OLEH :
Puji syukur saya panjatkan kepadal Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada
penulis dalam menyelesaikan tugas individu ini sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Sri Nurhayati Selian, S. Psi., M. ED.,
P. Dh selaku dosen pengampu mata kuliah Diagnosa Kesulitan Belajar yang telah
membimbing kami. Dalam laporan ini, penulis akan membahas dan menjelaskan mengenai
tugas literature journal reviewdengan judul ( Kesulitan Belajar Fisika ). Selaku manusia
biasa, penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang
tidak disengaja, oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapakan, sehingga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Diagnosa Kesulitan Belajar
khusus jurusan Psikologi di Universitas Muhammadiyah Aceh.
TIARA AUDINA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
1. Pendahuluan..............................................................................................................................4
2. Landasan Teori...........................................................................................................................6
3. Metodologi................................................................................................................................8
4. Hasil/Pembahasan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
PEMBAHASAN
KESULITAN BELAJAR FISIKA
1. Pendahuluan
Dari kelima jurnal yang membahas tentang Kesulitan Belajar Fisika, terdapat
perbedaan yang diteliti, berikut 5 jurnal terkait dengan Kesulitan Belajar Fisika:
a. Jurnal 1: Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1
Bontomarannu oleh Nusliati Sampe Daun, Helmi dan Abdul Haris.
b. Jurnal 2: Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa SMA oleh Rismatul
Azizah, Lia Yuliati, dan Eny Latifah.
c. Jurnal 3: Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSIB Studi Kasus di
RSMABI Sekota Semarang Oleh Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani;
Pratiwi Dwijananti.
d. Jurnal 4: Analisis Kesulitan Belajar Dalam Memecahkan Fisika Pada Materi Hukum
Newton dan Tentang Gerak oleh Hijriani, H. Amiruddin Hatibe
Pada tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA), fisika dianggap penting untuk
diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan berbagai pertimbangan.
Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika
dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
yang berguna untuk memecahkan masalah didalam kehidupan sehari-hari. Kedua,
mata pelajaran fisika perlu diajarkan untuk tujuan khusus yaitu membekali peserta
didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang pemahaman, dan
sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang
pendidikan yanglebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran
fisika dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan hidup. Namun kenyataannya, sering dijumpai siswa SMA mengeluh
kesulitan belajar fisika sehingga sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam
mengerjakan soal-soal dan memecahkan masalah. (Hatibe & Hijriani, 2021)
e. Jurnal 5: Analisis Kesulitan Belajar Fisika Konsep Gerak Lurus pada Peserta Didik
Kelas X SMA Negeri 1 Konawe Selatan oleh Zainuddin, Rini Puspita Sari, Abdul
Kadir.
Salah satu mata pelajaran exact yaitu fisika, merupakan mata pelajaran yang
diajarkan di jenjang SMA dan merupakan kelanjutan dari pelajaran Fisika di jenjang
SMP. (Hudha et al., 2016) menyatakan bahwa fisika merupakan ilmu pengetahuan
eksperimental dimana manusia harus mengamati fenomena alam untuk menemukan
pola dan prinsip yang menghubungkan fenomena-fenomena yang terjadi. Setiap
fenomena yang dipelajari dalam Fisika membutuhkan pemahaman konsep.
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 menyatakan bahwa salah satu tujuan mata
pelajaran fisika, khususnya untuk pendidikan jenjang menengah adalah agar peserta
didik dapat menguasai konsep dan prinsip Fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkanpendidikan, khususnya pada jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Permendiknas, 2006). Namun,
kenyataannya peserta didik menganggap Fisika adalah pelajaran yang menuntut
penghafalan banyak rumus dan sangat sulit untuk memahami materi yang ada di
dalamnya sehingga berpengaruh pula pada hasil belajarnya. (Kadir, Sari, &
Zainuddin, 2021 )
2. Landasan Teori
a. Jurnal 1: Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1
Bontomarannu oleh Nusliati Sampe Daun, Helmi dan Abdul Haris.
Kesulitan belajar terdiri dari dua kata yaitu kesulitan dan belajar, kesulitan
diartikan sebagai kondisi tertentu yang dapat menghambat tercapainya tujuan yang
dinginkan sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Seorang
peserta didik dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan
menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya.
Penyebab kesulitan belajar dikelompokkan dalam 2 faktor penyebab, yaitu faktor
internal dan eksternal. Masalah faktor internal di antaranya: karakteristik siswa, sikap
terhadap belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar,
kemampuan menggali hasil belajar, rasa percaya diri, serta kebiasaan belajar.
Sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor guru, lingkungan sosial, kurikulum
sekolah, dan sarana prasarana. Diagnosis kesulitan belajar dapat diartikan sebagai
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hambatan
peserta didik dalam belajar fisika dengan cara menganalisis jenis dan faktor
penyebabnya.
b. Jurnal 2: Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa SMA oleh Rismatul
Azizah, Lia Yuliati, dan Eny Latifah.
c. Jurnal 3: Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSIB Studi Kasus di
RSMABI Sekota Semarang Oleh Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani;
Pratiwi Dwijananti.
Menurut Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri dkk, (1990:
83), kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang
diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya
menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang
normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting
dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
d. Jurnal 4: Analisis Kesulitan Belajar Dalam Memecahkan Fisika Pada Materi Hukum
Newton dan Tentang Gerak oleh Hijriani, H. Amiruddin Hatibe.
e. Jurnal 5: Analisis Kesulitan Belajar Fisika Konsep Gerak Lurus pada Peserta Didik
Kelas X SMA Negeri 1 Konawe Selatan oleh Zainuddin, Rini Puspita Sari, Abdul
Kadir.
3. Metodologi
a. Jurnal 1: Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1
Bontomarannu oleh Nusliati Sampe Daun, Helmidan Abdul Haris.
c. Jurnal 3: Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSIB Studi Kasus di
RSMABI Sekota Semarang Oleh Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani;
Pratiwi Dwijananti.
d. Jurnal 4: Analisis Kesulitan Belajar Dalam Memecahkan Fisika Pada Materi Hukum
Newton dan Tentang Gerak oleh Hijriani, H. Amiruddin Hatibe.
4. Hasil/Pembahasan
a. Jurnal 1: Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik di SMA Negeri 1
Bontomarannu oleh Nusliati Sampe Daun, Helmi dan Abdul Haris.
Terdapat sebanyak 68 siswa yang tidak tuntas dan 79 siswa yang tuntas. 68
siswa yang tidak tuntas tersebut, digolongkan kedalam siswa yang mengalami
kesulitan belajar fisika.Hasil angket mengungkap siswa masih malas untuk bertanya
dan menanggapi ketika pembelajaran fisika berlangsung. Hal ini sesuai dengan yang
dilontarkan siswa inisial MAA “saya tidak bertanya karena saya tidak tahu apa yang
mesti saya tanyakan”. Kurangnya semangat belajar akan menyebabkan peserta didik
kesulitan di dalam belajar fisikaada 68 siswa kelas X SMA Negeri 1 Bontomarannu
mengalami kesulitan belajar fisika, kesulitan belajar fisika peserta didik terletak pada
kesulitan peserta didik di dalam berhitung, memahami konsep dan memahami rumus-
rumus fisika. Kesulitan belajar yang timbul disebabkan oleh faktor internal yang
semuanya berada pada kategori tinggi dan faktor eksternal yaitu untuk indikator
sekolah dan keluarga berada pada kategori cukup dan untuk indikator guru,
lingkungan sosial sekolah dan suasana kelas berada pada ketogori tinggi.
b. Jurnal 2: Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa SMA oleh Rismatul
Azizah, Lia Yuliati, dan Eny Latifah.
c. Jurnal 3: Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSIB Studi Kasus di
RSMABI Sekota Semarang Oleh Meizuvan Khoirul Arief; Langlang Handayani;
Pratiwi Dwijananti.
Hasil tes soal uraian siswa digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan
belajar fisika yang dialami siswa RSMABI. Kesulitan belajar fisika yang dapat
dialami siswa dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu : (1) kesulitan
berhitung yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berhit.ung khususnya
dalam pelajaran fisika, (2) penguasaan konsep yang menuntut siswa untuk mengerti
akan konsep fisika serta mengaitkan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling
berhubungan, dan (3) mengartikan lambang dan mengkonversi satuan, disini siswa
dituntut mengerti akan lambang-lambang fisika. Hal ini berarti siswa RSMABI
mengalami kesulitan belajar dalam hal penguasaan konsep. Jika ditinjau dari data
yang diperoleh, kondisi tersebut dimungkinkan terjadi. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang saling berperan dalam menyebabkan kesulitan belajar pada
siswa. Faktor-faktor ini dapat diketahui melalui angket yang dibagikan dan diisi oleh
siswa. Angket ini dirasa cukup mencerminkan keadaan yang sebenarnya yang dialami
siswa ketika belajar fisika. Pada aspek minat belajar menunjukkan bahwa perolehan
persentase untuk indikator kebiasaan belajar fisika sebesar 62,17% (kategori kuat
menyebabkan kesulitan belajar). Berdasarkan pertanyaan yang digunakan pada angket
dapat diketahui bahwa siswa kurang mempersiapkan materi sebelum mengikuti
pelajaran fisika.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa siswa
RSMABI se Kota Semarang mengalami kesulitan belajar fisika pada penguasaan
konsep. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
meliputi minat, bakat, motivasi, intelegensi, fasilitas sekolah, guru, sarana atau
prasarana dan dukungan, dan aktivita. Kedelapan factor tersebut mempunyai
tingkatan cukup menyebabkan kesulitan belajar fisika pada siswa RSMABI se Kota
Semarang. (Arief, Dwijayanti, & Handayani, 2018)
d. Jurnal 4: Analisis Kesulitan Belajar Dalam Memecahkan Fisika Pada Materi Hukum
Newton dan Tentang Gerak oleh Hijriani, H. Amiruddin Hatibe.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kemampuan memecahkan masalah
kesulitan belajar fisika pada materi Hukum Newton tentang Gerak siswa kelas
XIPA3 SMA Negeri 2 Sigiyaitu tergolong kategori sedang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah kesulitan belajar fisika pada
materi HukumNewton tentangGerak siswa kelas XIPA3 SMA Negeri 2 Sigi yaitu
faktor internal (kurangnya minat siswa pada pelajaran fisika, faktor kelelahan dan
kurangnya intelegensisiswa terhadap materi Hukum Newton tentang Gerak,
siswa kurang memahami soal dengan baik sehinggamereka tidak mengerti apa
yang ditanyakan oleh soal, penggunaan rumus yang kurang tepat dan mereka tidak
mengecek proses penyelesaian dan jawaban kembali) dan faktor eksternal (suasana
keluarga, cara mendidik orang tua, perhatian orang tua,teman bergaul,sosial media,
kurikulum yang diterapkan serta fasilitas untuk menunjang proses belajar
mengajar disekolah). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penyusun
menyarankan kepada siswa hendaknya lebih aktif dalam mencari, melatih soal dan
bertanya ketika ada materi yang kurang dipaham.Bagi guru, hendaknya lebih
maksimal dalam menjelaskan materi dan memahami kesulitan siswa dalam
menerima materi.
e. Jurnal 5: Analisis Kesulitan Belajar Fisika Konsep Gerak Lurus pada Peserta Didik
Kelas X SMA Negeri 1 Konawe Selatan oleh Zainuddin, Rini Puspita Sari, Abdul
Kadir.
Arief, M. K., Dwijayanti, P., & Handayani, L. (2018). Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika
pada Siswa RSBI Studi Kasus di RSMAIB Se-Kota Semarang. Unnes Physics Education
Journal .
Azizah, R., Eny, L., & Yuliati, L. (2017). KESULITAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA
PADA SISWA SMA. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) .
Daun, N. S., Haris, A., & Helmi. (2020). Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Peserta Didik.
Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs UNM , 37 – 40.
Hatibe, A., & Hijriani. (2021). ANALISIS KESULITAN BELAJAR DALAM
MEMECAHKAN MASALAH FISIKA. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online , 45-49.
Kadir, A., Sari, R. P., & Zainuddin. (2021 ). Analisis Kesulitan Belajar Fisika Konsep Gerak
lurus pada Peserta Didik Kelas X SWMA Negri 1 Konawe Selatan . 1-7.