Anda di halaman 1dari 9

Biografi

Tokoh

PERLAWANAN
Akibat PANGERAN Latar Belakang
Perlawanan MANGKUBUMI & Perlawanan
MAS SAID
TERHADAP VOC

Peristiwa
Perlawanan
✘ Nama Asli: Raden Mas Said (Kanjeng Gusti Pangeran
Adipati Arya Mangkunegara I)
✘ Lahir di Kartasura, 7 April 1725 – meninggal di
Surakarta, 23 Desember 1795 (umur 70 tahun)

✘ Nama Asli: Raden Mas Sujana (Pangeran


Mangkubumi).
✘ Lahir di Kartasura, 6 Agustus 1717 – meninggal di
Yogyakarta, 24 Maret 1792.
✘ Raden Mas Said
Munculnya perlawanan Raden Mas Said terhadap VOC,
bermula ketika ia ingin meminta kepada punggawa kerajaan,
untuk dinaikkan pangkat jabatannya. Hal ini didasari oleh
pengalamannya sebagai Gandek Keraton (pegawai rendahan di
Istana) ketika ia berusia 14 tahun. Namun permintaannya tidak
dipenuhi, melainkan hanya menuai pelecehan dari keluarga
kepatihan, bahkan ia dianggap membantu orang-orang Cina
yang sedang berlangsung pada saat itu. Akibatnya, Mas Said
sakit hati kepada VOC yang dianggapnya menjadi dalang
utama yang telah mebuat kerajaan menjadi kacau akibat
persekutuan yang dilakukan.
✘ Pangeran Mangkubumi
Latar belakang Pangeran Mangkubmi dalam melakukan
perlawanan adalah tidak ditepatinya janji Pangkubuwana II,
yang sebelumnya telah mengatakan bahwa barangsiapa yang
berhasil memadamkan perlawanan Mas’said (yang lebih dulu
berontak terhadap persekutuan), maka akan diberikan hadiah.
Namun, hal ini diingkari, setelah P.Mangkubuwana telah
berhasil memadamkan perlawanan Mas Said. Maka terjadilah
pertentangan, hal ini diperparah dengan VOC semena-mena
ikut campurtangan dalam pemerintah kerajaan dengan
mengatakan bahwa P.Mangkubumi terlalu ambisisus dalam
mencari kekuasaan.
Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said memutuskan bersatu
melawan pemerintahan VOC, karena masing-masing ketidakadilan
yang diterima oleh keduanya. Mereka semakin bersatu setelah
Raden Mas Said dijadikan menantu oleh Mangkubumi. Mangkubumi
dan Mas Said sepakat untuk membagi wilayah perjuangan. Raden
Mas Said bergerak di wilayah timur, daerah Surakarta ke selatan
terus ke Madiun, Ponorogo dengan pusatnya Sukowati. Sedang,
Mangkubumi konsentrasi di bagian barat dekat Pleret (termasuk
daerah Yogyakarta sekarang).
Hingga pada tahun 1749 dalam suasana perang sedang gencar-
gencarnya terjadi diberbagai tempat, terpetik berita kalau raja
Pakubuwana jatuh sakit.
Mereka semakin gencar melaksanakan perlawanan, Mangkubumi
dan Raden Mas Said mendapat dukungan dari rakyat Mataram dan
para bupati pesisir. Para pemberontak di Jawa Tengah juga
menggabungkan diri dengan mengadakan perang gerilya yang
sangat merugikan Belanda.
Pertempuran ini terjadi di sungai Bogowonto, pasukan VOC banyak
yang binasa, dan pimpinan VOC De Clerk juga tewas. VOC
akhirnya berhasil membujuk Pangeran Mangkubumi untuk
menandatangani Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755). Isi
Perjanjian Giyanti adalah Kerajaan Mataram dibagi dua, yaitu:
1. Mataram Barat diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi
dengan gelar Hamengku Buwono I, kerajaannya dinamakan
Kasultanan Yogyakarta.
2. Mataram Timur, tetap dikuasai oleh Paku Buwono III,
kerajaannya dinamakan Kasultanan Surakarta.
Untuk menghentikan perlawanan Mas Said, VOC pada tahun 1575
membujuknya untuk menandatangani Perjanjian Salatiga (17 Maret
1757) yang isinya Kerajaan Surakarta dibagi dua, yaitu:
1. Bagian barat diperintah oleh Sultan Paku Buwono III, dan
disebut Kasunanan.
2. Bagian timur diperintah oleh Mas Said, yang bergelar Pangeran
Adipati Mangkunegoro I, wilayahnya disebut Mangkunegaran.
✘ Dampak yang ditimbulkan perang untuk Indonesia yaitu
membuat Mangkubumi bersedia menandatangani perjanjian
Griyanti dan Raden Mas Said menandatangani perjanjian
Salatiga. Perjanjian yang mereka setujui untuk
menghentikan perlawanan dan memperoleh wilayahnya
masing-masing sesuai pada perjanjian serta mempersempit
wilayah mataram dan banyak masyarakat pribumi tewas
dalam perlawanan.
✘ Sedangkan dampak yang ditimbulkan untuk VOC yaitu
banyak prajurit Belanda yang tewas dalam perang terutama
pimpinan VOC De Clerk juga tewas. Hal ini membuat pihak
VOC tak bisa berkutik lagi sehingga VOC harus membuat
perjanjian dengan Pangeran Mangkubumi untuk
menandatangani Perjanjian Giyanti (1755) dan Raden Mas
Said untuk menghentikan Perlawanan.

Anda mungkin juga menyukai