MAKALAH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Presentasi dan
Pidato” untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat
kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya nantinya dapat menjadi laporan yang
lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1
A. Presentasi ................................................................................................................................... 3
B. Pidato .......................................................................................................................................... 6
ii
5. Tahap-Tahap Berpidato................................................................................................. 10
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia perkuliahan, semua pihak yang terlibat harus melakukan penyampaian
lisan. Penyampaian lisan menjadi saran untuk menyampaikan berbagai gagasan. Suatu
kelas yang baik biasanya menjadikan penyampaian lisan sebagai salah satu materi
penilaian. Selama masa studinya, mahasiswa pasti akan melewati berbagai penyampaian
lisan, seperti dalam mempresentasikan usulan penelitian dan ujian akhir karya tulisnya.
Dalam kehidupan di masyarakat, berbagai kegiatan dan jenis pekerjaannya, semua kegiatan
manusia pasti akan memerlukan penyampaian lisan dalam taraf besar maupun kecil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan si atas, rumusan masalah yang
dibuat adalah sebagai berikut:
1
8. Bagaimana etika berpidato?
9. Apa saja tahap-tahap berpidato?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pemahaman kita
tentang presentasi dan pidato. Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari penulisan
makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Presentasi
1. Pengertian Presentasi
Menurut Susi Sundiasih, dalam melakukan presentasi ilmiah ada beberapa etika yang
harus diperhatikan yaitu:2
1
https://helmyluthfi.files.wordpress.com/2017/04/pertemuan-18-presentasi-ilmiah.pdf diakses 4 Juni
2022 pukul 19.07
2
https://dokumen.tips/documents/tata-tertib-dan-etika-presentasi-ilmiah.html
3
Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan
tertulis, baik bahan lengkap maupun bahasan presentasi power point.
b) Penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia.
Penyaji perlu merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang
diberikan oleh moderator.
c) Penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah.
Etika dalam forum ilmiah harus dijaga agar tujuan forum dapat tercapai dengan
baik. Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar dan
mana yang salah serta mana yang patut dan mana yang tidak patut.
d) Kejujuran.
Setiap orang wajib bersikap sangat terbuka dalam segala hal menyangkut informasi
yang disajikan.
4
Semua hal yang terungkap selama forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan, maupun
jawaban perlu dicatat secara rapi oleh notulis.
Dalam era teknologi informasi ini, presentasi ilmiah sudah harus dibantu atau
menggunakan multimedia. Pertama, presentasi akan menjadi menarik karena penyaji dapat
membuat berbagai variasi yang menarik, termasuk membuat animasi. Kedua, penyaji dapat
menghemat waktu karena penyaji tidak perlu menulis di papan tulis atau menulis di kertas.
Ketiga, penyaji dapat mengoreksi bahan sewaktu-waktu jika hal itu diperlukan. Keempat,
penyaji dapat memberikan penekanan pada butir yang dikehendaki. Kelima, peserta dapat
menyalin atau mengopi file presentasi jika memerlukannya. Keenam, penyaji dapat
membawa bahan dalam flashdisk. Ketujuh, bahan presentasi dapat sangat ringan, yang
sekaligus membantu peserta menangkap esensi bahan yang dibahas.
5
g) Cetak bahan untuk pegangan dalam penyajian.
4. Pelaksanakan Presentasi
B. Pidato
1. Pengertian Pidato
6
Definisi dari tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa berpidato merupakan
penyajian lisan di depan sekelompok massa dan berhasil menguasai massa serta dapat
menyampaikan gagasan yang dapat diterima orang lain.
2. Metode Pidato
a) Metode Improptu
Metode pidato impromptu adalah membawakan pidato tanpa persiapan
yang hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan.
b) Metode Ekstemporan
Metode pidato ekstemporan merupakan Teknik berpidato dengan
menjabarkan materi yang terpola.
c) Metode Naskah
Metode pidato naskah adalah berpidato dengan menggunakan naskah yang
telah dibuat sebelumnya.
d) Metode menghapal atau memorasi
Metode ini tidak perlu membawa naskah atau teks lainnya karena
penyampaian pidato menghapal seluruh isi pidato.3
Sebelum kita berbicara depan umum, apalagi berpidato, memahami situasi calon
pendengar (audien) sangat penting. Itu sebabnya kemestian menganalisis
pendengar.Artinya mencoba memahami latar belakang kehidupan calon pendengar
(audien). Hal ini penting karena dengan memahami latar belakang kehidupan audien kita
3
https://www.scribd.com/document/488189067/Metode-Pidato diakses 4 Juni 2022 pukul 19. 35
7
akan mudah masuk dalam situasi dan kondisi kehidupan audiens. Pasti, cara akurat
memahami situasi pendengar adalah 5W+1H.4
1) Siapa
Kita berusaha memahami siapa audiens kita. Artinya kita harus mngetahui
usia, , jenis kelamin, pendidikan, status social, profesi atau pekerjaan.
Dengan demikian, kita tidak akan mengalami kesulitan dalam meyakinkan,
meneguhkan, mendorong, maupun mengubah kebiasaan-kebiasaan hingga
menemukan motivasi dan semangat baru.
2) Di mana
Tempat terjadinya peristiwa pun layak kita pahami. Apakah mereka
berkumpul dalam satu ruangan yang terbuka atau tertutup. Hal ini sangat
penting karena setiap ruang secara otomatis mengkondisikan audiens.
Berbicara di tempat ibadah, misalnya, jauh lebih mudah karena audiens
terkondisikan untuk hening dan komtemplatif. Sebaliknya, berbicara pada
audiens di aula atau tempat terbuka membutuhkan kemampuan retorika
yang memadai.
3) Kapan
Kapan terkait dengan waktu pelaksanaan. Waktu terjadinya peristiwa
sangat menetukan berhasil tidaknya suatu pembicaraan. Hal ini disebabkan
perhatian, sikap mental dan kebugaran audiens. Berbicara pada pagi hari
sangat berbeda dengan siang, sore, atau malam hari. Kondisi psikis, fisik
dan mental audienspada pagi hari masih segar sehingga sebagai pembicara
kita akan mudah mengajar berpikir, berefleksi ataupun berdebat.
4) Apa
Apa berkait dengan pokok masalah yang menjadi bahan pembicaraan. Kita
harus kritis apakah pokok masalah yang akan kita bahas dan bicarakan
4
http://afrianties.blogspot.com/2011/09/ps-memahami-situasi-pendengar.html
8
menjadi kebutuhan mendesak, menyangkut kepentingan bersama, dan
membutuhkan solusi atau pemecahan. Juga, apakah maslah yang kita
bicarakan merupakan kerinduan, dambaan, dan menjadi obsesi audiens?
5) Mengapa
Mengapa lebih terkait dengan alas an audiens berkumpul. Hal ini menadi
sangat penting karena berhadapan dengan audiens yang dating atas
kemauan sendiri sangat berbeda dengan audiens yang dating ke tempat
pertemuan karena disuruh atau diperintah. Untuk itulah, sebelum
berhadapan dan berbicara pada audiens kita perlu mengetahui alasan
mengapa mereka berkumpul.
6) Bagaimana
“Bagaimana” menyangkut banyak aspek : pandangan hidup, penghayatan
hidup, pola interaksi social, profesi dan mata pencaharian, tradisi dan
kepercayaan, serta pandangan audiens tentang masa depan. Dengan
memahami “bagaimana audiens” pastilah pembahasan dan pembicaraan
yang kita lakukansangat bermanfaat bagi mereka.
4. Etika Berpidato
Dalam melakukan pidato perlu mengetahui etika berpidato supaya dapat mengukur
tindakan kita sendiri. Etika ini sangat penting karena orang yang berpidato menjadi pusat
perhatian orang banyak. Melakukan kesalahan sedikit saja atau berlaku tidak sopan
menjadi bahan pembicaraan. Berpidato itu perlu hati-hati atau beretika supaya
penampilannya bisa menarik. Etika dalam berpidato yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
9
Hal ini berkaitan dengan menghilangkan rasa rendah diri. Jangan tampil
seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu, tidak memberikan penghormatan
yang berlebihan pada audiens.
c) Berpidatoo di depan pemuka agama.
Jangan mengeluarkan kata-kata yang dapat menyinggung umat beragama.
Jangan ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu.
d) Etika berpidato di depan para wanita.
Bila pembicara seorang alki-laki, hati-hati jangan sampai menyinggung
harkat dan martabat wanita. Hindari kata-kata kasar atau kurang senonoh.
e) Etika berpidato di depan pemuda/mahasiswa.
Pidato mengutamakan penalaran yang berkaitan dengan dunia anak-anak
muda.
f) Etika berpidato di depan masyarakat desa.
Gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana, sesekali perlu disisipkan
beberapa istilah dalam bahasa daerah setempat.
5. Tahap-Tahap Berpidato
5
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), hal
16-77
10
Topik merupakan pokok pembahasan sedangkan judul adalah nama
yangdiberikan untuk pokok bahasan. Dalam tahap persiapan ini kita harus
menentukan topik dan tujuan terlebih dahulu. Adapun kriteria topik yang
baik diantaranyaadalah:
a. Topik harus sesuai dengan pengetahuan da’i dan mad’u
b. Topik harus menarik minat da’i dan mad’u
c. Topik harus jelas mengenai ruang lingkup dan pembatasannya
d. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
e. Topik harus ada penunjang dari bahan lain
Tujuan sendiri tentu berbeda-beda, ada yang untuk memberikan informasi,
untukmempengaruhi, maupun untuk menghibur.
2) Pengembangan Bahasan
Dalam pengembangan bahasan ini, kita perlu memberikan kalimat pendukung
atastopik yang kita tentukan. Selain itu kita juga harus
mengembangkan ataupunmenguraikan dari kalimat pendukung tersebut.
Misalnya dengan memberikancontoh maupun penjelasan dari contoh itu
sendiri.
b) Tahap Penyusunan Pidato
Tahapan kedua adalah penyusunan pidato, pada tahapan ini ada hal
yang perludiperhatikan yaitu mengenai penyusunan naskah pidato itu sendiri.
Dalam menyusunnaskah kita harus pandai menggunakan bahasa yang
baik, sederhana dan menggunakan kata-kata yang jelas, tepat, serta menarik.
Pada tahapan ini kita juga perlu membuat garis-garis besar pidato. Dengan
adanyagaris besar yang teratur akan mempermudah jalannya pidato. Selain itu
kita juga harusmemperhatikan prinsip komposisi piato. Karena proses
penyusunan pidato harus idasari dengan tiga prinsip komposisi.
1) Kesatuan
Kesatuan disini meliputi isi, tujuan, dan sifat (mood). Dalam isi harus
memilikibahan penunjang. Sedangkan dalam tujuan harus memiliki satu
11
macam tujuan dalam berpidato. Untuk sifat yang dimaksud adalah
pembawaan dari pembicaraseperti, formal, informal,anggun atau sifat lainnya.
2) Pertauan
Pertautan menunjukkan urutan dari bagian yang diuraikan sehingga
salingberkaitan antara satu dengan yang lain. Dengan adanya pertautan dapat
membuatpendengar dengan mudah memahami apa yang kita sampaikan
karena tersusundngan runtut dan jelas tentuya.
3) Titik Berat
Titik berat yang dimaksud adalah penonjolan atau pengembangan bagian
yangdianggap penting. Misalkan, dalam tulisan bisa dengan huruf besar, huruf
miring,maupun tanda garis bawah. Sedangkan dalam lisan bisa dengan
tekanan suara,suara dinaikkan, serta perubahan nada.
12
Dalam penyampaian pidato pembicara harus bisa membedakan kalimat
tanyamaupun kalimat pernyataan karena nada suara yang digunakan
tentu berbedadalam setiap jenis kalimat. Selain itu, ada juga kalimat
yang membutuhkanpenekanan maupun dengan suara yang sedikit keras.
Artikulasi yang digunakanharus jelas agar mudah dipahami
3) Penggunaan Isyarat dan Gerak Tubuh
Ketika menyampaikan pidato adanya isyarat maupun gerak tubuh akan
menarikperhatian audiens. Karena itu merupakan penampilan dari
pembicara. Misalkandengan berdiri tegak, berjalan maupun memberikan
ekspresi yang mendukungatas apa yang disampaikan.
13
Hal ini dapat dilakukan setelah menyebutkan intisari atau agris-garis
besar pidato
3) Mendorong khalayak untuk bertindak
Tindakan dapat berupa respon fisik seperti mencoblos partai, mengikuti
program
tertentu, berinfak, dan juga dapat berupa penerimaan usul/ide.
4) Mengatakan kutipan sajak, kitab suci, peribahasa, ucapan tokoh.
Yang penting kutipan harus sesuai atau ada kaitannya dengan tema
yang dibicarakan.
5) Memuji dan menghargai khalayak
Yaitu pujian yang wajar, tidak berlebihan, dan ikhlas. Harapannya
pendengar/khalayak akan merasa puasn dan bahagia.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan melalui makalah presentasi dan pidato ini, para pembaca khususnya
mahasiswa dapat mengikuti kaidah-kaidah presentasi dan pidato. Demikianlah makalah
yang telah kami selesaikan, kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata
saat penulisan pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi kita semua.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://helmyluthfi.files.wordpress.com/2017/04/pertemuan-18-presentasi-ilmiah.pdf
diakses 4 Juni 2022 pukul 19.07
https://dokumen.tips/documents/tata-tertib-dan-etika-presentasi-ilmiah.html
https://www.scribd.com/document/488189067/Metode-Pidato diakses 4 Juni 2022 pukul
19. 35
http://afrianties.blogspot.com/2011/09/ps-memahami-situasi-pendengar.html
Rakhmat, Jalaluddin. 1998. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PTRemaja
Rosdakarya
16