Anda di halaman 1dari 18

KESULITAN BELAJAR

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah
“Psikologi Pendidikan”.

Dosen Pengampu:

Jamilah Aini Nasution, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2

Maula Azkiya Zahari (2006102020054)

Nailul Amnasyila (2006102020035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
tentang “Kesulitan Belajar”.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini dapat di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dari makalah ini.

Pidie Jaya, 28 Oktober 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1. Latar Belakang .......................................................................................1
2. Rumusan Masalah ..................................................................................2
3. Tujuan ....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3


A. KESULITAN BELAJAR .............................................................................3
1. Pengertian Kesulitan Belajar .................................................................3
2. Penyebab Kesulitan Belajar ...................................................................5
3. Jenis danKarakteristik Kesulitan Belajar ...............................................8
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesulitan Belajar ..........................10

BAB III PENUTUP ...............................................................................................13

1. Kesimpulan ............................................................................................13

2. Keterbatasan Makalah ............................................................................13

Daftar Pustaka .......................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan IQ rata-rata atau
diatasnya, namun memiliki ketidakmampuan dalam belajar yang berkaitan dengan
hambatan dalam integrasi sensori motorik. Anak berkebutuhan khusus sangat
berhak mendapatkan pendidikan khusus namun anak ini bukan termasuk kategori
anak luar biasa. Anak dengan kesulitan belajar ini memiliki keterlambatan dalam
belajar berbicara, membaca, mengeja, menulis, atau mengerjakan perhitungan.
Jumlah anak kesulitan belajar terus mengalami peningkatan tiap tahun.
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris
learning disability. Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner
yang digunakan dilapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran.
(Irham & Wiyani, 2013: 117) belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi. Belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon
(Budiningsih, 2004: 20). Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang
menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya (Dalyono, 1997:
229). Menurut Hamalik, kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang
mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang dapat
menghambat kemajuan belajar (Hamalik, 2012: 112).
Kesulitan dalam belajar yang dialami oleh siswa di sekolah harus menjadi
perhatian bagi kedua belah pihak, baik guru maupun orang tua siswa. Adanya
kesulitan belajar pada beberapa siswa terbukti dengan pola pencapaian belajar
yang rendah adapun dapat dideteksi dengan kesalahan-kesalahan siswa dalam
mengerjakan tugas maupun soal-soal tes. Kesalahan adanya penyimpangan
terhadap jawaban yang benar pada suatu butir soal. Kesulitan belajar siswa akan
dapat dideteksi melalui jawaban-jawaban siswa dalam mengerjakan suatu soal.
Siswa berkesulitan belajar yang dapat berada di sekolah juga dikarenakan
adanya kebijakan zonasi pada penerimaan peserta didik baru diatur di dalam

1
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 14 Tahun
2018 yang menggantikan Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 tentang PPDB. Di
dalam pasal 16 disebutkan bahwa sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona
terdekat dari Sekolah paling sedikit sebesar 90 persen dari total jumlah
keseluruhan peserta didik yang diterima (Permendikbud No. 14 Tahun 2018).
Kesulitan belajar berasal dari kurangnya kemampuan atau kesempatan
belajar serta terkait dengan kondisi minimnya kemampuan penglihatan,
pendengaran, Kesehatan, dan sosio-emosional. Kesulitan belajar merupakan
istilah yang merujuk pada kondisi kelainan yag ditandai dengan ketidaksesuaian
antara kemampuan dan prestasi, yang dimanifestasikan dalam membaca, menulis,
berpikir dan/atau berhitung.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kesulitan belajar?
2. Apa penyebab kesulitan belajar?
3. Apa jenis dan karakteristik kesulitan belajar?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi belajar?

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu kesulitan belajar.
2. Untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui jenis dan karakteristik kesulitan belajar.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi belajar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KESULITAN BELAJAR
1. Pengertian Kesulitan Belajar (learning disabilities)

Banyak istilah yang merujuk kepada kesulitan belajar, antara lain learning
difficulties, learning disability, learning problems, dan specific learning
disabilities. Istilah anak yang mengalami kesulitan belajar (children with learning
disabilities) dikenal dengan beberapa istilah, yaitu dull, educationally subnormal,
slow learners, low achievers, at risk, the hard to-teach, academically weak
students dan learning disabled (Westwood, 2004). Learning disability secara
spesifik merujuk pada adanya kesenjangan nyata antara kemampuan yang di
miliki dengan prestasi yang dicapai. Gangguan ini dimanifestasikan dalam bentuk:

(1) memiliki kesulitan mengenal dan memahami bacaan sehingga dibutuhkan


waktu ekstra untuk menguasai materi bacaan.

(2) sulit mengorganisasi bacaan sehingga sering terjadi salah eja, penambahan
atau pengu rangan atau kata.

(3) sulit mengelola informasi auditori.

Istilah learning difficulties merujuk pada kesulitan belajar yang berasal


dari kurangnya kemampuan atau kesempatan belajar serta terkait dengan kondisi
minimnya kemampuan penglihatan, pendengaran, kesehatan, dan sosio-
emosional. Kesulitan belajar merupakan istilah yang merujuk pada kondisi
kelainan yang ditandai dengan ketidaksesuaian antara kemampuan dan prestasi,
yang dimanifestasikan dalam membaca, menulis, berpikir, dan berhitung.Banyak
hal yang membuat seorang individu mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan
belajar tidak semata-mata berhubungan dengan tingkat intelejensi dari individu
saja melainkan indvidu tersebut mengalami kesulitan dalam menguasai
keterampilan belajar dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan (Jamaris,
2015).

Menurut Abdurrahman (2012) kesulitan belajar merupakan ketidak tepatan


pembelajaran yang disebabkan oleh: 1) kemungkinan adanya disfungsi otak, 2)

3
kesulitan dalam tugas-tugas akademik, 3) prestasi belajar yang rendah jauh
dibawah kepastian intelegensi, 4) adanya sebab lain seperti tuna grahita, gangguan
emosional, hambatan sensoris, ketidaktepatan pembelajaran, atau karena
kemiskinan budaya.

Menurut Suwarto (2013), kesulitan belajar adalah kegagalan dalam


mencapai tujuan belajar, ditandai dengan prestasi belajar yang rendah (nilai yang
diperoleh kurang dari tujuh puluh lima). Peserta didik yang mempunyai kesulitan
belajar adalah peserta didik yang tidak dapat mencapai tingkat penguasaan yang
diperlukan sebagai prasyarat untuk belajar ditingkat berikutnya.

Ada beberapa definisi yang terkait dengan kesulitan belajar, antara lain:s

• Kesulitan memproses informasi karena adanya gangguan secara


neurologis.
• Terjadi pada individu dengan tingkat kecerdasan rata-rata bahkan di atas
rata-rata.
• Adanya penyimpangan antara potensi yang sebenarnya dimiliki dengan
prestasi yang dicapai.

Seorang anak dinyatakan berkesulitan belajar, terlihat dari beberapa


perilaku berikut:

• Hebat secara verbal, namun tidak mampu mengekspresi kan pikirannya


secara tertulis.
• Dapat belajar dengan baik jika ditunjukkan, tetapi tidak bisa mengikuti
perintah lisan maupun tertulis.
• Hebat dalam menalar, namun bermasalah dengan ingatan visual maupun
auditoris.
• Hasil belajar yang dicapai tidak sesuai dengan upayanya.

Kesulitan belajar dimanifestasikan dalam berbagai masa lah antara lain di


bidang akademik, perilaku, dan sosio-emo sional. Namun anak-anak berkesulitan
belajar menunjukkan masalahnya pada bidang tertentu, misalnya anak menunjuk
kan masalah serius dalam membaca, tetapi tidak bermasalah pada matematika. Di
bidang perilaku, misalnya anak berkesulitan belajar menunjukkan masalah dalam

4
harga diri atau depresi. Kondisi tersebut menjadikan definisi kesulitan belajar
semakin meluas.

2. Penyebab Kesulitan Belajar

Tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan kesulitan belajar. Berbagai


faktor penyebab antara lain faktor internal dan faktor eksternal diduga menjadi
pencetus terjadinya kesulitan belajar. Westwood (2004) dan menyatakan faktor
penyebab kesulitan belajar sebagai akibat dari beberapa pengaruh berikut:

• Pengajaran yang tidak sesuai.


• Kurikulum yang tidak relevan.
• Lingkungan kelas yang kurang kondusif.
• Kondisi sosial ekonomi yang kurang menguntungkan.
• Hubungan yang kurang harmonis antara guru dan anak.
• Kurangnya kehadiran anak di sekolah.
• Masalah kesehatan.
• Proses belajar yang menggunakan bahasa kedua.
• Kurang percaya diri.
• Masalah emosional dan perilaku.
• Kecerdasan di bawah rata-rata.
• Gangguan sensoris.
• Kesulitan memproses informasi spesifik.

Westwood (2004) menambahkan faktor lingkungan seperti kurikulum dan


metode pembelajaran merupakan faktor yang paling banyak menimbulkan
kesulitan belajar daripada faktor kelemahan intelektual. Ketika faktor lingkungan
tidak sesuai dengan kapabilitas dan minat anak, maka kesulitan belajar akan
terjadi.

1. Metode Pembelajaran

Pengajaran yang tidak tepat pada tahun pertama anak masuk sekolah dapat
menyebabkan kesulitan belajar. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan anak

5
menjadi berisiko (at risk) karena memperoleh program pengajaran yang tidak
terstruktur dengan baik (Slavin, 1994). Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan
belajar yang konstruktif yang dapat meningkatkan motivasi belajar, minat belajar,
dan prestasi belajar anak. Dengan demikian, akan mengurangi timbulnya jumlah
anak yang berisiko. Heward, dkk. (2003) menyarankan pembelajaran berpusat
pada anak, dan pendekatan belajar berbasis aktivitas maka kemajuan belajar
mereka akan lebih baik dan menjadi pebelajar yang efektif.

Praktik pembelajaran yang efektif akan memberikan kesempatan


maksimal pada anak untuk belajar. Bentuk pelibatan aktif anak dalam belajar
tersebut seperti mendengarkan guru, mengajukan dan menjawab pertanyaan,
berdiskusi dengan teman sebaya, mengerjakan tugas secara mandiri, serta
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh. Berdasarkan
meta analisis berbagai pendekatan pembelajaran, Westwood (2004) menyarankan
metode pembelajaran keterampilan akademik dasar yang efektif bagi anak
berkesulitan belajar adalah sebagai berikut:

• Mengorganisasi dan mengontrol muatan kurikulum yang dipelajari.


• Memberikan banyak kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan.
• Mengakomodasi partisipasi dan respons anak (seperti menjawab
pertanyaan guru).
• Menggunakan pengajaran kelompok interaktif.
• Modeling guru tentang cara yang efektif menyelesaikan tugas sekolah.
• Menggunakan teknologi pembelajaran yang tepat.
• Memberikan pendampingan belajar (seperti tutor sebaya).

2. Kurikulum

Isi kurikulum juga dapat menimbulkan masalah belajar. Penyebab kesulitan


belajar tidak hanya karena faktor kognitif namun juga karena minimnya
penguasaan pengetahuan dan keterampilan awal yang harus dikuasai sebagai
prasyarat pada jenjang berikutnya (Robertson, dkk., 1994). (Robertson, dkk.,

6
1994) menambahkan anak akan melupakan isi pembelajarannya jika tidak
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Karena itu, isi kurikulum bagi anak
berkesulitan belajar harus real, relevant, realistic, dan rational.Real bahwa isi
kurikulum harus mengutamakan kehidupan anak dan dapat diajarkan secara
konkret. Relevant mengimplikasikan bahwa pembelajaran harus meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang berguna bagi anak-anak kelak.
Realistic artinya bahwa isi kurikulum memungkinkan anak untuk menguasainya
sesuai dengan kemampuannya. Rational artinya anak memahami bahwa ada nilai
dan tujuan yang terkait dengan pembelajarannya.

3. Lingkungan Kelas

Lingkungan fisik kelas dapat memperburuk kesulitan belajar. Suara yang


mengganggu dapat mengganggu rentang perhatian dan bertahan dengan tugas (on
task behavior) pada anak berkesulitan belajar. Temperatur kelas, pencahayaan,
kehadiran benda-benda yang menstimulasi perhatian anak, sumber yang tersedia,
ruang belajar yang nyaman, tempat duduk dan ukuran kelas, akan memengaruhi
kualitas belajar. Jumlah anak yang sedikit dalam satu kelas akan memudahkan
anak belajar (Hallahan & Kauffman, 2003).

4. Gaya Belajar

Gaya belajar yang mal-adaptif, seperti kurangnya per hatianterhadap tugas


sekolah, mudah terganggu, impulsif, rendahnya monitoring diri, dan kurangnya
koreksi diri, merupakan beberapa hal yang menunjukkan gaya belajar yang buruk.

7
3. Jenis dan Karakteristik Kesulitan Belajar

Menentukan jenis kesulitan belajar sangat sulit karena merupakan kesulitan


yang kompleks. Secara garis besar, kesulitan belajar dapat dikelompokkan
menjadi dua (1) kesulitan belajar yang bersifat perkembangan (developmental
learning activities) atau kesulitan belajar pra-akademik (preacademis learning
disabilities). Kesulitan belajar perkembangan dialami oleh anak-anak pra-sekolah
(balita) dengan resiko yaitu mengalami kekurangan dalam kemampuan yang kelak
akan dibutuhkan untuk mempelajari subjek akademik seperti keterampilan
motorik, persepsi, bahasa, kognitif, dan sosial. Kesulitan belajar perkembangan
mencakup:

a. Gangguan motorik dan persepsi


b. Kesulian belajar bahasa dan komunikasi
c. Kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial.

Kesulitan belajar akademik menunjukkan kepada adanya berbagai kegagalan


pencapaian prestasi belajar akademik yang sesuai dengan potensi yang
diharapkan. Berbagai kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan
dalam membaca. menulis, dan berhitung (Reif & Heimburge, 1996).

Kesulitan belajar akademik dimanifestasikan dengan adanya beberapa


kegagalan dalam bidang akademik jauh dibawah kapasitas atau potensi yang
diharapkan, mencakup keterampilan membaca, menulis dan/atau berhitung.
Kesulitan belajar akademik lebih mudah diketahui oleh guru dan orangtua
daripada kesulitan belajar pra-akademik, yakni ketika siswa gagal menunjukkan
salah satu atau beberapa kemampuan akademik. Kesulitan belajar akademik
sering tampak sebagai kesulitan belajar yang disebabkan oleh tidak dikuasainya
keterampiilan prasyarat (prerequisite skilss), yaitu keterampilan yang harus
dikuasai lebih dahulu agar dapat menguasai keterampilan berikutnya.

Kesulitan belajar akademik bersifat umum dan spesifik. Kesulitan belajar


umum adalah kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya pencapaian hasil
belajar dalam mata pelajaran pada umumnya, berada di bawah kemampuan
(underachiever) (Westwood, 1995). Hal ini mungkin karena faktor penyesuaian di

8
sekolah, lingkungan keluarga, kantor, motivasi yang rendah, atau pemilihan
strategi belajar yang tidak tepat. Kesulitan belajar yang spesifik ditandai oleh
adanya pencapaian hasil belajar yang rendah untuk mata pelajaran tertentu
sedangkan yang lain umumnya baik.

Cortiella (2011) menyatakan ada empat jenis kesulitan belajar, yaitu:

1. Diskalkulia, gangguan dalam penguasaan konsep matematika dan


memecahkan masalah aritmatika.
2. Disgrafia, gangguan dalam menulis.
3. Gangguan proses visual dan auditori, gangguan dalam memahami dan
menggunakan Bahasa verbal dan tulisan tetapi pendengaran dan
pengliahatan normal, dan
4. Kesulitan belajar non-verbal merupakan gangguan yang berasal dari
belahan otak kanan dan menyebabkan masalah dengan intuitif visual
spasial, organisasional, evaluative dan holistik.

Westwood (2004) menjelaskan tipe kesulitan belajar dan karakteristik


masing-masingnya, sebagai berikut.

1. Dalam membaca, ditandai dengan lamban membaca, minim


pemahaman bacaan, sulit mengidentifikasikan ide-ide penting, sulit
mengaitkan bahan bacaan, bingung dengan kta yang berbunyi sama,
sulit mengintegrasikan kosakata baru, bingung dengan petunjuk
tertulis dan menolak membaca.
2. Dalam menulis, ditandai dengan kesulitan dengan struktur kalimat,
sulit mengeja, tidak mampu mencatat dengan benar dari buku atau
papan tulis, minim ekspresi tulis tapi baik ekspresi lisan, lamban
menulis, dan minim huruf indah.
3. Dalam Bahasa lisan, ditandai dengan tidak mampu berkonsentrasi
memahami Bahasa lisan, sulit mengeskpresikan ide secara lisan,
kata-kata terbalik, bermasalah dengan ekspresi lisan, sulit berbicara

9
sesuai kaidah tata bahasa, sulit menceritakan cerita sesuai dengan
urutan, dan kebingungan dengan perintah lisan.
4. Dalam keterampilan berhitung, ditandai dengan bermasalah dengan
kalkulasi dasar, angka terbalik, bingung dengan symbol operasi, sulit
mengoperasikan bilangan sesuai nilai tempat, tidak mampu berhitung
dengan benar, sulit mengingat urutan proses kalkulasi, tidak mampu
memahami konsep abstrak, sulit memahami kata, miskin penalaran,
dan menunjukkan kecemasan, mental blocking, serta stress fisik
Ketika mengerjakan matematika.
5. Dalam keterampilan belajar daan organisasional, ditandai dengan
sulit mengatur waktu, menunda pekerjaan, tidak mampu mengulang
apa yang telah diajarkan, sulit mengikuti perintah lisan dan tertulis,
sulit Menyusun karangan atau membuat catatan, rentang perhatian
pendek selama belajar, dan tidak efisien menggunakan sumber
selama belajar.

Manifestasi dari tipe-tipe kesulitan belajar yang dialami setiap anak


berbeda karena faktor penyebabnya juga berbeda-beda. Oleh karena itu, tipe
kesulitan belajar setiap anak bisa sama namun akibat dari kesulitan yang dihadapi
akan berbeda juga.

4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesulitan Belajar

Kegiatan belajar sangat berpengaruh oleh beberapa faktor yang saling


berhubungan satu sama lainnya. Faktor tersebut dapat digolongkan kedalam dua
golongan, yaitu:

a. Faktor internal
Faktor internal yang memengaruhi kegiatan belajar dapat diuraikan
dalam dua aspek berikut: (1) Aspek Fisiologis; yaitu kondisi
jasmani atau ketegangan otot yang menandai tingkat kebugaran
organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat
dalam mengikuti pelajaran. (2) Aspek Psikologis; selain aspek

10
fisiologis, aspek psikologis juga dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa, seperti kecerdasan, bakat,
minat dan motivasi.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang memengaruhi kegiatan belajar diantaranya
lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi semangat belajar
siswa. Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan
belajar adalah Gedung sekolah, letaknya rumah tempat tunggal,
keluarga, alat-alat belajar, dan keadaan cuaca yang digunakan
siswa. Faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan siswa.

Proses pembelajaran di sekolah juga dipengaruhi oleh banyak faktor,


diantaranya karakteristik personal anak, lingkungan keluarga, dan lingkungan
sekolah. Faktor pengalaman belajar, keyakinan, pengetahuan dan keterampilan,
dan karakteristik lingkungan anak merupakan faktor interaksional yang kompleks.
Pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut berguna dalam memahami faktor-
faktor kesulitan belajar anak dan merencanakan strategi yang efektif.

Perlu kerja sama yang baik antara rumah dan sekolah, terutama dalam hal
mengasesmen kesulitan belajar anak dan menerapkan strategi intervensi yang
tepat. Kerja sama antara anak, guru, orangtua, sekolah, dan masyarakat akan
memberikan peluang yang baik pada anak. Kepala sekolah juga membantu guru
dalam mengembangkan praktik pembelajaran.

Jenis kesulitan belajar dalam psikologipenyebab siswa mengalami


kesulitan belajar pada umumnya, faktor utama penyebab anak kesulitan belajar
yaitu faktor internal (berasal dari anaknya itu sendiri) dan eksternal (faktor yang
berasal dari luar diri anak tersebut).Tetapi, penyebab munculnya kesulitan belajar
pada anak atau siswa tidak serta merta dikarenakan tingkat inteligensi yang
rendah.

Terdapat beberapa faktor penyebab kesulitan belajar lainnya yang


mengakibatkan anak atau siswa mengalami kesulitan dalam belajar, antara lain:

11
• Tidak bekerja sempurnanya fungsi otak.
• Faktor genetika bawaan lahir.
• Pola asuh yang tidak tepat.
• Mengonsumsi minuman yang mengandung zat kimia berbahaya.
• Kelahiran yang premature.
• Ibu yang mengidap virus HIV AIDS.
• Terganggunya kesehatan mental anak atau siswa.

12
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab


timbulnya masalah pada siswa bersumber pada faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi intelektual seperti kecerdasan,
bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi
kondisi sosial siswa seperti lingkungan, ekonomi keluarga, sekolah
danmasyarakat sekitar.

Jika kesulitan belajar siswa tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran


tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa
memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam
mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui
dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai
dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini
membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.

Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ditempuh


beberapa tahapan kegiatan seperti 1) Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar; 2) Melokalisasikan kesulitan belajar; 3) Menentukan
faktor penyebab kesulitan belajar; 4) Memperkirakan alternatif bantuan; 5)
Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6) Tindak lanjut. Diagnosis
kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat
digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat
(prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara dan
pengamatan.

2. KETERBATASAN MAKALAH

Dalam penyusunanmakalah ini, kami tentunya mempunyai banyak


keterbatasan-keterbatasan, antara lain:

13
1. Keterbatasan pengetahuan tentang kesulitan belajar ini, sehingga beberapa
pembahasan tidak dapat kami diuraikan secara rinci.

2. Proses berdiskusi yang hanya dapat dilakukan secara online, hal ini sedikit
mempersulit kami untuk berdiskusi secara maksimal, namun kami mencoba
yang terbaik agar tidak berpengaruh terhadap hasil penyusunan makalah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rief, S.F. & Heimburge, J.A. 1996. How to Reach & Teach All Students in The
Inclusive Classroom: Ready-to-Use, Lessons and Activities for Teaching Students
with Diverse Learning Needs. San Francisco: John Wiley & Sons Inc.

Westwood, P. 1995. Commonsense Methods for Children with Special Needs.


New York: Routledge.

Cortiella, C. 2011. The State of Learning Disabilities. New York: National Center
for Learning Disabilities.

Westwood, P. 2004. Learning and Learning Difficulties: A Handbook for


Teachers. Victoria: Australian Council for Educational Research Press.

Ismail. (2016). Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di


Sekolah. Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, hal.37

Marlina. (2019). Asesmen Kesulitan Belajar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Epsikologi. 2020. 6 Jenis Kesulitan Belajar Dalam Psikologi & Penyebabnya.


Diakses dari https://epsikologi.com/jenis-kesulitan-belajar/

Gupita, NAA. 2020. Learning Disability.

Fatmawati, Laila dkk. 2018. Model Intervensi Gangguan Kesulitan Belajar.


Yogyakarta: K-Media.

15

Anda mungkin juga menyukai