MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Konseling &
Psikoterapi
Disusun Oleh:
DINDA PURWADI C1986201009
MARSYA KHAIRA SALSABILA C1986201061
NENG SYIFA NURUL WAHIDAH C1986201085
TRIE SHEILLA MUTIARA C1986201052
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengantar …………………………………………. 3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………. 26
B. Implikasi …………………………………………. 27
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transacional analysis dikembangakan oleh Eric Berne tahun 1961,
dalam mengembangkan teori ini Eric Berne membuat teknik dan prosedur
proses konseling ini dengan menggunakan berbagai bentuk permainan
antara orang tua, anak dan orang dewasa.
Adapun Ruang Lingkup yang dikaji dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1
1. Pengantar Teori Konseling Transactional Analysis
2. Riwayat Hidup
3. Konsep Dasar
4. Proses Konseling
5. Prosedur dan Teknik Konseling
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
A. Pengantar
bahwa kita membuat keputusan saat ini berdasarkan premis masa lalu,
hidup kita mungkin tidak lagi valid. TA menekankan pada aspek kognitif
dan perilaku dari proses terapeutik. Dalam TA ada tiga sekolah yang
diakui yaitu klasik, Schiffian (atau reparenting) dan redecisional. Dan juga
jalan hidup mereka. Sebagai bagian dari proses terapi TA, klien belajar
bagaimana mengenali tiga keadaan yaitu ego orang tua, dewasa dan anak
saat ini di pengaruhi oleh aturan yang mereka terima dan di masukkan
3
berfokus pada keputusan awal yang dibuat setiap orang, dan ini
oleh klien, dengan jelas menyatakan tujuan dan arah proses terapeutik.
apa yang akan mereka ubah. Untuk mewujudkan keinginan mereka, klien
B. Riwayat Hidup
Bernstein. Ia anak dari Daud Hiller Bernstein sebagai dokter umum dan
4
melanjutkan pendidikannya di Yale University dan menjadi ahli
kejiwaan.
pada teori kepribadian Freud bahwa unsur kepribadian terdiri dari id,
ego dan super ego. Dengan ketidak puasan dan pendapat Berne bahwa
5
C. Konsep Dasar
1. Pandangan tentang Sifat Manusia
Analisis transaksional ini berakar pada filosofi antideterminstik,
yaitu menempatkan keyakinan pada kemampuan kita untuk mengatasi
pola kebiasaan dan untuk memilih tujuan dan perilaku baru. Ini bukan
berarti bahwa kita bebas atau tidak perlu ada pengaruh dari kekuatan
social.
Analisis transaksional ini mengakui bahwa seseorang dipengaruhi
oleh harapan dan tuntutan orang lain yang menurutnya penting dan
signifikan baginya. Pada suatu saat seseorang membuat keputusan
tertentu untuk bertahan hidup baik secara fisik maupun psikologi, tetapi
keputusan awal ini dapat ditinjau kembali dan ditantang, jika keputusan
tersebut setelah ditinjau ternyata tidak berguna lagi bagi kita atau tidak
cocok, maka akan ada keputusan baru atau keputusan baru dapat dibuat.
2. Serikat Ego
Semua analisi transaksional bekerja dengan status ego yang mencakup
aspek penting dari kepribadian dan dianggap sebagai karakteristik
penting dan pembeda dari terapi Transaksional analisis (Dusay, 1986).
Menurut Eric Berne status ego adalah suatu pola perasaan dan
pengalaman yang tetap, setiap orang memiliki tiga ego yaitu orang tua,
dewasa, dan anak (PAC), menurutnya seseorang terus menerus bergeser
dari satu keadaan ke keadaan lain, dan mewujudkan perilaku yang
selaras dengan keadaan ego saat itu.
Berikut tiga status ego :
a) Ego Orang tua
Ego orang tua ini diekspresikan kepada orang lain dalam
perilaku kritis atau mengasuh, membimbing, menyayangi.
Dalam pandangan kita orang tua akan memperlihatkan (orang
tua yang mengasuh) dan (oramg tua yang kritis). Perilaku ini
6
dialami sebagai pesan orang tua yang terus mempengaruhi batin
Anak.
The parent berisi semua “keharusan” dan “kewajiban” serta
aturan lain untuk hidup. Ketika kita berada dalam keadaan ego
orang tua, maka kita akan bereaksi terhadap situasi seperti apa
yang orang tua kita lakukan ketika memberi reaksi atau seperti
reaksi orang tua yang kita bayangkan.
Kita mungkin akan menggunakan atau berperilaku sama dengan
ungkapan, postur, dan gerak tubuh yang mirip dengan orang tua
kita atau orang penting lain.
Keadaan ego orang tua berisi nilai-nilai, moral, keyakinan, dan
perilaku yang pernah didengar atau dilihat dari orang tua atau
tokoh terdahulu pada masa kecil.
b) Dewasa (Adult)
Keadaan ego dewasa adalah pemroses data, dalam ego dewasa
adalah tindakan berdsarkan pikiran objektif, logis , dewasa juga
tidak memiliki keyakinan yang kuat, tidak memiliki emosional, ,
tetapi banyak masalah yang membutuhkan empati dan intuisi.
Selalu berusaha menyelesaikan masalah dengan menggunakan
informasi yang tersedia.
c) Anak (Child)
Tindakan pada ego anak ini adalah perilaku asli dari kita. Status
egonya terdiri dari perasaan, implus, dan tindakan spontan dan
termasuk “rekaman” pengalaman awal. Ada dua keadaan ego
child , yaitu :
Natural Child, aspek posistif dari natural child adalah
perilaku anak yang menunjukan spontan, sangat
menyenangkan, riang, penuh kasih dan menawan dari
7
kita semua. Aspek negative dari natural child adalah
bersikap implusif dan keselamatan kita terancam.
Adapted child, status ego anak yang dipengaruhi oleh
orang tuanya, aspek positifnya adalah merespon dengan
tepat dalam situasi social, aspek negative nya manja,
stress, frustasi, meremehkan nilai, martabat dan harga
diri kita.
3. Stroke
Stroke adalah tindakan pengenalan atau sumber stimulasi. Pendekatan
dalam Transaksional analisis bahwa menusia perlu menerima “pukulan”
fisik dan psikologis untuk mengembangkan rasa percaya pada dunia
dan dasar untuk mencintai diri.
Telah terbukti bahwa seseorang yang kurang kontak fisik dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bahkwan dalam
kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kematian.
Teori ini lebih memperhatikan bagaiaman orang menyusun waktu yang
tepat untuk menerima pukulan dan menentukan jenis pukulan apa yang
mereka dapatkan dan berikan. Menurut transaksioanl analisis kita harus
waspada terhadap pukulan yang kita dapatkan, pukulan yang kita minta
dan pukulan yang kita berikan terhadap orang lain.
Stroke dapat dikasifikasikan atau dibagi menajdi beberapa bagian, yaitu
1) Stroke bersyarat (verbal)
Mereka diterima karena melakukan sesuatu, misalnya “aku
akan membantumu mengerjakan PR, asalkan kamu
meminjamkanku novel”.
2) Stroke tidak bersyarat (non verbal)
Mereka diterima tanpa dikenakan persyaratan apapun atau tidak
dikenakan melakukan sesuatu, misalnya “saya akan membantu
anda mengerjakan PR sebisa mungkin”.
8
3) Stroke positif
Bentuk perhatian yang dapat membuat orang termotivasi dan
sehat secara psikologis, misalnya “aku menyukaimu”
diungkapkan dengan senyuman, sentuhan fisik yang hangat,
penghargaan.
4) Stroke negative
Bentuk perhatian atau pengakuan yang membuat kita kecewa,
menyesali, menyakitkan, misalnya “aku tidak menyukaimu”
diekspresikan dengan kata-kata ataupun dengan gerak tubuh.
9
ini, "wajib", "hal yang harus dilakukan", "tidak boleh dilakukan", dan
"wajib", mereka berada dalam posisi yang lebih baik untuk
memeriksanya secara kritis guna menentukan apakah mereka bersedia
terus hidup dengan mereka.
10
6. Permainan
Game adalah rangkaian transaksi berkelanjutan yang diakhiri
dengan pembayaran negatif yang diminta oleh skrip yang mengakhiri
game dan meningkatkan perasaan tidak enak. Pada dasarnya, game
dirancang untuk mencegah keintiman. Dalam terapi ini, klien TA
diajarkan untuk membuat hubungan antara permainan yang mereka
mainkan sebagai anak-anak dan yang mereka mainkan sekarang
misalnya, bagaimana mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian di
masa lalu dan bagaimana upaya masa lalu tersebut berhubungan
dengan permainan yang mereka mainkan sekarang. dibelai. Tujuannya
di sini adalah untuk menawarkan kepada klien kesempatan untuk
menghentikan permainan tertentu demi memberikan tanggapan yang
jujur sebuah kesempatan yang dapat menuntun mereka untuk
menemukan cara mengubah pukulan negatif dan untuk belajar
bagaimana memberi dan menerima pukulan positif.
11
perasaan orang tentang diri mereka sendiri dan bagaimana mereka
berhubungan dengan orang lain:
a) Saya baik-baik saja - Anda baik-baik saja.
Ini adalah keyakinan bahwa orang memiliki nilai dasar, harga,
dan harga diri sebagai manusia. Bahwa orang baik-baik saja
adalah pernyataan dari esensi mereka, belum tentu perilaku
mereka. Posisi ini dicirikan oleh sikap percaya dan terbuka,
kesediaan untuk memberi dan
menerima, dan penerimaan orang lain apa adanya.
b) Saya baik-baik saja - Anda tidak baik-baik saja.
Ini adalah posisi orang yang memproyeksikan masalah mereka
kepada orang lain dan menyalahkan mereka, merendahkan, dan
mengkritik mereka. Permainan yang memperkuat posisi ini
melibatkan atasan dengan gaya diri sendiri ("Aku baik-baik
saja") yang memproyeksikan kemarahan, rasa jijik, dan
cemoohan ke inferior yang ditunjuk, atau kambing hitam
("Kamu tidak baik-baik saja").
c) Saya tidak baik-baik saja - Anda baik-baik saja.
Ini disebut sebagai posisi depresi dan ditandai dengan perasaan
tidak berdaya dibandingkan dengan orang lain. Biasanya orang-
orang seperti itu melayani kebutuhan orang lain daripada
kebutuhan mereka sendiri dan umumnya merasa menjadi
korban.
d) Saya tidak baik-baik saja – Anda tidak baik-baik saja
Posisi ini dikenal sebagai posisi kesia-siaan dan frustrasi. Dalam
lingkup iniOrang-orang telah kehilangan minat dalam hidup dan
mungkin melihat hidup sama sekali tanpa janji. Pendirian yang
merusak diri sendiri ini adalah karakteristik dari orang-orang
yang tidak mampu bertahan di dunia nyata, dan ini dapat
menyebabkan penarikan diri yang ekstrem, kembali ke perilaku
12
kekanak-kanakan, atau perilaku kekerasan yang mengakibatkan
cedera atau kematian diri sendiri atau orang lain.
D. Proses Konseling
1. Tujuan Konseling
Tujuan konseling dengan analisis transaksional ini adalah membantu
klien membuat keputusan baru tentang perilaku mereka saat ini dan
arah hidupnya. Dengan demikian, maka individu belajar alternative cara
hidup steril dan deterministic.
Inti dari Terapi ini adalah menggantikan gaya hidup yang tadinya gaya
hidupnya dicirikan oleh permainan manipulative dan catatan kehidupan
yang merugikan diri sendiri. dengan gaya hidup otonom yang dicirikan
oleh kesadaran, spontanitas, dan keintiman keakraban.
Individu belajar untuk menulis naskah hidupnya sendiri dan mereka
memiliki arah hidup mereka yang lebih baik dan dengan naskah hidup
ini mereka bisa mengganti arah hidupnya kearah gaya hidup otonom.
Karena Transacsional Analysis merupakan terapi kontraktual, terapis
dank lien secara kolaboratif menetapkan tujuan spesifik yang memandu
sesi terapi.
Ada beberapa pandangan tentang tujuan Transacsional Analysis, yaitu :
a) Menjadi katalisator untuk memungkinkan klien memobilisasi
usaha mereka (Dusay dan Dusay, 1989)
b) Membantu klien mendapatkan “perceraian” yang bersahabat
dari orang tua mereka (Berne, 1964).
c) Membantu klien menerobos serangkaian kebuntuan yang
berasal dari perintah dan awal keputusan (Goulding, 1979).
13
Dari perspektif keputusan ulang, fungsi konselor adalah untuk
menciptakan iklim dimana orang dapat menemukan sendiri bagaimana
permainan yang mereka mainkan mendukung perasaan buruk yang
kronis dan bagaimana mereka mempertahankan perasaan ini untuk
mendukung skrip hidup dan keputusan awal mereka. Fungsi lain dari
terapis TA adalah menantang klien untuk menemukan dan
bereksperimen dengan cara yang lebih efektif. Peran terapis adalah
membantu individu memperoleh alat yang diperlukan untuk melakukan
perubahan ini. Ini di dilakukan dengan mendorong dan mengajar klien
untuk mengadalkan orang dewasa mereka sendiri daripada orang
dewasa terapis. Praktik TA kontemporer menekankan bahwa tugas
utama konselor adalah membantu klien menemukan kekuatan batin
mereka untuk berubah dengan membuat keputusan yang lebih tepat.
Tugas koselor yang sebenarnya adalah mengizinkan klien untuk
menemukan kekuatan mereka sendiri.
14
4. Hubungan Antara Konselor dan Klien
Proses konseling TA berfokus pada perubahan sebagaimana ditentukan
dalam kontrak, dan ada kesepakatan antara terapis dan klien tentang
proses dan tujuan yang diinginkan nantinya.
Misalnya seorang wanita yang bereaksi sangat kritis terhadap orang lain
dapat merancang kontrak yang akan mengubah perilaku tersebut.
Kontaknya menjelaskan apa yang akan dilakukan klien untuk
mengubah tindakan dan pengalamannya, kapan dia akan melakukannya,
dan berapa kali dia akan melakukannya. Kontrak tersebut kemudia
dapat diperluas untuk mencakup situasi diluar kantor terapi.
kilinisi Transactional Analysis yang terlatih pasti tahu akan perubahan
berkelanjutan dan keputusan ulang tidak akan terjadi apabila seorang
klien menutupi apa yang disebut dengan “jalan keluar”.
Cara umum yang dilakukan klien untuk melarikan diri apabila keadaan
menjadi buruk, adalah :
1) Menyakiti atau bunuh diri
2) Menyakiti atau membunuh anda
3) Memprovokasi anda untuk menyakiti atau membunuhnya
4) Menjadi gila
5) Melarikan diri
Jika keadaan menjadi buruk, maka skrip akan memanggil salah satu dari
ini sebagai pelarian. Semua klien dengan pintu keluar tetap terbuka tidak
akan berubah. Kontrak dapat menjadi instrument untuk menutup pintu
keluar.
15
E. Prosedur dan Teknik Konseling
1. Analisis Struktural
Analisis structural adalah alat untuk menjadikan seseorang
sadar akan konten dan fungsi Orang tua, Orang dewasa, dan
anaknya. Klien TA belajar bagaiaman cara mengidentifikasi status
ego mereka sendiri, analisi structural membantu mereka
menyelesaikan pola yang membuat mereka terjebak juga untuk
mengetahui status ego mana yang menjadi dasar perilaku mereka,
maka dengan pengetahuan itu mereka bisa menentukan pilihan
mereka.
Dua masalah yang berkaitan dengan struktur kepribadian dapat
dipertimbangkan dalam analisis structural, yaitu :
a) Kontaminasi, kontaminasi terjadi ketika isi dari satu
keadaan ego dicampur dengan ego state yang lain.
Misalnya, ego anak dan ego orang tuanya memasuki
batasan ego dewasa, sehingga mengganggu pemikiran dan
fungsi orang dewasa yang jernih.
b) Ekslusi, ekslusi terjadi ketika satu ego memblokade ego
lainnya dan tidak memperbolehkan perpindahan antara ego
state dengan ego state lainnya.
2. Analisis Transaksional
Analisis transaksional adalah deskripsi tentang apa yang dilakukan
dan dikatakan orang terhadap diri sendiri dan orang lain. Apapun
16
yang terjadi di antara orang-orang melibatkan transaksi antara
keadaan ego mereka. Ada tiga jenis transaksi :
a) Transaksi Pelengkap, terjadi ketika pesan yang dikirim dari
keadaan ego tertentu mendapat respons yang diprediksi dari
keadaan ego tertentu orang lain. Hubungan manusia secara
sehat,
b) Transaksi silang, terjadi ketika pesan yang dikirim
seseorang dan mendapatkan respons yang tidak terduga
atau tidak diharapkan dari ego lain.
c) Transaksi tersembunyi, transaksi ini bersifat kompleks,
mereka melibatkan lebih dari dua status ego, dan pesan
terselubung dikirim atau pesannya tidak jelas.
17
ke hasil yang terdefinisi dengan baik dan dapat diprediksi. Imbalan
untuk pemain dalam game adalah perasaan buruk. Penting untuk
mengamati dan memahami mengapa permainan itu dimainkan,
hasil apa yang didapat, pukulan apa yang diterima, dan bagaimana
permainan ini menjaga jarak dan mengganggu keintiman.
Belajar memahami raket seseorang dan bagaimana raket
berhubungan dengan permainan, keputusan, dan skrip kehidupan
seseorang adalah proses penting dalam terapi TA.
Raket terdiri dari pemanggilan dan pengumpulan perasaan yang
digunakan seseorang untuk membenarkan naskah kehidupannya
dan pada akhirnya keputusan. Raket adalah perasaan tidak
menyenangkan yang dialami individu setelah bermain games,
misalnya jane menyimpan perasaan depresi, permainan yang dia
mainkan dengan orang lain menghasilkan banyak perasaan depresi.
Ketika dia sudah mengumpulkan cukup banyak perasaan depresi,
dia merasa harus bunuh diri, yang merupakan tindakan yang
diperlukan untuk mengakhiri catatan kehidupan.
Raket melibatkan koleksi prangko yang kemudia ditukar dengan
hadiah psikologi, individu mengumpulkan perasaan kuno dengan
menganiaya atau menyelamatkan orang lain agar merasa ditolak,
marah, tertekan, ditinggalkan, dan bersalah. Orang tersebut
mengundang orang lain untuk memainkan peran tertentu.
Misalnya, jane adalah seorang kelompok dan mengajak anggota
lain dengan bertujuan untuk melihat reaksi orang lain kepadanya
dengan amarah. Jane memprogram reaksi ini dengam menjadi
sangat tertutup atau ketika bermusuhan sambil meyakinkan dirinya
sendiri bahwa tidak ada yang bisa memahaminya, apalagi peduli
padanya.
Pada akhirnya setap ada yang mendekati dengan tulus dari orang
lain akan ditolak. Jane akhirnya akan mengumpulkan prangko
untuk membuktikan kepada seluruh kelompok bahwa dia benar
18
selama ini, dan dia berkata “Lihat, sudah kubilang tidak ada yang
peduli padaku”
Raket sama pentingnya dengan permainan dalam memanipulasi
orang lain, karena raket adalah metode utama untuk
menyembunyikan seseorang dari dunia nyata. Terapis yang
kompeten dan terampil dapat dengan tegas menantang raket klien
sedemikian rupa sehingga klien menjadi sadar akan perilaku
tersebut tanpa diusir.
5. Analisis Skrip
Analisis skrip adalah bagian dari proses terapeutik yang
mengidentifikasi pola hidup yang diikuti klien. Ini dapat
mendemonstrasikan kepada klien proses yang mereka gunakan
untuk memperoleh skrip dan cara mereka membenarkan tindakan
skrip mereka. Ketika klien menyadari lifescript mereka, mereka
berada dalam posisi untuk melakukan sesuatu untuk mengubah
pemrograman mereka. Orang tidak dikutuk menjadi korban skrip
awal karena, melalui kesadaran, keputusan ulang dimungkinkan.
Analisis skrip membuka alternatif baru untuk dipilih saat orang
menjalani hidup.
6. Aplikasi ke Grup
Menurut Berne Transaksional analisis ini cocok untu kelompok,
Berne percaya terapi kelompok menghasilkan informasi tentang
rencana pribadi seseorang untuk hidup yang akan membutuhkan
lebih banyak waktu untuk didapatkan melalui terapi individu.
Dalam kelompok, orang dapat mengamati orang lain berubah,
memberi mereka model dan meningkatkan pilihan mereka sendiri.
Mereka mulai memahami struktur dan fungsi kepribadian individu
mereka dan belajar bagaimana mereka bertransaksi dengan orang
lain.
19
Klien dapat fokus pada keputusan awal mereka, yang mungkin
tidak pernah diperiksa dengan cermat. Interaksi dengan anggota
kelompok lain memberi mereka banyak kesempatan untuk
mempraktikkan tugas dan memenuhi kontrak mereka. Transaksi
dalam grup memungkinkan para anggota untuk meningkatkan
kesadaran mereka tentang diri sendiri dan orang lain dan dengan
demikian untuk fokus pada perubahan dan keputusan ulang yang
akan mereka buat dalam hidup mereka.
20
BAB III
APLIKASI KASUS
A. Kasus Jeni
dia kuliah, akan tetapi tidak tamat karena tidak serius dan banyak bolos
sehingga dia Drop Out (DO) oleh kampusnya. Dia merasa hidupnya sudah
tidak berarti dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Ia mengatakan
dalam dirinya bahwa dia tidak layak untuk hidup bahagia seperti orang
lain. Ada keinginan dalam hatinya untuk menikah dan hidup bahagia
pikiran bahwa perempuan itu pasti berpikir jelek tentang kondisinya yang
tetapi kadangkala ia berpikir untuk bunuh diri agar terbebas dari tekanan
rasakan berarti adalah ia memiliki ibu yang baik hati. Akan tetapi, setiap
21
kali melihat ibunya, seringkali muncul pikiran bahwa dirinya tidak
Analysis
Untuk kasus Jeni sendiri disini Jeni termasuk kepada posisi yang
kedua yaitu I’m Not Ok – You’re Not OK. Karena maksud dari I’m Not
di samping dirinya jelas-jelas tidak berdaya, orang lain pun tidak berdaya
untuk membantu, sehingga tidak ada sedikitpun suatu bayangan yang akan
bisa menolong. Dari pengertian I’m Not OK – You’re Not OK yang sudah
di jabarkan tadi, Jeni mengalami hal itu, karena di kasus Jeni tersebut Jeni
merasakan hidupnya sudah tidak berarti dan tidak memiliki tujuan hidup
22
yang jelas, Ia pun mengatakan dalam dirinya bahwa dia tidak layak untuk
hidup bahagia seperti orang lain. Itu semua berawal karena Jeni seorang
di Drop Out oleh kampusnya karena Jeni sering kali bolos dalam
ia rasakan berarti adalah ia memiliki ibu yang baik hati. Akan tetapi, setiap
sadar akan konten dan fungsi orang tua, orang dewasa, dan anaknya. Klien
mereka terjebak juga untuk mengetahui status ego mana yang menjadi
dasar perilaku mereka, maka dari itu sepertinya Jeni belum mengetahui
23
Analisis Transaksional
Analisis transaksional jadi konselor mendeskripsikan apa yang
dilakukan dan dikatakan klien terhadap diri sendiri dan orang lain. Dan
mendeskripsikan apa yang terjadi dan pola transaksi seperti apa yang
terjadi pada orang-orang yang melibatkan transaksi antara keadaan ego
mereka. Setelah itu konselor mengevaluasi dan meningkatkan kesadaran
akan situasi tersebut, dimana setelah mengevaluaasi situasi tersebut
konselor dapat mengetahui ego state yang dilakukan oleh klien itu sudah
benar atau belum tepat.
24
Analisis Skrip
Analisis skrip, disini konselor mengidentifikasi pola hidup yang
diikuti klien sehingga konselor dapat menunjukkan kepada klien proses
yang mereka gunakan untuk memperoleh skrip, agar klien menyadari
lifescript mereka seperti apa, ketika klien sudah menyadari lifescript nya,
maka mereka akan mengubah dan memprogram kembali. Konselor
membuktikan bahwa orang tidak dikutuk menjadi korban karena skrip
awal mereka yang tidak baik. Melalui kesadaran ini, maka klien
memungkinkan dapat membuat keputusan ulang. Lewat analisis ini juga
dapat membuka alternatif baru atau cara baru untuk skripnya.
Aplikasi Grup
Aplikasi grup. Disini Berne percaya terapi kelompok menghasilkan
informasi tentang rancana pribadi klie untuk hidup yang akan
membutuhkan lebih banyak waktu untuk didapatkan melalui terapi
individu. Karena dalam kelompok seseorang dapat mengamati perubahan
orang lain, dan memberikan model untuk seseorang dan dapat
meningkatkan pilihan mereka sendiri. Klien mulai memahami struktur dan
fungsi kepribadian individu dan mulai belajar bagaimana mereka dapat
bertransaksi dengan orang lain. Dengan begitu klien dapat fokus pada
keputusan awal mereka. Interaksi dengan aggota kelompok lain memberi
mereka banyak kesempatan untuk mempraktikan tugas dan memenuhi
kontrak mereka. Transaksi dalam grup memungkinkan para anggota untuk
meningkatkan kesadaran mereka tentang diri sendiri dan orang lain dan
dengan demikian untuk memfokuskan klien pada perubahan dan
keputusan ulang yang akan mereka buat dalam hidup mereka.
25
26
BAB IV
PENUTUP
D. Kesimpulan
Pada tahun 1961, Berne Eric mulai mengembangkan Analisis
Transaksional. Teori Analisis Transaksional Reic Berne ini berdasarkan
pada teori kepribadian Freund bahwa unsur kepribadian terdiri dari id, ego
dan super ego. Dengan ketidakpuasan dan pendapat Berne bahwa
psikoanalisis itu memakan waktu dan juga adanya keterlambatan
psikoanalisis dalam menyembuhkan orang dalam masalah, rumit, dan
kurang komunikasi kepada klien.
Berne mengembangkan transaksional analisis dengan membuat
konsep dan teknik yang dirancang khsus untuk pengobatan kelompok,
yang tentunya transaksional ini dikembangkan dari perpanjangan
psikoanalisis.
Analisis Transaksioanl ini mengakui bahwa seseorang dipengaruhi
oleh harapan dan tuntutan orang tua lain yang menurutnya penting dan
signifikan baginya. Pada suatu saat seseorang membuat keputusan tertentu
untuk bertahan hidup baik secara fisik maupun psikologi, tetapi keputusan
awal ini dapat ditinjau kembali dan ditantang, jika keputusan tersebut
setelah ditinjau ternyata tiak berguna lagi bagi kita atau tiak cocok, maka
akan ada keputusan baru atau keputusan baru dapat dibuat.
Tujuan konseling dengan Analisis Transaksional ini adalah
membantu klien membuat keputusan baru tentang perilaku mereka saat ini
dan arah hidupnya. Dengan demikian, maka individu belajar alternative
cara hidup steril dan deterministik. Inti dari terapi ini adalah menggantikan
gaya hidup yang tadinya gaya hidupnya dicirikan oleh permainan
manipulative dan catatan kehidupan yang merugikan diri sendiri.
27
E. Implikasi
Implikasi teori ini dalam Bimbingan dan Konseling yaitu dengan
teori ini Konselor dapat membantu mengembangkan kapasitas diri klien
dalam berperilaku sesuai status egonya. Konselor juga dapat membantu
klien agar merubah gava hidup sebelumnya dan tujuan-tujuannya dengan
yang baru atau dapat merubah keputusan awal menjadi keputusan yang
baru.
28
DAFTAR PUSTAKA
29