Anda di halaman 1dari 27

Assalamualaikum wr.wb.

ANALISIS TRANSAKSI
DALAM KOMUNIKASI TEORI
ERICK BERNE DAN
KEPATUHAN PERILAKU

Disusun Oleh :

1.Ash-Shaf Al-Hafizd Muchlisin


2.Dimas Maulana Algifari
3.Divani Ifana
4.Felanda Lestari
5.Taufiqurohman
ANALISIS TRANSAKSIONAL (ERIC 
BERNE)
Teori analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne
(1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play.

Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok


Humanisme.
 Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang
sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada
hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis
transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi
antarpribadi yang mendasar.

 Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran


dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi
pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-
pesan baik verbal maupun nonverbal.
 Dalam diri setiap manusia, seperti dikutip Collins
(1983), memiliki tiga status ego.

 Sikap dasar ego yang mengacu pada


 sikap orangtua (Parent= P. exteropsychic);
sikap orang dewasa (Adult=A. neopsychic);
dan ego anak (Child = C, arheopsychic).

 Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap orang (baik


dewasa, anak-anak, maupun orangtua).
 Sikap orangtua yang diwakili dalam perilaku dapat
terlihat dan terdengar dari tindakan maupun tutur kata
ataupun ucapan-ucapan­nya.
Sikap Orangtua dibagi menjadi 2:

1. Nurturing parent (NP).


2. Critical parent (CP).
 Setiap orang juga menurut Berne memiliki sikap
orang dewasa. Sikap orang dewasa umumnya
pragmatis dan realitas.

 Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan


fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau
menunjukkan fakta-fakta, ber­sifat rasional dan
tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya.
 Sikap lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak.
Dibedakan antara natural child (NC) yang
ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal,
kreatif, memberontak. Sebaliknya yang ber­sifat
adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka
pamer, dan bermanja diri.

 Ketiga sikap itu ibarat rekaman yang selalu diputar-


putar bagai piringan hitam dan terus bernyanyi
berulang-ulang di saat di­kehendaki dan
dimungkinkan. Karenanya maka sering anda ber­kata :
si Pulan sangat dewasa; si Iteung kekanak-kanakan;
atau si Ucok sok tua, mengajari/menggurui.
 Berne mengajukan empat cara mengetahui sikap ego
yang dimiliki setiap orang

 1.      Melihat tingkah laku nonverbal maupun verbal


yang digunakannya. Tingkah laku non­verbal tersebut
pada umumnya sama namun dapat dibedakan kode-kode
simbolnya pada setiap orang sesuai dengan budaya yang
melingkupinya.

 Di samping nonverbal juga melalui verbal, misalnya


pilihan kata. Seringkali (umumnya) tingkah laku melalui
komunikasi verbal dan nonverbal berbarengan
 2.      Mengamati bagaimana sikap seseorang ketika
bergaul dengan orang lain.

Contohnya :
Si Iteung suka ngambek maka Iteung dikuasai oleh
sikap anak. Si Ucok suka bertanya dan mencari fakta-
fakta atau latar belakang suatu kejadian maka ia
dikuasai oieh sikap dewasa.
 3.      Mengingat kembali keadaan dirinya sewaktu
masih kecil; hal demikian dapat terlihat misalnya
dalam ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

 4.      Mengecek perasaan diri sendiri, perasaan setiap


orang muncul pada konteks, tempat tertentu yang
sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang
tua, dewasa, ataupun anak-anak sangat menguasai
mempengaruhi seorang.
 Berne juga mengemukakan terdapat beberapa faktor
yang menghambat terlaksananya transaksi antarpribadi,
atau keseim­bangan ego sebagai sikap yang dimiliki
seseorang itu.

 1.      Kontaminasi (contamination). Kontaminasi merupakan


pengaruh yang kuat dari salah satu sikap atau lebih terhadap
seseorang sehingga orang itu “berkurang” keseimbangannya.

 2.      Eksklusif (exclusive); penguasaan salah satu sikap atau lebih


terlalu lama pada diri seseorang.
  Berne mengajukan tiga jenis transaksi antarpribadi
yaitu:

 transaksi komplementer,
transaksi silang,
dan transaksi ter­sembunyi.
 1.      Transaksi komplementer;
 Jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam
komunikasi antarpribadi karena ter­jadi kesamaan makna
terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang
satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam
jenis sikap ego yang berbeda.

 sama,
Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang
sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap
yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu
adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak.

 Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala


terjadi tran­saksi yang bersifat komplementer karena di
antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam
suatu makna.
 2.      Tran­saksi silang;
 Terjadi manakala pesan yang dikirimkan
komunikator  tidak mendapat respons sewajarnya dari
komunikan.

 Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya


komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam
memberikan makna pesan.

 Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian,


terjadi kesalah­pahaman sehingga kadang-kadang
orang beralih ke tema pembicaraan lain.
 3.      Transaksi tersembunyi;
 Jika terjadi campuran beberapa sikap di antara
komunikator dengan komunikan sehingga salah satu
sikap menyembunyikan sikap yang lainnya.

 Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin


mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si
penerima.
 Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada
3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam
komunikasi antar­pribadi namun yang diungkapkan hanya
2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya ter­sembunyi.

 Jika terjadi 3 sikap dasar sedangkan yang lainnya di­


sembunyikan maka transaksi itu disebut transaksi
tersembunyi 1 segi (angular).

 Kalau yang terjadi ada 4 sikap dasar dan yang


disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan dupleks.
 Berne juga mengajukan rekomendasinya untuk posisi
dasar seseorang jika berkomunikasi antarpribadi secara
efektif dengan orang lain.
 Ada empat posisi yaitu :
 1. Saya OK, kamu OK (I’m OK., you’re OK)
 2. Saya OK, kamu tidak OK (I’m OK, you’re not OK)
 3. Saya tidak OK, kamu OK (I’m not OK, yo/ire OK)
 4. Saya tidak OK, kamu tidak OK (I’m not OK, you’re
not OK).
Hakikat Manusia

Manusia adalah makhluk


yang mempunyai
kemampuan untuk hidup
sendiri

Menurut Eric Berne,


pandangan hakikat manusia
dikemukakan secara
singkat, yaitu :

Manusia adalah makhluk


yang bertanggung jawab
KARAKTERISTIK KONSELING

1. Konseling analisis transaksional lebih menitik beratkan perhatiannya pada


faktor insight dan pemahaman dalam membantu klien mencapai tingkah
lakunya.

2. Proses konseling analisis transaksional bersifat aktif, direktif, dan didektif

3. Konseling analisis transaksional pada dasarnya merupakan pendekatan yang


dapat digunakan dalam konseing individual akan tetapi sangat cocok untuk
konseling kelompok.

4. Konseling analisis transaksional menekankan pentingnya kontrak dalam proses


konseling, yaitu kesepakatan antara konseling dengan klien yang
mencerminkan adanya persamaan hak dan kewajiban antara keduanya dalam
mengelola proses konseling untuk mencapai tujuan yang diinginkan
ASUMSI PERILAKU BERSAMALAH

1. Manusia memiliki pilihan-pilihan dan tidak dibelenggu oleh masa lampaunya.


2. Manusia samggup melampaui pengondisian dan pemprogaman awal.
3. Manusia bisa belajar mempercayai dirinya sendiri, berpikir dan memutuskan
untuk dirinya sendiri, dan mengungkapkan perasaannya.
4. Manusia dilahirkan bebas
5. Manusia bertingkah laku dipengaruhi oleh pengharapan dan tuntutan dari
orang-orang lain
6. Manusia sanggup untuk tampil di luar pola-pola kebiasaan dan menyeleksi
tujuan-tujuan dan tingkah laku baru.
TUJUAN KONSELING

1. Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan baru dalam


mengarahkan atau mengubah tingkah laku dalam kehidupannya
2. Memberikan kepada klien suatu kesadaran serta kebebasan untuk
memilih cara-cara serta keputusan-keputusan mengenai posisi
kehidupannya serta menghindarkan klien dari cara-cara yang bsersifat
deterministik.
3. Memberikan bantuan kepada klien berupa kemungkinan-kemungkinan
yang dapat dipilih untuk memantapkan dan mematangkan status
egonya.
HUBUNGAN KONSELOR DENGAN KONSELI

Dalam proses konseling, konselor dan konseli


bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Dalam kerja sama tersebut
konselor dan konseli melaksanakan tanggung jawab
masing-masing sebagaimana telah ditetapkan. Dalam
hal ini konselor dan konseli sama-sama aktif berupaya
untuk mencapai tujuan konseling.
Attending (pendahuluan)

Baru mengajarkan tentang ego


statenya dengan diskusi
bersama klien

Tahap Konseling Membuat kontrak yang


dilakukan oleh klien

Konselor bersama klien


menggali ego state dan
memperbaikinya sehingga
terjadi dan tercapai tujuan
konseling
DESKRIPSI PROSES KONSELING

Dalam proses konseling analisis


transaksional berfungsi untuk memelihara
arah konseling agar tetap terpusat pada
tujuan yang ingin dicapai, memberikan
arah baik bagi konselor maupun klien,
mengukur kemajuan proses konseling,
dan memperjelas hubungan konselor dan
klien.
TEKNIK KONSELING

Analisis Struktur Analisis Skript


Analisis Analisis Mainan
Transaksional
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN ANALISIS
TRANSAKSIONAL

Kelemahan Kelebihan
1.Banyak terminologi atau 1.Sangat berguna dan para
istilah yang digunakan dalam konselor dapat dengan mudah
analisis transaksional cukup menggunakannya
membingungkan 2.Menantang konseli untuk
2.Penekanan Analisis lebih sadar akan keputusan
Transaksional pada struktur awal mereka
merupakan aspek yang 3.Integrasi antara konsep dan
meresahkan. praktek analisis transaksional
3.Konsep serta prosedurnya dengan konsep tertentu.
dipandang dari perspektif
behavioral, tidak dapat di uji
keilmiahannya

Anda mungkin juga menyukai