Anda di halaman 1dari 12

DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR FISIKA

LITERATUR JOURNAL REVIEW

OLEH :

NAMA : TIARA AUDINA


NPM : 1909110059
KELAS : REGULER-A 2019
DOSEN : SRI NURHAYATI SELIAN, S.Psi., M.Ed.,
Ph.D

PROGRAM S-1 PSIKOLOGI-FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepadal Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada
penulis dalam menyelesaikan tugas individu ini sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Sri Nurhayati Selian, S. Psi., M. ED.,
P. Dh selaku dosen pengampu mata kuliah Diagnosa Kesulitan Belajar yang telah
membimbing kami. Dalam laporan ini, penulis akan membahas dan menjelaskan mengenai
tugas literature journal reviewdengan judul ( Kesulitan Belajar Fisika ). Selaku manusia
biasa, penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang
tidak disengaja, oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapakan, sehingga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Diagnosa Kesulitan Belajar
khusus jurusan Psikologi di Universitas Muhammadiyah Aceh.

Banda Aceh, 17 Juni 2022

TIARA AUDINA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
1. Pendahuluan..............................................................................................................................4
2. Landasan Teori...........................................................................................................................6
3. Metodologi................................................................................................................................8
4. Hasil/Pembahasan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
PEMBAHASAN
KESULITAN BELAJAR FISIKA
1. Pendahuluan
Dari kelima jurnal yang membahas tentang Kesulitan Belajar Fisika, terdapat
perbedaan yang diteliti, berikut 5 jurnal terkait dengan Kesulitan Belajar Fisika:
a. Jurnal 1: Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1
Bontomarannu oleh Nusliati Sampe Daun, Helmi dan Abdul Haris.

Kenyataan yang dihadapi di lapangan di kelas X SMA Negeri 1


Bontomarannu masih terdapat peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang
rendah karena nilainya berada dibawah standar ketuntasan belajar minimal (SKBM)
yaitu 75. Pada saat observasi terlihat suasana kelas yang tidak kondusif dan juga
terlihat beberapa peserta didik yang acuh pada saat mengikuti pelajaran fisika, karena
terdapat peserta didik yang selalu keluar masuk sementara proses pembelajaran fisika
sedang berlangsung. Hal ini menunjukkan terdapat kendala atau permasalahan yang
dihadapi oleh peserta didik sehingga mengakibatkan peserta didik mengalami
kesulitan belajar fisika. Siswa yang memiliki kesulitan belajar harus dibantu supaya
dapat keluar dari kesulitan yang dialaminya. (Daun, Haris, & Helmi, 2020)

b. Jurnal 2: Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa SMA oleh Rismatul
Azizah, Lia Yuliati, dan Eny Latifah.

Pada pembelajaran fisika, kemampuan menyelesaikan masalah siswa masih


tergolong rendah. Dalam mengerjakan soal-soal fisika yang diberikan oleh guru,
siswa lebih sering langsung menggunakan persamaan matematis tanpa melakukan
analisis, menebak rumus yang digunakan dan menghafal contoh soal yang telah
dikerjakan untuk mengerjakan soal-soal lain. Siswa mengalami kesulitan ketika
berhadapan dengan permasalahan yang kompleks. Siswa mampu menyelesaikan
permasalahan kuantitatif sederhana namun kurang memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Siswa mengalami kesulitan karena
strategi yang diajarkan dalam pembelajaran hanya untuk menyelesaikan masalah
yang membutuhkan perhitungan matematis semata. (Azizah, Eny, & Yuliati, 2017)

c. Jurnal 3: Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSIB Studi Kasus di
RSMABI Sekota Semarang Oleh Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani;
Pratiwi Dwijananti.

Berdasarkan Panduan Penyelenggaran Program SMA Rintisan Bertaraf


Internasional yang dikeluarkan oleh Depdiknas, Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) khususnya pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)
diharapkan menerapkan azas-azas pembelajaran aktif yang mengakses 5 pilar
pendidikan meliputi religious awareness, learning to know, learning to do, learning
to be, and learning how to live together. RSMABI diharapkan memiliki proses
belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta pro perubahan,
yaitu proses belajar mengajar yang menekankan pengembangan daya kreasi, inovasi,
dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan atau ide-ide baru
yang belum pernah ada. Proses pembelajaran di RSMABI pada semua mata pelajaran
menjadi teladan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi
pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepeneur, jiwa patriot, dan
jiwa inovator. Pembelajaran di RSMABI juga diharapkan menerapkan pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), matematika, dan inti kejuruan dengan
menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya,
kecuali bahasa asing, harus menggunakan bahasa Indonesia. Tuntutan yang harus
dimiliki dan dikuasai oleh siswa RSMABI yang telah dikemukakan di atas dapat
menimbulkan dampak negatif kepada siswa RSMABI yang salah satunya adalah
kesulitan belajar untuk mata pelajaran fisika. Hal ini disebabkan oleh beban Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh siswa dalam
satu semester. Hasil observasi di SMA Negeri 3 Semarang yang sudah menjalankan
program RSBI nya selama 5 tahun menunjukkan bahwa siswa banyak mengalami
keluhan karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran fisika
yang tinggi yakni 75. Selain itu penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
dalam pembelajaran fisika membuat siswa lebih sulit memahami materi fisika.

d. Jurnal 4: Analisis Kesulitan Belajar Dalam Memecahkan Fisika Pada Materi Hukum
Newton dan Tentang Gerak oleh Hijriani, H. Amiruddin Hatibe

Pada tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA), fisika dianggap penting untuk
diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan berbagai pertimbangan.
Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika
dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
yang berguna untuk memecahkan masalah didalam kehidupan sehari-hari. Kedua,
mata pelajaran fisika perlu diajarkan untuk tujuan khusus yaitu membekali peserta
didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang pemahaman, dan
sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang
pendidikan yanglebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran
fisika dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan hidup. Namun kenyataannya, sering dijumpai siswa SMA mengeluh
kesulitan belajar fisika sehingga sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam
mengerjakan soal-soal dan memecahkan masalah. (Hatibe & Hijriani, 2021)
e. Jurnal 5: Analisis Kesulitan Belajar Fisika Konsep Gerak Lurus pada Peserta Didik
Kelas X SMA Negeri 1 Konawe Selatan oleh Zainuddin, Rini Puspita Sari, Abdul
Kadir.
Salah satu mata pelajaran exact yaitu fisika, merupakan mata pelajaran yang
diajarkan di jenjang SMA dan merupakan kelanjutan dari pelajaran Fisika di jenjang
SMP. (Hudha et al., 2016) menyatakan bahwa fisika merupakan ilmu pengetahuan
eksperimental dimana manusia harus mengamati fenomena alam untuk menemukan
pola dan prinsip yang menghubungkan fenomena-fenomena yang terjadi. Setiap
fenomena yang dipelajari dalam Fisika membutuhkan pemahaman konsep.
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 menyatakan bahwa salah satu tujuan mata
pelajaran fisika, khususnya untuk pendidikan jenjang menengah adalah agar peserta
didik dapat menguasai konsep dan prinsip Fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkanpendidikan, khususnya pada jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Permendiknas, 2006). Namun,
kenyataannya peserta didik menganggap Fisika adalah pelajaran yang menuntut
penghafalan banyak rumus dan sangat sulit untuk memahami materi yang ada di
dalamnya sehingga berpengaruh pula pada hasil belajarnya. (Kadir, Sari, &
Zainuddin, 2021 )

2. Landasan Teori
a. Jurnal 1: Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1
Bontomarannu oleh Nusliati Sampe Daun, Helmi dan Abdul Haris.

Kesulitan belajar terdiri dari dua kata yaitu kesulitan dan belajar, kesulitan
diartikan sebagai kondisi tertentu yang dapat menghambat tercapainya tujuan yang
dinginkan sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Seorang
peserta didik dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan
menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya.
Penyebab kesulitan belajar dikelompokkan dalam 2 faktor penyebab, yaitu faktor
internal dan eksternal. Masalah faktor internal di antaranya: karakteristik siswa, sikap
terhadap belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar,
kemampuan menggali hasil belajar, rasa percaya diri, serta kebiasaan belajar.
Sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor guru, lingkungan sosial, kurikulum
sekolah, dan sarana prasarana. Diagnosis kesulitan belajar dapat diartikan sebagai
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hambatan
peserta didik dalam belajar fisika dengan cara menganalisis jenis dan faktor
penyebabnya.

b. Jurnal 2: Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa SMA oleh Rismatul
Azizah, Lia Yuliati, dan Eny Latifah.

Menurut Walsh et al dan Brad siswa masih sering menggunakan pendekatan


plug and chug dan memory based dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Padahal,
salah satu tujuan pembelajaran fisika adalah menciptakan manusia yang dapat
memecahkan masalah kompleks dengan cara menerapkan pengetahuan dan
pemahaman mereka pada situasi sehari-hari. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kesulitan pemecahan masalah siswa. Menurut Ogunleye, siswa tidak
dapat menyelesaikan masalah meliputi tidak cukup praktikum di laboratorium,
bingung menulis konversi satuan, kurangnya buku fisika yang digunakan sebagai
referensi. Menurut Ikhwanuddin et al, kesulitan pemecahan masalah disebabkan oleh
pemahaman yang lemah tentang prinsip dan aturan fisika, kekurangan dalam
memahami soal, dan tidak cukup motivasi dari siswa.

c. Jurnal 3: Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSIB Studi Kasus di
RSMABI Sekota Semarang Oleh Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani;
Pratiwi Dwijananti.

Menurut Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri dkk, (1990:
83), kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang
diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya
menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang
normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting
dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.

d. Jurnal 4: Analisis Kesulitan Belajar Dalam Memecahkan Fisika Pada Materi Hukum
Newton dan Tentang Gerak oleh Hijriani, H. Amiruddin Hatibe.

Hamalik menyatakan jika siswa mengalami kegagalan dalam hasil


belajarberarti ada kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran. Kesulitan
belajar siswa juga dapat dideteksi dengan rendahnya hasil yang
diperoleh.Penelitian tentang kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Fisika
telah banyak dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian Irawan Rizal penyebab
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan materi
Gerak Lurus adalah siswa tidak memahami soal sehingga tidak
dapat menerjemahkan atau mengubah soal kedalam bentuk matematika, siswa
tidak mengetahui rumus-rumus yang tepat yang harus digunakan untuk menghitung,
siswa tidak dapat memahami sistematika soal yanglebih baku dan siswa tidak
mengecek kembali jawaban.

e. Jurnal 5: Analisis Kesulitan Belajar Fisika Konsep Gerak Lurus pada Peserta Didik
Kelas X SMA Negeri 1 Konawe Selatan oleh Zainuddin, Rini Puspita Sari, Abdul
Kadir.

Dalam sebuah pembelajaran seorang peserta didik kadang menghadapi


sebuah hambatan dalam belajar atau yang dikenal dengan istilah kesulitan belajar.
Kesulitan tersebut dapat diakibatkan konsep pada materi yang sangat banyak
sehingga membuat peserta didik sulit untuk memahami keseluruhan konsep tersebut
(Anggraini et al., 2020). Namun, kesulitan belajar ini dapat diminimalisisr salah
satunya dengan memunculkan kesadaran peserta didik tentang tujuan belajar yang
harusnya berasal dari dirinya sendiri, bukan dari paksaan orang lain (Syam & Rizalia,
2021).

3. Metodologi
a. Jurnal 1: Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1
Bontomarannu oleh Nusliati Sampe Daun, Helmidan Abdul Haris.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan pada


tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMAN
1 Bontomarannu yang berjumlah 147 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes diagnostik, angket dan wawancara. Data yang diperoleh dari
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan skor yang diperoleh pada tes
diagnostik dan juga pada hasil wawancara. Analisis kuantitatif digunakan untuk
mengetahui presentase tingkat pengaruh masing-masing indikator penyebab kesulitan
belajar fisika peserta didik
b. Jurnal 2: Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa SMA oleh Rismatul
Azizah, Lia Yuliati, dan Eny Latifah.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan menyebarkan angket.


Responden terdiri dari 120 siswa SMA dari 3 sekolah yaitu: (1) SMAN 1 Bangil, (2)
SMAN 8 Malang, (3) SMA YADIKA Bangil. Peneliti menyebarkan sendiri angket
ini kepada siswa dan peneliti menyampaikan bahwa hasil angket ini hanya untuk data
penelitian tidak mempengaruhi nilai mereka. Peneliti menghimbau ke siswa agar
mengisi angket tersebut dengan jujur dan mengerjakan soal dengan kemampuannya
sendiri tanpa melihat buku.

c. Jurnal 3: Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSIB Studi Kasus di
RSMABI Sekota Semarang Oleh Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani;
Pratiwi Dwijananti.

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif dengan


pendekatan studi kasus untuk mengetahui kesulitan belajar fisika siswa RSMABI se
Kota Semarang. Metode kualitatif digunakan karena metode ini lebih mudah
memberi gambaran riil tentang keadaan yang terjadi di lapangan.

d. Jurnal 4: Analisis Kesulitan Belajar Dalam Memecahkan Fisika Pada Materi Hukum
Newton dan Tentang Gerak oleh Hijriani, H. Amiruddin Hatibe.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif


dan pendekatan deskriptif dimana semua data dikumpulkan berdasarkan
fakta-fakta yang diperoleh dari lapangan.Penelitianini dilakukan di SMA Negeri
2 Sigi kelas XIPA3 pada tanggal 23 April tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X IPA3 SMA Negeri 2 Sigi berjumlah 25 orang. Responden
dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang diambil menggunakan Teknik
purposive sampling. Teknik purposiv samplingmerupakan teknik pengambilan
responden berdasarkan tujuan atau acuan tertentu.
e. Jurnal 5: Analisis Kesulitan Belajar Fisika Konsep Gerak Lurus pada Peserta Didik
Kelas X SMA Negeri 1 Konawe Selatan oleh Zainuddin, Rini Puspita Sari, Abdul
Kadir.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sedangkan


metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Oleh karena itu jenis data
pada penelitian ini adalah datakualitatif berupa hasil observasi, wawancara dan tes
kesulitan belajar menggunakan three-tier multiple choie diagnostic instrumen.
Sumber data yang diperoeh dari informan merupakan data primer. Informan dalam
penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru fisika dan peserta didik kelas X MIA 2
dan X MIA 3 di SMA Negeri 1 Konawe Selatan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu lembar observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes berbetuk
three-tier multiple choice diagnostic, yang memiliki tiga tingkatan yaitu pada tingkat
pertama adalahpengujian tentang pengetahuan berupa pilihan ganda. Tingkat kedua,
alasan siswa dalam memilih jawaban.Tingkat ketiga adalah keyakinan siswa dalam
memilih jawaban (Mubarak et al., 2016)

4. Hasil/Pembahasan
a. Jurnal 1: Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1
Bontomarannu oleh Nusliati Sampe Daun, Helmi dan Abdul Haris.

Terdapat sebanyak 68 siswa yang tidak tuntas dan 79 siswa yang tuntas. 68
siswa yang tidak tuntas tersebut, digolongkan kedalam siswa yang mengalami
kesulitan belajar fisika.Hasil angket mengungkap siswa masih malas untuk bertanya
dan menanggapi ketika pembelajaran fisika berlangsung. Hal ini sesuai dengan yang
dilontarkan siswa inisial MAA “saya tidak bertanya karena saya tidak tahu apa yang
mesti saya tanyakan”. Kurangnya semangat belajar akan menyebabkan peserta didik
kesulitan di dalam belajar fisikaada 68 siswa kelas X SMA Negeri 1 Bontomarannu
mengalami kesulitan belajar fisika, kesulitan belajar fisika peserta didik terletak pada
kesulitan peserta didik di dalam berhitung, memahami konsep dan memahami rumus-
rumus fisika. Kesulitan belajar yang timbul disebabkan oleh faktor internal yang
semuanya berada pada kategori tinggi dan faktor eksternal yaitu untuk indikator
sekolah dan keluarga berada pada kategori cukup dan untuk indikator guru,
lingkungan sosial sekolah dan suasana kelas berada pada ketogori tinggi.

b. Jurnal 2: Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa SMA oleh Rismatul
Azizah, Lia Yuliati, dan Eny Latifah.

Berdasarkan data hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa kesulitan


pemecahan masalah fisika pada siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
kesukaan mereka terhadap pelajaran fisika, materi yang mereka pelajari, kegiatan
pembelajaran yang dialami siswa, dan gaya mengajar guru. Hal ini didukung oleh
pernyataan siswa, yang menyatakan bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan
masalah meliputi, tidak cukup praktikum di laboratorium, bingung menulis konversi
satuan, kurangnya buku fisika yang digunakan sebagai referensi. Menurut Brok et al,
guru fisika belum efektif melatihkan kemampuan pemecahan masalah, sehingga siswa
kurang bahkan tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah. Disamping itu,
kesulitan pemecahan masalah disebabkan oleh pemahaman yang lemah tentang
prinsip dan aturan fisika, kekurangan dalam memahami soal, dan tidak cukup
motivasi dari siswa. Solusi untuk mengatasi kesulitan pemecahan masalah pada siswa
yaitu guru harus berani menerapkan metode baru untuk memperbaiki pembelajaran
yang belum maksimal. Metode tersebut harus efektif yang tentunya disesuaikan
dengan kondisi siswa agar siswa dapat belajar dengan baik. Menurut Ogilvie,
pemberian kesempatan yang lebih banyak dalam pemecahan masalah akan membuat
siswa lebih berpengalaman dalam pemecahan masalah fisika.

c. Jurnal 3: Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSIB Studi Kasus di
RSMABI Sekota Semarang Oleh Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani;
Pratiwi Dwijananti.
Hasil tes soal uraian siswa digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan
belajar fisika yang dialami siswa RSMABI. Kesulitan belajar fisika yang dapat
dialami siswa dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu : (1) kesulitan
berhitung yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berhit.ung khususnya
dalam pelajaran fisika, (2) penguasaan konsep yang menuntut siswa untuk mengerti
akan konsep fisika serta mengaitkan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling
berhubungan, dan (3) mengartikan lambang dan mengkonversi satuan, disini siswa
dituntut mengerti akan lambang-lambang fisika. Hal ini berarti siswa RSMABI
mengalami kesulitan belajar dalam hal penguasaan konsep. Jika ditinjau dari data
yang diperoleh, kondisi tersebut dimungkinkan terjadi. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang saling berperan dalam menyebabkan kesulitan belajar pada
siswa. Faktor-faktor ini dapat diketahui melalui angket yang dibagikan dan diisi oleh
siswa. Angket ini dirasa cukup mencerminkan keadaan yang sebenarnya yang dialami
siswa ketika belajar fisika. Pada aspek minat belajar menunjukkan bahwa perolehan
persentase untuk indikator kebiasaan belajar fisika sebesar 62,17% (kategori kuat
menyebabkan kesulitan belajar). Berdasarkan pertanyaan yang digunakan pada angket
dapat diketahui bahwa siswa kurang mempersiapkan materi sebelum mengikuti
pelajaran fisika.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa siswa
RSMABI se Kota Semarang mengalami kesulitan belajar fisika pada penguasaan
konsep. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
meliputi minat, bakat, motivasi, intelegensi, fasilitas sekolah, guru, sarana atau
prasarana dan dukungan, dan aktivita. Kedelapan factor tersebut mempunyai
tingkatan cukup menyebabkan kesulitan belajar fisika pada siswa RSMABI se Kota
Semarang. (Arief, Dwijayanti, & Handayani, 2018)

d. Jurnal 4: Analisis Kesulitan Belajar Dalam Memecahkan Fisika Pada Materi Hukum
Newton dan Tentang Gerak oleh Hijriani, H. Amiruddin Hatibe.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kemampuan memecahkan masalah
kesulitan belajar fisika pada materi Hukum Newton tentang Gerak siswa kelas
XIPA3 SMA Negeri 2 Sigiyaitu tergolong kategori sedang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah kesulitan belajar fisika pada
materi HukumNewton tentangGerak siswa kelas XIPA3 SMA Negeri 2 Sigi yaitu
faktor internal (kurangnya minat siswa pada pelajaran fisika, faktor kelelahan dan
kurangnya intelegensisiswa terhadap materi Hukum Newton tentang Gerak,
siswa kurang memahami soal dengan baik sehinggamereka tidak mengerti apa
yang ditanyakan oleh soal, penggunaan rumus yang kurang tepat dan mereka tidak
mengecek proses penyelesaian dan jawaban kembali) dan faktor eksternal (suasana
keluarga, cara mendidik orang tua, perhatian orang tua,teman bergaul,sosial media,
kurikulum yang diterapkan serta fasilitas untuk menunjang proses belajar
mengajar disekolah). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penyusun
menyarankan kepada siswa hendaknya lebih aktif dalam mencari, melatih soal dan
bertanya ketika ada materi yang kurang dipaham.Bagi guru, hendaknya lebih
maksimal dalam menjelaskan materi dan memahami kesulitan siswa dalam
menerima materi.

e. Jurnal 5: Analisis Kesulitan Belajar Fisika Konsep Gerak Lurus pada Peserta Didik
Kelas X SMA Negeri 1 Konawe Selatan oleh Zainuddin, Rini Puspita Sari, Abdul
Kadir.

Hasil-hasil temuan penelitian mengenai analisis kesulitan belajar fisika


konsep gerak lurus menunjukkan bahwa kesulitan belajar yang dialaimi oleh peserta
didik di SMA Negeri 1 Konawe Selatan yaitu Siswa kesulitan memahami
soal,menggunakan simbol fisika, menggunakan rumus perhitungan untuk
menyelesaikan soal dan kesulitan dalam menganalisis grafik. Dari kesulitan-kesulitan
yang dihadapi siswa sehingga upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan
belajar tersebut menggunakan media pembelajaran yang menarik, membagikan buku
cetak, memberikan les, memberikan remedial dan motivasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. K., Dwijayanti, P., & Handayani, L. (2018). Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika
pada Siswa RSBI Studi Kasus di RSMAIB Se-Kota Semarang. Unnes Physics Education
Journal .
Azizah, R., Eny, L., & Yuliati, L. (2017). KESULITAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA
PADA SISWA SMA. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) .
Daun, N. S., Haris, A., & Helmi. (2020). Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik.
Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs UNM , 37 – 40.
Hatibe, A., & Hijriani. (2021). ANALISIS KESULITAN BELAJAR DALAM
MEMECAHKAN MASALAH FISIKA. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online , 45-49.
Kadir, A., Sari, R. P., & Zainuddin. (2021 ). Analisis Kesulitan Belajar Fisika Konsep Gerak
lurus pada Peserta Didik Kelas X SWMA Negri 1 Konawe Selatan . 1-7.

Anda mungkin juga menyukai