JAKA TINGKIR
Dia adalah Mas Karebet yang kemudian lebih dikenal sebagai Jaka
Tingkir. Sejak kecil Mas Karebet gemar bepergian dan masuk ke dalam
hutan belantara. Selain bermain dengan binatang-binatang liar, Mas Karebet
juga banyak belajar dari para pertapa Shiva Buddha yang sering berada di
dalam hutan. Mas Karebet tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan sakti
mandraguna.
Suatu ketika Mas Karebet bertemu dengan Sunan Kalijaga dan dia
diperintahkan untuk masuk ke Kesultanan Demak. Tidak berapa lama
setelah memasuki istana Demak, Mas Karebet atau Jaka Tingkir (Pemuda
dari Tingkir) berhasil menarik perhatian Sultan Demak yang akhirnya
mengangkat Jaka Tingkir menjadi Lurah Pasukan Pengawal Sultan Demak.
2
Pada suatu hari, ia diperintahkan oleh Ki Ageng Butuh untuk kembali
ke Demak. Namun, jika tidak ada yang menanyakan kepergiannya, ia harus
pulang ke Pengging. Saat di Demak ia mendapat informasi bahwa tidak ada
yang menanyakan tentangnya selama kepergiannya. Alhasil, ia pun harus
kembali pulang.
3
1.2 STRUKTUR CERITA
Orientasi
Dia adalah Mas Karebet yang kemudian lebih dikenal sebagai Jaka
Tingkir. Sejak kecil Mas Karebet gemar bepergian dan masuk ke dalam
hutan belantara. Selain bermain dengan binatang-binatang liar, Mas Karebet
juga banyak belajar dari para pertapa Shiva Buddha yang sering berada di
dalam hutan. Mas Karebet tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan sakti
mandraguna.
Urutan Peristiwa
Suatu ketika Mas Karebet bertemu dengan Sunan Kalijaga dan dia
diperintahkan untuk masuk ke Kesultanan Demak. Tidak berapa lama
setelah memasuki istana Demak, Mas Karebet atau Jaka Tingkir (Pemuda
dari Tingkir) berhasil menarik perhatian Sultan Demak yang akhirnya
mengangkat Jaka Tingkir menjadi Lurah Pasukan Pengawal Sultan Demak.
4
Suatu ketika, Jaka Tingkir melakukan perbuatan yang kurang
berkenan bagi Sultan Trenggana. Ia telah menewaskan salah satu calon
prajurit Demak. Jabatan Jaka Tingkir pun diturunkan dan ia harus pergi dari
istana secepatnya. Jaka Tingkir pun sangat sedih. Saat di hutan, ia bertemu
dengan Ki Ageng Butuh dan Jaka Tingkir pun diangkat menjadi salah satu
muridnya.
Re-Orientasi
5
1.3 KAIDAH KEBAHASAAN
1. Pronomina ( kata ganti )
a) Ia telah menewaskan salah satu calon prajurit Demak.
b) Namun, jika tidak ada yang menanyakan kepergiannya, ia
harus pulang ke Pengging.
c) Saat di Demak ia mendapat informasi bahwa tidak ada yang
menanyakan tentangnya selama kepergiannya.
2. Frasa Adverbial
a) Jaka Tingkir pun sangat sedih.
3. Verba Material
a) Ia telah menewaskan salah satu calon prajurit Demak
b) Sehingga banteng itu pun mengamuk dan tidak ada yang dapat
membinasakannya
c) ia telah memasukkan segumpal tanah ke lubang telinga
binatang itu.
4. Konjungsi Temporal
a) Ia pun segera mengeluarkan gumpalan tanah dari telinga
banteng tersebut dan kemudian ia menghantam banteng
tersebut hingga banteng itu akhirnya mati.
b) Lalu ia pun menikahkan putrinya dengan Jaka Tingkir dan
memberikan Jaka Tingkir kedudukan dengan gelar Sultan
Pajang.
6
1.4 UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK CERITA
Intrinsik
1. Tema : Pantang Menyerah
2. Alur : Maju
3. Latar :
a. Tempat : Kesultanan Demak, Pengging, hutan
b. Waktu : siang hari
c. Suasana : bahagia
4. Sudut pandang : Orang ketiga
5. Tokoh : Jaka Tingkit, Ki Buyut Banyu Biru, Sultan Demak
6. Penokohan/Sifat Tokoh :
a. Jaka Tingkir : pantang menyerah, belajar dari kesalahan,
menghormati guru
b. Ki Buyut Banyu Biru : ramah, suka menolong
c. Sultan Demak : pemaaf, ramah
7. Amanat : apabila kita sedang mendapat masalah dan dijauhi semua
orang, kita harus pantang menyerah dan berusaha mencari cara
agar kita dapat dimaafkan.
Ekstrinsik
1. Nilai moral
2. Nilai sosial
3. Nilai pendidikan