Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah
“Psikologi Pendidikan”.
Dosen Pengampu:
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
tentang “Kesulitan Belajar”.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan ............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan IQ rata-rata atau
diatasnya, namun memiliki ketidakmampuan dalam belajar yang berkaitan dengan
hambatan dalam integrasi sensori motorik. Anak berkebutuhan khusus sangat
berhak mendapatkan pendidikan khusus namun anak ini bukan termasuk kategori
anak luar biasa. Anak dengan kesulitan belajar ini memiliki keterlambatan dalam
belajar berbicara, membaca, mengeja, menulis, atau mengerjakan perhitungan.
Jumlah anak kesulitan belajar terus mengalami peningkatan tiap tahun.
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris
learning disability. Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner
yang digunakan dilapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran.
(Irham & Wiyani, 2013: 117) belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi. Belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon
(Budiningsih, 2004: 20). Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang
menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya (Dalyono, 1997:
229). Menurut Hamalik, kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang
mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang dapat
menghambat kemajuan belajar (Hamalik, 2012: 112).
Kesulitan dalam belajar yang dialami oleh siswa di sekolah harus menjadi
perhatian bagi kedua belah pihak, baik guru maupun orang tua siswa. Adanya
kesulitan belajar pada beberapa siswa terbukti dengan pola pencapaian belajar
yang rendah adapun dapat dideteksi dengan kesalahan-kesalahan siswa dalam
mengerjakan tugas maupun soal-soal tes. Kesalahan adanya penyimpangan
terhadap jawaban yang benar pada suatu butir soal. Kesulitan belajar siswa akan
dapat dideteksi melalui jawaban-jawaban siswa dalam mengerjakan suatu soal.
Siswa berkesulitan belajar yang dapat berada di sekolah juga dikarenakan
adanya kebijakan zonasi pada penerimaan peserta didik baru diatur di dalam
1
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 14 Tahun
2018 yang menggantikan Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 tentang PPDB. Di
dalam pasal 16 disebutkan bahwa sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona
terdekat dari Sekolah paling sedikit sebesar 90 persen dari total jumlah
keseluruhan peserta didik yang diterima (Permendikbud No. 14 Tahun 2018).
Kesulitan belajar berasal dari kurangnya kemampuan atau kesempatan
belajar serta terkait dengan kondisi minimnya kemampuan penglihatan,
pendengaran, Kesehatan, dan sosio-emosional. Kesulitan belajar merupakan
istilah yang merujuk pada kondisi kelainan yag ditandai dengan ketidaksesuaian
antara kemampuan dan prestasi, yang dimanifestasikan dalam membaca, menulis,
berpikir dan/atau berhitung.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kesulitan belajar?
2. Apa penyebab kesulitan belajar?
3. Apa jenis dan karakteristik kesulitan belajar?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi belajar?
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu kesulitan belajar.
2. Untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui jenis dan karakteristik kesulitan belajar.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi belajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESULITAN BELAJAR
1. Pengertian Kesulitan Belajar (learning disabilities)
Banyak istilah yang merujuk kepada kesulitan belajar, antara lain learning
difficulties, learning disability, learning problems, dan specific learning
disabilities. Istilah anak yang mengalami kesulitan belajar (children with learning
disabilities) dikenal dengan beberapa istilah, yaitu dull, educationally subnormal,
slow learners, low achievers, at risk, the hard to-teach, academically weak
students dan learning disabled (Westwood, 2004). Learning disability secara
spesifik merujuk pada adanya kesenjangan nyata antara kemampuan yang di
miliki dengan prestasi yang dicapai. Gangguan ini dimanifestasikan dalam bentuk:
(2) sulit mengorganisasi bacaan sehingga sering terjadi salah eja, penambahan
atau pengu rangan atau kata.
3
kesulitan dalam tugas-tugas akademik, 3) prestasi belajar yang rendah jauh
dibawah kepastian intelegensi, 4) adanya sebab lain seperti tuna grahita, gangguan
emosional, hambatan sensoris, ketidaktepatan pembelajaran, atau karena
kemiskinan budaya.
Ada beberapa definisi yang terkait dengan kesulitan belajar, antara lain:s
4
harga diri atau depresi. Kondisi tersebut menjadikan definisi kesulitan belajar
semakin meluas.
1. Metode Pembelajaran
Pengajaran yang tidak tepat pada tahun pertama anak masuk sekolah dapat
menyebabkan kesulitan belajar. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan anak
5
menjadi berisiko (at risk) karena memperoleh program pengajaran yang tidak
terstruktur dengan baik (Slavin, 1994). Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan
belajar yang konstruktif yang dapat meningkatkan motivasi belajar, minat belajar,
dan prestasi belajar anak. Dengan demikian, akan mengurangi timbulnya jumlah
anak yang berisiko. Heward, dkk. (2003) menyarankan pembelajaran berpusat
pada anak, dan pendekatan belajar berbasis aktivitas maka kemajuan belajar
mereka akan lebih baik dan menjadi pebelajar yang efektif.
2. Kurikulum
6
1994) menambahkan anak akan melupakan isi pembelajarannya jika tidak
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Karena itu, isi kurikulum bagi anak
berkesulitan belajar harus real, relevant, realistic, dan rational.Real bahwa isi
kurikulum harus mengutamakan kehidupan anak dan dapat diajarkan secara
konkret. Relevant mengimplikasikan bahwa pembelajaran harus meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang berguna bagi anak-anak kelak.
Realistic artinya bahwa isi kurikulum memungkinkan anak untuk menguasainya
sesuai dengan kemampuannya. Rational artinya anak memahami bahwa ada nilai
dan tujuan yang terkait dengan pembelajarannya.
3. Lingkungan Kelas
4. Gaya Belajar
7
3. Jenis dan Karakteristik Kesulitan Belajar
8
sekolah, lingkungan keluarga, kantor, motivasi yang rendah, atau pemilihan
strategi belajar yang tidak tepat. Kesulitan belajar yang spesifik ditandai oleh
adanya pencapaian hasil belajar yang rendah untuk mata pelajaran tertentu
sedangkan yang lain umumnya baik.
9
sesuai kaidah tata bahasa, sulit menceritakan cerita sesuai dengan
urutan, dan kebingungan dengan perintah lisan.
4. Dalam keterampilan berhitung, ditandai dengan bermasalah dengan
kalkulasi dasar, angka terbalik, bingung dengan symbol operasi, sulit
mengoperasikan bilangan sesuai nilai tempat, tidak mampu berhitung
dengan benar, sulit mengingat urutan proses kalkulasi, tidak mampu
memahami konsep abstrak, sulit memahami kata, miskin penalaran,
dan menunjukkan kecemasan, mental blocking, serta stress fisik
Ketika mengerjakan matematika.
5. Dalam keterampilan belajar daan organisasional, ditandai dengan
sulit mengatur waktu, menunda pekerjaan, tidak mampu mengulang
apa yang telah diajarkan, sulit mengikuti perintah lisan dan tertulis,
sulit Menyusun karangan atau membuat catatan, rentang perhatian
pendek selama belajar, dan tidak efisien menggunakan sumber
selama belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal yang memengaruhi kegiatan belajar dapat diuraikan
dalam dua aspek berikut: (1) Aspek Fisiologis; yaitu kondisi
jasmani atau ketegangan otot yang menandai tingkat kebugaran
organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat
dalam mengikuti pelajaran. (2) Aspek Psikologis; selain aspek
10
fisiologis, aspek psikologis juga dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa, seperti kecerdasan, bakat,
minat dan motivasi.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang memengaruhi kegiatan belajar diantaranya
lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi semangat belajar
siswa. Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan
belajar adalah Gedung sekolah, letaknya rumah tempat tunggal,
keluarga, alat-alat belajar, dan keadaan cuaca yang digunakan
siswa. Faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan siswa.
Perlu kerja sama yang baik antara rumah dan sekolah, terutama dalam hal
mengasesmen kesulitan belajar anak dan menerapkan strategi intervensi yang
tepat. Kerja sama antara anak, guru, orangtua, sekolah, dan masyarakat akan
memberikan peluang yang baik pada anak. Kepala sekolah juga membantu guru
dalam mengembangkan praktik pembelajaran.
11
• Tidak bekerja sempurnanya fungsi otak.
• Faktor genetika bawaan lahir.
• Pola asuh yang tidak tepat.
• Mengonsumsi minuman yang mengandung zat kimia berbahaya.
• Kelahiran yang premature.
• Ibu yang mengidap virus HIV AIDS.
• Terganggunya kesehatan mental anak atau siswa.
12
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. KETERBATASAN MAKALAH
13
1. Keterbatasan pengetahuan tentang kesulitan belajar ini, sehingga beberapa
pembahasan tidak dapat kami diuraikan secara rinci.
2. Proses berdiskusi yang hanya dapat dilakukan secara online, hal ini sedikit
mempersulit kami untuk berdiskusi secara maksimal, namun kami mencoba
yang terbaik agar tidak berpengaruh terhadap hasil penyusunan makalah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Rief, S.F. & Heimburge, J.A. 1996. How to Reach & Teach All Students in The
Inclusive Classroom: Ready-to-Use, Lessons and Activities for Teaching Students
with Diverse Learning Needs. San Francisco: John Wiley & Sons Inc.
Cortiella, C. 2011. The State of Learning Disabilities. New York: National Center
for Learning Disabilities.
15