Disusun Oleh:
Kelompok 2 Ners TK 1B
Dosen Pengampu:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyesaikan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang memberikan
bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin Ya Robbal Alamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….................
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….
A. Latar Belakang…………………………………………………............................
B. Rumusan Masalah………………………………………………...........................
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….............
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………...................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh setiap manusia. Oleh
sebab itu maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World
Health .)Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai
koordinatorkesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan
oleh PBB pada 7 April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan untuk mulai
8 November 2006. Menurut WHO (1947) sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO,1947). Definisi WHO tentang sehat memiliki karakteristik
berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman danMandel. 1994) :
Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh,melihat sehat dengan
mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, dan penghargaan terhadap pentingnya
peran individu dalam hidup. Tidak hanya organisasi kesehatan saja didirikan untuk
memajukan kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi.
Selain itu, peningkatan kehidupan karena kebutuhan masyarakat serta kebutuhan
kesehatan dan kebijakan. Keperawatan berespon dan beradaptasi terhadap perubahan,
menghadapi tantangan baru yang timbul. Keperawatan sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga
2000 secara keseluruhan jumlah mendominasi tenaga Kesehatan yang ada, dimana 1000
memberikankonstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu
kesatuan yangrelatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu
profesibentuk pelayanan profesional yang sesuai dengan standart memperhatikan kaidah
etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima olehmasyarakat dengan
baik. Prdari sayakepe rawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori 1000 yang
sudah dimunculkan.
Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep 2000 merupakan ideuntuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model 2000-an. Teori adalah sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa atau kejadian yang tidak sadar fakta-fakta yang telah di observasi
tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud Teori Keperawatan
adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai konser Teori
yang digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam 2000,dan model
konsep 2000 digunakan dalam menentukan model praktek 2000-an.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang akan dibahas,
yaitu:
1. Apa itu teori Florance Nightingale?
2. Apa itu teori dari Virginia Henderson?
3. Apa itu teori dari Orem?
4. Apa itu teori dari Calista Roy?
5. Apa itu teori dari Jean Watson?
6. Apa itu teori dari Imogene King?
7. Apa itu teori dari Leininger?
8. Apa itu teori dari Betty Neuman?
9. Apa itu teori dari Peplau?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penulisan yang akan dibahas,
yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami teori dari Florance Nightingale.
2. Untuk mengetahui dan memahami teori dari Virginia Henderson.
3. Untuk mengetahui dan memahami teori dari Orem.
4. Untuk mengetahui dan memahami teori dari Calista Roy.
5. Untuk mengetahui dan memahami teori dari Jean Watson.
6. Untuk mengetahui dan memahami teori dari Imogene King.
7. Untuk mengetahui dan memahami teori dari Leininger.
8. Untuk mengetahui dan memahami teori dari Betty Neuman.
9. Untuk mengetahui dan memahami teori dari Peplau.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori lingkungan Nightingale diakui secara global dan banyak digunakan oleh
perawat untuk membantu pasien dalam penyembuhan dengan cara yang alami (Iram,
2018). Beberapa asumsi yang diungkapan Nightingale adalah: (Kamau et al., 2015).
1) Perawat dididik dan dilatih di bidang perawatan pasien.
2) Perawat berfokus pada lingkungan dan bagaimana memanipulasinya untuk
menempatkan pasien dalam kondisi terbaik agar mencapai kesehatan dan
penyembuhan.
3) Lingkungan sangat penting bagi kesehatan pasien.
4) Perawatan dan pengobatan terpisah.
5) Keperawatan adalah ilmu dan seni.
2) Cahaya
Secara khusus, Nightingale mengidentifikasi sinar matahari langsung sebagai
salah satu kebutuhan bagi pasien. Nightingale menjelaskan bahwa cahaya
memiliki efek nyata bagi tubuh untuk mencapai efek menguntungkan dari sinar
matahari, para perawat diinstruksikan untuk menggerakkan dan memposisikan
pasien untuk mengekspos mereka terhadap sinar matahari (Alligood, 2017;
Pirani, 2016).
3) Kebersihan
Nightingale mencatat bahwa lingkungan yang kotor (lantai, dinding, seprai, dan
kapet) adalah sumber infeksi dari bahan organik yang dikandungnya. Bahkan
meskipun lingkungan berventilasi baik, kehadiran bahan organik dapat
menciptakan area kotor. Oleh karena itu, penanganan dan pembuangan kotoran
tubuh dan limbah yang tepat diperlukan untuk mencegah kontaminasi
lingkungan. Nightingale menganjurkan pasien menjaga kebersihan tubuh
dengan mandi setiap hari dimana pada masa itu praktik ini bukan hal yang biasa.
Dan mengharuskan perawat menjaga kebersihan setiap hari, mencuci tangan,
mengganti baju dan linen. Konsep ini menyimpan makna khusus untuk
perawatan pasien individu, dimana sangat penting dalam meningkatkan status
kesehatan masyarakat yang tinggal di dalam kondisi lingkungan yang sesak dan
bermutu rendah, dengan penanganan limbah yang memadai dan akses yang
terbatas pada air murni (Alligood, 2017).
4) Diet
Para perawat diintruksikan untuk tidak hanya menilai asupan makanan, tetapi
juga jadwal makan dan efeknya pada pasien. Nightingale percaya bahwa pasien
dengan penyakit kronis bisa kekurangan asupan makanan yang tidak disengaja,
dan perawat diharapkan bisa memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan baik
(Alligood, 2017; Kamau et al., 2015).
5) Kebisingan
Menurut Nightingale perawat perlu menilai kebutuhan terhadap ketenangan dan
mempertahankannya. Kebisingan diciptakaan oleh kegiatan fisik di daerah
sekitar kamar pasien dan harus dihindari karena dapat mengganggu pasien.
a. Manusia
Henderson melihat manusia individu yang mengalami perkembangan rentang
kehidupan yang dalam meraih kesehatan, kebebasan, dan kematian yang damai
membutuhkan orang lain. Ia melihat bahwa pikiran dan tubuh manusia adalah satu
komponen yang tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu Ia membagi kebutuhan dasar
manusia itu menjadi 14 komponen penanganan perawatan, dimana kebutuhan dasar
manusia itu diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu komponen kebutuhan
biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Di antaranya yaitu:
i. Biologis
Bernapas secara normal.
Makan dan minum dengan cukup.
Membuang kotoran tubuh.
Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
Tidur dan istirahat.
Memilih pakaian yang sesuai.
Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.
Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen.
Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
ii. Psikologis
Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
iii. Sosiologis
Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
iv. Spiritual
Beibadah sesuai dengan keyakinan.
b. Keperawatan
Dalam menjalankan fungsinya penanganan keperawatan didasari oleh 14 kebutuhan
dasar manusia (independence). Untuk membantu individu yang sakit maupun sehat
untuk mendapatkan kembali pemulihannya yang tujuannya ialah kebebasan.
c. Kesehatan
Dalam mendapatkan kesehatan manusia perlu memiliki kesadaran dan
pengetahuan dalam meningkatkan kualitas hidup lebih baik yang menjadi dasar
manusia berfungsi bagi kemanusiaan karena mencegah lebih baik daripada
mengobati penyakit. Agar manusia mendapatkan kesehatannya maka diperlukan
kemandirian dan saling ketergantungan.
Lingkungan
d. Lingkungan adalah salah satu yang harus di perhatikan karena lingkungan sekitar
adalah cerminan pola kehidupan manusia dan merupakan faktor yang memiliki
pengaruh besar bagi kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam lingkungan
yaitu:
Manusia harus mampu menjaga lingkungan sekitarnya agar tetap dalam
kondisi sehat.
Perawat dituntut mampu menjaga pasien dari cedera mekanis.
Sebagai seorang perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang
kesehatan, kebersihan, dan keamanan lingkungan.
Perawat harus mampu membuat observasi secara menyeluruh terhadap
seorang pasien dengan tepat agar hasilnya dapat membantu dokter dalam
memberikan resep.
Dalam menjalankan tugasnya perawat harus memiliki ketelitian agar dapat
meminimalkan peluang terjadinya kecelakaan atau luka dikarenakan sarana
kontruksi bangunan dan pemeliharaannya.
Dalam menjaga keselamatan yang lebih bagi seorang pasien maka perawat
harus memiliki pengetahuan tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan
untuk memperkirakan adanya ancaman. (Hidayat, 2007)
Kelemahan
a. Model dan teori Henderson hanya mendasarkan segala tugas perawat hanya pada
fokus akan salah satu pihak yaitu pada penyembuhan atau pemulihan secara fisik
saja.
b. Teori Henderson mengungkapkan segala komponen dasar manusia, Hubungan
antara pasien dan perawat, pendekatan dengan berbagai tahapan, bahkan
pengaplikasian teori tersebut hanya berfokus pada terwujudnya kemandirian pasien.
c. Model dan teori dasar keperawatan dalam teori Virginia Henderson hanya di
berfokus pada 14 komponen kubutuhan dasar manusia yang Ia ungkapkan.
d. Pada teori Virgina Henderson tidak memuat tentang adanya riwayat kesehatan
seperti: riwayat kesehatan sekarang,riwayat kesehatan masa lalu,keluhan pasien.
e. Ketidaksesuaian pada butir sebelumnya menyebabkan ketidaksesuaian
pencantuman riwayat kesehatan keluarga dalam kemampuan menghindari bahaya
dan trauma pada lingkungan dalam pengkajian dan pendekatan teori Virginia
Henderson.
Teori self-care deficit. Bila individu mampu memenuhi tuntutan self care,
kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri akan terpenuhi, tetapi bila tuntutan lebih
besar dari kemampuan, akan terjadi ketidakseimbangan yang disebut self-care
deficit.
Lima area aktivitas untuk praktik keperawatan. Pertama, membina dan memelihara
hubungan dengan individu, keluarga dan kelompok sampai pasien mampu untuk
merawat dirinya. Kedua, menentukan kapan dapat dibantu. Ketiga memberikan
respons terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan pasien untuk bantuan
perawat. Keempat, memberikan dan mengatur bantuan langsung. Kelima,
koordinasi dan integrasi keperawatan dengan pasien, sosial kultural dan edukasinya
(Kusnanto, 2007).
Teori ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang terapeutik sesuai dengan
kebutuhan. Perawatan diri sendiri menjadi suatu langkah awal yang dilakukan oleh
individu, yang berlangsung secara berkelanjutan sesuai keadaan dan keberadaannya,
keadaan sehat dan kesempurnaan. Perawatan mandiri adalah perilaku yang
dipelajari dan dipengaruhi oleh metaparadigma individu, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.
Teori Calista Roy yang dikenal dengan model adaptasi Calista Roy merupakan teori
model keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan
kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu merubah
perilaku yang inefektif. Dalam Teori Calista Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai
makhluk holistik yang berinteraksi secara konstan dengan perubahan lingkungan sebagai
sistem adaptif sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, output, dan proses
umpan balik (Hartanti, 2014)
Konsep Calista memiliki empat konsep sentral yang meliputi : manusia, lingkungan,
kesehatan, dan keperawatan (Hartanti, 2014). Empat elemen tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem, yaitu:
1. Manusia
Dalam teori Calista Roy mendefinisikan manusia merupakan fokus utama dalam
keperawatan, penerima asuhan keperawatan, sesuatu yang hidup menyeluruh
(kompleks), sistem adaptif dengan proses internal (kognator dan regulator) yang
aplikasinya dibagi dalam empat komponen adaptasi (fisiologi, konsep diri, fungsi
peran, dan interdependensi). Teori Calista Roy mengemukakan bahwa manusia
sebagai sebuah sistem adaptif yang meliputi:
1) Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi, dan sosial yang berinteraksi
dengan lingkungan secara terus-menerus.
2) Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi
perubahan-perubahan biopsikososial. Manusia sebagai sistem adaptif, dapat
digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai masukan
(input), kontrol, keluaran (output), dan proses umpan balik (feedback) (Nurjanah,
2017).
Gambar 2.1 Model Konseptual Calista Roy
a) Masukan (input)
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur, atau
secara subjektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar.
Perilaku ini merupakan umpan balik dari sistem. Calista Roy dalam teorinya
mengidentifikasi output sistem sebagai respons adaptif atau respons yang
maladaptif. Respons adaptif dapat meningkatkkan integritas seseorang yang
secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang mampu memenuhi tujuan
hidup, berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi, dan menjadi
manusia yang berkualitas. Sedangkan respons maladaptif merupakan perilaku
yang tidak mendukung tujuan seseorang (Hartanti, 2014).
d) Efektor
Fungsi fisiologis yang berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Calista Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan
integritas dan bagaimana proses adaptasi dilakukan untuk mengatur sembilan kebutuhan fisiologis
tersebut, yaitu oksigenasi, cairan dan elektrolit, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, fungsi
sistem endokrin, integritas kulit, sensori/indra dan fungsi neurologis (Hartanti, 2014).
(2) Konsep Diri
Konsep diri berupa seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu
dalam satu waktu tertentu, berupa persepsi dan partisipasi terhadap reaksi
orang lain serta tingkah laku langsung. Konsep diri menurut Calista Roy
terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self. The
physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan
dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Sedangkan the personal
self, berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral-etik, spiritual, dan
perasaan cemas diri orang tersebut.
(3) Penampilan Peran
Kesehatan dipandang sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan
integrasi secara keseluruhan. Sehat merupakan cermin dari adaptasi yang merupakan
interaksi manusia dengan lingkungan. Definisi kesehatan menurut Calista Roy lebih
dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi baik. Sehat bukan
berarti tidak terhindarkan dari kematian, penyakit, ketidakbahagiaan, dan stress akan
tetapi merupakan kemmpuan untuk mengatasi masalah tersebut dengan baik
(Hartanti, 2014).
Proses adaptasi termasuk fungsi holistik (bio-psiko-sosio-spiritual) untuk
mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses
adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan dua bagian proses. Bagian
pertama dari proses ini dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal dan
eksternal yang membutuhkan sebuah respons. Perubahan-perubahan tersebut adalah
stressor-stressor atau stimulus fokal dan di tengahi oleh faktor-faktor konstektual dan
residual. Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress,
bagian kedua dari stress adalah mekanisme koping yang merangsang menghasilkan
respons adaptif dan inefektif. Melalui adaptasi energi individu dibebaskan dari upaya-
upaya koping yang tidak efektif dan dapat digunakan untuk meningkatkan integritas,
penyembuhan, dan meningkatkan kesehatan. Integritas menunjukkan hal-hal yang
masuk akan yang mengarah pada kesempurnaan atau keutuhan.
4. Keperawatan
Teori Calista Roy (1983) secara spesifik menggambarkan keperawatan sebagai ilmu
dan praktik dari peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai tujuan
untuk mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan dianggap sebagai ilmu
dan praktik meningkatkan adaptasi agar individu dan kelompok dapat berfungsi
secara holistik melalui aplikasi proses keperawatan untuk mempengaruhi kesehatan
secara positif. Model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih spesifik
perkembangan ilmu keperawatan dan
praktik keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan yang terdiri dari
tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan (Hartanti, 2014).
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan respons adaptif individu dengan
lingkungan dengan menggunakan empat cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan interdependensasi. Dorongan terhadap
peningkatan integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan manusia,
kualitas hidup, dan kematian dengan damai.
Pada tahun1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New York,Dr.
Montag sebagai ketua, dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan padatahun 1961. Pada
tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa pascasarjana
dan menerbitkan teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981). Dr. King dikenal
pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan. Dr.
Kingmemiliki artikel berjudul Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit
oleh Dr. Rogers.
Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981yaitu : Toward a theory
for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-1966), A Theory for Nursing:
System, Concept, Process (1981),Curriculum and Instruction In Nursing (1986).
1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistemterbuka, mampu
berinteraksi, mengubah energi, dan informasi denganlingkungannya. Individu merupakan
anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon
yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami
dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri,
pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi.
Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konseptentang peran, interaksi,
komunikasi, transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih
spesifik terhadap interaksi perawat – klien:
Implicit:
1. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.
2. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam pengambilankeputusan.
Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan Proposisi berikut, yang
memperlihatkan dan menggambarkan hubungan konsep-konsep King.
Add caption
Pengkajian :
Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang, waktu,
komunikasi, interaks, transaksi, stress dan koping.
Persepsi
Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada pasien untuk
melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani
aktivitasnya sehari – hari. Lakukan Pendidikan Kesehatanterhadap pasien MCI dalam proses
interaksi, transaksi, peran pasien untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari. Yang mana
dalam hal ini dapat mencegahtimbulnya nyeri dada kembali. Dengan pengembangan
pengkajian danmenerapkannya pada penegakkan diagnosa, pemberian informasi pada
setiapintervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi hasil, maka pencapaian tujuan
pasien dapat dicapai.
Sumber Teori
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang
dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia”
( General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui
penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul
“Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing ) yang
berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment).Konsep utama dari teori Goal
Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986).
Teori King memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-
lain.Teori King sangat ideal untuk dikembangkan pada saat sekarang dimana informasi dan
komunikasi yang berkembang begitu cepat. Teori ini berkembang secara deduktif yaitu
diidentifikasi masalah, lalu mengidentifikasi teori terkait, kemudian dibuat pertanyaan
penelitian yaitu bagaimana komunikasi bisa terjadi bila menggunakan bahasa yang universal,
memilih dan mendefinisikan konsep/variabel dari pertanyaan penelitian.
Teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan universality, atau yang lebih
dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan,
dan pelayanan kesehatan berbasis budaya, serta di dalam teorinya membahas
khusus culture, culture care, diversity, universality, ethnohistory. Tujuan penggunaan
keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang
humanis, sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan
universal.
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma,
carahidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir,
membuatkeputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai
yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi
atau memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan kesejahteraannya,
memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau kematian.
3. Diversity
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan
asuhan keperawatan.;
6. Ethnohistory
1. Riset (Research)
2. Edukasi (Education)
3. Kolaborasi (Colaboration)
Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang dikelilingi oleh lingkaranterpusat. Pusat
diagram dari lingkaran menghadirkan faktor kehidupan dasaratau sumber energi klien. Inti
struktur ini terdiri dari faktor kehidupan dasaryang umum untuk seluruh anggota organisme.
Seperti sebagai faktor bawaanatau genetik.
Lines of Resistance :
Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur inti dasar disebut
garis pertahanan, lingkaran ini menyediakan sumber-sumber yang membantu klienme
mpertahankan melawan suatu stressor. Sebagai contoh adalah respon systemimun
tubuh. Ketika garis pertahanan efektif, klien dapat menyusun systemkembali. Jika
tidak efektif maka kematian dapat terjadi. Jumlah pertahananstressor ditentukan oleh
interrelationship kelima variable sistem klien.
Normal line defence :
Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar lingkaran padat. Hal
itumenghadirkan suatu keadaan stabil untuk individu atau system. Itu dipeliharadari
waktu ke waktu dan melayani sebagai suatu standar untuk mengkaji penyimpangan
dari kebiasaan baik klien. Itu semua meliputi variabel system
dan perilaku seperti kebiasaan pola koping seseorang, gaya hidup, dan tahap perkemb
angan. Pelebaran dari garis normal merefleksikan suatu peningkatankeadaan
sehat, pengecilan, suatu penyusutan keadaan kesehatan.
Untuk mencapai tujuan dari hubungan interpersonal tersebut maka harus melalui
penggunaan step-step atau fase-fase sebagai berikut:
1. Fase Orientasi
Pada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing. Pertemuan diawali oleh
pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat dan klien malakukan kontrak awal
untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data. Pada fase ini yang
paling penting adalah perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan
keluarganya dalam menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama mengenali,
memperjelas dan menentukan masalah untuk ada setelah masalah diketahui, diambil
keputusan bersama untuk menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat sebagai
fasilitator dapat merujuk klien ke ahli yang lain sesuai dengan kebutuhan
2. Fase Identifikasi
Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini pasien merespons
secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap pasien
mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini.
Respons pasien terhadap perawat:
3. Fase Eksploitasi
Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk alternatif pemecahan
masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan dari pasien. Pasien
mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien
mulai menerima informasi-informasi yang diberikan padanya tentang penyembuhannya,
mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat,
mendengarkan penjelasan-penjelasan dari perawat dan sebagainya.
4. Fase Resolusi
Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus pada fase ini
mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase ini perlu untuk
mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien berusaha untuk melepaskan rasa
ketergantungan kepada tim medis dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar
mampu menjalankan secara sendiri
Peran Perawat
1. Pendidik
2. Nara Sumber
Peran perawat sebagai nara sumber yaitu perawat memberikan informasi-informasi yang
lengkap yang dibutuhkan oleh pasien. Baik informasi mengenai administrasi rumah sakit
maupun tindakan medis yang akan dijalani oleh pasien
3. Penasehat
4. Pemimpin
Peran sebagai pemimpin yaitu perawat yang berperan sebagai ketua dalam suatu tim kerja
perawat. Yang mengatur tugas perawat-perawat yang masuk dalam timnya
5. Ahli teknik
Peran perawat sebagai ahli teknik yaitu bertugas untuk memperbaiki alat-alat
keperawatan yang rusak
6. Pengganti
Peran perawat sebagai pengganti maksudnya perawat bertugas mengganti jika saja ada
perawat yang tidak bisa melaksanakan tugasnya karena sesuatu hal
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
link, Get, et al. 3 Konsep Model Florence Nightingle Dan Hubungannya Dengan Teori
Lainnya (the Environmental Theory). www.erwinedwar.com/2018/06/3-konsep-
model-florence-nightingle-dan.html. Accessed 5 Nov. 2022.
Model Konsep Keperawatan Virginia Henderson. http://eprints.umm.ac.id/45879/3/BAB
%20II.pdf.. Accessed 5 Nov. 2022.
https://www.academia.edu/34922646/
TEORI_DAN_MODEL_KEPERAWATAN_BETTY_NEUMAN
https://mediaperawat.id/teori-model-madeleine-leininger/
Sagar, Priscilla Limbo. (2014). Transculural Nursing Education Strategies. United States: