Anda di halaman 1dari 40

BUKU ESSAI KKN 53 KELOMPOK 19

DESA BRENGKOK

KKN 53 UIN SAIFUDDIN ZUHRI


PURWOKERTO KELOMPOK 19
SINOPSIS
Dalam buku ini dibahas tentang sejarah Desa Brengkok dan juga kebudayaan-kebudayaan yang
ada di desa Brengkok. Desa bengkok merupakan desa yang berada di Kecamatan Susukan
Kabupaten Banjarnegara. Desa bengkok terdapat dua dusun dengan total 16 RT dan 2 RW dusun
pertama yaitu dusun Krajan yang memiliki 9 RT dan RW 01 dan dusun kedua yaitu dusun
Cangkring yang memiliki 6 rt dan RW 02. Desa bengkok Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara memiliki luas wilayah Desa mencapai 201, 67 Ha, luas jalan 4500 M² , tanah ladang
26,07 Ha, luas bangunan umum 7 Ha luas perumahan 45,83 Haruang fasilitas umum 4 Ha dengan
total penduduk sebanyak 2918 jiwa.Dari beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Susukan Desa
bengkok merupakan salah satu penghasil melon golden boy yang diminati oleh masyarakat. Kini
hidroponik melon golden boy sangat dikembangkan oleh pihak desa yang akan dikelola oleh
badan usaha milik desa Brengkok. Melon golden boy ini memiliki warna orange dan memiliki rasa
yang sangat manis beda dengan melon biasanya yang berwarna hijau atau kuning. Selain melon
Desa bengkok mempunyai UMKM yaitu pembuatan sriping pisang striping pisang memiliki rasa
manis gurih pedas dan asin. Desa brengkok juga memiliki tradisi begalan sebagai piwulang sepuh
yang salah satunya merupakan adat Jawa yang masih dipertahankan di desa Brengkok. Selain itu
Desa bengkok memiliki jargon yaitu kampung bersholawat dan setiap malam Senin Kliwon sering
diadakan Rutinan sholawatan di balai desa. Desa bengkok juga sering melakukan rutinan seperti
cek kesehatan mata gratis yang dilakukan oleh ibu PKK dan pemuda Desa bengkok ada pengajian
fatayat desa bengkok rutinan pengajian fatayat desa brengkok dan juga rutinan Yasin dan tahlil.
SEJARAH DESA BRENGKOK
Oleh: Ragil Eko Saputro

Peserta KKN 53 UIN SAIZU PURWOKERTO kelompok 19, Desa Brengkok, Kecamatan
Susukan, Kabupaten Banjarnegara
ejarah adalah sebuah peristiwa, peristiwa yang hanya terjadi satu kali dan

S
tidak akan
terulang lagi. Tempat dimana sesuatu itu ada pasti mempunyai asal muasalnya,
seperti sebuah desa. Sejarah pedesaan merupakan salah satu dari sekian banyak
peristiwa sejarah yang pernah terjadi. Diberkahi dengan sejarah, desa dapat
mengeksplorasi peristiwa sejarah di mana ia tinggal. Namun banyak warga desa
yang tidak mengetahui sejarah desanya, bahkan generasi muda pun tidak mengetahui sejarah desa
tempat mereka tinggal.
Hanya orang tua atau orang tua yang mengetahui sejarah desa tersebut karena mereka
merasakan apa yang telah mereka lalui. Dimana masyarakat desa tidak memperdulikan hal-hal
penting terkait sejarah desa yang mereka tinggali dan pemerintah desa hanya fokus pada
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan desa. Meskipun masyarakatnya mengetahui dengan
baik sejarah desa tersebut, namun ketika ada orang asing yang datang bertanya tentang sejarah
desa tersebut, mereka dapat menjawab dan menjelaskan dengan jelas sejarah desa tempat mereka
tinggal. Pada jaman dahulu kala datanglah utusan Raja Keraton Kartneuro, yang membawa kabar
menghadap kepada Ki Ageng Goemelem, mengabarakan baliwa Kerajaan Kartosuro diserang
pageblug yang telah memakan korban rakyat. Tabib, lb, orang pintar, orang sakti tidak mampu
menanggulangi kejadian tersebut.
Hal tersebut membuat Raja sangat bersedih melihat penderitaan warganya. Sang Raja ingat
kepada Demang Goemelem yang mempunyai kesaktian luar biasa. Ki Ageng Goemelers diminta
pertolongannya oleh Raja Kertosuro untuk memadamkan pageblug yang terjadi. Setelah
kesanggupannya Ki ageng Goemelem untuk menanggulangi pageblug, maka Ki Ageng
Goernelem meminta bantuan Nyai Samsudin untuk mengikutsertakan saudara lelakinya yaitu
Haji Moesa untuk ikut memdaamkan pageblug di Kerajaan Kartosuro. Haji Moesa adalah seorang
hafiz Alqur'an yang sakti, dengan kesaktiannya singkat cerita bisa menghentikan pageblug yang
terjadi. Dengan keberhasilan tersebut Raja Kartosuro memberikan hadiah berupa tanah perdikan
di wilayah Brengkok yang diberi nama Kademangan Brengkok. Desa Brengkok merupakan Desa
Ex Kademangan di bawah kekuasaan Wilayah Keraton Surakarta Hadiningrat. Secara geografis
letak Desa Brengkok di kelilingi batas-hatas Desa yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Desa
Karangsalam Sebelah timur berbatasan dengan Desa Panerusan Kulon, Sebelah selatan
berbatasan dengan lahan perhutani; dan Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pakikiran. Secara
wilayah administrasi Desa Brengkok terletak di Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.
Seiring perkembangan jaman dan sejarah dengan berdirinya Negara Republik Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Daerah Istimewa Suratkarta dihapus dan diganti
menjadi daerah biasa dengan nama Kota Solo yang masuk ke wilayah Propinsi pinsi Jawa Tengah
Akibat dari hal tersebut, maka berimabs kepada Daerah Daerah kekuasaan Keraton Surakarta
sebelumnya, termasuk di antaranya adalah Kademangan Brengkok menjadi Desa.
BIODATA PENULIS

Ragil Eko Saputro lahir di Jakarta 17 Oktober 2002 dan tinggal di Mutiara
koleret 2 blok A1 nomor 20 Ranca Kalapa Panongan Kabupaten
Tangerang merupakan anak pertama saat ini sedang menyelesaikan
pendidikan S1 di
universitas Islam negeri prof kyai haji Saifuddin Zuhri Purwokerto dalam
kurung uin Saizu Purwokerto program studi Ekonomi syariah pendidikan sebelumnya yaitu
SMAN 15 Kabupaten Tangerang SMPN 78 Jakarta pusat dan SDN Cempaka Baru 03 pagi.

Akun Instagram : @agiecoo

Email Pribadi : ragilekosaputro15@gmail.com

Email Instansi : 2017201263@mhs.uinsaizu.ac.id


Kegiatan Pengajian Rutinan Muslimat dan Fatayat
Oleh: Fainatul Fadila

Peserta KKN 53 UIN SAIZU PURWOKERTO kelompok 19, Desa Brengkok, Kecamatan
Susukan, Kabupaten Banjarnegara

Pengajian rutinan untuk Muslimat dan Fatayat merupakan kegiatan yang sangat penting
dalam meningkatkan keimanan, pengetahuan agama, dan solidaritas antara sesama Muslimah.
Kegiatan pengajian rutinan ini memiliki beragam manfaat yang sangat berarti bagi Muslimat dan
Fatayat. Salah satu manfaat utama dari pengajian rutinan adalah sebagai sarana untuk memperkuat
iman dan kecintaan terhadap agama Islam. Dalam pengajian rutinan, para Muslimat dan Fatayat
akan mendapatkan pelajaran-pelajaran agama yang dapat meningkatkan pemahaman mereka
terhadap ajaran Islam. Dengan demikian, mereka akan semakin mantap dalam keyakinan mereka
dan semakin teguh dalam menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai
sarana untuk meningkatkan pengetahuan agama, pengajian rutinan juga dapat menjadi ajang untuk
mempererat tali persaudaraan antara sesama Muslimat dan Fatayat.

Pada pengajian Muslimat biasanya akan dipimpin oleh Ketua Muslimat desa Brengkok
yaitu ibu Nur Khayati. Pada pengajian Muslimat diawali dengan melantunkan Sholawat Nariyah
dan
Sholawat Asyghil. kemudian dilanjut pembacaan Al-Qur’an surat Yasin dan surat Al-Waqiah,
selanjutnya perwakilan dari ibu-ibu membacakan Al-Qur’an surat Ali ‘Imran beberapa ayat,
kemudian tahlil dan doa sebagai penutup.

Pada pengajian Fatayat dipimpin oleh ibu Puji Rahayu selaku ketua Fatayat desa
Brengkok. Pada pengajian Fatayat diawali dengan pembacaan Maulid Al-Barzanji, setelah selesai
pembacaan Al-Barzanji kemudian pembacaan Al-Quran surat Al-Waqiah, selanjutnya tahlil dan
doa.
Pengajian ini biasanya dilakukan secara berkala, baik harian, mingguan, bulanan, atau
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Di desa Brengkok kegiatan muslimat dihari Kamis
jam 14.00 bertempat dirumah warga, adapun pengajian fatayat di lakukan 2 Minggu satu kali di
rumah warga desa Brengkok yang dilakukan secara bergilir.

Beberapa kegiatan yang biasanya dilakukan dalam pengajian rutinan Muslimat dan Fatayat
di desa Brengkok antara lain:

1. Pembacaan Al-Qur'an

2. Sholawat Nariyah dan sholawat Asyghil

3. Pembacaan Al barzanji

4. Tahlil dan doa

5. Kegiatan sosial dan kegiatan amal

Setelah rancangan kegiatan pengajian selesai, dilanjutkan dengan arisan ibu-ibu dan
penentuan tempat atau rumah warga yang akan di gilir Rutinan pengajian muslimat dan fatayat
untuk pertemuan selanjutnya. Pengajian rutinan ini juga merupakan wadah untuk saling berbagi
pengetahuan dan pengalaman antara sesama Muslimat dan Fatayat. Dalam pengajian rutinan, para
jamaah dapat saling bertukar informasi, pandangan, dan pemahaman mengenai berbagai isu-isu
keagamaan yang relevan. Hal ini dapat membantu para peserta untuk memperluas wawasan dan
pemahaman terhadap mereka terhadap agama Islam.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengajian rutinan untuk Muslimat dan Fatayat
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam meningkatkan keimanan, pengetahuan agama, dan
solidaritas antara sesama Muslimah. Melalui pengajian rutinan ini, para jamaah pengajian rutinan
dapat memperoleh manfaat yang sangat berarti bagi perkembangan spiritual dan sosial mereka
sebagai seorang Muslimah yang taat dan berkomitmen dalam menjalankan ajaran Islam.
Biodata Penulis
Fainatul Fadila, lahir di Cilacap pada 20 April 2002 dan sekarang
berdomisili di Purwokerto. Lahir sebagai seorang anak kedua dari
dua bersaudara yang semuanya berjenis kelamin perempuan
merupakan hal yang tidak pernah penulis bayangkan sebelumnya.
Memulai pendidikan pada jenjang taman kanak-kanak (TK) di TK
Masyitoh 02 Kedungreja selama satu tahun. Melanjutkan
pendidikan sekolah dasar di SDN Ciklapa 02, kemudian menimba
ilmu kembali pada tingkat menengah pertama di SMPAl-Azhar
Citangkolo, menyelesaikan gelar
sebagai seorang siswa di MAN 1 Banyumas selama tiga tahun. Saat ini, penulis sedang menempuh
studi S1 semester tujuh di UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Fakultas Syari’ah dan
mengambil program studi Hukum Keluarga Islam. Hobi penulis adalah memasak, karena suka
mencoba resep ala-ala sendiri walaupun rasanya nano-nano, maka muncul kemauan untuk belajar
memasak. Motto hidup penulis “jadilah manusia yang bisa memanusiakan manusia”. Mau kenal
lebih dalam tentang penulis, bisa kunjungi media sosial email fadilafainatul@gmail.com atau bisa
lewat Instagram @ffadila__.
KAMPUNG SHOLAWAT SEBAGAI JARGON DESA
Oleh : Siti Nur Rohmah

Peserta KKN 53 UIN SAIZU PURWOKERTO kelompok 19, Desa Brengkok, Kecamatan
Susukan, Kabupaten Banjarnegara

Sebagai umat Islam, kita diberikan kewajiban untuk


bershalawat untuk memohon kepada Allah Swt.,
agar senantiasa mencurahkan rahmatNya kepada
Nabi Muhammad Saw. sebagai bentuk balasan
terhadap jasa-jasanya. Secara bahasa sholawat
merupakan bentuk jamak dari sholla yang memiliki
arti yaitu doa. Menurut istilahnya, shalawat adalah
bentuk doa dan pujian untuk Nabi sebagai ibadah
kepada Allah SWT. Terdapat tiga macam sholawat,
yaitu sholawat dari Allah, dari malaikat, dan dari
manusia atau umatnya.

Keutamaan membaca sholawat tertuang dalam


AlQur'an Surah Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi :
‫ٰٰٓي‬ ‫ٰٰۤل‬
‫ِاَّن هالَّٰل َو َم ِٕ ىَك تَٗه يَُص لُّْو َن َع َلى النَِّب ِِّۗي اَيَُّها اَّلِذ ْيَن ٰا َم نُْو ا َص لُّْو ا َع لَْيِه َو َس ِل ُم ْو ا تَْس ِلْيًم ا‬

Artinya : "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-
orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh
penghormatan kepadanya." Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barangsiapa
bersholawat kepadaku sekali, Allah memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali." (HR Muslim).
Umat muslim yang selalu membaca sholawat akan mendapatkan syafaat baginya di hari kiamat.
Dikuatkan dari Hadits Riwayat Ahmad, "Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat
kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya
sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya
sepuluh derajat pula'.” maka dari itu, berlomba-lomba kita dalam memperbanyak membaca
sholawat.
Brengkok adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Susukan kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah. Desa ini terbagi menjadi dua dusun, yaitu dusun Krajan dan dusun
Cangkring yang terpisahkan oleh bentangan sawah. Untuk itu, perlunya kegiatan yang dapat
menyatukan dan memperkuat tali silaturahmi antar sesama. Seperti halnya desa-desa yang lain,
desa Brengkok juga mempunyai jargon sendiri, yaitu Kampung Sholawat. Mulanya, kegiatan ini
diawali ketika pandemi Covid-19. Ketika pemerintah menghimbau untuk membatasi bahkan
menutup kegiatan-kegiatan yang berkerumunan, justru Pondok Pesantren Al-Husna, yaitu pondok
pesantren yang ada di desa Brengkok mengadakan kegiatan rutinan sholawatan setiap malam
Senin Kliwon, yang kemudian dipindah tempatkan pada aula balai desa Brengkok dan dihadiri
oleh masyarakat setempat.

Kegiatan ini dilakukan bukan tanpa alasan. Selain untuk menambah kegiatan rutinan desa,
kegiatan ini juga bertujuan untuk memohon kepada Allah swt., agar umat Islam, terkhusus
masyarakat yang berada di desa Brengkok selalu diberikan perlindungan, kesehatan, dan dijauhkan
dari marabahaya serta memohon agar wabah yang sedang menyerang kala itu segera diambil
kembali oleh Sang Kuasa.

Selain bersholawat besama, kegiatan ini juga terdapat pengajian yang dipimpin oleh Abah
Kyai Muhammad Farhan Munthaha selalu pengasuh Pondok Pesantren Al-Husna Brengkok dan
Kyai Muthori Al-AufaAl-Aufa dari Gumelem. Masih teringat kala itu, dalam ceramahnya beliau
menceritakan tentang seorang yang istiqomah dalam khusnudzon nya. Mulanya, santri ini (sebut
saja Fulan) selalu diremehkan oleh teman-teman nya karena dilahirkan dari keluarga yang katanya
"tukang nyolong". Hingga suatu saat itu, diberikan tugas oleh Guru nya untuk menjaga batu bata
yang jumlahnya 9.tetapi hilang satu dalam satu malam. Si Fulan tidak mengetahui penyebab
hilangnya batu bata tersebut. Hingga sang guru pun memberikan izajah atau amalan yang sedikit
nyeleneh. Fulan pun mengamalkan izajah tersebut dengan sungguh-sungguh.

Singkat cerita, kala itu Sang Guru melakukan ibadah Haji tanpa sepengetahuan Fulan.
Fulanpun merasa sedih akan hal itu. Dengan terus mengamalkan ijazah dari gurunya agar segera
dipertemukan, qodarullah, Fulan sampai di makkah dengan selamat melalui perantara ijazah dari
sang Guru. Mereka bertemu ketika Gurunya hendak melaksanakan sholat ashar. Sang Gurupun
kaget melihat Fulan berada disaru tempat dengannya. Kemudian Sang Gurupun bertanya mengapa
bisa sampai disini. Kemudian Fulanpun menjelaskan bagaimana sampai kepada Gurunya dengan
sekejap, bukan lain atas izin Allah swt dan mengamalkan ijazah dari Guru tersebut. Fulanpun
menjelaskan bahwa dirinya yakin dan selalu berkhusnudzon kepada orang lain. Saat itu juga
Gurunya menangis dan mencium tangan Fulan. Sang guru pun bertaubat karena pernah
meremehkan Fulan.

Hingga dihari kepulangan mereka dari tanah suci, guru tersebut memberikan pengumuman
kepada seluruh santri bahwa beliau akan menikahkan putrinya dengan seseorang yang telah beliau
pilih. Hal yang tidak disangka-sangka oleh santri lain adalah bahwa santri yang terkenal dungu di
pondok itulah yang dijadikan menantu oleh beliau. Bahkan yang terkenal dengan
kepintarannyapun kalah dengan fulan.
Hal yang bisa kita petik dari cerita diatas adalah berkhusnudzon lah kepada semua orang, bahkan
ketika orang itu menjelekkanmu sekalipun. Karena buah dari khusnudzon ini sangatlah manis.
Dan janganlah kamu memandang remeh kepada orang lain, karena kita tidak tahu amalan apa
yang orang lain lakukan dibelakang kita.
BIODATA PENULIS

Siti Nur Rohmah, lahir di Banjarnegara pada 12 Agustus


2002 dan sekarang berdomisili di Purwokerto. Anak pertama
dari dua bersaudara, yang menempuh pendidikan dari
PAUD-TK Tunas Harapan Bedana, kemudian SDN 01
Bedana, lalu SMPN 01 Kalibening dan SMK Nurul Ummah
Pekalongan. Sekarang tengah menempuh pendidikan Strata
satu di Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan
mengambil program studi Manajemen Zakat dan Wakaf.
Penulis aktif dalam salah satu UKM pencak silat yang ada di
kampus, yaitu pencak silat Pagar Nusa. Motto hidup penulis
adalah "Bukalah pikiranmu sebelum membuka mulutmu. "

Instagram : @rahmaaahhhh_

Emai Pribadi : sitinurrochmah214@gmail.com

Email Instansi : 2017204037@mhs.uinsaizu.ac.id


SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN UMKM SRIPING PISANG

DI DUSUN CEBLEK CANGKRING BANJARNEGARA


Oleh : Noni Epriliani

Peserta KKN UIN SAIZU PURWOKERTO Posko 19 Desa Brengkok, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Banjarnegara

Susukan merupakan desa yang banyak memproduksi UMKM salah satunya di dusun
Cablek Cangkring yang memproduksi Sriping Pisang. UMKM Sriping pisang ini dibuat home
made oleh ibu Suparti. Berdasarkan peneliti alasan ibu Suparti untuk membiayai sekolah anaknya
yang terakhir, ibu Suparti mempunyai 5 anak dan yang 4 sudah merantau bahkan sudah ada yang
berumah tangga, hanya ibu suparti, suami, dan anak perempuan terakhirnya yang tinggal di rumab.
Bahan yang digunakan adalah pisang Ambon nangka dan tanduk. Biasanya si produsen
memproduksi Sriping pisang jika ada pesanan saja, tidak di produksi setiap harihari sebab
keberadaan bahan pisang yang kurang memadai didesa tersebut.

Warga Dusun Cangkring pun sudah hafal dengan UMKM yang di buat oleh ibu suparti, maka
dari itu warga jika sedang ada acara tertentu bisa langsung memesan ke rumah ibu suparti.
Produksi Sriping pisang ini juga tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan cara tradisional
yaitu pertama tama, pisang Ambon nangka di kupas dan di cuci bersih, lalu panaskan minyak di
atas Pawon dengan api sedeng, jika minyak sudah panas bisa langsung di masukan pisang sambil
di parut menggunakan parutan kripik pisang di atas wajan minyak panas tersebut. Usahakan
jangan sampai pada nempel lembar lembar pisangnya sehingga bisa cepat matang. Setelah pisang
berwarna kecoklatan bisa langsung diangkat. Lalu tiriskan. Ibu suparti memproduksi 2 varian rasa.
Yaitu rasa balado dan original. Setelah itu langsung jadikan kemasan pervarian dengan bobot 400
gram untuk yang Sriping Pisang varian rasa balado dan 500 gram untuk Sriping pisang yang
varian rasa original. Ibu suparti biasanya menjual dengan harga Rp5.000 per kemasan. Untuk
target penjualan nya ibu suparti biasanya ke warung warung terdekat untuk menaruh Sriping
tersebut dan di hargai 5.500 perkemasan. Dan diuntungi 500.

Ibu suparti saat ini berpenghasilan hanya dari hasil jualan kripik pisang saja untuk
membiayai kebutuhan anak bungsu dia dan di bantu dengan kegigihan anak bungsu dia yang suka
berjualan online juga seperti jajan jajanan pasar yang di buat sendiri oleh nya.
BIODATA PENULIS
Noni Epriliani. Lahir di Jakarta, 26 April 2002 dan sekarang
berdomisili di purwokerto. Lahir sebagai anak pertama dari 3
bersaudara. Memulai pendidikan pada jenjang pertama yaitu TK di
RA Masyitoh 28 Purwokerto selama 1 tahun. Melanjutkan
pendidikan Sekolah Dasar di SDN HARAPAN MULIA 03 PAGI
JAKARTA. Lalu melanjutkan kembali di SMPN 269 JAKARTA
PUSAT. Dan menyelesaikan gelar sebagai seorang siswa di SMA
PERGURUAN KSATRYA 51 JAKARTA selama 3 tahun. Saat ini
penulis sedang menempuh studi jenjang S1 semester 7 di UIN
Prof. K. H Saifuddin Zuhri Purwokerto, Fakultas dakwah, Prodi
Bimbingan Konseling Islam. Hobi penulis yaitu memasak,
petualangan dan eksplor alam karena penulis suka mencari hal hal
baru seperti hiking gunung, jalan jalan keluar kota yang penuh
dengan cerita yang membuat si penulis penasaran. Motto hidup
penulis " Jangan terlalu berusaha untuk menghadapi sesuatu, karena semuanya udah di atur oleh
Tuhan. " Mau kenal lebih dalam lagi tentang penulis, bisa kunjungi media sosial email
noni.april269@gmail.com atau Instagram @nonieprln
PENGEmBANGAN BUDIDAyA mELON HIDROPONIK SEBAGAI mATA
PENcAHARIAN PETANI mILENIEAL DI DESA BRENGKOK.
Oleh : Galih Panca Utama

Peserta KKN UIN SAIZU PURWOKERTO Posko 19 Desa Brengkok, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Banjarnegara

Rumah kaca, juga dikenal sebagai greenhouse, adalah jenis bangunan tertutup yang
dirancang untuk membantu pertumbuhan tanaman dengan menyediakan lingkungan yang
terkendali. Mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan mengatur suhu, kelembapan,
pencahayaan, dan sirkulasi udara dalam greenhouse adalah fungsi utamanya. Faktor-faktor
lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan pencahayaan dapat kita kontrol saat kita menanam
tanaman di greenhouse. Penggunaan greenhouse juga melindungi tanaman dari cuaca ekstrem,
mengontrol penyakit dan hama, memperpanjang musim tanam, dan meningkatkan kualitas dan
produktivitas tanaman. Petani sekarang dapat meningkatkan hasil panen dan menghasilkan
tanaman berkualitas tinggi sepanjang tahun dengan menanam tanaman di greenhouse.Tetapi
angan-angan yang terbesit dibenak para petani biaya atau modal awal pembuatan greenhouse
tidaklah sedikit. Pembuatan greenhouse dapat melibatkan biaya awal yang signifikan, tergantung
pada ukuran, bahan, dan perlengkapan yang digunakan. Namun, greenhouse juga dapat
memberikan manfaat jangka panjang yang dapat meningkatkan hasil panen dan menghasilkan
tanaman yang lebih berkualitas. Sebanding atau tidaknya antara biaya pembuatan dan hasil panen
tergantung pada berbagai faktor salah satunya jenis tanaman yang dibudidayakan. Salah satu
komoditas yang kerap menjadi favorit dibudidayakan didalam greenhouse adalah tanaman melon.
Desa Brengkok Kec. Susukan Kab. Banjarnegara menjadi keuntungan yang didapatkan ketika
dibudidayakan didalam greenhouse. Selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, akan permintaan
pasar pun juga tinggi. Oleh sebab itu, hasil panen tanaman melon didalam greenhouse kebanyakan
bisa balik modal hanya dalam jangka waktu beberapa panen saja.

Sehingga budidaya tanaman melon didalam greenhouse memiliki potensi untuk


menghasilkan keuntungan yang besar, terutama jika dilakukan dengan baik dan benar. Keuntungan
ini turut dirasakan oleh Mas Dedi, beralamat Brengkok di Kecamatan Susukan, Kabupaten
Banjarnegara. Baru mencoba pertama kali budidaya tanaman melon digreenhouse tidak membuat
dirinya kapok. Justru beliau merasa sangat puas dan senang. Beliau menegaskan bahwasanya
beliau suka dengan hal-hal kretif yang belum ada di desa Brengkok dan prosentase keberhasilan
budidaya tanaman didalam greenhouse tinggi, sehingga beliau bisa berpendapat bahwa budidaya
tanaman didalam greenhouse itu murah dan mudah. Alasan beliau berpendapat seperti itu akan
coba kami sampaikan dibawah ini.

Pembuatan Greenhouse

Sama sekali tidak ada rasa penyelasan dari beliau, malah Mas Dedi merasa sangat senang
puas. Ukuran greenhouse yang beliau buat yakni berukuran 7,5 meter x 10 meter. Setelah beliau
hitung kembali, beliau mengeluarkan modal bersih sekitar Rp 20.000.000 sudah membentuk
greenhouse seutuhnya dan permanen. Maka dari itu beliau berpendapat biaya pembuatannya
murah karena sekali pembuatan bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Kedepannya
hanya melakukan perawatan terhadap greenhouse itu sendiri dan juga biaya perawatan tanaman
budidaya. Rutin perawatan greenhouse juga akan menentukan jangka waktu penggunaannya. Bisa
dijadikan sebagai inventasi jangka panjang, sekali pembuatan bisa mendapatkan potensi untung
yang besar.

Pembuatan Media Tanam

Budidaya tanaman melon dengan polybag didalam greenhouse adalah metode populer dan
efektif dalam memanfaatkan ruang dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Media yang
berisi didalam polybag atau kantong plastik, beliau menggunakan pasir ladu yang biasa
digunakan ditaman, arang sekam, kompos terfermentasi, asam humat POWERSOIL, dan
dolomite. Dosis yang beliau aplikasikan dengan perbandingan 1:1:1 untuk pasir ladu, arang
sekam, dan kompos. Sedangkan asam humat dan dolomite secukupnya menyesuaikan dengan
kapasitas media didalam polybag. Biasanya media tanam yang digunakan untuk isi polybag rata-
rata petani menggunakan cocopeat, tetapi disini Mas Dedi tidak menggunakan. Ternyata ada
alasan tersendiri yakni beliau masih tahap belajar dan kesibukan diluar bertani. Dengan media
tanam yang beliau racik, memudahkan dari segi tenaga dan waktu perawatan karena saat
pengairan cukup dalam sehari melakukan pengairan 2 kali saja. Beda halnya dengan media yang
digunakan terdapat cocopeatnya, bisa melakukan pengairan sebanyak 3 kali. Bisa menghemat
waktu serta tenaga yang dikerahkan. Ini terkait dengan kemampuan daya simpan airnya, dengan
media racikan yang beliau aplikasikan daya simpan terhadap air lebih tahan lama dibandingan
menggunakan media cocopeat. Sehingga ini akan memudahkan perawatan beliau sembari
memiliki kesibukan diluar selain bertani.
Tentang Varietas

Varietas melon yang beliau tanam adalah jenis varietas Inthanon. Varietas melon ini
terkenal dengan kualitas premiumnya karena memiliki rasa manis, tekstur daging renyah, dan
penampilan buah yang elegan. Sehingga varietas ini memiliki nilai jual yang berbeda dengan
varietas melon lokal lainnya, sebab banyak diminati pasar seperti pasar modern sekalipun.

Perawatan Kocor

Perawatan sistem kocor yang beliau lakukan ternyata ada dua langkah yakni langkah
kocor sebelum tanam dan sesudah tanam. Langkah kocor sebelum tanam tepatnya H-1 penanam
beliau kocor terlebih dahulu media tanamnya dengan bahan Silica Carbon, asam humat
“POWERSOIL” dan Trichoderma. Sama halnya dengan penerapan metode professor cabai, tetapi
kali ini diterapkan didalam tanaman melon. Manfaat kombinasi dari silica carbon dan asam
humat memberikan perpaduan untuk membenah tanah secara fisiki, kimia dan biologis agar
struktur tanah dan daya simpan air lebih baik. Kemudian peran Trichoderma yang bermanfaat
sebagai agensi hayati bio pestisida pencegahan patogen penyakit didalam tanah.
Kemudian langkah perawatan kocor dengan sistem irigasi tetes menggunakan bahan
pupuk Ab-Mix, POWERSOIL, MORDENFOL, dan Trichoderma dicampur menjadi satu. Dosis
yang beliau gunakan mulai dari dosis rendah dengan irigasi tetes setiap hari karena tanaman masa
pertumbuhan awal, seiring bertambahnya umur baru beliau menambahkan dosisnya sedikit demi
sedikit. Lebih berfokus memberikan nutrisi secara tepat dan berimbang. Upaya ini beliau lakukan
demi menjaga laju pertumbuhan tanaman agar dapat tumbuh dengan optimal. Pemberian nutrisi
ini beliau lakukan sampai tanaman diusia 60 HST. Setelah itu mengganti pengocoran nutrisinya
dengan kocor air biasa, hal ini dilakukan untuk menjaga buah melon agar tidak pecah. Tetap perlu
pengimbang dengan air biasa agar menjaga kadar kemanisannya.
Perempelan

Beliau melakukan sistem perempelan atau pangkas tunas air ketika tanaman berumur 15
HST. Selalu mengupayakan tunas air bagian bawah tepat dibawah tunas kedelapan bersih.
Langkah ini beliau lakukan agar nutrisi dapat berfokus kecabang utama terutama dalam membantu
pembentukan buah agar maksimal dan optimal.

Perawatan Spray

Fase mulai berbuah dan berbunga beliau bantu penyepraian dengan pupuk kalium
KALINET dengan dosis 8 tutup botol/7 hari sekali. Cukup menggunakan dosis yang tinggi, akan
tetapi intervalnya yang beliau renggangkan. Fokus pemberian pupuk KALINET ini juga untuk
membantu pemaksimalan nutrisi untuk buah dan menjaga kerontokan bunga. Selain itu, pupuk ini
juga sangat berperan terutama pada tanaman melon untuk memaksimalkan rasa manis dan bobot
buah serta ketebalan daging buah. Sehingga akan menopang potensi mendapatkan nilai harga jual
yang tinggi.
Fungisida dan Insektisida

Aplikasi fungisida dan insektisida sendiri tidak terlalu beliau lakukan rutin. Untuk
insektisida beliau lebih melihat kondisi tanamannya, jika dirasa membutuhkan baru beliau
aplikasikan. Karena keuntungan budidaya didalam greenhouse dapat meminimalisir serangan
hama, oleh sebab itu aplikasi insektisida tidak terlalu rutin.

Sedangkan aplikasi fungisida beliau menggunakan fungisida Antracol dan Dithane dengan dosis 3
SDM/16 liter interval 1 minggu sekali. Termasuk hemat dalam aplikasi fungisida, karena upaya
beliau dalam menjaga dari serangan jamur.

Marketing dan Pemasaran

Pemasaran melon hidroponik Mas Dedi langsung kepada salah satu super market yang ada di kota
Purwokerto. Hubungan kerja sama marketing dengan supermarket membuat keuntungan dan
efektifitas pemasaran berjalan dengan stabil. Setiap kali panen mas Dedi langsung memilih melon
dengan kualitas terbaik untuk dikirim ke kota Purwokerto.
BIODATA PENULIS

Galih Panca Utama, lahir di Kota Banjarnegara pada tanggal 4


November 2000. Putra bungsu dari tiga saudara yang semua
berjenis laki-laki, menjadikan banyak pelajaran yang bisa
diambil. Pendidikan awal di TK Pertiwi Lengkong selama satu
tahun di umur enam tahun. Melanjutkan pendidikan sekolah
dasar di SD N 3 Lengkong kemudian menimba ilmu kembali
pada sekolah tingkat menegah di SMP N 2 Rakit, menyelesaikan
jenjang sekolah menengah atas di SMA N 1 Wanadadi selama
tiga tahun. Setelah lulus mencoba keberuntungan melanjutkan di perguruan tinggi negeri namun
gagal, gabyear selama setahun dan terus belajar untuk menambah materi ujian untuk lulus di
perguruan tinggi negeri. Saat ini sedang menempuh studi Strata 1 di UIN Prof. K.H. Saifuddin
Zuhri Purwokerto, Fakultas Dakwah mengambil program studi Komunikas dan Penyiaran Islam.
Hobi penulis adalah gamers online dan olahraga, kenapa game online menjadi hobi utama, game
online memberikan banyak manfaat mulai dari melatih kesabaran, kekompakan dan kerja sama
tim bertujuan mendapatkan chemistry yang baik. Olahraga selain membuat badan sehat dan
membuang zat racun dalam tubuh futsal menjadi olahraga favorit karena melatih konsentrasi dan
kekompakan. Motto hidup penulis “nothing last forever we can change the future”. Follow my
social media on Instagram @galihpancautt and email galihutama2000@gmail.com.
RUTINAN AL-BARzANJI mAULID-AD DIBA’I UNTUK mENyANJUNG
NABI
mUHAmmAD SAW
Oleh : Farhan Kurniadi

Peserta KKN UIN SAIZU PURWOKERTO Posko 19 Desa Brengkok, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Banjarnegara

Kegiatan sangat diperlukan bagi warga, baik warga desa maupun kota. Selain untuk mengisi
waktu luang kegiatan juga bermanfaat untuk menumbuhkan nilai sosialisasi kepada masyarakat
sekitar, mendapatkan pengalaman, mendalami nilai keagamaan, dan lain sebagainya. Ada banyak
sekali kegiatan yang dilakukan masyarakat di Desa Brengkok. Salah satu kegiatan dalam bidang
keagamaan adalah Al-Barzanji Maulid Ad-Diba’i.
Al-Barzanji adalah sebuah kitab yang berisi syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW
yang ditulis oleh Imam Ja'far al-Barzanji. Kitab ini dikenal sebagai salah satu karya sastra Islami
yang paling populer, dan dianggap suci oleh banyak umat Islam. Khususnya dalam perayaan
Maulid, Al-Barzanji menjadi pusat perhatian dalam beberapa rutinan yang dilakukan untuk
memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Maulid Ad-Diba'i merupakan perayaan yang merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang
secara tradisional diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia. Salah satu rutinitas yang sering
terjadi dalam perayaan Maulid adalah penghormatan terhadap Rasulullah melalui
bermacammacam aktivitas, termasuk membaca dan menyanyikan syair-syair yang memuji
beliau.
Kegiatan Al-Barzanji Maulid Ad-Diba’i ini dilaksanakan di Mushola. Mushola tersebut
berada di Jalan Kemrangon RT07/RW01, Desa Brengkok, Kecamatan Susukan, Kabupaten
Banjarnegara. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan setiap hari kamis malam jum’at. Al-Barzanji
ini dipimpin oleh Kyai Sodikun. Jamaah yang mengikuti kegiatan Al-Barzanji ini diikuti oleh
bapak-bapak dan ibu-ibu di daerah tersebut. Jamaah akan dibagikan buku Al-Barzanji.
Pentingnya Al-Barzanji dalam perayaan Maulid Ad-Diba'i tidak hanya terletak pada nilai sastra
dan keindahan syairnya, tetapi juga pada makna-makna spiritual yang terkandung di dalamnya.
Syair-syair dalam Al-Barzanji mengisahkan keagungan, kedermawanan, dan keutamaan Nabi
Muhammad SAW. Ini tidak hanya menjadi ungkapan penghargaan terhadap beliau, tetapi juga
menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi umat Islam dalam mengikuti teladan beliau.
Selain membaca, aktivitas lain yang sering terjadi dalam rutinan Al-Barzanji adalah
menyanyikan syair-syair tersebut. Penyampaian melalui nyanyian tidak hanya menambahkan
aspek seni dalam perayaan, tetapi juga meningkatkan keterlibatan emosional para jamaah.
Melalui melodi yang indah dan lantunan kata-kata yang berkesan, pesan-pesan dalam Al-
Barzanji lebih mudah diserap dan dihayati oleh para pendengar. Biasanya kyai yang akan
membacakan dan menyanyikan syairsyair tersebut, kemudian jamaah mengikutinya.
Rutinan Al-Barzanji dalam perayaan Maulid Ad-Diba'i juga sering dijadikan momen untuk
meningkatkan rasa persatuan dan kebersamaan dalam komunitas Muslim. Melalui kegiatan
bersama membaca dan menyanyikan Al-Barzanji, umat Islam merasa terikat oleh ikatan
keagamaan dan kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Ini memperkuat solidaritas dan
meningkatkan rasa kebersamaan di antara mereka.
Setelah kegiatan Al-Barzanji, jamaah akan dikasih makanan dan minuman yang telah disediakan
oleh warga sekitar. Jamaah melakukan makan bersama dan saling berkomunikasi antar jamaah
untuk menumbuhkan sifat sosial. Dengan demikian warga mendapatkan nilai keagamaan dan
sosial.
Dengan demikian, rutinan Al-Barzanji dalam perayaan Maulid Ad-Diba'i bukan hanya sekadar
tradisi atau kegiatan seremonial semata. Ini adalah bagian integral dari perayaan yang
memperkuat ikatan spiritual umat Islam dengan Nabi Muhammad SAW, menyebarkan pesan-
pesan kasih sayang, kebaikan, dan perdamaian yang beliau ajarkan kepada dunia, serta
menumbuhkan jiwa sosial pada masyarakat. Oleh karena itu, penghargaan terhadap Al-Barzanji
dan perayaan Maulid Ad-Diba'i seharusnya tidak hanya menjadi rutinitas mingguan, tetapi juga
menjadi titik awal untuk lebih mendalami dan menghayati ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.

BIODATA PENULIS
Farhan Kurniadi, lahir di Cilacap pada tanggal 9 Juli 2002.
Saya anak ke-2 dari dua bersaudara. Pendidikan pertama di
TK Roudlotus Shibyan Majenang, selanjutnya di SD Negeri
Jenang 02, setelah itu lanjut ke SMP Negeri 1 Majenang,
kemudian melanjutkan ke MA Negeri 2 Cilacap, dan sampai sekarang saya masih berkuliah di
UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI). Hobi saya adalah bersepeda dan menggambar, karena saya suka jalan-jalan memakai
sepeda. Awal suka meggambar karena saya suka nonton anime. Kemudian tertarik dengan
menggambar karakter pada anime. Motto hidup saya adalah “Be Yourself and Never Surrender”
dan “Pantang Pulang Sebelum Menang”
Email : farhankurniadi647@gmail.com
Instagram : farhan_kurniadi_12

PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BRENGKOK


Oleh : Putri Ayu Lestari

Peserta KKN UIN SAIZU PURWOKERTO Posko 19 Desa Brengkok, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Banjarnegara

Program pengembangan usah milik desa (BUMDES) merupakan usaha desa yang dikelola
oleh pemerintah desa, dan berbadan hukum, pemerintah desa dapat mendirikan BUM Desa dengan
kebutuhan dan potensi desa. Pembentukan BUM Desa ditetapkan dengan peraturan Desa
mendirikan BUMDes dengan peraturan desa berpedoman pada peraturan daerah, ditetapkam
dengan peraturan desa, perwusyawaratan desa, pemerintah desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan permusyawaratan desa. Tujuan didirikannya BUMDES meningkatkan
perekonomian desa, meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa.
BUMDes mempunyai direktur atau orang yang bertanggung jawab yaitu Bapak Dheni Miftakhur
Rizqiyanto, lalu ada Sekretaris yaitu Bapak Tri Sugiyono dan Bendahara yaitu mba Elsa Tri Yulia.

Unit atau program BUMDes yang sudah berjalan yaitu, Unit Samsat Budiman merupakan
Badan Usaha Digital Mandiri dengan memaksimalkan sebagai sumber pelayanan seperti
membayar pajak kendaraan bermotor, bisa memperpanjang STNK karena BUMDes bekerjasama
dengan pihak kepolisian dan ini berlaku untuk masyarakat brengkok dan sekitarnya. Unit Jasa
Keuangan atau Permodalan yaitu memberikan permodalan berupa uang bagi yang ingin membuat
usaha makanan tetapi mereka tidak ada modal. Lalu ada Unit Amartagrowmelon (melon
hidroponik) salah satu UMKM yang ada di BUMDes Brengkok cara penanaman melon hidroponik
ini memanfaatkan media air dengan memenuhi kebutuhan unsur hara setiap tanaman dan
tumbuhan dengan baik melon ini akan bertumbur sekitar 3 bulan sekali harga per kilo dijual
seharga Rp. 30.000.00

Biografi Penulis
Putri Ayu Lestari, Lahir di Batang 21 November
2001 asal Tegal dan sekarang berdomisili di
Purwokerto Lahir sebagai anak pertama dengan
tiga bersaudara 2 berjenis kelamin perempuan
dan 1 laki-laki yang tidak pernah penulis
bayangkan sebelumnya. Memulai pendidikan
pada jenjang Taman kanak-anak (TK) selama satu
tahun. Melanjutkan pendidikan di SDN Kemiri
Timur Subah selama 6 tahun, kemudian menimba
ilmu kembali di MTs Al-Ittihaad Purwokerto Pasir
Kidul selama 3 tahun, menyelesaikan gelar
sebagai siswa di SMK Diponegoro 3 Kedung
Banteng

Zuhri Purwokerto Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan mengambil program studi
Pendidikan Anak Usia Dini. Hobi penulis adalah berenang karena berawal dari sering
berenang kemudian tertarik untuk belajar berenang dan menjadi sebuah hobi.

Motto Hidup "Kegagalan Terbesar Adalah Apabila Kita Tidak Pernah Mau Mencoba" . Mau

kenal lebih dalam tentang penulis, bisa kunjungi sosial media

• E-mail : Lestariayuu2111@gmail.com
• Instagram : _putriayuulestari.
TRADISI BEGALAN SEBAGAI PIWULANG SEPUH, SALAH SATU BUDAyA
ADAT JAWA yANG mASIH ExIS DI DESA BRENGKOK
Oleh : Anes Nurmaulia Fauzy

Peserta KKN UIN SAIZU PURWOKERTO Posko 19 Desa Brengkok, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Banjarnegara

Kebudayaan di Indonesia sangat kaya dan beragam. Budaya


di Indonesia sangat erat kaitannya dengan adat dan tradisi
yang mana di setiap daerah maupun suku itu berbeda-beda.
Di Desa Brengkok, kecamatan Susukan, Kabupaten
Banjarnegara masih lekat dengan budaya jawa salah
satunya tradisi begalan. Pembicaraan tentang tradisi begalan
di karesidenan Banyumas dimana Banjarnegara termasuk
didalamnya sebenarnya sudah sangat sering dilakukan dalam berbagai diskusi. Pembahasan
tentang begalan berkisar tentang perwujudannya sebagai ritual tradisional berupa drama dengan
properti alat dapur yang ditampilkan pada upacara pernikahan di wilayah karesidenan Banyumas.

Pernikahan merupakan suatu momentum sakral yang sangat didambakan dan dinantikan
setiap orang. Pernikahan adalah peristiwa yang menyatukan dua insan yakni laki-laki dan
perempuan dalam suatu ikatan baik secara lahir dan batin yang terikat dengan hukum agama dan
negara. Pernikahan ialah hal indah dan memiliki tujuan mulia yang diharapkan sebisa mungkin
pernikahan dilakukan sekali seumur hidup dan menjadi pernikahan yang bahagia.

Pada umumnya, tradisi begalan dilaksanakan setelah acara akad nikah atau pada saat
resepsi di tempat calon pengantin perempuan dimana yang dinikahkan adalah anak pertama
dengan anak pertama, anak terakhir dengan anak terakhir, anak pertama dengan anak terakhir, dan
anak pertama yang perempuan. Namun saat ini banyak orang yang melakukan tradisi begalan
meskipun tidak termasuk dalam kriteria tersebut. Karena sebagian orang melakukan tradisi
begalan hanya sebatas untuk seni pertunjukan untuk tetap melestarikan budaya maupun untuk
meramaikan acara resepsi atau pesta pernikahannya.

Di desa Brengkok sebenarnya budaya jawa yang masih lekat bukan hanya begalan, ada
beberapa budaya yang masih dilestarikan seperti gendhing dan karawitan, pertunjukan kethoprak,
ebeg (kuda lumping) dll. Beberapa seniman di desa Brengkok yang melestarikan budaya tersebut
justru masih kategori anak-anak dan remaja. tentu saja ini merupakan kegiatan yang sangat positif
bagi mereka. Namun setelah beberapa tahun berlalu kini mereka beranjak dewasa dan memiliki
kesibukannya masing-masing sehingga beberapa budaya diatas sudah tidak dilakukan secara
efektf. Kini yang masih melakukannya adalah para seniman yang sudah berumur.

Salah satu seniman khususnya dalam tradisi begalan di desa Brengkok ialah Bapak Suratno
yang pernah menjadi salah satu ketua RW di desa Brengkok. Beliau sering mendapatkan panggilan
untuk melakukan tradisi begalan untuk acara pernikahan baik lingkup kabupaten Bajnarnegara
maupun kabupaten sekitarnya. Menjadi seniman tentunya juga dapat menjadi matapencaharian
beliau untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Beliau biasanya melakukan tradisi begalan
dengan satu partner.

Begalan termasuk seni pertunjukan yang di dalam pertunjukannya terdapat peran


protagonis dan antagonis. Yang menjadi tokoh protagonis adalah utusan dari keluarga besan
membawa bubak kawah atau brenong kepang berupa peralatan dapur yang biasa digunakan dalam
kehidupan rumah tangga. Sementara tokoh antagonis adalah begal yang merupakan utusan
keluarga pengantin putri yang bertugas mapag besan. Yang dibegal bukan bandha dunya atau harta
benda. Yang dibegal adalah bajang sawane kaki penganten nini penganten, semacam energi negatif
yang memungkinkan menjadi gangguan dalam kehidupan berumah tangga.

Selain sebagai media piwulang (ajaran) bagi mempelai berdua, begalan juga berisi mantra
dan penyuwunan (doa). Sebagai media piwulang, di dalam pertunjukan begalan terkandung
kawruh dan pitutur yang dapat menjadi role of live bagi para kanoman (kaum muda) yang mulai
melangkahkan kaki memasuki kehidupan manusia dewasa yang bertanggung jawab.

Setiap tindakan maupun kegiatan yang dilakukan masyarakat tradidional dikenal


maknamakna simbolik yang memiliki makna mendalam. Seperti ritual begalan ini yang
pemaknaannya tidak hanya terletak pada wujud yang dapat dilihat yakni bendanya (alat dapur)
maupun hal yang didengar (cerita tentang kegunaannya). Properti alat dapur yang termasuk dalam
tradisi atau ritual begalan memiiki maknanya masing-masing.

Barang-barang yang dibawa pada saat acara begalan adalah alat-alat dapur yang disebut
brenong kepang, antara lain iyan, pedhang wlira, siwur, kukusan, ilir dll. Barang-barang tersebut
memiliki simbol atau pesan tersendiri yaitu merupakan alat yang digunakan untuk acara ruwatan
atau pada saat pembersihan diri antara lain:

1. Pikulan memiliki simbol keseimbangan peran antara pria dan wanita dalam kedudukan rumah
tangga.
2. Iyan (tampah berbentuk segi empat) memiliki simbolisasi dari jagad gumelar dengan empat
sudut sebagai penggambaran empat arah mata angin, memposisikan setiap diri manusia
sebagai titik imajiner yang menjadi pusat dari penyebutan arah timur, barat, selatan dan utara.
Maknanya apabila seseorang sudah masuk dalam suatu pernikahan makan diharapkan harus
siap bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.
3. Pedhang Wlira memiliki simbol ketika seorang laki-laki berumah tangga harus siap
melindungi keluarganya dari segala marabahaya.
4. Irus memiliki makna seseorang yang berumah tangga harus bisa menjauhkan diri dari godaan
pria maupun wanita lain yang akan membuat keretakan dan kebahagiaan.
5. Wangkring yang terbuat dari bambu tali memiliki makna dalam kehidupan rumah tangga
seseorang harus mampu bersikap fleksibel, lemesa kaya tali kakua kaya pikulan.
6. Kukusan, keempat sudut kukusan digambarkan sebagai sedulur papat berupa nafsu amarah,
aluamah, sufiah, dan mutmainah dengan puncak kukusan sebagai sumbolisasi tentang
ketuhanan.
7. Irus bermakna seseorang harus mampu mengurus rumah tangga.
8. Siwur bermakna hidup jangan ngawur.
9. Upet melambangkan sambada, yaitu anasir api (nitrogen).
10. Kendhil melambangkan duga, yaitu tanah anasir tanah (carbon).
11. Ilir melambangkan prayuga, yaitu anasir angin (oksigen). Dll.
Tutur sepuh yang pada masa lalu menjadi tanggung jawab paman dari garis keturunan ibu
untuk kepentingan memberikan piwulang bagi mempelai berdua, sekarang lebih banyak dilakukan
oleh para pekerja seni yang memilih profesi sebagai tukang begal. Akibatnya, begalan tidak lagi
hadir sebagai prosesi ritual, melainkan lebih muncul sebagai media hiburan yang lebih
mementingkan tampilan fisik atau sekedar dhagelan.
Biodata Penulis

Anes Nurmaulia Fauzy, lahir di Lampung Tengah pada 21


September 2002 dari pasangan Abu Hasan Al-Fauzy dan Umi Hani’ah.
Sekarang berdomisili di Cilacap, Jawa Tengah. Lahir sebagai anak
kedua dari tiga bersaudara alias anak tengah. Memulai pendidikan dari
jenjang taman kanak-kanak di TK Pertiwi Karangjati selama satu
tahun, kemudian melanjutkan jenjang sekolah dasar di MI Darwata
Karangjati 01. Setelah itu menimba ilmu kembali di jenjang sekolah
menengah pertama di MTs Almukaramah Sampang. Kemudian
melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 1
Sampang selama tiga
tahun. Kini sedang menempuh pendidikan S1 semester tujuh di Universitas Islam Negeri Prof.
K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan mengambil program
studi Ekonomi Syariah. Hobi penulis adalah bernyanyi serta kegiatan apapun yang berkaitan
dengan seni, karena tumbuh dalam keluarga yang menyukai seni dan estetika. Penulis senang
belajar banyak bahasa terutama bahasa Inggris dan Korea. Hal itu berawal dari kebiasaan penulis
di waktu luang yakni menonton film barat dan drama Korea. Ingin tahu lebih banyak tentang
penulis, bisa kunjungi media sosial penulis.

Email : anesmauliya@gmail.com

Instagram : @annes21_
PENGALAMAN BERHARGA DAN MENJADI SEJARAH BAGI AKU KKN DI DESA
BRENGKOK SUSUKAN BANJARNEGARA

Oleh: Afnan To’yee

Peserta KKN 53 Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Kelompok 19
Desa Brengkok Kecematan Susukan,Kabupaten Banjarnegara.

Sebelumnya perkenalkan nama saya Afnan To’yee mahasiswa Patani (Selatan Thailand)
saya dari prodi PAI Fakultas Ilmu dan keguruan UIN Prof K.H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto.Seorang yang di lahirkan di Narathiwat Thailand Selatan memberanikan diri untuk
merantau ke Negara orang yang Bernama Indonesia.

Kuliah Kerja nyata (KKN) adalah komponen penting dalam Pendidikan tinggi di Indonesia.
program ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa kepada realitas sosial,Ekonomi dan
budaya di luar lingkungan kampus.saya memiliki kesempatan untuk mengikuti KKN di desa
Brengkok selama 40 hari.Dalam sebuah KKN kita tinggal seatap selama 24 jam selama 40 hari.
Sebuah rasa saling memiliki Selama 40 hari KKN di Desa
Brengkok ,kecamatanSusukan ,Kabupaten Banjarnegara banyak sekali pengalaman yang saya
dapatkan, pengalaman yang luarbiasa dan menjadi pengalaman yang berharga bagi saya di
kernakan saya mahasiswa asing yaitu saya mahasiswa Patani Selatan Thailand yang kuliah di
Indonesia.dan disini saya bertemukan teman Indonesia semua 9 orang dan saya 1 orang yang
mahasiswa Thailand Hal inilah yang saya akui Ketika meliwati proses KKN yang tentunya
diwarnai dengan hambatan dan rintangan tak terduga.sebagai orang asing yang memang sulit
untuk berinteraksi dengan orang baru penetapan teman kelompok tempat KKN dengan orang yang
berbeda Bahasa dan adat istiadab yang berbeda merupakan awal mulai menjadi titik balik hidup
saya yang berada di KKN kerana jika kita ingin mengubah diri harus sabar yang paling utama
kerna hal itu sangat berpengaruh untuk proses sosialisasi yang cukup kaku jika di rasa-rasa
perbedaan yang sangat signifikan jika di bandingkan dengan proses belajar mengajar.
Formasi keluarga baru
Pertemuan awal kami pada tanggal 21 Desember 2023 pada Ketika selesai workshop dan
pertemuan kali yang pertama saya di Perpustakaan UIN SAIZU Purwokerto dan saya dapat
bertemu dengan teman-teman nya

Survei lokasi dan pertemuan dengan pemerintah desa kurang lebih satu menggu tanggal 3 januari
2024 sepakat dalam kelompok untuk mendatangi langsung lokasi yang kami tinggal Selama
KKN pada berlangsung dan kali yang kedua kami bertemu sama teman untuk servei lokasi yang
kita dapatkan yaitu desa Brengkok dan kali yang kedua bertemu sama teman itu di tunggu depan
Perpustakaan selama 1 jam dan teman itu datang Terus kita langsung Berangkat ke desa Brengkok
Ketika sampai tujuan yaitu desa Brengkok dan dapat bertemu dengan beberapa perangkat desa dan
sampat dialog aktif untuk menggali informasi terkait dengan desa tersebut dan kemudian
selanjutnya di lanjutkan dengan servey tempat tinggal yang akan kami tinggal di rumah ibu
samsuyah .setelah proses servy maka cari warung untuk makan siang dan setelah makan siang
langsung pulang ke Purwokerto dan sampai purwokerto dengan selamat dan dapat berjumpa untuk
membahas ke depan nya Bagai mana rancana Seterus nya. Pembukaan KKN di kecamatan
Susukan pada tanggal 10 januari 2024 Kami mahasiswa UIN SAIZU Perwakilan dalam
kelompok 6 orang mahasiswa bersiapan untuk berangkat ke tempat pembukaan majlis menuju
kecamatan Susukan pembukaan KKN Dilaksanakan secara Bersama-sama dengan 12 kelompok
yang ada di kecamatan susukan.pembukaan berjalan dengan lancer tanpa ada halangan suatu
apapun.,pembukaan dihadiri oleh kepala desa Dosen pembimbing lapangan dan setelah selesai
majlis pembukaan ibu DPL datang ke Posko kelompok kami terus kita Photo-photo Bersama ibu
DPL.

Proses Adaptasi Dengan lingkungan Baru

Proses adaptasi orang dari Patani Selatan, Thailand terhadap lingkungan di desa Brengkok tentu
akan melibatkan beberapa aspek penting. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses
adaptasi ini antara lain:Budaya dan Tradisi: Orang dari Patani Selatan, Thailand, perlu beradaptasi
dengan budaya dan tradisi masyarakat di Desa Brengkok ini , terutama jika mereka akan tinggal di
daerah yang memiliki budaya yang berbeda. Ini termasuk kebiasaan sehari-hari, festival, adat
istiadat, dan cara berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Bahasa: Adaptasi juga melibatkan penguasaan bahasa yang digunakan di desa Brengkok dan di
sini guna Bahasa jawa , terutama jika bahasa tersebut berbeda dengan bahasa kita mereka.
Memahami dan berkomunikasi dalam bahasa lndonesia akan memudahkan proses integrasi
dengan komunitas setempat. Pekerjaan dan Mata Pencaharian: Proses adaptasi juga melibatkan
mencari pekerjaan atau mata pencaharian yang sesuai dengan lingkungan di desa Brengkok. Hal
ini bisa meliputi mencari peluang usaha, mencari pekerjaan sesuai keahlian, atau bahkan belajar
keterampilan baru yang sesuai dengan kebutuhan di desa Brengkok dan desa Brengkok
kebanyakkan pekerjaan utama di desa Brengkok adalah pekerjaan menanam dan buat sawah padi
atau Petani sebahagian dari Petani dan pedagang. Kepercayaan dan Nilai-nilai Agama: Orang dari
Patani Selatan, Thailand, perlu memahami dan menghormati kepercayaan dan nilai-nilai agama
yang dianut masyarakat di desa Brengkok. Mereka perlu melihat perbedaan kepercayaan sebagai
bagian dari keberagaman Indonesia dan beradaptasi dengan menghormati keberagaman tersebut.

Selama proses adaptasi, penting bagi orang dari Patani Selatan, Thailand, dan masyarakat di desa
Brengkok untuk saling memahami dan menghormati perbedaan budaya, tradisi, dan kebiasaan. Ini
adalah kunci penting untuk integrasi yang sukses dan harmonis di lingkungan baru. Tentu saja,
proses adaptasi ini akan berbeda-beda untuk setiap individu, dan bisa menjadi pengalaman yang
menarik dan positif dengan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat setempat dan
memperkaya kehidupan di lingkungan baru.

Selama satu minggu awal ,sembari bersilaturrahmi dan berkenalan dengan warga sekitar.dan
kawankawan menjelajah ke sudut mulai dan dapat silaturrahmi sama ketua-ketua desa dan
perangkatnya dan ketua dari RW1 sampai RW2 dan RT1 sampai RT 16 ada beberapa Orang
bertanya kamu dari mana langsung saya jawab saya mahasiswa KKN UIN SAIZU
PURWOKERTO dan saya berasal dari Patani Selatan Thailand orang desa yang pertama yang saya
adaptasi yaitu ibu samsiyah hal tersebut mempunyai daya Tarik sendiri saya rasa membuat saya
jadi akrab kerna permulaan bagi saya mahasiswa Thailand dan Adaptasi linggungan orang
Brengkok dan sini cara adaptasinya guna Bahasa jawa saya lagi belum mempunyai Bahasa jawa
dan saya dapat hanya Bahasa Indonesia saja maka ibu samsiyah bisa adaptasi guna Bahasa
Indonesia membuat saya rasa tenang hati apalagi dengan sambutan Masyarakat disini yang lebih
Baik mumkin saya menambahkan nilai plas dari saya kerna kelompok kami di terima dengan
sangat baik oleh Masyarakat di sini dan ketua desa di sini sangat baik satu Ketika dia menjadi
bapak yang baik bagi saya satu Ketika dia menjadi guru bagi saya kerna dia mengajar saya
terkaitan dengan lingkungan disini pekerjaan cara strukur di sini dan disini kebanyakkan itu dari
orang ada pengajian ada pengalaman dan anak-anak di desa ini semua Anak itu pengajian semua
dan keluarga disini suka tulong menulong sesamanya

PROGRAM PENDUKUNG KELOMPOK KKN UIN SAIZU PURWOKERTO

Disini kita sudah tahu bahwasanya disini banyak sekolah mulai dari PAUD sampai SD-SMA dan
disini juga banyak TPQ dan setiap masjid rata-rata mengajar semua TPQ lalu kita hanya
membantu mengajar dari PAUD sampai SD-SMA dan TPQ dan membantu di balai desa dan ikut
acara yang ada di desa Brengkok seperti setiap malam senin ada Brengkok Bersholawat
muslimatan ikut program yang ada di desa Brengkok ini.

Kultur Masyarakat

Masyarakat desa Brengkok secara umum sering dipahami sebagai suatu kategori sosial yang
seragam dan bersifat umum, dan masyarakat desa Brengkok sering di identikkan dengan petani.
Namun sebenarnya di dalam komunitas masyarakat Brengkok terdapat deferensiasi dan tidak
sepenuhnya petani, di dalamnya ada Pekebun, Buruh, Pedagang, Karyawan, Pegawai negeri, dan
pekerjaan lain seperti pada umumnya seperti di daerah perkotaan.

Warga masyarakat Brengkok mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam
ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat di luar desa karena kehidupan masyarakat
desa Brengkok, dan keadaan relasi sosial yang ada di desa Brengkok.

Golongan orang-orang tua pada memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat
kepada kelompok orang tua/kesepuhan apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Tokoh yang
berpengaruh dalam masyarakat desa Brengkok pada umumnya terpusat pada individu seperti
seorang kiyai, sesepuh kepala desa.

Kultur kebudayaan desa Brengkok merupakan sebuah sistem sosial yang berbasis pada nilai-nilai
budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi di masyarakat desa.

Kebudayaan desa Brengkok mengandung nilai-nilai adat istiadat dan tradisi. Dalam aspek Kultur
Budaya masyarakat desa Brengkok masih memegang teguh kearifan lokal yang secara turun
temurun sampai saat ini masih dipegang teguh masyarakat yaitu diantaranya adalah :Budaya
Gotong Royong :Salah satu ciri khas dari masyarakat desa adalah kebiasaan hidup gotong royong.

Dalam hidup Gotong royong masyarakat desa Brengkok terwujud dalam istilah Kerigan dan
Sambatan, dimana kerigan adalah kerja bakti seluruh warga atau sebagian kelompok warga secara
bersama-sama secara kesadaran dan sukarela dalam bentuk membersihkan lingkungan wilayah
atau membersihkan desa bagi warga yang tidak bisa mengikuti kerigan mengganti dengan
memberikan makanan alakadarnya atau snack berupa jajanan pasar. Sedangkan Kerigan adalah
bentuk gotong royong yang sering dilaksanakan ketika ada warga yang akan membangun rumah.

Tentunya dalam proses perjalanan KKN selama 40 hari itu diwarnai banyak sekali tantangan dan
hambatan, namun juga ada banyak momen-momen yang tidak dilupakan dalam waktu yang lama,
mulai dari kita bertemu di posko dan meninggalkan posko, di posko itu banyak cerita keseharian
kita yang akan terus membekas, di lingkungan sekitar desa Brengkok kecamatan Susukan,
Kebupaten Banjarnegara.

seperti lingkungan tetangga, taman, pasar,kedai jalan-jalan setapak, warung, makanan, cuaca dan
para warga masyarakat pun masih membekas sejauh ini. Perjalanan 40 hari itu telah usai
meninggalkan sebuah kenangan yang baik, karena dari perjalanan itu ada pelajaran yang bisa
dipetik untuk diriku dan kelompok kedepannya. Dari semua arti tulisan ini, desa Brengkok
kacamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara memiliki banyak makna dari perjalananku sampai
menjadi Sejarah untuk aku sepanjang masa.

KKN telah membawa saya pada perjalanan yang luar biasa. Pengalaman ini telah mengajarkan
saya begitu banyak hal dan membuka mata saya terhadap realitas yang beragam di sekitar kita,
Kami telah belajar bersama, bekerja bersama, dan tumbuh bersama. saya merasa beruntung dapat
berkontribusi untuk masyarakat. Pengalaman selama KKN telah memberi saya pelajaran berharga
tentang kepedulian, kerja sama, dan rasa tanggung jawab. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan,
KKN adalah perjalanan yang akan selalu saya kenang. Pengalaman ini telah membentuk saya
sebagai individu dan memperkaya hidup saya dengan kenangan yang tak terlupakan.

Membumi benih menibul jasa Brengkok tercinta


Dan akhir kalam bagi saya sendiri jika kata-kata itu tersalah Karena saya orang asing yaitu
mahasiswa patani (Selatan Thailand) dan kata-kata belum sesuaikan maka saya disini mitak maaf
terlebih dahulu lagi mempelajari Bahasa Indonesia dan insyaallah saya akan mempelajari lebih
baik lagi. Sebagai penutup, saya ingin mengutip pernyataan dari Walt Disney. Ia mengatakan,
semua impian pasti bisa Anda wujudkan jika Anda memiliki keberanian untuk mengejar mereka.
Artinya, jika Anda punya impian maka genggam impian tersebut, yakini dan kejar. Percayalah
bahwa impian Anda pasti bisa Anda wujudkan.
Biodata Penulis
Nama Afnan Toyee atua biasa dipanggil Afnan Anak ke-1 dari 4
bersuadara yang lahir di Narathiwat pada tanggal 5 Mei 2001. Penulis
merupakan Alumni SD Sekolah Ban sawo school , SMP-SMA
Thamavitya mulniti school dan melanjutkan studi S1 di Universitas
Islam Negeri Prof.K.H.Saifuddin Zuhri Purwokerto mahasiswa aktif
prodi PAI ilmukeguruan. Selain aktif di akademisnya ia juga aktif di
dalam Organisasi IMPI (Ikatan mahasiswa patani (selatan Thailand) di
Indonesia.

Motto hidup : ilmu adalah harta yang tak pernah habis.

Media Sosial :

-Email: Afnantoyee123@gmail.com

-Instagram: @qfnqn
BUmDES BRENGKOK mENGALAmI KEGAGALAN DALAm KEmITRAAN ADA FAKTOR
PENyEBABNyA

Oleh: Akhmad Khafidz

Peserta KKN 53 Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Kelompok 19
Desa Brengkok Kecematan Susukan,Kabupaten Banjarnegara.

Keberadaan BUMDES sebagai lembaga ekonomi desa menjadi salah satu program desa
sebagai sarana untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADES).Peranan BUMDES sebagai
instrumen penguatan otonomi desa dan juga sebagai instrumen kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah desa memiliki kekuasaan dalam mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuan
desa. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan BUMDES akan dapat mendorong dibukanya
usaha baru dan dapat mengurangi tingkat penganguran. Peran aktif masyarakat sebagai modal
utama dalam mengembangkan usaha. Keberadaan BUMDes akan mampu mencapai tujuan sebagai
bagian dalam pemberdayaan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.Sasaran program
berorientasi pada masyarakat dengan tingkat kemiskinan rendah.

Faktor Penghambat

1. faktor Anggaran
Keberadaan BUMDES dalam melaksanakan program dan usaha tidak bisa lepas dari
anggaran yang dimiliki.Sebagai lembaga usaha keberadaan modal usaha salah satu nadi
untuk hidup dan berkembang.Kesiapan dana usaha terbatas memiliki tingkat kemampuan
pengelola usahapun akan mengalami kemunduran.

Bahwa BUMDES sudah cukup berperan dan berkonteribusi bagi masyarakat hanya saja
belum dapat dikataan maksimal, yakni masih adanya ketimpangan kesejahteraan antar masyarakat.
Hal itu dikarenakan masih banyaknya kendala yaitu seperti kurangnya modal, pengetahuan
masyarakat dan kurang maksimalnya kinerja serta manajemen BUMDES itu sendiri dan juga
kurang nya pegawai yang menangani BUMDES itu sendiri menjelaskan bahwa penerapan standar
oprasional prosedur BUMDES yang kurang maksimal karena belum rampungnya anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga BUMDES, dan sumber daya yang ada di desa Brengkok kecamatan
Susukan Kabupaten Banjarnegara
BUMDES saat ini seperti kompetensi sumber daya manusia, fasilitas dan pendanaan yang
masih sangat minim sehingga berakibat pada hambatan dari pengembangan program program
BUMDES kedepannya.

2. faktor Sumber Daya Manusia pengelola Otonomi desa merupakan peluang bagi desa
dalam mengembang desa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Keberadaan BUMDES
sebagai instrumen dalam meningkatkan kesejahteraan dengan melibatkan masyarakat
dalam
pengelolaan.Keterlibatan masyarakat dalam program BUMDES memiliki keterbatasan
dalam mengembangkan usaha.
Keberadaan BUMDES masih membutuhkan dukungan semua pihak dalam meningkatkan
sumber daya manusia pengelola.bahwa keberadaan BUMDES belum mampu memberikan
manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena minimnya Sumber Daya
Manusia dan tata kelola yang tidak berkelanjutan.Sinergitas pengelola BUMDES dan masyarakat
dalam partisipasi secara aktif dari dalam perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi guna
memberikan manfaat keberadaan BUMDES ditengah masyarakat.

3. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat


Adapaun yang telah di lakukan BUMDES di desa brengkok belum memaksimalkan
program yang ada terkait berkerjasama dengan
UMKM yang ada di desa Brengkok jadi ada kurangnya komunikasi antara pihak
BUMDES dan pihak UMKM terkait pemasaran atau produksi yang ada di desa
brengkok
Maka dari itu pihak BUMDES harus lebih sering untuk mengajak sharing para UMKM
terkait apa saja kendala yang di alaminya dan dari pihak BUMDES bisa memberikan solusi yang
terbaik untuk kemajuan UMKM di desa Brengkok.
BIODATA PENULIS

Akhmad Khafidz lahir di Brebes 06 Juni 2001 dan tinggal di desa Kalipucang
keccamatan Jatibarang Kabupaten Brebes merupakan anak kedua saat ini sedang
menyelesaikan pendidikan S1 di universitas Islam negeri prof kyai haji Saifudin
zuhri Purwokerto program studi Hukum Keluarga Islam pendidikan sebelumnya
yaitu SMA n 06 Ulujami Jakarta Selatan dan MTS Darul Mujahadah dan MA
Darul Mujahadah
Akun Instagram : @khhafidzz

Email Pribadi : khafidzahmad64@gmail.com

Email Instansi : 2017302187@mhs.uinsaizu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai