Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KESANTUNAN PRESENTASI ILMIAH

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat pada mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
DR.DESWALANTRI, S.S. , M.Pd

Oleh:

1.Annisa Nurul Hidayah (2523274)


2.Al Hadia (2523271)
3.Ridho Fajri (2523264)
4.Halim Perdana Kesuma ( 2523257)

Kelas: 1H

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
UIN SJECH M.DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “
Kesantunan Presntasi Ilmiah” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang kesantunan presentasi ilmiah
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR.Deswalantri,S.S.,M.Pd selaku dosen
pengampu pada mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua teman serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bukittinggi, 27 September2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................................... 1
C. Batasan Masalah ......................................................................................................................... 2
D. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
A. KESANTUNAN PRESENTASI ILMIAH............................................................................................. 3
1. Pemahaman Terhadap Q.S Al-Baqarah Ayat 269 Tentang Hikmah yang Banyak ................... 3
2. Pengertian Presentasi Ilmiah .................................................................................................. 6
3. Tahap Persiapan Presentasi Ilmiah ......................................................................................... 7
4. Tugas dan Fungsi Moderator .................................................................................................. 8
5. Tugas dan Fungsi Notulis ........................................................................................................ 8
BAB III .................................................................................................................................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 10
B. Saran ......................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presentasi ilmiah adalah kegiatan yang lazim dilakukan dalam dunia ilmiah. Kegiatan
itu berfungsi untuk menyebarkan informasi ilmiah. Karena mahasiswa merupakan intelektual
yang berkewajiban menyebarkan ilmu yang dimilikinya, kemahiran untuk melakukan
presentasi ilmiah merupakan suatu kebutuhan.

Presentasi dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pemikiran-pemikiran baru


mengenai suatu masalah agar dapat dipahami oleh audience. Namun tidak semua orang bisa
melakukan presentasi. Hal ini dikarenakan presentasi dilakukan banyak orang, bahkan tidak
jarang audience belum kenal sama sekali oleh presentator. Wajar jika presentator merasa
gugup dan grogi yang akhirnya dapat mempengarui penampilannya di hadapan audience,
terkadang orang yang sudah mahirpun tetap akan merasa gugup pada awalnya.

Seringkali dalam presentasi mengalami kegagalan, karena kurang percaya diri, dan
kemacetan kata kata dalam berbicara, mungkin materi yang akan dibawakan adalah materi
yang pembahasannya sangat menarik tapi karena pembawaanya yang kurang menyenangkan
atau kurang berbicara dalam mempresentasekan ilmiah.

Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar untuk melakukan komunikasi
ilmiah dalam bidang Pendidikan menjadi semakin berkurang.Sebab dalam kegiatan belajar di
sekolah kurang memperhatikan aspek penalaran dalam kegiatan belajar.Kurangnya perhatian
terhadap penggunaan Bahasa Indonesia terlihat pada saat siswa maupun mahasiswa
melakukan presentasi .Saat melakukan presentasi siswa kerap menggunakan bahasa yang
tercampur dengan bahasa asing dan bahasa daerah.Selain itu tidak memperhatikan kaidah
kebahasaan ,dan menggunakan bahasayang cenderung tidak santun.

Rendahnya kesantunan berbahasa pada diri siswa diawali dengan kurangnya


penanaman rasa cinta terhadap budaya dan pembiasaan menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.Padahal penggunaan Bahasa yang santun dinilai penting.Sebab
kesantunan berbahasa merupakan moral atau dasar dari perilaku siswa maupun
mahasiswa.Melalui kesantunan berbahasa dapat tercermin sifat atau karakteristik dalam diri
siswa maupun mahasiswa.Penulis juga memahami tentang Q.S Al-Baqarah dan Q.S An-nahl.
Dari latar belakang diatas kami menulis makalah dengan judul “ Kesantunan Presentasi
Ilmiah”.

B. Identifikasi Masalah

Saat ini banyak mahasiswa yang melakukan presentasi dengan asal-asalan.Padalah


seorang mahasiswa berkewajiban untuk dapat melakukan presentasi dengan baik karena hal
ini merupakan suatu kebutuhan.Dalam pelaksanaan sebuah presentasi ,penggunaan serta
penyampaian Bahasa haruslah baik dan benar ,selain itu kesantunan Bahasa Ketika bertutur
dalam sebuah presentasi pun perlu diperhatikan agar presentasi dapat diterima dengan baik
oleh audiens.

1
C. Batasan Masalah

1. Kurang keseriusam dalam penyampaian materi saat presentasi


2. Kurang kesantunan Bahasa dalam presentasi ilmiah

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pemahaman terhadap Q.S Al-Baqarah ayat 269 tentang hikmah yang
banyak,dan Q.S An-Nahl ayat 78 tentang hal penting yang dapat dimanfaatkan
untuk meraih ilmu?
2. Apa yang dimaksud dengan Presentasi Ilmiah ?
3. Apa yang harus dipersiapkan ketika akan melaksanakan presentasi ilmiah ?
4. Apa Tugas dan fungsi moderator dan notulis ?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk memehami Q.S Al-Baqarah ayat 269 tentang hikmah yang banyak dan Q.S
An-Nahl ayat 78 tentang hal penting yang dapat dimanfaatkan untuk meraih ilmu
2. Untuk mengetahui tentang presentasi ilmiah
3. Untuk mengetahui persiapan Ketika akan melaksanakan presentasi ilmiah
4. Untuk mengetahui tugas dan fungsi moderator serta notulis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KESANTUNAN PRESENTASI ILMIAH

1. Pemahaman Terhadap Q.S Al-Baqarah Ayat 269 Tentang Hikmah yang Banyak

Al-hikmah (hikmah dalam bahasa Indonesia) merupakan kata populer yang


sering disebutkan oleh seseorang. Setiap ada acara acara keagamaan yang
dilaksanakan oleh masyarakat pasti kata tersebut disebutkan, seperti hikmah maulid,
isra’ mi’raj, puasa, dan sholat, serta hikmah perkawinan. Namun, hikmah terakhir ini
sudah berubah menjadi nasehat perkawinan. Kata itu sering juga disebutkan oleh
orang yang tidak jadi berangkat atau meninggalkan rumahnya karena terhalang
dengan hal-hal yang tak terduga, sehingga mengatakan mudah-mudahan ada
hikmahnya saya tidak jadi berangkat. Karena populernya penyebutan kata itu pada
lisan masyarakat maka saat disebutkan terasa menyenangkan dan maknanya pun
langsung terlintas dalam benak mereka. Makna makna yang terlintas diantaranya
adalah mendengar ceramah maulid, isra’ mi’raj, dan rahasia atau ilmu. Ceramah
maulid yang didengar oleh masyarakat merupakan suatu ilmu pengetahuan (sejarah
tentang Nabi Muhammad saw). Ilmu pengetahuan itu diharapkan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap sikap dan perilaku pesrta hikmah maulid, yang kebanyakan
dari anak-anak dan sebagiannya orang dewasa. Anak-anak hadir untuk memperoleh
kesukaannya yakni sementara orang dewasa hadir untuk memperoleh ilmu. Namun,
sikap dan perilaku masyarakat baik anak-anak maupun dewasa tampaknya masih jauh
dari harapan harapan yang sesungguhnya yakni kebanyakan dari mereka tidak
menjadikan Nabi Muhammad saw.sebagai panutan dan contoh teladan dalam
kehidupannya.
Jika ceramah-ceramah itu memilki pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan
perilaku masyarakat maka sesuai janji al-Qur’an kepada orang yang memilki al-
hikmat, mereka pasti akan memperoleh kebaikan yang sangat banyak, sebagaimana
firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah (2): 269

Artinya:

3
Allah menganugerahkan al-hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang
siapa yang dianugerahi al-hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang
banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran
(dari firman Allah).

Oleh karena itu, Hamka (Buya Prof. DR. Haji Abdul Malik Karim Amrullah)
mengemukakan bahwa masyarakat yang diberi al-hikmah akan memilki kecerdasan
akal, keluasan ilmu, ketinggian budi, kesanggupan menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Itulah kekayaan yang sangat banyak.Untuk mencapai kesemua itu Allah
swt. memberikan kepada seseorang al-hikmah berupa akal. Akal itu merupakan alat
penimbang dan pembeda antara yang benar dan tidak benar, sehingga jika ia telah
bekerja secara maksimal akan memberi keputusan atau arah yang lebih baik.
Al-Raghib al-Ishfahani dalam Mufradatu al-fazh al-Qur’an berkata, al-Hikmah
adalah mencapai kebenaran dengan ilmu dan akal. Oleh karena itu, al-hikmah yang
bersumber dari Allah swt adalah mengetahui dan mendapatkan sesuatu seakurat
mungkin. Sementara, yang bersumber dari manusia adalah mengetahui yang ada dan
mengerjakan kebaikan. Berdasarkan pada pengertian di atas, maka al-hikmah memilik
dua sumber untuk memperolehnya yaitu bersumber dari Allah swt dan bersumber dari
manusia.
Al-Hikmah yang bersumber dari Allah adalah suatu pemberian kepada hamba
pilihan-Nya untuk dijadikan pedoman baik terhadap dirinya (hamba pilihan) maupun
terhadap selainnya dan yang bersumber dari manusia merupakan penguasaan
pengetahuan baik teori maupun praktek, yang diperoleh dari suatu pemahaman dan
analisa akal cerdas secara sah dan dapat dipertanggungjawabkan untuk menata
kehidupan pribadi seseorang, keluarga dan kelompok atau masyarakat secara umum
dimana berada.
Kata-kata hikmah dan arti hikmah itu dalam ayat-ayat biasanya diberikan oleh
Allah kepada para nabi. Tetapi kalau hikmah bisa juga diberikan selain nabi seperti
yang diberikan kepada Lukman, sedangkan Lukman itu bukan nabi. Seperti yang
disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 269 bahwa hikmah diberikan kepada siapa
saja yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala. Tetapi seluruh nabi dan rasul itu diberi
kenabian, al-hikmah dan ilmu.
Hikmah memiliki berbagai makna yang berbeda menurut berbagai sumber dan
para mufassir. Hikmah bisa bermakna kebijaksanaan, bisa bermakna alQur’an itu
sendiri karena melahirkan banyak hikmah. Hikmah juga bisa bermakna sunnah atau
kenabian atau bahkan lebih luas dari itu. Hikmah dalam al-Qur’an di berbagai ayat
juga bisa bermakna berbeda bergantung kepada situasi dan kondisi turunnya ayat
tersebut.

Pemahaman Terhadap Q.S An-Nahl Ayat 78 Tentang Hal Penting yang Dapat
Dimanfaatkan Untuk Meraih Ilmu

4
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu apapun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati agar kamu bersyukur.‛ (QS. An-Nahl: 78

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ketika manusia dilahirkan tidak mengetahui apa-apa
kemudian Allah memberikan panca indra untuk dapat dimanfaatkan guna
mendapatkan pengetahuan dan ilmu. Itu sebagai isyarat pada permulaan ilmu
pengetahuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia, yaitu berupa panca indra.
Dan yang berperan didalamnya adalah pendengaran dan penglihatan, kemudian dari
sinilah kegiatan berpikir dimulai dengan menggunakan akal. Dengan demikian, Allah
memberi hambanya panca indra untuk merubah dengan menggunakan sarana panca
indra itu dari yang tidak tahu menjadi tahu, maka Allah menjadikan buat hambanya
pendengaran untuk mendengarkan nash-nash ayat Al-Qur’an, dan sunnah ,hadis yaitu
dalil-dalil yang dapat didengar yang menjelaskan mengenai perintah agama dan
berbagai jenis makhluknya, maka itu menunjukkan tanda-tanda ke-Esaan Allah,
menjadikan penglihatan untuk melihat keajaiban ciptaanNya dan keunikan makhluk-
makhlukNya sebagai bukti keesaan-Nya. Dan menjadikan hati sebagai sarana untuk
memikirkan ciptaan Allah serta untuk memahami makna segala sesuatu yang ini
semua dijadikan sebagai bukti ke-Esaan Allah. Hal ini membutuhkan pengembangan
yaitu dengan pendidikan. Allah memberikan kemampuan pendengaran, penglihatan
dan hati (akal). Yang dimaksud hati di sini adalah akal yang berpusat di kalbu.
Demikianlah menurut pendapat yang shahih. Daya dan indra ini diperoleh
manusia secara berangsur -angsur, setiap kali tumbuh bertambahlah daya
pendengaran, penglihatan dan akalnya hingga dewasa. Penganugerahan daya cipta itu
dimaksudkan agar dia dapat bersyukur dengan beribadah kepada Rabbnya dan
dijadikan sarana ketaatan kepada Tuhannya.
Maka semua kenikmatan yang diberikan Allah sebagaimana dijelaskan dalam
Surat An-Nahl ayat 78 yang berupa potensi jasmani dan rohani harus dikembangkan
melalui pendidikan. Sebab pendidikan adalah suatu proses mensyukuri nikmat Allah
SWT melalui perbuatan.
Untuk itu, pendidikan hendaknya dijalankan dengan penuh kesadaran dan
dengan secara sistematik untuk mengembangkan potensi-potensi ataupun bakat-bakat
yang ada pada diri anak sesuai dengan cita-cita atau tujuan pendidikan. Dengan
demikian, pendidikan itu bersifat aktif, penuh tanggung jawab dan ingin mengarahkan
perkembangan anak sesuai dengan tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan,
bahwa anak sebagai makhluk pedagogik, yaitu makhluk Allah yang dilahirkan
membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Anak yang memliki potensi
dapat dididik dan mendidik, sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung

5
dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau
wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan ketrampilan yang dapat
berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Ini pulalah
yang membuat anak manusia itu istimewa dan lebih muda yang sekaligus berarti
bahwa ia adalah sebagai makhluk padagogik. Dalam hal ini pendidikan yang harus di
berikan kepada anak antara lain pendidikan akidah, pendidikan akhlak, ibadah
,syari’ah, dan intelektual.

2. Pengertian Presentasi Ilmiah

Menurut Wijayanti (dalam Savinda, 2016),“Presentasi ilmiah adalah suatu


kegiatan berbicara didepan banyak orang (publik) atau kalangan terbatas dalam
rangka menyampaikan temuan, pemikiran, atau memberikan informasi yang
bermanfaat dalam dunia akademik”. Melakukan presentasi ilmiah merupakan
kebutuhan mutlak bagi kaum intelektual untuk menyampaikan dan menyebarluaskan
pengetahuan yang dimilikinya.Sedangkan menurut Sutomo (dalam Sugeng,
2016),“Presentasi adalah suatu kegiatan aktif dimana seorang pembicara
menyampaikan dan mengkomunikasikan ide serta informasi kepada sekelompok
audiens”.

Dari pernyataan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa presentasi


merupakan kegiatan yang dilakukan secara aktif dengan melibatkan orang lain selain
pembicara,sehinggapembicara presentasi menarik untuk diikuti.Pada umumnya pende
ngar akan merasa bosan karena topik yang dibicarakan kurang menarik atau
pembicara kurang mampu menyampaikan materi dengan baik..Presentasi ilmiah
merupakan kegiatan yang umum digunakan dalam dunia ilmiah untuk menyebarkan
informasi ilmiah. Presentasi Ilmiah merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dari
kegiatan ilmiah di perguruan tinggi, seperti pengajaran, penelitian,maupun
pengabdian pada masyarakat.

Triwidodo dan Kristanto (dalam Sugeng, 2016) menyatakan,“Presentasi


merupakan suatu bentuk laporan lisan mengenai suatu fakta tertentu kepada
komunikan”. Hal ini berarti presentasi merupakan salah satu bentuk komunikasi
verbal yaitu salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
pesan kepada pihak lain melalui tulisan ataulisan dengan
penyampaian pesan secara tulisan atau lisan ini diharapkan orang dapat memahami
apa yangdisampaikan oleh pengirim pesan dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas maka presentasi dapat didefinisikan sebagai


kegiatan berbicara untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan suatu ide, gagasan
atau objek secara efektif di hadapan publik. Sedangkan presentasi ilmiah dapat
didefinisikan sebagai suatu presentasi yang disampaikan bukan oleh orang umum
melainkan oleh seorang ilmuwan mengenai suatu gagasan atau objek ilmiah di
hadapan khalayak ilmiah.Presentasi ilmiah umumnya dilaksanakan di suatu ruang
rapat/seminar di hadapan beberapa peserta.

6
3. Tahap Persiapan Presentasi Ilmiah

a. Menetapkan Tujuan Presentasi.

b. Analisis Pendengar atau Hadirin

Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis hadirin adalah sebagai


berikut:

 Jumlah dan kompetisi pendengar.Penyaji harus memperkirakan jumlah


hadirin yang akan datang. Kedua, mengetahui latar belakang profesi dan
agama. Ketiga, menganalisis pria dan Wanita.

 Kemungkinan reaksi audiens.


Pertama, menganalisis alasan peserta mengikuti presentasi. Kedua,
memastikan sikap peserta secara umum pada topik presentasi. Ketiga,
memprediksi respon peserta.

 Tingkat pemahaman peserta.Pertama kita harus mengetahui apakah peserta


telah mengetahui sesuatu tentang pokok bahasan dalam presentasi .Kedua
,memperkirakan tingkat
kemampuan pendengar untuk memahami pesan dalam presentasi.
Ketiga, mempert imbangkan bauran konsep umum dan rincian khusus yang
akan diterangkan.

 Hubungan pendengar dengan pembicara.Pertama, kita harus menganalisis


cara audiens bereaksi terhadap pembicara. Kedua,mengetahui sikap audiens
untuk dapat menjadi akrab dan berfikir terbuka ataukurang ramah terhadap
maksud pembicara. Ketiga, kita harus mengetahui cara
audiens memberi respon.

1. Membuat Rencana Presentasi.Dalam membuat perencanaan komunikasi lisan


tidak berbeda dengan tulisan,menetapkan ide pokok, menyusun pesan,
membuat kerangka, memperkirakan jangkawaktu dan menetapkan gaya
yang paling efektif.

2. Menentukan Ide Pokok.Ide pokok atau tema presentasi dapat menunjukkan


caraaudiens
mendapatmamfaat dari presentasi.

3. Menyusun Pesan.Penyusunan pesan dimulai dari gagasan pokok yang telah


ditetapkan. Jika waktu singkat, materi harus ringkas. Jika pokok pesan
informasi rutin/berita gembira,gunakan metode langsung. Bila pokok
pesan persuasive, gunakan metode tidak langsung

7
4. Menyiapkan Bahan Presentasi dengan multimedia dalam era teknologi
informasi presentasi multimedia sudah merupakan keharusan dan kebutuhan
karena dapat membuat maneuver dalam memvariasikan teknik penyajian
bahan. Termasuk melalui animasi dan penyaji dapat menghemat waktu karena
dapat mengoreksi bahan, sewaktu-waktu diperlukan.Penyaji juga dapat
memberikan penekanan pada butir yang dikehendaki secara menarik,penyaji
juga diringankan dengan membawa alat berupa flashdisk yang mampu
menampung bahan presentasi.Bahan presentasi dapat sangat ringkas yang dapat
membantu peserta menangkap esensi bahan yang di bahas.Peserta juga dapat
langsung merekam dan menylin dalam presentasi yang diperlukan.

5. Membuat Ikhtisar.Sebuah ikhtisar yang baik merupakan keharusan dalam


mempersiapkan pembicaraan.Siapkan catatan-catatan pada waktu terlebih
dahulu kemudian susun menurut tingkat kepentingan informasi.

4. Tugas dan Fungsi Moderator

Moderator merupakan salah satu unsur yangberperan dalam kelangsungan acara


terutama pada saat diskusi berlangsung.

1. Moderator mengenalkan narasumber dalam seluruh pihak yang terlibat dalam acara
diskusi.
2. Moderator memberikan informasi tentang topik yang diangkat dan juga tujuaan
diskusi
3. Moderator harus memberikan kesempatan kepada nrasumber untu menyampaikan
topik yang akan dibahas
4. Moderator mempersilahkan peserta untuk menyampaikan pendapat ataupun untuk
melakukan tanya jawab
5. Moderator harus bisa memastikan tidak terjadi kegaduhan pada saat forum diskusi
sedang berlangsung
6. Moderator harus berlaku adil untuk memeberkn kesempatan menyampaikan
informasi kepada narasumber atau peserta diskusi lainnya
7. Moderator berperan untuk menjadiakn suasana diskusi menjadi kondusif
8. Moderator harus dapat mencairkan suasana jika keaadaan sudah mulai memanas
9. Moderator harus berani untuk menyanggah ataupu memotong suatu pembicaan
pesertajika menyimpang dari topik termasuk jika mengandung unsur provokasi dan
SARA
10. Moderator harus aktif dan kreatif dalam memberikan ide ataupun gagasan serta
menyiapkan peertanyan untuk peserta dan narasumber
11. Moderator pada beberapa kasus harus bisa mengambil keputusan dalam diskusi

5. Tugas dan Fungsi Notulis


1. Mencatat topik permasalahan yang dibahas.
2. Mencatat waktu dan tempat rapat berlangsung.
3. Mencatat jumlah kehadiran peserta.
4. Mencatat segala proses yang berlangsung dalam presentasi.

8
5. Menuliskan kesimpulan atau hasil diskusi.
6. Membuat laporan hasil diskusi.
7. Mendokumentasikan catatan tentang presentasi yang telah dilangsungkan.
8. Mengarsipkan dokumentasi presentasi dalam Ordner khusus

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dalam kegiatan
atau forum lmiah. Manfaat presentasi ilmiah adalah pengarang atau peneliti dapat
menyusun dan menyampaikan hasil pikiran dan karyanya melalui persentasi,
memungkinkan penerapan(pemindahan pengetahuan dari teori ke praktek),
memungkinkan adanya diskusi, saran, dan keritik dari orang luar yang
meningkatkankualitas dimasa depan dan memberikan informasi dan
pengetahuan.Persiapan presentasi ilmiah meliputi penguasaan materi,menggunakan
alat bantu presentasi, pergerakan bahasa tubuh yang bersahabat, percaya diri,
menanggapi pertanyaan secara terbuka dan sopan.Tata cara pelaksanaan presentasi
ilmiah terdiri dari dua tahap yaitutahap persiapan berisi mempelajari dan mengkaji
informasi yang ingin disampaikan dan tahap pelaksanaan berisi kegiatan yang akan
dilakukan pada saat presentasi. Tata cara dan etika presentasi ilmiah adalah
pertama, penyaji harus memberikan informasi kepada peserta secara memadai.
Kedua, penyaji memanfaatkan waktu seefektif mungkin. Ketiga, penyaji mentaati
etika yang berlaku selama presentasi

B. Saran
.Menurut kami sebelum melakukan suatu presentasi lebih baik
mahasiswa ataupun presentator mempersiapkan hal-hal yang ingin disampaikan,
selain itu perlu mempertahankan tatacara dan etika dan kesantunan bahasa dalam
penyampaiannya agar presentasi dapat berjalan dengan baik dan benar

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Baghdadi, Syihab al-Din Said Mahmud al-Alusi. Ruh al-Ma’ani fi Tafsir alQur’an al-
Azim wa al-Sab’ al-Masani. Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2001.
Anwar, Rosihan, Tafsir al-Qur’an; Jakarta: Dunia Pustaka, 1975.
Afriana, Ajeng. (2019). 12 Peran moderator dalam diskusi. Pakar Komunikasi
Yunus, Mahmud. Pokok-pokok Pendidikan dan pengajaran. Jakarta: Hindakarya Agung.
1978
Mailoa, E. (2008). Teknik penyajian presentasi ilmiah yang efektif dengan menggunakan
media.
Ngalimun, & Alfulaila, N. (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Hudaa, S. (2018). Estetika Berbahasa: Mengapresiasi Bahasa Indonesia. Sukabumi: CV Jejak

11

Anda mungkin juga menyukai