Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat dan hidayah-
Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan II. Makalah ini membahas mengenai komponen suatu teori serta empat
konsep utama paradigma keperawatan berdasarkan teori Nightingale, suatu teori keperawatan
modern yang menekankan kepada aspek lingkungan bagi kesehatan kliennya. Terima kasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang ikut membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini,
yang pertama tentunya kepada Tuhan YME, serta Ibu Efy Afifah, S.Kp., MKes selaku dosen fasilitator
kelas C , dan kontribusi sesama teman dalam tim penyusun.

Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi penulis dan pembaca. Penyusunan makalah
ini tidak luput dari kekurangan maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Dengan
kritik dan saran yang diberikan oleh pembaca sehingga makalah ini bisa lebih disempurnakan lagi.

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ 1

DAFTAR ISI ............................................................................ 2

ABSTRAK ………………………………………………… 3

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………… 4

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….. 5

1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………….... 5

1.4 Sistematika Penulisan …………………………………………….. 5

1.5 Metode Penulisan ………………………………………………… 5

BAB II : ISI

2.1 Paradigma dalam Universal dan Keperawatan …………………… 6

2.2 Komponen Suatu Teori Berdasarkan F.Ngihtigale :

2.2.1 Definisi …….……………………..……...…….. 6

2.2.2 Konsep ………………………....……………… 7

2.2.3 Asumsi ………………….……..….…………… 8

2.2.4 Fenomena ……………..………….………………. 9

2.3 Empat Konsep Utama Paradigma Keperawatan Teori F.Nightingale:

2.3.1 Manusia …………………………………...……. 9

2.3.2 Sehat-Sakit ……………………………….………... 10

2.3.3 Lingkungan ……………………………………....… 11

2.3.4 Keperawatan ………………………………………… 12

BAB III : PENUTUP

a. Kesimpulan ………………………………………………... 13

b. Saran …………………………………………...…… 13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………... 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Keperawatan Dasar. Sejak adanya sejarah kehidupan manusia di bumi ini, manusia
telah berusaha mengumpulkan fakta. Dari fakta ini kemudian disusun dan disimpulkan menjadi
berbagai teori, sesuai fakta yang di kumpulkan tersebut. Teori–teori tersebut kemudian digunakan
untuk memahami gejala–gejala alam dan kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan perkembangan
kebudayaan, teori–teori tersebut makin berkembang baik kualitas maupun maupun kuantitasnya,
seperti apa yang telah kita rasakan sekarang ini.

Makalah ini membahas tentang Teori Florence Nigthingale, yang didalamnya berisi tentang isi
dari konsep, definisi, asumsi, fenomena dari Nightingale, pembahasan teori, dan konsep utama
dari dari pragdigma keperawataan yaitu manusia, sehat sakit, lingkungan dan keperawatan
berdasarkan teori Nightingale. Apa yang berada dalam makalah ini sangat bermanfaat dan berguna
terutama bagi seorang perawat. Teori Nightingale adalah teori yang mengemukakan tentang
lingkungan.

Florence Noghtingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal
sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta
sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan. Teori dari Florence nightingale
sangatlah bermanfaat bagi para perawat terutama pada saat kita merawat pasien. Mungkin pada
saat kita merawat pasien kita melupakan faktor lingkungan di sekitar pasien, padahal lingkungan
sangatlah berpengaruh dalam penyembuhan pasien. Pasien sangatlah membutuhkan kenyamanan
dan ketenangan pada saat dia di rawat. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan
perhatian kita semua.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan paradigma ?

2. Apa yang dimaksud paradigm keperawatan ?

3. Apa yang dimaksud dengan teori ?

4. Kompenen-komponen apa yang terdapat pada teori ?

5. Apa teori Nightingale ?

6. Apa kaitan teori Nightingale dengan paradigma keperawatan ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian paradigma

2. Untuk mengetahui peradigma keperawatan


3. Untuk mengetahui pengertian teori

4. Untuk mengetahui komponen-kompenen yang terdapat pada teori

5. Untuk mengetahui teori Nightingale

6. Untuk mengetahui kaitan teori Nightingale dengan paradigma keperawatan

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu bab I pendahuluan yang terdiri atas latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan. Bab II isi yang terdiri atas komponen
teori yang meliputi konsep, definisi, asumsi, dan fenomena serta konsep utama dari paradigma
keperawatan menurut teori Florence Nightingale yang meliputi manusia, sehat-sakit, lingkungan,
dan keperawatan. Bab III penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran

1.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan melakukan studi pustaka. Dengan
membaca buku-buku yang berhubungan dengan paradigm keperawatan dan teori keperawatan
serta teori keperawatan Nightingale yang dihubungkan pemicu. Kemudian, materi yang telah
didapatkan dikemas dalam satu kesimpulan melalui diskusi dalam kelompok.
BAB II

ISI

2.1 Paradigma secara Universal dan dalam Keperawatan

Secara umum atau universal, dapat diambil pengertian menurut Thomas Kunn (1939) ,
paradigma adalah sebagai model, pola atau pandangan yang dilandasi pada dua karaktersitik, yaitu
penampilan dari kelompok yang menunjukkan keberadaannya terhadap sesuatu yang diyakini dan
terbuka untuk penyelesaian masalah dalam kelompoknya.

Berdasar pada paradigma secara umum, maka paradigm keperawatan adalah suatu cara
pandang yang mendasar atau bagaimana cara melihat, memikirkan, member makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan, dapat berbentuk ilmu,
teori, dan filosofi yang dapat diterima dan diterapkan dalam keperawatan. Paradigm keperawatan
membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori tersebut guna mengembangkan
model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Dengan
demikian paradigm keperawatan member arah kepada perawat untuk menyelesaikan dan mencari
jalan keluar pada suatu masalah yang dihadapinya.

Terdapat empat konsep dasar dalam paradigm keperawatan, yaitu manusia, sehat-sakit,
lingkungan dan keperawatan, yang dalam ini akan dibahas selanjutnya menurut teori F. Nightingale.

2.2 Komponen Suatu Teori Berdasarkan F.Nightingale

2.2.1 Definisi

Definisi Teori dari Florence Nightingale adalah walaupun lingkungan mempunyai kehidupan
sosial, emosional, dana spekfisikal, Nightingale menekankan pada aspek fisiknya. Kesehatan Tetap
sehat dan menggunakan stamina tubuh untuk kebutuhan yang luas. Kesehatan merupakan usaha
menjaga agar tetap sehat sebagai upaya menghindari penyakit yang berasal dari faktor kesehatan
lingkungan. Dimana didalamnya membahas pula gaya yang berperan :

1) Gaya Psikologik : mengembangkan kebutuhan psikologi dasar tubuh dan bagaimana cara tubuh
memperoleh cairan dan elektrolit, akitivitas dan istirahat, sirkulasi dan oksigen, nutrisi dan
penyerapan makanan, perlingdungan, perasaan dan neurologi serta fungsi endokrin.

2) Gaya Konsep Diri : Termasuk di dalamnya dua komponen yaitu fisik diri, yang mengembangkan
indra peraba dan gambaran tubuh serta personal diri yang melibatkan ideal diri, konsistensi diri dan
etika moral diri

3) Gaya Aturan Fungsi : yang ditentukan oleh kebutuhan akan interaksi sosial dan mengacu pada
performa dalam melakukan aktivitas berdasarkan posisinya dalam kehidupan sosial.

4) Gaya Interdependen : mencakup suatu hubungan dengan orang lain yang bertentang dan
mendukung sistem yang membutuhkan pertolongan, kasih saying dan perhatian
2.2.2 Konsep

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.

1) Lingkungan fisik (physical enviroment)

Lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai
efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimana pun dia
berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.

2) Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-
kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.

3) Lingkungan psikologi (psychology environment)

F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress fisik dan
berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual
dapat merangsang semua factor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.

2.2.3 Asumsi

Asumsi utama teori nightingale yaitu, Nightingale percaya bahwa setiap wanita dapat menjadi
perawat tentu dalam pengertian perawatan sebagai wujud tanggung jawab seseorang terhadap
kesehatan.Menurut Nightingale selama perawatannya, klien berada dalam kondisi pasif yang tidak
memengaruhi perawat maupun lingkungan. Nightingale mendefinikan kesehatan sebagai kondisi
sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan
penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan
yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan adalah menjaga agar proses
reparative ini tidak terganggu. Nightingale memfokuskan teorinaya pada lingkungan, namun
lingkungan yang dimaksud disini lebih berkutat pada lingkungan fisik seperti tercermin pada
komponen lingkungan di atas. Nightingale sendiri tidak menyebutkan lingkungan emosional maupun
lingkungan sosial di dalam teori nya , karena teori tersebut memang disesuaikan dengan kodisi pada
masa itu, yaitu masa perang.

2.2.4 Fenomena

Fenomena merupakan sesuatu yang tampak, Fenomena adalah suatu fakta atau peristiwa yang
dapat diamati dan merupakan aspek-aspek yang dapat dirasakan atau dialami. Dalam dunia
keperawatan, fenomena merefleksikan praktik keperawatan karena teori keperawatan berfokus
pada asuhan keperawatan.
2.3 Konsep Utama Paradigma Keperawatan Teori F.Nightingale

2.3.1 Manusia

Manusia mencerminkan tiga komponen, yaitu body, mind, and spirit. Ketiga komponen
tersebut saling berpengaruh dan menjadi satu kesatuan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan
dasar yang harus terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut melipupi kebutuhan bio-
psiko,sosio,spiritual, kultural (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Ners, 2012). Manusia mencari
dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasarnya.

Keperawatan melihat manusia sebagai seorang klien yang menjadi sasaran utama dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pandangan Nightingale
mengenai manusia. Nightingale melihat manusia sama seperti seorang klien. Konsep manusia
menurut Nightingale, yaitu hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya (Yetti, 2014).

Nightingale dikenal dengan teori keperawatannya yang berlandaskan pada lingkungan sekitar
pasien. Lingkungan yang dimaksud oleh Florence, yaitu lingkungan fisik yang meliputi kebutuhan
dasar manusia. Hal ini dikarenakan situasi Nightingale yang berada pada situasi perang. Konsep
manusia dalam keperawatan menjadikan manusia sebagai pusat dalam pemberian asuhan
keperawatan dan landasan dalam praktik/asuhan keperawatan. Manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya dan hal ini dapat mempengaruhi status kesehatannya.

Nightingale telah menginspirasi dunia keperawatan melalui pemikiran-pemikiran hebatnya.


Nightingale beranggapan bahwa setiap manusia merupakan individu yang berbeda. Nightingale
berfokus pada tujuan dalam meningkatkan kesembuhan klien, yaitu lebih bertindak produktif dan
memberikan asuhan keperawatan yang lebih efisien. Hal ini yang menganjurkan perawat untuk
bertanya pendapat klien mengenai asuhan/pelayanan keperawatan yang diberikan sudah sesuai
dengan kondisi klien atau belum. Nightingale menekankan bahwa perawat mengontrol dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan internal dan eksternal klien. Hal ini secara langsung
mengharuskan perawat untuk mampu mengendalikan keinginan pribadi dan perilaku masing-masing
individu. Nightingale menekankan untuk dapat menghargai setiap orang dari berbagai latar belakang
dan tidak menghakimi orang lain.

2.3.2 Sehat-Sakit

Kesehatan adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, dipelajari, dilindungi, dan ditingkatkan.
Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus inverstasi serta modal utama untuk berkarya dan
beraktifitas serta produktif merupakan tujuan hidup manusia. Sehat adalah keadaan seseorang yang
dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai umat manusia sesuai dengan tingkat dan derajat
masing-masing. Sehat yaitu individu yang mampu memanipulasi pengaruh lingkungan tanpa
menimbulkan ketegangan serta tidak menimbulkan ketidak seimbangan pada dirinya. Sehat adalah
adanya keseimbangan komponen-komponen biologis, psikologis, sosial budaya dan spritual individu.

Nightingale mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan baik dan menggunakan semua
kekuatan atau sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup (Alligood dan Tomey, 2010). Nightingale
juga mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya
yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang
dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat
kembali sehat (Asmadi, 2008). Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh berbagai macam dapat
menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun
fungsi tubuh.

Nightingale melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan (reparative process)
(Kusnanto, 2004). Konsep sehat-sakit Nightingale berfokus pada perbaikan untuk sehat. Asumsi
sehat-sakit Nightingale ialah perawatan sebagai wujud tanggung jawab seseorang terhadap
kesehatan. Manfaat teori ini ialah menjadi suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatan
sesudahnya, dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan keperawatan, mendorong
pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan (Asmadi, 2008).

2.3.3 Lingkungan

Lingkungan adalah semua kondisi yang mungkin mempengaruhi klien dan tempatnya
berada, dimana terdapat kebutuhan pelayanan kesehatan.Terdapat hubungan berkelanjutan antara
klien dan lingkungan. Hubungan tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negative pada tingkat
kesehatan manusia dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Selain itu, semua faktor-faktor di rumah,
tempat kerja, atau komunitas juga mempengaruhi tingkat kesehatan klien dan kebutuhan pelayanan
kesehatan.

Dengan pentingnya faktor kondisi lingkungan yang sehat berhubungan dengan status kesehatan
klien. Didalamnya terdapat banyak komponen lingkungan yang penting yang berpengaruh pada
kesehatan, seperti udara segar, air bersih, saluran pembuangan yang efisien, kebersihan, cahaya, dll.
Dengan aspek komponen lingkungan yang paling diutamakan oleh Nightingale ketika melakukan
perawatan terhadap klien yaitu ventilasi yang cukup bagi klien.

Pada Meleis (2006) menyebutkan bahwa konsep Nightingale tentang lingkungan berfokus pada
pelayanan keperawatan dan sarannya, bahwa perawata tidak perlu mengatahui semua tentnag
proses penyakit yang merupakan awal usaha untuk membedakan antara keperawatan dengan
kedokteran, seperti penyediaan udara segar, pencahayaan, kehangatan, sanitasi, ketenangan, dan
nutrisi yang kuat (Nightingale, 1860)

2.3.4 Keperawatan

Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi pada manusia dan


kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat diatas kepentingan sendiri,
menggunakan pendekatan holistic, bentuk pelayanannya bersifat humanistik, dilaksanakan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berpegang pada standar asuhan keperawatan serta
menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntutan utama melaksanakan asuhan keperawatan.
Teori Nightingale dan kaitannya dengan keperawatan, Nightingale merupakan pelopor model awal
keperawatan

2.4 Pengertian Model Konseptual dan Teori Keperawatan

Model konseptual
Model konseptual adalah sekumpulan ide yang menjelaskan dengan menggunakan
visualisasi symbol (dapat berupa kata-kata baik secara lisan maupun verbal, skematis atau
kuantitatif) dan fisik.Model konseptual merupakan sekumpulan konsep dan dalil-dalil umum
yang memberikan perspektif pada konsep utama dari metaparadigma, seperti orang, kesehatan
dan lingkungan. Model konsep juga mencerminkan sekumpulan nilai dan keyakinan sebagai
pernyataan filosofis dan juga pilihan pada pendekatan praktek dan penelitian (Parker, 2001).
Model konsep bersifat lebih sedikit abstrak dibanding dengan metaparadigma dan lebih
abstrak dibanding dengan teori-teori, menawarkan petunjuk untuk mencoba keperawatan
namun bukan arahan yang jelas. Model konseptual juga disebut dengan ”Kerangka Konseptual
atau Sistem”.Tujuan tiap model konseptual adalah sebagai rujukan yang nyata bagi perawat
untuk mengamati dan menafsirkan suatu fenomena. Contoh model konseptual antara
lain Johnson's Behavioral System Model, King's Konseptual system, Levin's Conservation
Model, Neuman's System Model, Orem's Self-care Frame Work, Rogers's Science Of Unitary
Human Beings, dan Roy's Adaptation. Model konseptual keperawatan telah memperjelas
spesifikasi area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep
yaitu Manusia, Lingkungan, Kesehatan, dan Keperawatan.
Teori
Teori adalah kumpulan konsep-konsep, defenisi dan usulan yang memproyeksikan
sebuah pandangan sistematis atas fenomena dengan merancang hubungan-hubungan khusus
diantara konsep-konsep untuk keperluan penggambaran, penjelasan, perkiraan dan atau
mengendalikan fenomena. Teori keperawatan merupakan pernyataan yang terorganisir dan
sistematik dan berhubungan dengan pertanyaan didalam displin keperawatan. Menurut Power
& Knapp (1995) dalam Sell & kalofissudis (2008), teori keperawatan adalah penyataan yang
menjelaskan, menggambarkan atau memprediksi hubungan antar konsep yang sistematik dan
terorganisir tentang beberapa fenomena. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori,
yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.

a. Meta-theory (level 4)
Meta-theory adalah tingkatan yang paling abstrak dari semua level teori. Isu dari teori ini
berhubungan dengan mengarahkan pada pencarian jawaban dari sebuah pertanyaan ilmiah
(Higgins& Moore, 2004). Meta-theory berhubungan dengan isu-isu ilmiah dan di kenal dengan
filsafat ilmu, yang memfokuskan pada pengujian dari sebuah ilmu, proses dan hasil produknya.
Teori ini menghasilkan dasar dari ilmu pengetahuan.
Teori ini mempunyai manfaat bagi ilmuwan dan praktisi keperawatan. Teori ini juga
digunakan untuk menjawab pertanyaann yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan.
Contoh pada kasus-kasus menjelang ajal dan kematian, studi ilmiah akan mencari jawaban
tentang perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi pada kematian. Akan tetapi, studi ilmiah
diperlukan untuk menjawab pertanyaan,”Apakah kematian itu adalah sebuah proses atau
sebuah hasil ?”. Sebagai teori yang paling kuat/kokoh diantara semua level teori, Meta-
theory dalam ilmu keperawatan berfungsi mengungkapkan sebagian dari isu-isu yang
ditujukan melalui proses :
1) Klarifikasi hubungan antara ilmu keperawatan dan praktek.
2) Mendefinisikan, mengembangkan, dan menguji teori.
3) Menciptakan dasar ilmu dari keperawatan, dan
4) Memeriksa dan menginterpretasikan pandangan dasar filosofi dan hubungannya dengan
keperawatan.
b. Grand theory (level 3)
Teori keperawatan grand theory adalah paradigma umum tentang ilmu keperawatan (
Higgins & Moore,2004). Teori ini bersifat formal, merupakan sistem teori yang bersifat
abstrak dari kerangka disiplin keilmuan.
Grand theory memerlukan spesifikasi lebih lanjut dalam banyak kasus, serta pemisahan
pernyataan-pernyataan teoritisnya supaya bisa diuji dan dibuktikan secara teoritis. Para
ahli grand theory menyatakan rumusan-rumusan teoritis mereka pada tingkat abstraksi yang
sangat umum, dan sering dijumpai kesulitan-kesulitan mengaitkan rumusan-rumusan itu
dengan realitas. Sifat abstraknya ini mengakibatkan, grand theory terkadang sulit dipahami
oleh perawat dan orang yang awam.
Menurut Higgins & Moore (2004), grand theory mempunyai kontribusi yang signifikan
dalam keperawatan, antara lain yaitu:
1) Memberikan batasan-batasan sehingga keperawatan dapat mempunyai identitas dalam
keberadaannya.
2) Selain itu, grand theory juga mempunyai kontribusi untuk memberikan perspektif sejarah
keperawatan, keadaan waktu itu,
3) Memberikan gambaran bagaimana para pencipta mengembangkan teori, juga filosofi mereka
mendasari ilmu keperawatan, pendidikan mereka serta prespektif terhadap praktek
keperawatan.
Contoh dari ilmuwan yang menemukan grand theory adalah Florence Nightingale dan
temuannya merupakan grand theory pertama yang tertulis dalam perkembangan ilmu
keperawatan,Martha Rogers dan Margaret Newman. Grand theory merupakan landasan
dari middle range theory. Contoh: Teori self care deficit adalah middle range
theory sementara self care adalah grand theory-nya.
c. Middle range theory (level 2)
Menurut Higgins & Moore (2004) sejarah perkembangan dari middle theory termasuk
baru dalam ilmu keperawatan. Sama halnya dengan grand theory, middle-range
theory menjelaskan mengenai dunia empiris dalam keperawatan, tetapi hal itu lebih spesifik
dan sedikit formal dibanding grand teory yang lebih abstrak. Middle range
theory membutuhkan diskusi tentang“what it is” dan “what comes before and after in its
range”.
Middle range theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan
kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range
theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktek, cukup umum pada
campuran populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan
praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, middle grand
theory dapat diuji dalam pemikiran empiris. Contohnya adalah perspektif manusia dipandang
dalam teori Roy adalah sebuah sistem yang adaptif.
d. Micro theory (practice theory)
Micro range theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal dan bersifat sementara
dibandingkan tingkatan teori lainnya. dan sangat terbatas dalam hal waktu dan lingkup
aplikasinya (Higgins & Moore 2004). Meskipun biasanya menggunakan pendekatan penilaian,
para ilmuan dan praktisi selalu memberikan gambaran, mengorganisir dan melakukan test
terhadap ide-ide mereka.Micro range theory memiliki dua tingkatan, yaitu higher
level dan lower level.
Micro range theory pada higher level sangat dekat hubungannya dengan middle range
theory,tetapi terdiri dari satu atau dua konsep-konsep utama dan frekuensi aplikasinya dibatasi
dengan sebuah kejadian. Contohnya teori yang ada hubungannya dengan perawatan luka
dekubitus atau perawatan kateter.
Micro range theory pada lower level didefinisikan sebagai satu set hipotesa kerja
atauproposisi. Para ilmuan dan praktisi menggunakan proposisi kerja secara sementara,
menjelaskan atau melakukan test hipotesa kerja yang ada kaitannya dengan kesehatan sebagai
hasil interaksi antara manusia dan lingkungan.

2.5 Tujuan teori keperwatan nightingale

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin di capai diantaranya:

2.5.1 Adanya teori keperawatan di harapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-
kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model
praktik keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.

2.5.2 Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk mememahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuahan keperwatan kemudian dapat memberikan dasar
dalam penyelesaian berbagai permasalahan keperawatan.

2.5.3 Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuaan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan
tindakan dapat dipertimbangkan.

2.5.4 Adanaya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filossofi
keperawatan sehingga pengetahauan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus
bertambah dan berkembang.

Anda mungkin juga menyukai