Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ANALISIS TRANSAKSIONAL

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Yonathan Ramba, S.Pd. S.Ft. Physio. M.Si

Nama : Diva Ardelia

NIM : PO713241231008

Kelas : D-3 Fisioterapi

PRODI D3 FISIOTERAPI

JURUSAN FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis
Transaksional” dalam mata kuliah Psikologi Kesehatan dengan baik dan tepat
waktu.

Dalam hal ini penulis sangat menyadari atas keterbatasan kemampuan


yang dimiliki, sehingga penulis juga menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
dengan kerendahan hati sangat mengharapkan kritik dan saran guna mengoreksi
dan memperbaiki atas kekurangan yang ada sehingga mencapai hasil yang lebih
baik.

Makassar, 23 Februari 2024

Hormat Kami

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Analisis transaksional yang dikembangkan oleh Erick Berne yaitu sebagai


upaya untuk merangsang rasa tanggung jawab pribadi atas tingkah lakunya
sendiri, pemikiran yang logis, rasional, tujuan-tujuan yang realistis,
berkomunikasi dengan terbuka, wajar, dan pemahaman dalam berhubungan
dengan orang lain. Menurut Komalasari (2016) pendekatan analisis transaksional
juga memiliki asumsi dasar bahwa perilaku komunikasi seseorang dipengaruhi
oleh ego state yang dipilihnya, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai
sebuah transaksi yang didalamnya turut melibatkan ego state serta sebagai hasil
pengalaman dari masa kecil, setiap orang cenderung memilih salah satu dari
empat kemungkinan posisi hidup. Posisi hidup yang diharapkan yaitu “saya oke-
kamu oke”. Dari permasalahan di atas dapat diatasi menggunakan konseling
kelompok.

Dalam pelaksanaannya, analisis transaksional menekankan pentingnya


kesepakatan. Dalam proses konseling harus ada kesepakatan antara kedua belah
pihak, yaitu dari pihak konselor dan klien yang menunjukkan adanya kesamaan
hak dan kewajiban antara keduanya dalam mengelola proses konseling untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang dicapai dalam konseling
analisis transaksional adalah penerimaan posisi di kedua belah pihak. Posisi
tersebut adalah posisi yang terbaik bagi kehidupan yang produktif, namun posisi
tersebut merupakan posisi yang paling sedikit ditemukan. Seseorang akan merasa
aman dalam kehidupannya baik dalam kehidupan sebagai manusia maupun
keberadaan orang lain di sekitarnya, bila memiliki posisi tersebut. Perilaku nakal
erat sekali hubungannya dengan kesehatan mental individu yang bersangkutan.
Titik berat salah satu nakal itu terutama nampak dalam gejala-gejala kesuksesan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Transaksioanl


Analisis transaksional (AT) berasal dari karya seorang psikiater
bernama Eric Berne sekitar tahun 1950. Pendekatan analisis transaksional
(transactionalanalysis) merupakan pendekatan yang dapat digunakan pada
seting individu maupun kelompok. Analisis transaksional menekankan
pada aspek kognitif, rasional dan tingkah laku dari keperibadian.
Disamping itu, pendekatan ini berorientasi pada peningkatan kesadaran
sehingga konseli dapat membuat keputusan baru dan mengganti arah
hidupnya.
Menurut Eric Berne mendefinisikan analisis transaksional (AT)
sebagai sistematika analisis struktur transaksi, yaitu metode yang
menyelidiki peristiwa dalam interaksi orang per-orang, cara mereka
memberikan umpan balik serta pola permainan status ego masing-masing.
Metode ini kemudian dikenal sebagai salah satu teknik psikoterapi yang
dapat digunakan dalam pelatihan individual, tetapi lebih cocok digunakan
secara berkelompok. Analisis transaksional juga berfokus pada aspek-
aspek kognitif rasional-behavioral serta berorentasi pada peningkatan
kesadaran, sehingga konseli akan mampu membuat putusan-putusan baru
untuk mengubah cara hidupnya.
Pendekatan analisis transaksional terdiri dari dua kata, analisis
berarti pengujian sesuatu secara detail agar lebih memahami atau agar
dapat menarik kesimpulan dari hasil pengujian tersebut, sedangkan
transaksional atau transaksi adalah unit pokok dari sebuah hubungan
sosial. Transaksional maksudnya ialah hubungan komunikasi antara
seseorang dengan orang lain. Dengan demikian analisis transaksional
adalah metode yang digunakan untuk mempelajari interaksi antara
individu dan pengaruh yang bersifat timbal balik yang merupakan
gambaran kepribadian seseorang.
B. Sejarah Perkembangan Analisis Transaksional
Analisis transaksional dikembangkan oleh Eric Berne (1910-1970)
setelah dia mendapat gelar M.D (Medical Doktor). Dari McGill University
di Montreal pada tahun 1935. Dia menyelesaikan spesialis psikiatri di Yale
University. Ketika mengabdi di tentara Amerika Serikat (US Army) selama
tahun 1934-1946, dia mulai bereksperimen tentang terapi kelompok .
setelah itu dia memulai praktek psikiatri di Carmel, California.
Berdasarkan hasil obervasinya terhadap konseli-konseli, Berne membuat
kesimpulan tentang struktur dan fungsi kepribadian yang bertentangan
dengan sebagian besar psikiatri pada zaman itu, yaitu pada pertengahan
tahun 1950-an. Pada usia 46 tahun, dia mengundurkan diri dari
keanggotaan di the psychoanalytic Institute. Kemudian dia mendobrak
asumsi dasar psikiatri tradisional dan mulai berpraktek dengan
Transactional Analysis. Pada tahun 1946 dia menerbitkan buku Games
People Play yang menjadi International Best-Seller.

a. Tahap Pertama (1955-1962)


Pada tahap ini Berne mengidentifikasi ego state yang terdiri dari
orang tua (Parent), dewasa (Adult), dan anak-anak (Child). Ego state
ini yang memberikan perspektif dalam berpikir, merasa, dan
bertingkah laku.
b. Tahap Kedua (1962-1966)
Tahap ini berfokus pada transaksi dan games. Pada tahap ini,
analisis transaksional menjadi lebibh popular karena pendekatan ini
menggunakan kosa kata yang direktif dank arena individu secara
langsung dapat mengetahui games yang dia mainkan. Pada tahap ini
Analisis Transaksional dikenal sebagai pendekatan kognitf dan hanya
sedikit menyentuh aspek afektif.
c. Tahap Ketiga (1966-1970)
Pada tahap ini perhatian Berne pada naskah hidup (Life Scripts)
dan analisis naskah hidup (Scripts Analysis). Naskah hidup adalah
rencana internal yang menentukan arah hidup individu. Konselor
mengarahkan konseli untuk merasakan kembali pengalaman secara
emosional (emotionally reexperience) dan menganalisis peristiwa-
peristiwa penting yang mendasari pengambilam keputusan.
d. Tahap Keempat (1970-Sekarang)
Tahap ini dikarakteristikan sebagai tahap penggabungan teknik-
teknik Analisis Transaksional yang baru dari pendekatan yang lain.
Robert dan Mary Goulding, direktur dari the Western Institute for
Group and Family Therapy di Watsonville, California adalah pionir
dari pendekatan analisis transaksional yang terbaru. Pendekatan
mereka berbeda dengan pendekatan analisis transaksional klasik,
karena mereka mengkombinasikan pendekatan analisis transaksional
dengan prinsip dan teknik-teknik pendekatan gestalt dan modifikasi
perilaku.

C. Asumsi Dasar Manusia (Ego State)


Sumber-sumber dari tingkah laku bagaimana seseorang itu melihat
suatu realitas serta bagaimana mereka mengolah berbagai informasi serta
bereaksi dengan dunia pada umumnyadisebut oleh Eric Berne sebagai Ego
State (status ego). Istilah status ego digunakan untuk menyatakan suatu
sistem perasaan dan kondisi pikiran serta berkaitan dengan pola-pola dan
tingkah lakunya. Status ego pada diri seseorang itu terbentuk berdasarkan
pengalaman- pengalaman yang diperoleh seseorang yang masih membekas
pada dirinya sejak kecil. Menurut Eric Berne bahwa status ego seseorang
terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut.
1. Status Ego Orang Tua (parent)
Bila seseorang merasa dan bertingkah laku seperti orang tua atau
tokoh-tokoh terdahulu, maka ia dapatlah berada dalam status orang
tua. Setiap orang mendapatkan berbagai bentuk pengalaman, sikap,
serta pendapat dari orang tuanya, maka dari itu berdasarkan
pengalaman, sikap serta pendapatnya yang diperoleh dari orang
tuanya masing-masing setiap orang akan memiliki atau berada pada
status ego orang tua. Status ego orang tua itu lebih sering kita lihat
dengan nyata, misalnya membimbing, membantu, mengarahkan,
menyayangi, menasihati, mengecam, mengomando, mendikte,
mengkritik dsb. Dapat pula dilihat secara verbal, yaitu harus, awas,
jangan, lebih baik, pokoknya, cepat, dsb. Selain itu dapat pula secara
non-verbal, yaitu merangkul, membelai, menuing, mencium, melotot,
dsb. Dapat dikatakan bahwa status ego orang tua dapat berbentuk
langsung yaitu dengan menggunakan prot type, model tipe dari orang
tua yang baik melalui verbal maupun non-verbal. Sedangkan dengan
bentuk tidak langsung adalah merupakan petunjuk, aturan, norma, dan
nilai-nilai yang pernah didengar dari orang tua atau tokoh terdahulu
pada masa kecil.
Misalnya sikap orang tua yang mengkritik merugikan seperti &
kamu sih terlalu malas, memang kamu bodoh sih, kamu anak bapak
yang paling bandel. Status ego orang tua yang sayang seperti
memberikan dorongan, memberi semangat, menerima, memberikan
rasa aman.
2. Status Ego Dewasa (Adult)
Status ego dewasa adalah bentuk tindakan seseorang yang
berdasarkan dasar pikiran yang logis, rasional, objektif,
bertanggung jawab, bekerja dengan fakta dan kenyataan-
kenyataan. Selalu berusaha untuk menggunakan informasi yang
tersedia untuk menghasilkan pemecahan yang terbaik dalam
pemecahan berbagai masalah. Jika individu bertingkah laku
sesuai dengan yang telah disebutkan tadi, maka individu tersebut
dikatakan dalam status ego dewasa.
Misalnya seorang dosen sedang memeriksa analisis data
dari skripsi mahasiswanya dosen mengatakan kenapa anda
memilih saya sebagai pembimbingnya, maka mahasiswa
menjawab ya pak, karena sepengetahuan saya, bapak ahlinya dan
sangat menguasai mengenai permasalahan dalam skripsi saya.
3. Status Ego Anak (child)
Status ego anak adalah suatu tindakan dari seseorang yang
didasarkan pada reaksi emosional yang spontan, reaktif, humor,
kreatif, serta inisiatif. Bentuk status ego anak dapat berbentuk
wajar apabila terlihat bahwa tingkah lakunya pada masa anak-
anak, yaitu adanya ketergantungan pada orang lain, spontan,
bebas, agresi , tidak mau kompromi, impulsive, kreatif, ingin
tahu, merasakan berbagai bentuk penemuan baru yang berbentuk
status ego yang lain adalah pengaruh tertentu dari orang tuanya.
Dengan adanya pengaruh yang begitu melekat, maka
menyebabkan anak bertindak dan bertingkah laku sesuai harapan,
keinginan, dan cita-cita dari orang tuanya. Di sini akan tampak
pola anak yang patuh, sopan, penurut, tetapi ada pula yang
menyebabkan anak mengalami penderitaan, yaitu overprotection,
manja, konflik, stress, frustasi. Jadi status ego anak merupakan
kejadian internal pada masa kanak-kanaknya.
Misalnya seorang teman menanyakan kenapa kamu
kemarin kemu tidak masuk kantor, maka reaksi yang ditanya
muncul perasaan kesal (kok usil amat), atau muncul perasaan
takut dan kemudian memberikan jawaban agar dikasihani. Respon
ini mewujudkan status ego anak yang menyesuaikan sebagaimana
respon yang diberikan jika mendapat teguran dari orang tuanya

D. Bentuk Transaksi dalam Komunikasi


Berne mengajukan tiga jenis transaksi antarpribadi yaitu: transaksi
komplementer, transaksi silang, dan transaksi tersembunyi.
1. Transaksi komplementer
Jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi
antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang
mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain
meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi
komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa.
Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer.
Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak.
Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi
yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami
pesan yang sama dalam suatu makna.
2. Transaksi silang
Terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak
mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi
silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan
dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki
jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman sehingga kadang-kadang
orang beralih ke tema pembicaraan lain.
3. Transaksi tersembunyi
Jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan
komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang
lainnya. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan
respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi
tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang
terlibat dalam komunikasi antarpribadi namun yang diungkapkan
hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya tersembunyi. Jika terjadi
3 sikap dasar sedangkan yang lainnya disembunyikan maka transaksi
itu disebut transaksi tersembunyi 1 segi (angular). Kalau yang terjadi
ada 4 sikap dasar dan yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut
dengan dupleks.

E. Posisi Psikologis Dasar Manusia


Thomas A.Haris, M.D., menyebutkan ada empat posisi psikologis
yang menentukan kehidupan seseorang, di antaranya: 32
1) Posisi pertama: I’m Not OK – You’re OK
Posisi ini menunjukkan behwa pada diri seseorang
meraskan bahwa ia lebih rendah dari orang lain. Posisi ini adalah
sikap umum yang yang pertama dimiliki oleh anak pada masa awal
kanak-kanak. Posisi ini juga terbentuk pada seseorang yang
mendapat stroke yang negative. Dominasi posisi ini disebut
Adapted child (anak penurut).
2) Posisi kedua: I’m Not OK – You’re Not OK
Keadaan ini lebih parah dan berbahaya dari posisi pertama,
dan dipilih sebagai posisi psikologis. Posisi ini disebabkan mereka
tidak memiliki gairah hidup. Mereka sudah menganggap
ketidakberdayaan, ketidakmampuan yang ada pada dirinya tiadk
ada yang bisa menolong.
3) Posisi ketiga: I’m OK – You’re Not OK
Posisi hidup ini menunujukkan adanya kecenderungan pada
diri seseorang untuk menuntut seseorang, menyalahkan seseorang,
mengkambinghitamkan orang lain, menuduh orang lain. Hal ini
dapat disebabkan mereka merasa dikecewakan orang lain. Dan di
posisi ini dia menganggap diriny alebih baik dari orang lain.
4) Posisi keempat: I’m OK – You’re OK
Posisi ini adalah posisi hidup yang sehat dan menunjukkan
adanya suatu keseimbangan pada diri seseorang yang bersifat
konstruktif. Posisi ini menunjukkan adanya pengakuan akan orang
lain yang memiliki hak yang sama dengan dirinya.

F. Kondisi Pengubahan Analisis Transaksional


1. Tujuan
Menurut Eric Berne 1966 (Dewa Ketut Sukardi 1984:223),
mengemukakan empat tujuan yang ingin dicapai dalam konseling
analisis transaksional, yaitu:
a. Konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi status ego
yang berlebihan.
b. Konselor membantu mengembangkan kapasitas diri klien dalam
menggunakan semua status egonya yang cocok, mencakup
memperoleh kebebasan dan kemampuan yang dapat ditembus
diantara status egonya.
c. Konselor berusaha membantu klien dalam mengembangkan
seluruh status ego dewasanya. Pengembangan ini pada hakikatnya
adalah menetapkan pikiran dan penalaran individu, untuk itu
individu membutuhkan kemampuan serta kapasitas yang optimal
dalam mengatur hidupnya sendiri.
d. Konselor membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi
hidup yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana
hidup yang baru yang lebih produktif.
2. Sikap, Peran dan Tugas Konselor
a. Sebagai guru (memperjelas teknik analisis transaksional, rencana
kehidupan dan analisis rencana kehidupan, rencana analisis
permainan).
b. Sebagai pengamat
c. Sebagai fasilitator
d. Sebagai pelatih (membantu klien agar terampil melaksanakan
hubungan antar pribadi dengan menggunakan status ego yang
tepat).
e. Sebagai nara sumber (membantu klien menemukan apa yang
diperlukan)
f. Sebagai advisor
g. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan klien dapat
membuat keputusan baru dalam hidupnya dan keluar dari rencana
kehidupan yang menghambat perkembangan.
h. Membantu klien menemukan kemampuan dan untuk berubah
dengan membuat keputusan sekarang.
i. Membantu klien mendapat alat yang diperlukan untuk mencapai
perubahan.
3. Sikap, Peran, dan Tugas Konseli
a. Klien mampu dan bersedia memahami dan menerima kontrak
konseling.
b. Klien harus aktif dalam proses konseling.
c. Klien memperlihatkan kesediaan untuk berubah dg benar-benar
berbuat.
4. Situasi Hubungan
Ada beberapa implikasi yang menyangkut hubungan konselor dan
klien, yaitu:
a. Tidak ada jurang pengertian yang tidak bisa dijembatani di antara
konselor dan klien. Konselor dan klien berbagi kata-kata dan
konsep-konsep yang sama, dan keduanya memiliki pemahaman
yang sama tentang situasi yang dihadapi.
b. Klien memiliki hak-hak yang sama dan penuh dalam konseling.
Berarti klien tidak bisa dipaksa untuk menyingkapkan hal-hal yang
tidak ingin diungkapkannya.
c. Kontrak memperkecil perbedaan status dan menekankan
persamaan di antara konselor dan klien.

G. Mekanisme Pengubahan Analisis Transaksional


1. Tahap-Tahap Konseling
a. Analisis Struktur (Structural Analysis)
Analisis structural adalah alat yang digunakan individu
untuk membantu individu menjadi sadar atas isi dan fungsi ego
statenya (orang tua, dewasa dan anak). Analisis struktur membantu
konseli mengatasi bentuk ego state yang membuatnya terhambat
dan membantu menemukan ego state yang mendasari tingkah laku
sehingga konseli dapat menentukan pilihan-pilihan hidupnya. Dua
masalah dalam kepribadian yang dapat dipertimbangkan dalam
analisis struktur, yaitu: kontiminasi atau perencanaan
(contamination) dan ekslusi (exclusion). Kontaminasi terjadi ketika
isi dari ego state bercampur dengan ego state lainnya. Kontaminasi
terjadi bila ego state anak (child) dan ego state orang tuanya
(parent) memasuki batasan ego state dewasa (adult) sehingga
mengganggu kejernihan pikiran dan fungsi ego state dewasa.
Sedangkan ekslusi terjadi bila satu ego state memblokade ego state
yang lain dan tidak memperbolehkan perpindahan antara ego state
dengan ego state lainnya.
b. Analisis Transaksi (Transactional Analysis)
Analisis transaksi adalah jantung dari pendekatan analisis
transaksional. Transaksi didefinisikan sebagai sebuah unit dalam
sebuah komunikasi manusia atau sebagai hubungan stimulus-
respon antara dua orang ego stage. Pada dasarnya, analisis
transaksi adalah deskripsi dari apa yang dilakukan dan dikatakan
oleh dirinya dan orang lain. Analisis transaksional dikelompokan
menjadi tiga katagori, yaitu:transaction transaksi komplementer
(complementary), transaksi bersilang (crossed transaction), dan
transaksi ulterior atau terselubung (ulterior transaction).

a) Transaksi Komplementer (complementary transaction)


Transaksi komplementer dideskripsikan oleh Berne sebagai
“ the natural order of healthy human relationship” yaitu
bentuk nyata hubungan antar manusia secara sehat, ketika
stimulus dan respon datang dari ego state yang diinginkan.
b) Transaksi bersilang (Crossed Transaction)
Transaksi terjadi ketika pesan disaampaikan dari satu ego
state dan mendapat kan respons dari ego state yang tidak
dihgarapkan.
c) Transaksi Terselubung (Ulterior atau Covert Transaction)
Transaksi yang kompleks yang melibatkan dua atau lebih
ego state dan pesan yang disampaikan tidak jelas.

c. Analisis Naskah Hidup (Scripts Analysis)


Naskah psikologis adalah program yang terjadi pada
individu yang berkelanjutan seperti drama kehidupan dan hal ini
mendekti perjalanan hidup individu. Manusia – secara sadar atau
tidak sadar – bertingkah laku kompulsif tergantung program
tersebut. Menurut Berne, naskah hidup adalah rencana hidup yang
dipilih oleh anak pada masa kehidupannya berdasarkan pesan yang
diterima oleh anak dari orang tuanya. Berne percaya bahwa naskah
hidup mempunyai lima komponen, yaitu (1) arahan dari orang tua,
(2) perkembangan kepribadian yang berhubungan dengan individu,
(3) keputusan masa kanak-kanak yang disesuaikan dengan diri, (4)
ketertartarikan pada kesuksesan atau kegagalan, dan (5) bentuk
tingkah laku.
d. Analisis Game (Game Analysis)
Terdapat tiga peran dalam analisis games, yaitu persecutor,
victim, dan recuer. Dalam permainan tidk ada pemenang, semua
pemain kalah. Analisis transaksional berpandangan bahwa games
adalah pertukaran strokes yang mengganti perasaan yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan naskah hidup. Games dapat
memberikan bentuk intimasi, tetapi individu yang terlibat dalam
transaksi games menciptakan jarak di antara mereka. Games yang
bisa dimainkan antara laian: kasihan saya (poor me); (martyr); iya,
tapi (yes, but); bila ini bukan untuk kamu (if it weren’t for you);
(look what you made me do! Harried); (uproar), dan (wooden leg).
Dalam melakukan analisis games, konselor melakukan rackets.
Rackets adalah perasaan tidak menyenangkan yang dialami
individu setelah bermain games. Hal ini berupa perasaan kronis
yang dipertahankan individu karena perasaan ini kerap sekali
direasakan bersama orang tua karena perasaan individu ketika
masa kecil. Rackets terdiri dari calling up dan koleksi perasaan
yang digunakan individu untuk menjustifikasi naskah hidup dan
keputusan. Analisis games dan rackets adalah aspek penting dalam
memahami transaksi dengan orang lain. Dalam melakukan analisis
games, dapat dipergunakan dua cara yaitu formula G dan segitiga
drama karpman ( the karpman drama triangle). Analisis dengan
formula game (formula G) dilakukan dengan enam langkah, yaitu:
1. Con = stimulus yang memancing orang lain untuk ikut main.
2. Gimmick = tanggapan dari orang lain untuk main game
3. Respon = rangkaian transaksi psikologis terselubung dan
transaksi sosial.
4. Switch = penjungkirbalikan sikap dari kedua pihak
5. Cross up = saat kebingungan kedua pihak akibat switch
6. Pay off = merupakan racket feeling (perasaan tidak enak) ke
dua pihak di akhir game.

2. Teknik-Teknik Konseling
Permission (Pemberian Kesempatan), dalam konseling
kesempatan ini diberikan kepada kilen untuk; 1) menggunakan
waktunya secara efektif tanpa melakukan ritual pengunduran diri;
2) mengalami semua status ego yang biasanya dilakukan dengan
mendorong klin menggunakan kemampuan Status Ego Dewasa
untuk menikmati kehidupan; 3) tidak memainkan permainan
dengan cara tidak membiarkan klian memainkannya.
Protection (Proteksi), klien mungkin akan merasa ketakutan
setelah ia menerima kesempatan untuk menghentikan perintah-
perintah orang tua dan menggunakan Status Ego Dewasa dan
Status Ego Anak.
Potency (Potensi). Seorang konselor ahli sihir , melainkan
orang tahu apa yang akan dilakukan dan kapan melakukannya.
Oleh karena itu kemampuan konselor terletak pada keahliannya,
sehingga keterampilan tersebut efektif secara optimal.Teknik
Khusus menurut berne terdiri atas delapan teknik yaitu: Interogasi,
Spesifikasi, Konfrontasi, Eksplanasi, Illustrasi, Konfirmasi,
Interprestasi, Kristalisasi.

H. Kelemahan dan Kelebihan Anaalisis Transaksional


1. Kelebihan
a. Punya Pandangan Optimis dan Realistis tentang Manusia.
AT memandang manusia dapat berubah bila dia mau.
Manusia punya kehendak dan kemauan. Kemauan inilah yang
memungkinkan manusia berubah, tidak statis. Sehingga manusia
bermasalah sekalipun dapat berubah lebih baik, bila kemauannya
dapat tumbuh.
b. Penekanan Waktu Sekarang dan Di sini.
Tujuan pokok terapi AT adalah mengatasi masalah klien
agar dia punya kemampuan dan memiliki rasa bebas untuk
menentukan pilihannya. Hal ini dimulai dengan menganalisis
interaksinya dengan konselor atau orang lain. Dan itu adalah
persoalan interaksi sekarang. Kini dan di sini (here and now).
c. Mudah Diobservasi
Pada umumnya teori yang muncul dari laboratorium itu
sulit diamati karena itu terlihat abstrak, sehingga kadang-kadang
tak jarang pula yang hanya merupakan konstruk pikiran manusia
penemunya. Berbeda dengan AT, ajaran Berne tentang status ego
( O, D dan A) adalah konsep yang dapat diamati secara nyata
dalam setiap interaksi atau komunikasi manusia.
d. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi
Fokus AT terpusat pada cara bagaimana klien berinteraksi,
maka treatment juga mengacu pada interaksi, cara berbicara, kata-
kata yang dipergunakannya dalam berkomunikasi. Karena itu, AT
tidak hanya berusaha memperbaiki sikap, persepsi, atau
pemahamannya tentang dirinya tetapi sekaligus mempunyai
sumbangan positif terhadap keterampilan berkomunikasi dengan
orang lain. Hal semacam ini tidak dimilliki oleh pendekatan
lainnya.

2. Kelemahan
a. Kurang Efisien terhadap Kontrak Treatment
AT mengharapkan, kontrak treatment antara konselor-klien
harus terjadi antara status ego Dewasa-dewasa. Artinya
menghendaki bahwa klien mengikat kontrak secara realistis. Tetapi
dalam kenyataannya, cukup banyak ditemui bahwa banyak klien
yang punya anggapan jelek terhadap dirinya, atau tidak realistis.
Karena itu, sulit tercapainya kontrak, karena ia tidak dapat
mengungkapkan tujuan apa yang sebenarnya diinginkannya.
Sehingga memerlukan beberapa kali pertemuan. Hal semacam ini
dianggap tidak efisien dalam pelaksanaannya.
b. Subyektif dalam Menafsirkan Status Ego.
Apakah ungkapan klien termasuk status Ego Orang tua,
Dewasa, atau Anak-anak merupakan penilaian yang subyektif.
Mungkin dalam hal yang ekstrim tidak ada perbedaan dalam
menafsirkannya. Tapi bila pernyataan itu mendekati dua macam
status ego akan sulit ditafsirkan, dan mungkin berbeda antara orang
yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dalam memahami status
ego ini, menyebabkan sulitnya kesamaan dalam menakar program
klien.
BAB III

KESIMPULAN

Analisis Transaksional merupakan alat yang berguna dalam memahami


interaksi antarindividu dan memperkuat hubungan interpersonal. Melalui konsep
status ego dan transaksi, kita dapat mengidentifikasi pola komunikasi yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya meningkatkan kesadaran diri terhadap
posisi psikologis dasar manusia, seperti "I'm Not OK - You're OK" atau "I'm Not
OK - You're Not OK," memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
dinamika hubungan manusia.

Selain itu, pemahaman tentang transaksi tersembunyi, baik dalam bentuk


angular maupun dupleks, menggambarkan kompleksitas komunikasi yang
terkadang tidak langsung terlihat. Hal ini menekankan pentingnya kejelasan dan
keterbukaan dalam berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima
dengan baik oleh pihak lain. Dengan demikian, Analisis Transaksional dapat
menjadi alat yang efektif dalam memperbaiki pola komunikasi yang kurang
efektif dan memperkuat hubungan antarpribadi.

Terakhir, materi ini juga menyoroti pentingnya refleksi diri dan


penerimaan terhadap kritik untuk terus berkembang secara pribadi dan
interpersonal. Dengan kesadaran akan posisi psikologis dasar yang dimiliki,
seseorang dapat lebih mudah mengidentifikasi pola-pola yang tidak sehat dalam
interaksi dengan orang lain. Dengan demikian, Analisis Transaksional tidak hanya
memberikan wawasan tentang komunikasi, tetapi juga menjadi landasan untuk
pertumbuhan pribadi yang lebih baik dalam berinteraksi dengan lingkungan
sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Berne, E. (2016). Transactional analysis in psychotherapy: A systematic


individual and social psychiatry. Pickle Partners Publishing.

Corey, G. (2010). Teori dan Praktek Konseling Psikoterapi. Bandung: PT Refika


Aditama

Lestari, D. T. (2017). IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI UNTUK


MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS IX
DI SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN
2016/2017 (Doctoral dissertation, IAIN Raden Intan Lampung).

Musyarofah, N. (2021). Pola Transaksional Orangtua dengan Anak dalam


Rangka Pencegahan Dekadensi Moral (Studi Deskriptif Analisis di Desa
Rantau Selamat, Kabupaten Nagan Raya) (Doctoral dissertation, UIN Ar-
Raniry).

Nasywa, M. R. STATUS EGO ANAK PADA PESERTA DIDIK DI SMA ISLAM


BAWARI TAHUN 2021. Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan, 6(1),
38-47.

Pratiwi, A. S., Muslihati, M., & Rachmawati, I. (2022). Penerapan Konseling


Kelompok Analisis Transaksional Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal
Konseling Gusjigang, 8(1), 29-40.

Pujiastuti, T. (2021). Psikoterapi Islam.

Septiana, E. N., Rahmi, A., & Wae, R. (2020). Efektivitas Konseling Kelompok
dengan Analisis Transaksional Untuk Mereduksi Kecemasan Berbicara di
Depan Kelas di SMPN 8 Bukittinggi. Educational Guidance and
Counseling Development Journal, 3(2), 69-75.

Setiawan, G. D. (2019). “Im Oke You Are Oke” KONSEP PENGASUHAN


ANALISIS TRANSAKSIONAL (AT) UNTUK MENANGGULANGI
PERILAKU SEKSUAL MENYIMPANG DI KALANGAN REMAJA SE-
PROVINSI BALI (STUDI PADA SEKOLAH YANG MEMILIKI SISWA
TERINDIKASI). Daiwi Widya, 6(3), 28-43.

Sudrajat, I., & Fatimah, E. (2020). TEKNIK KONSELING ANALISIS


TRANSAKSIONAL PADA PERILAKU ANAK NAKAL (studi kualitatif
di kelas 4 SekolahSDN kedalaeman IV Cilegon–Banten). Jurnal Pelita
Calistung, 1(01), 16-24.
SOAL PILIHAN GANDA

1. Apa yang dimaksud dengan analisis transaksional?

A. Pendekatan psikoterapi yang dikembangkan oleh Sigmund Freud


B. Metode untuk mempelajari interaksi antara individu dan pengaruh
timbal balik
C. Teori tentang perkembangan kepribadian oleh Carl Jung
D. Pendekatan kognitif untuk mengatasi fobia
E. Studi tentang perilaku hewan dalam lingkungan alam

2. Siapakah tokoh yang mengembangkan analisis transaksional?

A. Sigmund Freud
B. Carl Jung
C. Eric Berne
D. Abraham Maslow
E. B.F. Skinner

3. Apa yang menjadi fokus analisis struktur dalam analisis transaksional?

A. Menemukan ego state yang mendasari tingkah laku


B. Menemukan ego state yang tidak penting
C. Menemukan ego state yang tidak relevan
D. Menemukan ego state yang tidak terlibat dalam interaksi
E. Menemukan ego state yang tidak ada hubungannya

4. Apa yang dimaksud dengan transaksi komplementer dalam analisis


transaksional?

A. Bentuk hubungan yang tidak sehat


B. Bentuk hubungan yang tidak alami
C. Bentuk hubungan yang sehat
D. Bentuk hubungan yang selalu bersilang
E. Bentuk hubungan yang tidak pernah jelas

5. Apa yang dimaksud dengan transaksi bersilang dalam analisis


transaksional?

A. Pesan disampaikan dari satu ego state dan mendapat respons dari
ego state yang diinginkan
B. Pesan disampaikan dari satu ego state dan mendapat respons dari
ego state yang tidak diinginkan
C. Pesan disampaikan dari dua ego state yang sama
D. Pesan disampaikan dari satu ego state dan tidak mendapat respons
E. Pesan disampaikan dari dua orang yang tidak saling kenal

6. Apa yang menjadi tujuan dari analisis transaksional?

A. Mengabaikan interaksi sosial


B. Meningkatkan kesadaran individu
C. Menyembunyikan emosi
D. Menghukum individu
E. Menyebabkan konflik

7. Bagaimana analisis transaksional dapat digunakan?

A. Hanya pada kelompok


B. Hanya pada individu
C. Hanya pada anak-anak
D. Baik pada individu maupun kelompok
E. Hanya pada orang dewasa
8. Apa yang menjadi fokus utama analisis transaksional?
A. Aspek spiritual individu
B. Aspek kesehatan fisik individu
C. Aspek kognitif, rasional, dan tingkah laku individu
D. Aspek keuangan individu
E. Aspek lingkungan individu
9. Apa yang dimaksud dengan transaksi ulterior dalam analisis transaksional?
A. Pesan disampaikan dari satu ego state dan mendapat respons dari
ego state yang diinginkan
B. Pesan disampaikan dari satu ego state dan mendapat respons dari
ego state yang tidak diinginkan
C. Pesan disampaikan dari dua ego state yang sama
D. Pesan disampaikan dari satu ego state dan tidak mendapat respons
E. Pesan disampaikan dari dua orang yang tidak saling kenal
10. Apa yang dimaksud dengan ekslusi dalam analisis struktur?
A. Ketika isi dari ego state bercampur dengan ego state lainnya
B. Ketika satu ego state memblokade ego state yang lain
C. Ketika ego state anak dan orang tua memasuki batasan ego state
dewasa
D. Ketika ego state dewasa mengganggu kejernihan pikiran
E. Ketika ego state tidak berfungsi dengan baik

Anda mungkin juga menyukai