Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kegiatan konseling sebagai suatu layanan profesional dan ilmiah, dalam


pelaksanaannya, dilandasi oleh teori-teori yang erat kaitannya dengan proses
terapi. Sampai saat ini sudah banyak teori terapi yang telah berkembang yang
kemudian menjadi landasan kerja dalam pelaksanaan layanan konseling. Salah satu
teori tersebut ialah teori analisis transaksional, terkenal dengan nama transactional
analysis (TA), yang dikembangkan oleh Eric Berne. Teori inilah yang akan menjadi
pokok kajian dalam makalah ini.

Mengingat pentingnya teori analisis transaksional sabagai salah satu landasan


kegiatan praktik konseling, maka para konselor seharusnya menguasai
pengetahuan dan keterampilan menerapkan teori analisis transaksional tersebut
dalam situasi konseling yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar teori ini. Oleh
karena itulah. Mahasiswa sebagai calon konselor hendaknya menguasai latar
belakang dan pandangan dasar, konsep-konsep dasar, perkembangan kepribadian,
dan kondisi dari mekanisme perubahan konseling analisis transaksional, serta
mampu menerapkan dalam situasi praktik konseling.

Rumusan Masalah

Siapa nama pendekatan fan tokoh dalam konseling analisis transaksional ?

Bagaimana pandangan tentang manusia dalam analisis transaksional ?

Bagaimana konsep dasar analisis transaksional ?

Bagaimna asumsi tingkah laku bermasalah dalam konseling analisis transaksional?

Bagaimana deskripsi proses konseling dalam analisis transaksional ?

Apa tujuan dari konseling analisis transaksional ?

Bagaimana fungsi dan peran terapis dalam konseling analisis transaksional ?

Bagaimana Hubungan konselor dengan klien dalam konseling analisis


transaksional ?
Apa kelemahan dan kelebihan dari analisis transaksional ?

Bagaimana teknik-teknik dalam analisis transaksional ?

Tujuan

Untuk mengetahui nama pendekayan dan tokoh dari analisis transaksional

Untuk mengetahui pandangan tentang manusia dalam analisis transaksional

Untuk mengetahui konsep dasar analisis transaksional

Untuk mengetahui asumsi tingkah laku bermasalah dalam konseling analisis


transaksional

Untuk mengetahui deskripsi proses konseling dalam analisis transaksional

Untuk mengetahui tujuan dari konseling analisis transaksional

Untuk mengetahui fungsi dan peran terapis dalam konseling analisis transaksional

Untuk mengetahui Hubungan konselor dengan klien dalam konseling analisis


transaksional

Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari konseling analisis transaksional

Untuk mengetahui teknik-teknik dalam analisis transaksional

BAB II

PEMBAHASAN

Nama pendekatan dan tokoh dalam konseling analisis transaksional

Menurut Lutfi Fauzan (1994:47) Pendekatan Analisis transaksional dikembangkan


oleh Eric Berne (1910-1970) setelah ia mendapatkan gelar (Medical Doctor). Dari
McGill university di montreal pada tahun 1935. Ia menyelesaikan spesialisasi
psikiatri di yale University. Ketika mengabdi di tentara Amerika Serikat (US Army)
selama tahun 1943-1946, ia mulai bereksperimen tentang terapi kelompok. Setelah
itu ia memulai praktik psikiatri di Carmel, California. Berdasarkan hasil observasinya
terhadap konseli-konseli, Berne membuat kesimpulan tentang struktur dan fungsi
kepribadian yang bertentangan dengan sebagian besar psikiatris jaman itu, sekitar
pertengahan 1950. Pada usia 46 tahun, ia mengundurkan diri dari keanggotaan di
the Psychoanalitic Institute. Kemudian ia mendobrak asumsi dasar dari Psikiatri
tradisional dan mulai berpraktik dengan Transaksional Analysis. Pada tahun 1946 ia
menerbitkan buku Games People Play yang menjadi International best-seller

Analisis Transaksional (AT) dalam.(http://semahafiyudi.blogspot.com/2013/04/teori-


dan-pendekatan-konseling-analisis.html) adalah salah satu pendekatan
Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional
maksudnya ialah hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain.
Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari
komunikasi mereka. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi
yang terjadi berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi
komunikasi dapat menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami
masalah atau tidak.

Pandangan tentang manusis dalam analisis transaksional

Dalam sub pokok bahasan ini menurut Lutfi Fauzan (1994:49) mengemukakan
pandangan dasar tentang hakikat manusia, ciri-ciri pokok konseling analisis
teansaksional dan konsep dasar konseling analisis konselinng perorangan.

Hakekat manusia.

Eric Berne sebagai pendiri dan pengembang utama, konseling analisis transaksional
memiliki pandangan yang optimis tentang hakikat manusia yaitu manusia pada
dasarnya baik. Pandangan ini dapat dikemukakan secara singkat sebagai berikut :

Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk hidup sendiri.

Meskipun pengalaman-pengalaman masa lalu terutama perkembangan awal ketika


SEO dan SEA mulai terbentuk atau orang tua/orang penting lainnya banyak pegang
peran bagi kehidupan anak sangat mempengaruhi kehidupannya pada masa
sekarang. Namun Berne yakin bahwa manusia memiliki potensi untuk mengelola
dirinya, termasuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya sehingga ia
menjadi individu yang otonom dan mandiri-terlepas dari ketergantungan terhadap
yang lain.
Berkaitan dengan pandangan dasar diatas, Berne meyakini bahwa manusia
mempunyai kemampuan untuk membuat rencana-rencana kehidupan kemudian
memilih dan memutuskan rencana-rencana terbaik bagi dirinya rencana-rencana
yang telah dibuatnya itu terus dimiliki sesuai dengan irama perkembangan
hidupnya ia dapat memutuskan rencana yang lebih baik lagi bagi kehidupan
selanjutnya. Berdasarkan keyakinan ini, Berne beranggapan bahwa klien yang
,mengalami masalah tanpa pemperhatikan tingkat kesulitan emosionalnya tidak
hanya Manusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk membuat keputusan.

dapat dibantu melainkan dapat disembuhkan secara total.

Manusia dalah makhluk yang bertanggung jawab

Manusia bukan hanya mampu hidup mandiri atau membuat keputusan untuk
dirinya, namun ia dapat juga mampu bertanggung jawab atas pilihan dan putusan
yang diambilnya dan konsekuensi yang diakibatkannya.

Karakteristik konseling

Konseling analisis transaksional merupakan pendekatan konseling yang tergolong


berorientasi kognitif. Sebagai suatu pendekatan konseling, analisis transaksional
memiliki karakteristik antara lain:

Konseling analisis transaksional lebih menitik beratkan perhatiannya pada faktor


insight dan pemahaman dalam membantu klien mencapai perubahan tingkah
lakunya.

Proses konseling analisis transaksional bersifat aktif, direktif dan didaktif. Dalam hal
ini konseling merupakan proses belajar mengajar dimana konselor sebagai
pembelajar dan klien sebagai pelajar. Dalam proses tersebu konselor aktf
mengajukan pertanyaan- pertanyaan tentang diri klin dan interaksinya dengan
orang lain, disamping itu ia mengarahkan proses tersebut agar tujuan yang telah
disepakati tercapai.

Konseling analisis transaksional pada dasarnya merupakan pendekatan yang dapat


digunakan dalam konseling individual akan tetapi sangat cocok untuk konseling
kelompok.

Konseling analisis transaksional menekankan pentingnya kontrak dalam proses


konseling, yaitu kesepakatan antara konselor dengan klien yang mencerminkan
adanya persamaan hak dan kewajiban antara keduanya dalam mengelola proses
konseling untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Konsep Dasar Konseling Analisis Transaksional

Menurut Lutfi Fauzan (1994:51) Analisis transaksional didasarkan pada asumsi


atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-keputusannya pada
masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau
menyesuaikan kembali keputusan yang telah pernah diambil. Berne dalam
pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dan
dalam tingkat kesadaran tertentu individu dapat menjadi mandiri dalam
menghadapi persoalan-persoalan hidupnya.

Menurut Eric Berne status ego adalah suatu pola perasaan dan pengalaman
yang tetap, keadaan ego seseorang tidak tergantung pada umur. Oleh karena itu
apapun pekerjaan/jabatan seseorang, ia tetap memiliki 3 jenis status ego.

Analisis transaksional sebagai suatu sistem terapi yang didasarkan pada suatu
teori kepribadian yang memusatkan perhatiannya pada tiga pola perilaku yang
berbeda sesuai status egonya :

Status ego orang tua ( SEO )

Adalah bagian dari kepribadian yang menunujukkan sifat-sifat orang tua. Orang tua
dalam pandangan kita selalu akan memperlihatkan sebagai nurturing parent (orang
tua yang mengasuh) dan critical parent (orang tua yangkritis).\

Status ego dewasa ( SED )

Adalah bagian dari kepribadian yang menunjuk pada berbagai gambaran sebagai
bagian objektif dari kepribadian. Status egonya memperlihatkan kestabilan, tidak
emosional, rasional, bekerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu
berusaha untuk menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan
pemecahan yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah.

Status ego anak ( SEA )

Adalah bagian dari kepribadian yang menunujukkan ketidakstabilan, masih dalam


perkembangan, berubah-ubah, ingin tahu. Status egonya berisi perasaan-perasaan,
dorongan-dorongan, dan tindakan-tindakan yang spontan.
Ada dua perilaku atau sikap anak, yang pertama adalah natural child yaitu yang
ditunjukkan dalam sikap impulsive, riang gembira tak social, dan ekspresi secara
emosional. Yang kedua adapted child yaitu bagian dari status ego anak yang telah
disosialisasikan orang tua dan yang mengatur serta mendorong perilaku natural
child.

Berdasarkan teori dasar status ego, maka Harris mengidentifikasi dan


menggambarkan empat posisi utama dalam interaksi individu dengan yang lainnya,
menunjukkan sifat-sifat dan karakteristik kepribadiannya.

Secara teoritik posisi itu dikonseptualisasikan sebagai berikut :

a). Im OK Youre OK

Posisi ini menunjukkan gambaran kepribadian seseorang yang sangat positif karena
secara transaksional apa yang dia pikirkan juga mendapat dukungan orang lain.
Keputusan yang diambilnya didasarkan pada keyakinan yang lebih kuat, karena baik
dirinya maupun orang lain sama-sama menyetujui.

Individu yang memiliki posisi ini akan merasa aman dalam keberadaannya sebagai
manusia dan keberadaan orang lain disekitarnya.

b). Im OK Youre not OK

Posisi ini digunakan individu yang merendahkan orang lain atau mencurigai motif-
motif orang lain. Haris disini mengatakan bahwa posisi ini berkembang dari suatu
reaksi yang berlebihan terhadap perlakuan not OK. Contoh dari ini adalah perilaku
kriminal yang marak, hal ini terjadi akibat dari pengambilan posisi Im OK Youre
not OK.

Individu yang memiliki posisi ini, mereka adalah individu-individu yang selalu
merasa benar dan orang lain salah.
c). Im not OK Youre OK

Posisi ini menunjukkan gambaran kepribadian seseorang sebagai individu yang


memerlukan kasih sayang, bantuan, mengharapsesuatu, membutuhkan
penghargaan, karena orang itu merasa inferior ( bahwa anak sering mengatakan
dirinya tidak mampu dan lemah atau not OK ) dari yang lain.

Seorang individu yang memilih posisi ini akan patuh dan selalu mengikuti perintah
orang lain. Posisi ini memang dapat mengarahkan pada kehidupan yang produktif
tetapi tidak memuaskan. Dan pada posisi ini sering kali akan menyebabkan anak
melakukan pengunduran diri, depresi, dan tindakan bunuh diri karena anak
menganggap dirinya itu not OK.

d). Im not OK Youre not OK

Posisi ini menunjukkan gambaran kepribadian seseorang dimana orang tersebut


berada dalam keadaan pesimis, putus asa, tidak dapat mengatasi dirinya, juga
orang lain tidak dapat membantu, frutasi karena dari transaksi yang ada, baik
dirinya sendiri maupun orang lain tidak ada yang OK. Contoh : karena pengaruh
orang tua yang yang mengetahui anaknya telah cukup umur. Maka orang tua akan
mulai menjauh diri dari anaknya karena orang tua berfikir bahwa anaknya sudah
cukup umur dan bisa memelihara dirinya.

Posisi ini yang dipilih oleh individu, maka dalam kehidupannya individu tersebut
akan hanya melewati hari-hari dan kehidupannya tanpa arti. Dan akan berdampak
pada tindakan anak atau perilaku seperti bumuh diri atau pembunuhan.

Asumsi Tingkah Laku Bermasalah

Dalam(http://semahafiyudi.blogspot.com/2013/04/teori-dan-pendekatan-
konseling-analisis.html). Pendekatan analisis transaksional berlandaskan suatu teori
kepribadian yang berkenaan dengan analisis struktural dan transaksional. Teori ini
menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego yang
terpisah, yaitu: orang tua, dewasa, anak. Sifat kontraktual proses terapeutik analisis
transaksional cenderung mempersamakan kedudukan konselor dan klien. Adalah
menjadi tanggung jawab klien untuk menentukan apa yang akan diubahnya. Pada
dasarnya, analisis transaksional berasumsi bahwa manusia itu:\

Manusia memiliki pilihan-pilihan dan tidak dibelenggu oleh masa lampaunya


(Manusia selalu berubah dan bebas untuk menentukan pilihanya). Ada tiga hal yang
membuat manusia selalu berubah, yaitu :

Manusia (klien) adalah orang yang telah cukup lama menderita, karena itu
mereka ingin bahagia dan mereka berusaha melakukan perubahan.

Adanya kebosanan, kejenuhan atau putus asa. Manusia tidak puas dengan
kehidupan yang monoton, kendatipun tidak menderita bahkan berkecukupan.

Keadaan yang monoton akan melahirkan perasaan jenuh atau bosan, karena itu
individu terdorong dan berupaya untuk melakukan perubahan.

Manusia bisa berubah karena adanya penemuan tiba-tiba. Hal ini merupakan hasil
AT yang dapat diamati. Banyak orang yang pada mulanya tidak mau atau tidak tahu
dengan perubahan, tetapi dengan adanya informasi, cerita, atau pengetahuan baru
yang membuka cakrawala barunya, maka ia menjadi bersemangat untuk
menyelidiki terus dan berupaya melakukan perubahan.

Manusia sanggup melampaui pengondisian dan pemprograman awal (manusia


dapat berubah asalkan ia mau). Perubahan manusia itu adalah persoalan di sini dan
sekarang (here and now). Berbeda dengan psikoanalisis, yang cenderung
deterministik, di mana sesuatu yang terjadi pada manusia sekarang ditilik dari masa
lalunya. Bagi AT, manusia sekarang memiliki kehendak, karena itu perilaku manusia
sekarang adalah persoalan sekarang dan di sini. Kendatipun ada hubungannya
dengan masa lalu, tapi bukan seluruhnya perilaku hari ini ditentukan oleh
pengalaman masa lalunya.

Manusia bisa belajar mempercayai dirinya dirinya sendiri , berpikir dan memutuskan
untuk dirinya sendiri, dan mengungkapkan perasaan-persaannya.

Manusia sanggup untuk tampil di luar pola-pola kebisaaan dan menyeleksi tujuan-
tujuan dan tingkah laku baru.

Manusia bertingkah laku dipengaruhi oleh pengharapan dan tuntutan dari orang-
orang lain

Manusia dilahirkan bebas, tetapi salah satu yang pertama dipelajari adalah berbuat
sebagaimana yang diperintahkan.

Deskripsi Proses Konseling Analisis Transaksional


Karakteristik konselor

Analisis transaksional didesain untuk mendapatkan pemahaman tentang emosional


dan juga intelektual, tetapi harus difokuskan pada aspek-aspek yang jelas dan
rasional, konselor memiliki karakteristik sebagian besar sebagai penaruh perhatian
pada isu kognitif dan didaktif. Konselor membantu klien dalam hal menemukan
kondisi maa lalu yang tidak menguntungkan, yaitu menentukan keputusan awal,
menggunakan rencana hidup, serta mengembangkan strategi dalam hal menangani
orang-orang yang pada saat ini ingin mereka pertimbangkan kembali.Konselor tidak
memainkan peran sebagai pakar superior yang terpisah, dan berjauhan tempatnya,
yang ada disana untuk menyembuhkan pasien yang sakit. Sebagian besar dari
teoritikus AT menekankan pada pentingnya hubungan yang sederajat dan menunjuk
pada kontrak terapi sebagai bukti bahwa konselor dan klien adalah mitra dalam
proses konseling itu. Maka, konselor membawa pengetahuan mereka dalam konteks
kontrak yang jelas dan khas yang diinisiatifkan oleh klien.

Karakteristik terapis adalah sebagai penolong klien untuk mendapatkan perangkat


yang dibutuhkan untuk mendapatkan perubahan.Konselor mendorong serta
mengajar klien untuk menaruh kepercayaan pada Orang Dewasa, mereka sendiri
dan bukan Orang Dewasanya konselor.Praktek AT kontemporer menekankan bahwa
tugas kunci konselor adalah untuk membantu klien menemukan kekuatan internal
mereka untuk mendapatkan perubahan dengan jalan mengambil keputusan yang
lebih cocok sekarang, sebagai lawan dari terus saja hidup berdasarkan keputusan
yang kuno yang telah klien buat pada masa kanak-kanak.Karakteristik sebenarnya
dari konselor adalah membiarkan klien/konseli menemukan kekuatan mereka
sendiri.

Karakteristik Klien

Karakteristik yang dimiliki klien adalah mampu untuk dibantu membuat keputusan
baru mengenai perilaku mereka pada saat ini dan arah hidup mereka. Konseli dapat
mempelajari alternatif dan cara hidup yang deterministik. Esensi dari terapi adalah
menggantikan suatu gaya hidup yang berciri memainkan permainan dan suratan
hidup menaklukan diri sendiri yang manipulatif dengan gaya hidup yang berciri
kesadaran, spontanitas, dan keakraban. Klien belajar untuk menulis sendiri suratan
hidupnya dan bukan secara pasif disurati (ditentukan suratan hidupnya).
Menurut Mary Goulding (1987), esensi terapi mengambil keputusan ulang terdiri
dari perubahan kontraktual. Dengan melalui kerja sama, konselor dan klien
menegakkan sasaran terapi yang spesifik, kemudian klien dibantu dalam hal
memegang kontrol atas pikiran, perasaan dan perbuatan mereka.
Tujuan dari Konseling Anllisis Transaksional

Tujuan utama dari terapi analisis transaksional dalam Sayekti Pujosuwarno


(1993:27) adalah :

Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan baru dalam mengarahkan


atau mengubah tingkah laku dalam kehidupannya.

Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta kebebasan untuk memilih cara-
cara serta keputusan-keputusan mengenai posisi kehidupannya serta
menghindarkan klien dari cara-cara yang bersifat deterministic.

Memberikan bantuan kepada klien berupa kemungkinan-kemungkinan yang dapat


dipilih untuk memantapkan dan mematangkan status egonya.

Fungsi dan Peran Terapis

Menurut Lutfi Fauzan (1994:70) Peran konselor adalah sebagai guru, pelatih
dan penyelamat dengan terlibat secara penuh dengan konseli. Konselor berperan
sebagai guru yang menjelaskan teknik-teknik seperti analisis struktural, analisis
transaksional, naskah hidup, dan analisis game.

Di dalam analisis transaksional konselor berperan sebagai : membantu klien


menemukan kemampuan diri untuk berubah dengan membuat keputusan saat
sekarang., membantu klien memperoleh alat yang digunakan untuk mencapai
perubahan, mendorong dan mengajar klien mendasarkan diri pada SED-nya sendiri
dari pada SED konselor, menciptakan lingkungan yang memungkinkan klien dapat
membuat keputusan-keputusan baru dalam hidupnya dan keluar dari rencana
kehidupan yang menghambat perkembangannya.

Hubungan konselor dengan klien

Menurut Lutfi Fauzan (1994:71) Konseling Analisis Transaksional pada dasarnya


merupakan upaya pemberian bantuan yang diarahkan untuk mencapai perubahan
menurut kontrak yang dibuat berdasarkan kesepakatan antara SED klien dan SED
konselor baik mengenai tujuan maupun psikis konseling.

Dalam proses konseling, konselor dan klien bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam kerjasama tersebut, konselor dan
klien melaksanakan tanggung jawab masing-masing sebagaimana telah ditetapkan.
Dalam hal ini konselor dan klien sama-sama aktif berupaya untuk mencapai tujuan
konseling. Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa konselor
dan klien memiliki kedudukan sejajar dalam proses konseling sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai kesejahtaraan klien
sebagaimana tertera dalam kontrak. Kontrak dalam analisis transaksional melipuyi
pernyataan tentang : a. Harapan yang ingin dicapai klien dalam prosen konseling. b.
Apa yang ingin dikerjakan konselor untuk membantu menfasilitasi kemajuan klien.
c. Kondisi-kondisi yang perlu dipenuhi agar kontrak yang ditetapkan dapat tercapai.

Kontrak dalam proses konseling analisis tramsaksional berfungsi untuk


memelihara arah konseling agar tetap berpusat pada tujuan yang ingin dicapai,
memberikan arah baik bagi konselor maupun klien, mengukur kemajuan proses
konseling, membantu membebaskan SED klien dari kontaminasi, dan memperjelas
hubungan konselor dengan klien.

Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan konselingAnalisis Transaksional

Kelebihan menurut Gerald Corey, (1982: 398) :

Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah menggunakannya.

Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal mereka.

Integrasi antara konsep dan praktek analisis transaksional dengan konsep tertentu
dari terapi gestalt amat berguna karena konselor bebas menggunakan prosedur dari
pendekatan lain. Bab ini menyoroti perluasan pendekatan Berne oleh Mary dan
almarhum Robert Goulding (1979), pemimpin dari sekolah redecisional TA. The
Gouldings berbeda dari pendekatan Bernian klasik dalam beberapa cara. Mereka
telah digabungkan TA dengan prinsip-prinsip dan teknik-teknik terapi Gestalt, terapi
keluarga, psikodrama, dan terapi perilaku. Pendekatan yang redecisional
pengalaman anggota kelompok membantu kebuntuan mereka, atau titik di mana
mereka merasa terjebak. Mereka menghidupkan kembali konteks di mana mereka
membuat keputusan sebelumnya, beberapa di antaranya tidak fungsional, dan
mereka membuat keputusan baru yang fungsional. Redecisional terapi ini bertujuan
untuk membantu orang menantang diri mereka untuk menemukan cara-cara di
mana mereka menganggap diri mereka dalam peran dan victimlike untuk
memimpin hidup mereka dengan memutuskan untuk diri mereka sendiri bagaimana
mereka akan berubah.

Memberikan sumbangan pada konseling multikultural karena konseling diawali


dengan larangan mengaitkan permasalahan pribadi dengan permasalahan keluarga
dan larangan mementingkan diri sendiri
Kelemahan menurut Gerald Corey, (1982: 398)

Banyak Terminologi atau istilah yang digunakan dalam analisis transaksional cukup
membingungkan.

Penekanan Analisis Transaksional pada struktur merupakan aspek yang


meresahkan.

Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji
keilmiahannya.

Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak merasakan dan
menghayati aspek diri mereka sendiri.

Teknik-teknik dalam Analisis Transaksional

Menurut Lutfi Fauzan (1994:73) Secara umum Teknik-teknik yang dapat dipilih
dan diterapkan dalam Analisis Transaksional, yaitu:

Permission (Pemberian Kesempatan), dalam konseling kesempatan ini diberikan


kepada kilen untuk; 1) menggunakan waktunya secara efektif tanpa melakukan
ritual pengunduran diri; 2) mengalami semua status ego yang biasanya dilakukan
dengan mendorong klin menggunakan kemampuan Status Ego Dewasa untuk
menikmati kehidupan; 3) tidak memainkan permainan dengan cara tidak
membiarkan klian memainkannya.

Protection (Proteksi), klien mungkin akan merasa ketakutan setelah ia


menerima kesempatan untuk menghentikan perintah-perintah orang tua dan
menggunakan Status Ego Dewasa dan Status Ego Anak.

Potency (Potensi). Seorang konselor ahli sihir , melainkan orang tahu apa yang
akan dilakukan dan kapan melakukannya. Oleh karena itu kemampuan konselor
terletak pada keahliannya, sehingga keterampilan tersebut efektif secara
optimal.Teknik Khusus menurut berne terdiri atas delapan teknik yaitu: Interogasi,
Spesifikasi, Konfrontasi, Eksplanasi, Illustrasi, Konfirmasi, Interprestasi, Kristalisasi

Sebagaimana diketahui bahwa konsep dan teknik utama dalam analisis


transaksional, secara khusus dilakukan dalam suatu situasi kelompok, sekalipun
yang kita bantu itu adalah individu, tetapi prosedur terapi atau konselingnya
dilakukan dalam setting kelompok. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam
pendekatan Analisis Transaksional ini adalah :

Analisis Transaksional

Analisis Transaksional memperhatikan interaksi antara berbagai status ego.


Ada tiga macam tipe transaksi ;

Transaksi komplementer ( melengkapi )

Yaitu bila stimulus yang diberikan mendapat respon yang diharapkan. Jenis
transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena terjadi
kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu
dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda.
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa.
Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap
itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat
dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat komplementer karena di antara
mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna.

Contoh :

Saya kesal sekali. Ingin rasanya membuang dan melempar semua barang-barang
ini.

Ada hal yang membuat kamu marah, sehingga kamu ingin merusak semuanya?
Begitukah?

Transaksi silang ( crossed )

Yaitu bila respon terhadap stimulus tidak seperti yang diharapakan. Hal ini
terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat respons
sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya
komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan.
Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman
sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.

Contoh :
Aduh, rasanya sebel sekali jika ada orang yang selalu bicara terus-menerus seperti
sekarang ini.

Begitu saja mengeluh.

Transaksi tersembunyi/terselubung ( ulterior )

Jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan


sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap tersembunyi
ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si
penerima. Maksudnya adalah bila stimulus yang tampaknya dewasa seharusnya
diarahkan pada dewasa. Tetapi dalam terselubung adalah menyembunyikan
maksud yang sebenarnya yaitu sikap dewasanya malah justru mengarah lain bukan
ke dewasa, tetapi dewasa ke anak atau orang tua ke anak.

Dalam transaksi tersembunyi/terselubung ini biasanya diikuti oleh bahasa non


verbal (pergantian tinggi nada suara, ekspresi wajah, sikap badan).

Contoh :

Jam berapa kita latihan dan meeting hari ini selesai?

Jam 21:00. Masih ada waktu untuknonton ke bioskop.

Analisis Struktural

Teknik ini di kutip dalam Dikutip dalam Lutfi Fauzan (1994: 28) dapat dikatakan
sebagai alat untuk mendorong seseorang menjadi sadar terhadap isi dan fungsinya
dari ego statusnya masing-masing. Dalam proses analisis transaksional klien belajar
bagaimana mengidentifikasi dirinya dengan status egonya sendiri. Analisis
struktural membantu klien memecahkan kembali pola-pola status ego yang
dimunculkannya dalam proses transaksional. Dalam kaitan ini analisis struktural
mendasarkan pada dua masalah yang berhubungan dengan struktur kepribadian
yakni : Kontaminasi dan Eksklusi

Kontaminasi

Terjadi bilamana isi dari salah satu status ego bercampur dengan status ego yang
lain seperti :
SEO berkontaminasi dengan SED

Contoh refleksi pernyataan :

Anda tidak dapat menghargai kelompok minoritas yang terkutuk itu. Pernyataan ini
menunjukkan sikap dan ide prasangka yang merupakan ciri utama dari jenis
kontaminasi ini.

SEA berkontaminasi dengan SED

Contoh refleksi pernyataan :

Setiap orang selalu mencari saya, tak seorang pun yang berbuat baik. Pernyataan
ini menunjukkan gangguan persepsi tentang realitas yang merupakan ciri dari jenis
kontaminasi ini.

SEO dan SEA berkontaminasi dengan SED

Refleksi pernyataan jenis kontaminasi ini lebih bersifat mengklonkusikan tipe-tipe


pernyataan pada kontaminasi orang tua dan anak. Pernyataannya lebih bersifat
depensif dan rasional.

Eksklusi

Terjadi bilamana SEO, SED, dan SEA menjadi eksklusif (membengkak). Ada tiga hal:

SEO yang konstan, maka akan mengeksklusif SED dan SEA

Orang yang selalu berorientasi dalam pekerjaan dan tugas. Dia menjadi orang yang
moralistis, judgemental, dan demand (selalu membutuhkan orang lain). Namun
perilakunya mendominasi dan otoriter.

SED yang konstan, maka akan mengeksklusif SEO dan SEA


Orang yang objektif, yang selalu bekerja dengan mempertimbangkan pernyataan-
pernyataan fakta, kurang memiliki perasaan dan kurang spontan.

SEA yang konstan, maka akan mengeksklusif SEO dan SED

Orang yang memperlihatkan perilaku anak, selalu bersifat bergantung, lari dari
tanggung jawab, ingin mencoba-coba, tidak stabil dalam perilaku, kurang mampu
untuk berpikir, dan mengatasi permasalahan sendiri.

Analisis Script

Analisis Script ini didasarkan pada konseppsikologi seseorang. Teknik ini didasarkan
agar setiap individu untuk mengungkapkan posisinya dalam kehidupannya (life
script) untuk menghadapi suatu peristiwa tertentu kemudian di analisis apakah ia
berada dalam posisi :

Im OK Youre OK

Im not OK Youre OK

Im OK Youre not OK

Im not OK Youre not OK

Dari posisi diatas dapat dianalisis tentang sifat, karakteristik, serta kondisi psikologi
yang dimiliki seseorang. Jika individu sadar akan life script nya maka posisi itu
dapat diubah dan diprogramkan. Karena Analisis Script ini membuka alternatif baru
bagi seseorang dalam memilih dan menentukan tindak lanjut kehidupannya.

Role Playing (bermain peranan)

Prosedur transaksional dapat juga dikombinasikan teknik psikodrama atau role


playing. Dalam terapi kelompokini situasi role playing dapat melibatkan berbagai
peran yang diharapkan dari anggota-anggota, termasuk peran tertentu yang
menunjuk ego tertentu yang diharapkan.

Melalui role playing ini klien kita tempatkan pada peran tertentu yang harus ia
mainkan. Melalui permainan yang diciptakan ini diharapkan klien dapat mengubah
perilakunya.
Contoh :

Dalam interaksi dengan konselor ia selalu mengemukakan bahwa ia tidak bisa


mengerjakan pekerjaan si A yang selalu dapat mengatsi masalah dengan
dewasanya, sedangkan dirinya merasa masih belum bisa seperti si A tapi masih
belum bisa mengatasi masalahnya dengan sikap yang dewasa.

Maka dalam role playing, konselor justru akan menjadikan anak tersebut untuk
berperan sebagai si A. Disamping itu tanpamelibatkan suatu peran tertentu klien
dapat belajar dari anggota yang lainnya, bagaimana ia harus bisa berorientasi
dengan status ego yang diharapkan.

Family Modeling

Teknik ini digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam analisis struktural,
khususnya untuk melihat model SEO, SED, SEA. Melalui teknik ini, klien diminta
untuk berimajinasi terhadap posisi tertentu.

Contoh : Bagaimana kalau ia menjadi seorang direktur, aktor atau profesor.


Selanjutnya imajinasi itu dan bayangannya ini digantikan (disubstitusikan) dalam
situasi kelompok model ( dalam lingkungan anggota keluarganya ).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Analisis transaksional merupakan salah satu pendekatan Psychotherapy yang


menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah
hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain
Pendekatan Analisis transaksional dikembangkan oleh Eric Berne. Dalam
mengembangkan pendekatan ini Eric Berne menggunakan berbagai bentuk
permainan orang tua, orang dewasa, dan anak. Dari eksperimen ini Berne
mengamati bahwa kehidupan sehari-hari banyak ditentukan oleh bagaimana ketiga
statuz ego (anak,dewasa dan orang tua) saling berinteraksi dan hubungan antara
ketiga status ego itu dapat mendorong pertumbuhan diri seseorang, tetapi juga
dapat merupakan sumber-sumber gangguan psikologis.

Saran

Demikianlah makalah yang sederhana yang masih banyak kekurangan di sana sini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini.

Daftar Pustaka

Fauzan Lutfi,(1994),Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual;,Malang :

Elang Mas.

Pujosuwarno Sayekti, (1993). Berbagai Pendekatan dalam Konseling.

Yogyakarta: Menara Mas Offset

Surya Mohammad, (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani

Quraisy.

Correy,G.1982.Ttheory and Practice Of Counseling and Psycotheraphy. California:


Cole Publishing Company

(http://semahafiyudi.blogspot.com/2013/04/teori-dan-pendekatan-konseling-
analisis.html) (diunduh 5 maret 2015 pukul 14.00)

Anda mungkin juga menyukai