DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
ANDIKA JULIANSYAH
BIMA PRANATA DEWANTARA
BENI SETIAWAN
CHINDI AYU SHONIA
DWI NANDA PATRIA
DINDA AFRILLA
DANDI DWI PRAYTINO
FADILA
JASNI AMELIA GINTING
KHOVIVAH ANANDA PUTRI
MUHAMMAD AL FATTAH ROJIE
MUHAMMAD UWAIS
RISKA SYAFITRI
SULISTIANI
WINDA APRILIA
ZAZA YULIANTI AMELIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Makalah ini merupakan kumpulan bahan ajar mata kuliah Strategi pembelajaran
sejarah dimaksudkan akan menambah referensi mahasiswa. Makalah strategi pembelajaran
melalui pengalaman yang membahas konsep, metode, kelemahan, kelebihan, dan relevansi
dalam pembelajaran sejarah yang akan memberi pemahaman dan pengetahuan kita tentang
materi yang kami bawakan yaitu experiental learning.
Selanjutnya kepada semua pihak yang turut membantu sehingga makalah ini dapat
selesai dan kami persembahkan ucapan terima kasih yang tak terhingga semoga mendapatkan
imbalan yang setimpal di sisi-Nya. Semoga Makalah ini membawa manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II KESIMPULAN..................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
Pendahuluan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik.Salah satu strategi dalam pembelajaran yang digunakan adalah metode pengalaman.
Pembelajaran dengan metode pengalaman sendiri merupakan suatu bentuk kesengajaan yang
tidak disengaja (unconsencious awareness). Yaitu pembelajaran yang didapat secara tidak
sengaja ataupun disengaja dari pengalaman yang pernah dialami oleh peserta didik.
Pengalaman cukup penting pengaruhnya dalam proses peserta didik untuk dapat lebih
memahami isi dari pembelajaran. Sehingga dengan adanya pengalaman, peserta didik akan
dapat dengan mudah mamahami apa isi dan tujuan dari pembelajaran yang dilakukan. Karena
peserta didik tersebut pernah mengalami sesuatu yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Dan dengan adanya pengalaman, peserta didik juga dapat mengaplikasikan pengalaman
tersebut dalam kelas untuk membantu memahami pembelajaran.
Bab I
Pembahasan
A. Model Experiential Learning
Secara umum istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan.Dalam pengertian lain, model juga
diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti “globe”
adalah model dari bumi tempat kita hidup.Dalam istilah selanjutnya istilah model digunakan
untuk menunjukkan pengertian yang pertama sebagai kerangka konseptual.Atas dasar
pemikiran tersebut, maka yang dimaksud model belajar mengajar adalah kerangka konseptual
dan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para
guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Pepatah mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru yang paling baik”. Hal yang
sama telah dikemukakan oleh confusious beberapa abad lalu “what I hear, I forget, what I
hear and I see, I remember a little, what I hear, see and ask questions about or discus with
some one else, I begin to understand, what I hear see, discus and I do, I acquire knowledge
and skill what I teach to another I master”. Jika pernyataan confusius tersebut dikembangkan
secara sederhana, maka akan didapat suatu cara belajar berupa cara belajar dengan
mendengar akan lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara
mendengar, melihat dan mendiskusikan dengan murid lain akan paham, dengan cara
mendengar, melihat, dan mendiskusikan dengan murid lain akan paham dengan cara
mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, dan cara menguasai pelajaran yang terbaik adalah dengan cara mengerjakan.
Dengan mengalami materi belajar secara langsung, diharapkan murid dapat lebih
membangun makna serta kesan dalam memori atau ingatannya.
Model experiential learning adalah suatu model proses belajar mengejar yang
mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui
pengalamannya secara langsung. Dalam hal ini, Experiential learning menggunakan
pengalaman sebagai katalisator untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan
kemampuan dalam proses pembelajaran.
Ketiga elemen itu saling berhubungan dan memengaruhi secara keseluruhan, tidak terpisah-
pisah, karena apabila salah satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan
efektif.
d. Tahapan implementasi.
Dalam tahapan diatas, proses belajar diatas dimulai dari pengalaman konkret yang dialami
oleh seseorang.Pengalaman tersebut kemudian direfleksikan secara individu. Dalam proses
refleksi, seseorang akan berusaha memahami apa yang terjadi atau apa yang dia alami.
Refleksi ini menjadi dasar konseptualisasi atau proses pemahaman prinsip-prinsip yang
mendasari pengalaman yang dialami serta prakiraan kemungkinan aplikasinya dalam situasi
atau konteks yang lain (baru). Proses implementasi merupakan situasi atau konteks yang
memungkinkan penerapan konsep yng sudah dikuasai.
Menurut experiential learning theory agar proses belajar mengajar efektif, seorang murid
harus memiliki empat kemampuan (Nasution Dalam Baharudin Dan Esa, 2007:167).
1. Concrete experience (CE) Murid melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman baru.
2. Reflection observation (RO) Murid mengobservasi dan merefleksikan
ataumemikirkan pengalaman dari berbagai segi
3. Abstract conceptualization (AC) Murid menciptakan konsep-konsep yang
mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat
4. Active experimentation (AE) Murid menggunakan teori untuk memecahkan masalah-
masalah dan mengambil keputusan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaran experiential learning
merupakan model pembelajaran yang memperhatikan atau menitikberatkan pada pengalaman
yang akan dialami murid. Murid terlibat langsung dalam proses belajar dan murid
mengontruksi sendiri pengalaman- pengalaman yang didapat sehingga menjadi suatu
pengetahuan. Murid akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berbeda dari apa yang
telah mereka pelajari, hal ini karena perbedaan dan keunikan dari gaya belajar masing-masing
murid.
Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan
dalam penyampaian materi tersebut.Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam
metode mengajar, yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan berbagai hal, seperti
situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, fasilitas yang tersedia, dan
sebagainya harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai (Maesaroh,
2013: 154-155).
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru yakni, metode
pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning). Metode ini menggunakan
pengalaman sebagai kasalisator untuk menolong siswa mengembangkan kapasitas dan
kemampuannya dalam proses pembelajaran (Farisma, 2014: 17).
Dalam pelaksanaan strategi experiential learning, dapat diterapkan dengan berbagai metode.
Metode tersebut salah satunya seperti di bawah ini, yaitu :
a) Metode kasus (case method) Metode kasus adalah jenis pembelajaran yang mendiskusikan
suatu kasus yang nyata, atau kasus yang sudah direkontruksi yang mempunyai prinsip-prinsip
tertentu akan suatu masalah. Namun apapun jenis kasusnya, pemecahan masalah pada kasus
tersebut terdiri dari berbagai alternatif pendekatan maupun tindakan.
b) Pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based learning) Problem based learning
adalah suatu jenis pembelajaran yang dilatar belakangi bahwa manusia sebagai makhluk
hidup yang berevolusi selalu mempunyai masalah utuk diselesaikan. Masalah yang harus
diselesaikan tersebut tentunya membutuhkan semua pengetahuan sebagai referensi dalam
proses penyelesaiannya.
c) Permainan, simulasi, dan bermain peran (games, simulation, and role playing) Ketiga
aktivitas ini adalah jenis aktivitas yang memfasilitasi hal-hal yang menyenangkan bagi
pembelajar. Kelebihan dari strategi ini adalah meningkatkan partisipati siswa, dan dapat
menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Sedangkan kekurangannya adalah
penekanan hanya pada proses bukan pada hasil(Muanisah, 2017:18).
Menurut Kolb (1984:62) ada beberapa manfaat metode pembelajaran berbasis pengalaman
(experiential learning) dalam membangun dan meningkatkan kerjasama kelompok sebagai
berikut.
Manfaat model experiential learning secara individual, antara lain adalah sebagai berikut.
f. Menumbuhkan kemauan untuk memberi dan menerima bantuan (Farisma, 2014: 24-25).
(3) menumbuhkan dan meningkatkan 17 kemampuan untuk menghadapi situasi yang buruk;
(5) menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerja sama dan kemampuan untuk
berkompromi;
mengembangkan dan meningkatkan rasa saling ketergantungan antar sesama kelompok dan
melibatkan keterlibatan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
1. Sulit di mengerti sehingga masih sedikit yang mengaplikasikan model pembelajaran ini
2. Alokasi waktu untuk pembelajaran yang memerlukan waktu relatif panjang
BAB II
KESIMPULAN
Model experiential learning memberikan kesempatan pada siswa untuk mengalami
keberhasilan dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memutuskan pengalaman
apa yang menjadi focus mereka, keterampilan-keterampilan apa yang ingin mereka
kembangkan, dan bagaimana mereka membuat konsep dari pengalaman yang mereka alami
tersebut. Jadi Experiential Learning adalah suatu proses belajar mengajar yang mengaktifkan
pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap
melalui pengalamannya secara langsung.
Model ini melibatkan siswa secara langsung dalam masalah dan isu yang dipelajari.
Experiential learning mengajak siswa untuk memandang secara kritis kejadian yang ditemui
dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi kemudian menarik kesimpulan bersama. Dan juga bahwa pembelajaran
sejarah merupakan suatu proses kegiatan yang mendorong dan merangsang siswa untuk
merekonstruksi dan mendapatkan pengetahuan sejarah yang kemudian terjadi proses
internalisasi nilai yang terkait dengan berbagai aspek kehidupan sosial kemasyarakatan dan
kebangsaaan, serta menghayati nilai-nilai kemanusiaannya, sehingga membawa perubahan
tingkah laku sebagai proses pengembangan kepribadian atau karakter siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ni Ketut Sriani, I Made Sutama, Ida Ayu Made Darmayanti. (2015). PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII B SMP
NEGERI 2TAMPAKSIRING. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
http://eprints.umm.ac.id/35550/3/jiptummpp-gdl-citraaprio-48146-3-2.babii.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/8944/1/pusat.pdf
Santosa, Firdaus Hadi, Umasih, & Sarkadi. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa di SMA Negeri 1
Pandeglang . Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No 1, 13-27