit fluktuasi antara 22,1
derajat sampai 24,5 derajat. Tanpa Bulan yang membantu menstabilkan planet Bumi,
fluktuasi kemiringan sumbu Bumi bisa menjadi jauh lebih besar, mencapai 45 derajat.
Artinya, planet Bumi akan berputar di sisinya, seperti Uranus. Kemiringan ekstrim ini akan
berdampak signifikan pada kehidupan di Bumi.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bulan moon dalam bahasa inggris luna dalam bahasa romawi artemis dalam bahasa
yunani adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Jika dilihat dari posisinya bulan
adalah benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan juga menjadi benda yang kedua
yang paling terang setelah matahari dan satu-satunya permukaan benda langit yang diamati
dengan mudah.

B. Saran

Sebagai calon guru kita hendaknya mengetahui dan memahami benar tentang manfaat
atau peran bulan sebagai satelit bumi.Karena dengan mempelajari materi ini kita dapat
mengetahui tentang berbagai manfaat atau peran bulan sebagai satelit bumi yang tentunya
sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari. Contonya seperti menentuan kalender
hijriah, kita dapat mengetahui pasang surut air laut dll. Selain itu dapat menambah wawasan
kita agar dikemudian hari dapat diterapkan dan dipraktekan langsung bersama di depan siswa
dalam suatu proses pembelajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muhyiddin Khazin.(2004). Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Buana Pustaka.
Musonnif, Ahmad, Ilmu Falak, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011.
Saksono, Tono, Mengkompromikan Hisab dan Rukyat, Jakarta:Amtas Publicita, dan Center
for Islamic, 2007.
A. E. Roy dan D. Clarke. (1989). Astronomy: Structure of the Univers. New York: Adam
Hilger.
Jajak MD. (2006). Astronomi Ilmu Pengetahuan Luar Angkasa. Jakarta: Harapan Baru Raya.
Muhyiddin Khazin.(2004). Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Buana Pustaka.
Selamet Hambali. (2012). Pengantar Ilmu Falak Menyimak Proses Pembentukan Alam
Semesta. Banyuwangi: Bismillah Publisher.
Ismail. (2020). Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan : Hisab Urfi Gerhana Matahari
dan Gerhana Bulan, Vol.6 No.1 Tahun 2020. Diunduh pada https://jurnal.umsu.ac.id
ditanggal 16 Juni 2021 Pukul 12.44 WIB.

12

Anda mungkin juga menyukai