Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN PERILAKU

DISUSUN

OLEH

Kelompok 1:

1. dr. Victor Tumbuan (232021110008)


2. Virginia Porong, SKM (232021110016)
3. dr. Kartika Masloman (232021110017)

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PASCASARJANA

MANADO

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kelompok dengan Judul Teori
Komunikasi Dan Perubahan Perilaku ini dengan baik, sebagai tugas kelompok pada
mata kuliah Ilmu Sosial dan Perilaku.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
mata kuliah Kesehatan Lingkungan Dr. dr. Alexander S.L. Bolang, M.Kes yang telah
memberikan tugas dan arahan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun dari
berbagai pihak agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dapat
memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada kita tentang Teori Komunikasi
Dan Perubahan Perilaku.

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………….……..

1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………..

1.3. Tujuan……………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perilaku…………………………………………………………

2.2 Definisi Perubahan Perilaku…………………………………………….………..

2.3. Pengertian Komunikasi Perubahan Perilaku………………………………

2.4 Tahapan Komunikasi Perubahan Perilaku………………………………

2.5 Faktor Penentu Perubahan Perilaku…………………………………

2.6 Tujuan Komunikasi Perubahan Perilaku…………………………………

2.7 Strategi Perubahan Perilaku…………………………………………………..….

2.8 Faktor Penghambat Perubahan Perilaku………………….…………………..…..

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran……………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan kebutuhan setiap individu untuk hidup dalam
suatulingkungan atau masyarakat. Setiap manusia akan menjalin hubungan dengan
manusialainnya melalui komunikasi. Hal yang didapat dari sebuah komunikasi
adalahinformasi, kesepakatan, terjalinnya hubungan dekat, hubungan kerja, dan
lainsebagainya.Komunikasi terjadi dimanapun dengan tujuan yang berbeda pula,
sepertidalam sebuah kelompok, organisasi, keluarga, antara dua orang ataupun
komunikasi di dalam diri sendiri. Macam-macam komunikasi ini memiliki tujuan
yang berbeda pula. Namun tujuan utama dari terjadinya komunikasi yaitu
tersampaikannya pesan dari pengirim kepada penerima. Pesan itu baik berupa
informasi maupun bujukan.
Komunikasi dalam masyarakat juga digunakan untuk merubah
perilakutermasuk perilaku sehat. Perilaku masyarakat dalam meningkatkan
kesehatannya saat ini masih rendah, meskipun di Indonesia paradigma sakit telah
diganti dengan paradigma sehat. Masyarakat sendiri masih melakukan kebiasaan
lama yang sebenarnya tidak baik untuk dilakukan. Seperti melahirkan dengan dukun
beranak,Buang Air Besar (BAB) disungai, dan lainnya. Saat ini meskipun telah
banyak penyuluhan yang memberikan informasi tentang dampak buruk dari
kebiasaan lama tersebut tetap saja masih terdapat masyarakat yang masih
melakukannya.Menurut Carl I. Hovland Komunikasi adalah proses yang
memungkinkanseseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambang-lambangverbal) untuk mengubah perilaku orang lain. Dalam pengertian
teresebut jelas bahwakegiatan komunikasi berusaha untuk mengubah perilaku
seseorang. Seperti halnyaindividu dalam proses komunikasi tersebut memiliki sikap
ingin mempengaruhi.Proses memberikan pengaruh kepada orang lain ini dilakukan
melalui komunikasiDengan perilaku masyarakat saat ini dapat dilakukan komunikasi
yang lebih efektif lagi secara verbal maupun non verbal. Berkembangnya teknologi
komunikasidapat dilakukan di media massa yang banyak masyarakat memiliki dan
mengetahuinya, sehingga akan lebih efektif memberikan penyuluhan atau
pengetahuan tentang perilaku hidup sehat Komunikasi merupakan aktivitas dasar
manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain
baik dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam kehidupan berumah tangga,
kehidupan bermasyarakat seperti di tempat-tempat umum seperti pasar, sekolah,
stasiun dan lain-lain. Aktivitas komunikasi dapat terjadi dimana saja, dan setiap
manusia pasti melakukan aktivitas komunikasi karena tidak ada manusia yang tidak
terlibat dalam komunikasi.
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia
perlu untuk melakukan aktivitas komunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang
yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari
masyarakatnya, pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang
pada akhirnya akan membawa orang kehilangan keseimbangan jiwanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku?

2. Apa yang dimaksud dengan perubahan perilaku?

3. Apa yang dimaksud dengan komunikasi perubahan perilaku?

4. Apa saja tahapan-tahapan dalam komunikasi perubahan perilaku?

5. Faktor apa saja yang menentukan berubahnya perilaku?


6. Apa tujuan dari komunikasi perubahan perilaku?

7. Apa saja strategi yang digunakan dalam komunikasi perubahan perilaku?

8. Apa hambatan atau tantangan dalam komunikasi perubahan perilaku?

9. Bagaimana contoh studi kasus dari komunikasi perubahan perilaku?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang perilaku

2. Untuk mengetahui tentang perubahan perilaku

3. Untuk mengetahui komunikasi perubahan perilaku

4. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam komunikasi perubahan perilaku

5. Untuk mengetahui f aktor -faktor yang menentukan perubahan perilaku

6. Untuk mengetahui tujuan dari komunikasi perubahan perilaku

7. Untuk mengetahui startegi yang digunakan dalam komunikasi perubahan perilaku

8. Untuk mengetahui hambatan atau tantangan dalam komunikasi perubahan perilaku

9. Untuk mengetahui studi kasus dari komunikasi perubahan perilaku


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perilaku

Pengertian perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
diamatilangsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
2003). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau
tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Kata Peri yaitu cara berbuat
kelakuan perbuatan, sedangkan kata laku berarti perbuatan, kelakuan, cara
menjalankan. Skinner mengkategorikan perilaku menjadi dua, yaitu perilaku yang
alami (innate behavior), yaitu perilaku yang memang sudah diperoleh sejak
organisme dilahirkan yang berupa refleks dan insting. Perilaku operan (operant
behavior) yaitu perilaku yang sudah pasti akan terbentuk melalui proses belajar.
Dalam pengertian umum, perilaku adalah semua tindakan yang dilakukan oleh
makhluk hidup. Tingkah laku adalah tindakan dan reaksi organisme terhadap
lingkungan sekitarnya. Artinya perilaku baru terjadi ketika sesuatu diperlukan untuk
menimbulkan respon yang disebut stimulus. Dengan begitu, stimulus tertentu akan
menimbulkan perilaku tertentu pula.1
Terdapat tiga dugaan sementara yang saling terkait tentang perilaku manusia.
Pertama, perilaku itu disebabkan; Kedua, perilaku didorong; Ketiga, perilaku tersebut
ditujukan pada sasaran. Sentuhan faktor sekitar pada pembentukan perilaku yaitu
bentuk perilaku yang berdasarkan hak dan kewajiban, kebebasan dan tanggung jawab
secara pribadi ataupun kelompok masyarakat. Perilaku pun terpengaruh oleh motif
kepentingan yang disadari dari dalam kondisi lingkungan di luar maupun di dalam.
Karena sebab itu, perilaku terbentuk atas pengaruh pendirian.
2.2 Definisi Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku adalah merupakan suatu paradigma bahwa manusia akan


berubahsesuai dengan apa yang dipelajarinya baik dari keluarga, teman, sahabat
ataupun belajardari pengalaman mereka sendiri.

2.3 Pengertian Komunikasi, Informasi, dan Edukasi

Komunikasi adalah istilah komunikasi berasal dari bahasa latin


communication, yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama disini
maksudnya adalah sama makna, jadi komunikasi dapat terjadi apabila terdapat
kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan di
terima oleh komunikan. Hovland mendefinisikan proses komunikasi sebagai proses
yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku
orang lain. Informasi adalah pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran
berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang memberikan pengaruh
terhadap lingkungan, serta mengambil keputusan dengan tepat. (Sean MacBride
dalam Effendy, 2006: 26-31) Edukasi/Pendidikan, yakni pengalihan ilmu
pengetahuan sehingga mengembangkan intelektual, pembentukan watak, dan
pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan.

2.4 Pengertian KPP

Komunikasi Perubahan Perilaku / KPP (Behavior Change Communication /


BCC)adalah suatu proses interaktif untuk merancang beragam pesan menggunakan
berbagaimacam media dan saluran untuk mempromosikan, mengubah,
mengembangkan danmemelihara perilaku yang positif, khususnya perilaku kesehatan
masyarakat. KomunikasiPerubahan Perilaku (KPP) merupakan pengembangan dari
KIE (Komunikasi, Informasidan Edukasi), namun lebih menekankan pada perubahan
perilaku, sehingga tidak hanya berhenti pada peningkatan pengetahuan dan sikap saja.
Istilah KPP dipergunakan untukmenegaskan bahwa komunikasi tersebut harus
mengarah pada perubahan atau perbaikan perilaku.

- Tahapan KPP
1) Melakukan telaah situasi, untuk menemukan dan mengenali masalah
kesehatan.
2) Melakukan penelitian atau Kajian Formatif, untuk menemukan dan mengenali
perilaku sekarang yang berkaitan dengan masalah kesehatan tersebut, serta
faktor pendorong dan penghambatnya.
3) Menyusun strategi dan rencana Komunikasi Perubahan Perilaku yang efektif,
dalamrangka perbaikan kesehatan termasuk rencana monitoring dan
evaluasinya.
4) Merancang media Komunikasi Perubahan Perilaku dan mengembangkannya

2.5 Faktor Penentu Perubahan Perilaku


Terdapat beberapa tahapan yang dilalui, sehingga kita dapat mengalami
perubahan perilaku. Tahap-tahap tersebut antara lain tahap mengetahui, memahami,
mempraktekkan,merangkum, serta tahap evaluasi.Pada tahap pertama, bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah pengetahuan (knowledge).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasiltahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga).Dengan sendirinya,
pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebutsangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan
(knowledge) adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu.
Komponen kognitif merupakan representasi yang dipercaya oleh individu.
Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki individu mengenai
sesuatu kepercayaan datang dari yang telah dilihat, kemudianterbentuk suatu ide atau
gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek.Sekali kepercayaan telah
terbentuk, akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenaiyang dapat
diharapkan dari objek tertentu. Namun kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak
terlalu akurat. Kadang-kadangkepercayaan tersebut terbentuk justru dikarenakan
kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi. Seringkali
komponen kognitif ini dapat disamakandengan pandangan atau opini.Berikut ini
berapa referensi yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
perilaku seseorang. Terdapat beberapa tahapan yang dilalui, sehingga kita dapat
mengalami perubahan perilaku. Tahap-tahap tersebut antara lain tahap
mengetahui,memahami, mempraktekkan, merangkum, serta tahap evaluasi Tahap
kedua adalah tahap memahami (comprehension), merupakan tahap memahami suatu
objek bukan sekedar tahu atau dapat menyebutkan, tetapi juga
dapatmenginterpretasikan secara benar tentang objek. Tahap selanjutnya, tahap
ketiga, tahapaplikasi (application), yaitu jika orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi yang lain.
Sedangkan tahap ke empat merupakan tahap analisis (analysis), merupakank
emampuan seseorang menjabarkan dan atau memisahkan.
Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis jika
dapat membedakan, memisahkan,mengelompokkan, membuat diagram pada
pengetahuan atas objek tersebut.Tahap ke lima adalah sintesis (synthesis). Tahap ini
menunjukkan kemampuanseseorang untuk merangkum suatu hubungan logis dari
komponen komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis merupakan kemampuan
untuk menyusun formulasi baru. Sedangkan tahap terakhir, berupa tahap evaluasi
(evaluation). Tahap ini berkaitandengan kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu objek

2.6 Tujuan Komunikasi Perubahan Perilaku

1. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit


Komunikasi dalam perubahan perilaku bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang suatu penyakit. Penyakit yang dicari tahu ini biasanya terkait penyakit yang
dialami oleh dirinya sendiri atau penyakit orang lain. Denganmengetahui lebih dalam
tentang penyakit tersebut, maka hal ini akan sangat bermanfaat terkait meminimalisir
terjadinya risiko yang bisa saja menimpa orangtersebut bila tidak mengetahui tentang
penyakitnya.
2. Meningkatkan persepsi terhadap risiko

Meningkatkan persepsi terhadap risiko disini yang dimaksud adalah


melakukantindakan-tindakan yang bisa meminimalisir terjadinya risiko dengan
maksimal. Risikotersebut adalah bahaya atau ancaman atau kerentanan dari suatu
penyakit. Pentingsekali untuk melakukan tindakan yang tepat dalam mencegah
terjadinya risiko agar penyakit tidak semakin memburuk.

3. Meningkatkan demand/ permintaan / kebutuhan terhadap layananPelayanan

kesehatan memang sangat penting untuk menunjang kesehatan seseorang. Dengan


pelayanan yang baik dan tepat maka masyarakat akan dimudahkandalam mengatasi
masalah kesehatan yang sedang dideritanya. Hal ini juga supayauntuk selalu
memperbarui sistem yang dimiliki pelayanan kesehatan tersebut

4. Meningkatkan kepercayaan diri untuk mengakses layanan kesehatan

Salah satu tujuan komunikasi perubahan perilaku adalah agar bisa


meningkatkankepercayaan diri seseorang untuk mengakses layanan kesehatan.
Dengan komunikasiyang baik untuk pasien maka seseorang yang biasanya tidak
percaya diri atau takut bila pergi ke tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas
untuk memeriksakankeadaannya menjadi berani. Komunikasi ini berlaku juga bagi
dokter dan tenagakesehatan lainnya agar pasien selalu percaya diri dan mau untuk
memeriksakandirinya dengan jujur.
2.7 Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau mengganggu
tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam
mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap pesan yang
dikirimkan, serta mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai. Secara
garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal,
hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan
1. Hambatan personal Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada
peserta komunikasi, baik komunikator maupun komunikan/komunikate.
Hambatan personal dalam komunikasi meliputi sikap, emosi,stereotyping,
prasangka, bias, dan lain- lain
2. Hambatan budaya Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki
kebudayaan dan latar belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus
memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang
dipegang oleh orang lain. Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa,
kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang
berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki
tingkat kemampuan berbahasa yang sama. Hambatan juga dapat terjadi ketika
kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidaksesuai atau ketika kita
menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak
dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi. Hal lain yang
turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi dimana
percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang
dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.
3. Hambatan fisik Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas
komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak
antar individu, dll.
4. Hambatan lingkungan Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh
manusia sebagai peserta komunika si. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang
turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan
oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan
yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan
lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta
waktu

2.8 Strategi Perubahan Perilaku

a. Inforcement (Paksaan):Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau


menggunakan peraturanatau perundangan. Menghasilkan perubahan perilaku
yang cepat, tetapi untuksementara (tidak langgeng)
b. Persuasi Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan
argumentasi.Melalui pesan seperti jangan makan babi karna bisa menimbukkan
penyakit H1N1.Melalui diskusi seperti diskusi tentang abortus yang
membahayakan jika digunakanuntuk alasan yang tidak baik
c. FasilitasiStrategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang
mendukung.Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan
Knowledge(pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa
proses yaknikesediaan, identifikasi dan internalisasi.
d. EducationPerubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari
pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan perubahan
perilakuyang langgeng, tetapi makan waktu lama

2.9 Faktor Penghambat Perubahan Perilaku


Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Ada beberapa hal
yangmempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri
yangdisebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian terletak
diluardirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Sedangkan aspek
perilaku berupa aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial
Faktor-Faktor Penghambat Perubahan :

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lainManusia yang tidak pernah lepas


dari hubungan manusia atau masyarakat laindalam suatu pergaulan. Kurangnya
hubungan dengan masyarkata lain akanmengakibatkan suatu masyarakat yang
menjadi terasing dari pergaulan hidup denganmasyarakat lainnya. Bila pergaulan
saja sangat terbatas, maka yang terjadi ialahketerbatasan pemikiran sehingga
keinginan untuk berubah pun juga sangat minim.
2. Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuanDengan adanya keterbatasan
dalam pergaulan, bisa dipastikan perkembangan ilmu pengetahuan juga akan
terlambat. Sebab didalam kemajuan ilmu pengetahuan bisaditempuh diantaranya
dengan metode learning by doing. Tidak adanya keinginanuntuk menambah
wawasan dibidang ilmu pengetahuan hal ini akan mengakibatkan pola pikir yang
terbelakang dan ketinggalam zaman, sehingga timbul sebuah pandangan miring
adanya kelompok masyarakat yang enggan berubah.
3. Sikap masyarakat yang masih sangat tradisionalSikap konservatif ini atau enggan
untuk melakukan sebuah perubahan akanmembawa mentalitas yang buruk dalam
sebuah kemajuan, karena itu sikap tersebutharus dihindari bila seseorang hendak
melakukan suatu perubahan.
4. Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integritas kebudayaanAda beberapa
anggota masyarkat yang takut atau khawatir terhadap perubahanyang terjadi
dimasyarakat karena menurut mereka perubahan itu akan menggoyahkanintegrasi
dalam masyarakat. Misalnya : penggunaan traktor dalam pengolahan lahan
pertanian, mulanya hal itu ditolak karena bisa memudarkan gotong royong
diantara para petani, namum lambat tahun hal itu bisa diterima.
5. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested
interest) Nilai-nilai tradisonal akan memunculkansebuah kepentingan-
kepentingan kolektifyang tertanam kuat dalam diri masyarakat. Hal ini juga akan
menghambat sebuah perubahan sosial karena pada dasarnya suatu perubahan itu
berusaha untukmeninggalkan nilai-nilai lama guna menuju pada nilai-nilai yang
baru yang lebih bermanfaat dan sesuai dengan keadaan masyarakat saat sekarang.
Oleh karena itu seseorang yang menginginkan sebuah perubahan harus berani
membuang jauh nilai-nilai kepentingan semacam ini.
6. Adanya sikap tertutup dan prasangka terhadap hal baru/asingSelain nilai-nilai
kepentingan, prasangka buruk terhadap hal yang baru akanmengganggu proses
perubahan sosial. Setiap ada hal yang baru datang, sepertinya adasemacam
ketakutan dari sekelompok masyarakat yang tidak menghendaki perubahan,lalu
sekelompok orang tadi berusaha memengaruhi kelompok yang lain, hal ini
harusdisingkirkan apabila seseorang akan melakukan perubahan sosial
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologisSuatu perubahan didalam masyarakat
akan sulit terjadi bila berbenturan denganideologi atau paham yang dianut oleh
masyarakat tersebut. Misalnya : kebiasaan-kebiasaan yang ada dimasyarakat.
8. Adat atau kebiasaan yang telah mengakar
9. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin
diperbaiki(pandangan pesimistis)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi Perubahan Perilaku / KPP (Behavior Change Communication /


BCC)adalah suatu proses interaktif untuk merancang beragam pesan menggunakan
berbagaimacam media dan saluran untuk mempromosikan, mengubah,
mengembangkan danmemelihara perilaku yang positif, khususnya perilaku kesehatan
masyarakat dan memiliki.Dengan adanya komunikasi perubahan perilaku, seseorang
khususnya tenaga kesehatan dapatmempermudah semua kendala yang sedang diderita
oleh seseorang atau pasien. Hal inimerupakam tujuan dari komunikasi perubahan
perilaku antara lain meningkatkan pengetahuan tentang penyakit, Meningkatkan
persepsi terhadap risiko, meningkatkan demand/ permintaan / kebutuhan terhadap
layanan, dan meningkatkan kepercayaan diri untukmengakses layanan kesehatan.
Jadi, komunikasi perubahan perilaku sangat bermanfaat biladiterapkan karena KPP
dipergunakan untuk menegaskan bahwa komunikasi tersebut harusmengarah pada
perubahan atau perbaikan perilaku

3.2 Saran
Agar penerapan komunikasi perubahan perilaku berjalan lancar dan sesuai
rencana,seseorang memang perlu untuk melakukan berbagai cara. Cara tersebut dapat
ditempuh dengan paksaaan, dengan memberi imbalan, dengan membina hubungan
baik, dengan menunjukkan contoh-contoh, dengan memberikan kemudahan, dan
dengan menanamkankesadaran dan motivasi. Semua cara dapat digunakan asalkan
tidak akan membuatkomunikan merasa ketakutan dan menjadi tidak suka seperti
misalnya paksaan dengan carakekerasan, karena sudah jelas bila menggunakan cara
kekerasan komunikan tidak akan pernah mengikuti atau menuruti perkataan
komunikator tetapi malah merasa ketakutan. Jadi,selalu dibutuhkan ide agar bisa
melancarkan cara-cara tersebut supaya komunikan maumendengarkan dan menuruti
apa yang dikatakan komunikator
DAFTAR PUSTAKA

Anggita,2017(https://www.academia.edu/37304362/
MAKALAH_KOMUNIKASI_PERUBAHAN_PERILAKU_KPP_KOMUNIKASI_
KESEHATAN_8_docx)

Cucu Nurpalah, M.Pd, 2021 (9. Buku Komunikasi Perubahan Perilaku Keluarga dalam
Percepatan Penurunan Stunting.pdf)

Cangara, 2018, Pengantar ilmu komunikasi edisi kedua


(file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Documents/933500918_BAB%20II.pdf)

Maulana, 2022. Efektivitas Komunikasi Antarpriba Didalam anggota Komunitas Pena Dan
(Lensa Purwakarta file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Documents/BAB
%20I_4.pdf)

Anda mungkin juga menyukai