Kelompok 6
2022
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...
C. Tujuan……………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah yang berjudul “Konsep Iman kepada Allah” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata Kuliah Akidah Aklak. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah Iman kepada Allah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang
akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
Iman kepada Allah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Iman kepada Allah ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyusun
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta beserta isinya, termasuk manusia, merupakan bukti adanya
Sang Pencipta sekaligus sebagai pengaturnya. Setiap muslim pasti mengakui bahwa
Allah-lah Maha Pencipta dan Pengatur segala sesuatu. Pengakuan tersebut merupakan
salah satu wujud keimanan seseorang. Bagi seorang muslim, keimanan kepada Allah
merupakan unsur iman yang paling penting. Wajib bagi seorang muslim mempercayai
Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Bagaimana cara mempercayai adanya Allah dan
kekuasaan Allah?
Manusia tak mungkin mampu melihat wujud Allah secara langsung, karena
dalam sebuah kisah di Al-Qur’an, ketika Allah menampakkan diri kepada gunung pun,
gunung tersebut luluh dan hancur. Seorang Nabi, yaitu Musa pun tak mampu
menyaksikan Allah secara langsung. Allah memberikan petunjuk kepada manusia
untuk memahami Dzat Allah melalui ayat-ayat Al-Qur’an beserta tanda-tanda di alam
semesta.
Pada dasarnya manusia memerlukan bekal untuk mengarungi kehidupan di
dunia maupun akhirat. Iman merupakan bekal utama bagi seseorang untuk
menentukan arah kehidupannya. Hidup tanpa dilandasi iman ibarat orang tersesat.
Orang tersesat tidak mengerti arah mata angin dan tidak tahu ke mana harus
melangkah. Betapa pentingnya masalah keimanan ini sehingga sebagai muslim kita
semua harus betul-betul memahami hakikat iman, cara beriman, dan kepada siapa kita
harus beriman.
Secara harfiah iman berarti percaya, sedangkan menurut istilah, iman berarti
percaya dan meyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan, dan
membuktikan dengan perbuatan. Tanda-tanda keimanan dalam diri seseorang dapat
terlihat dari amal perbuatan yang dikerjakan karena kepribadian diri seseorang
merupakan pancaran dari iman yang ada di dalam diri seseorang. Iman kepada Allah
Swt. merupakan pokok dari seluruh iman yang tergabung dalam rukun iman. Dengan
demikian, keimanan kepada AllahSwt. harus tertanam dengan benar kepada diri
seseorang. Sebab jika iman kepada Allah Swt. tidak tertanam dengan benar,
kekeliruan ini akan berlanjut terhadap keimanan kepada malaikat, kitab, rasul, hari
kiamat, serta qadla’ dan qadar-Nya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang Iman kepada Allah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian iman kepada Allah SWT?
2. Apa saja tanda-tanda adanya Allah SWT?
3. Bagaimana sifat-sifat Allah SWT dalam Al-Quran
4. Bagaimana cara meningkatkan iman kepada Allah SWT?
5. Bagaimana perilaku yang mencerminkan keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman kepada Allah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada Allah SWT.
2. Untuk mengetahui tanda-tanda adanya Allah SWT.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat Allah SWT dalam Al-Quran
4. Untuk mengetahui cara meningkatkan iman kepada Allah SWT.
5. Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan keyakinan akan sifat-sifat
Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya : Iman dalah percaya dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan
mengerjakan dengan anggota badan (HR. Thobroni)
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah,
maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan
merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah
sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia
Jika ada seseorang yang hanya meyakini dalam hati terhadap keberadaan
Allah Swt., tetapi tidak membuktikannya dengan amal perbuatan serta ikrar
dengan lisan, berarti keimanannya belum sempurna. Ketiga unsur keimanan
tersebut memang harus terpadu tanpa bisa dipisahkan. Iman kepada Allah Swt.
juga merupakan rukun iman yang pertama dan utama. Umar bin Khattab
menjelaskan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Iman ialah bahwa engkau
beriman kepada Allah Swt., kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya,
kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat, kepada qadar yang baik dan yang
buruk.” (H.R. Muslim). Berdasarkan hadis tersebut, sebelum kita mengimani
kepada yang lain, harus memiliki keteguhan iman kepada Allah Swt. Allah Swt.
adalah Tuhan yang menciptakan, mengadakan, dan menghancurkan ciptaan-Nya.
Kita sebagai makhluk-Nya harus beribadah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Menurut istilah, iman
adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
tindakan (per-buatan). Dengan demikian, iman kepada Allah dapat diartikan dengan
membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat
keagungan dan kesempurnaan-Nya. Selanjutnya, pengakuan ini diikrarkan dengan lisan,
serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna jika
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Jika seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal
perbuatan, orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Hal ini
karena ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat dipisahkan.
Seseorang yang meyakini Allah Swt. sebagai Tuhannya, ia setiap saat menyadari
bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya pasti diketahui oleh Allah Swt. Dengan
demikian, orang tersebut selalu berusaha agar yang ia kerjakan mendapatkan keridaan di
sisi-Nya. Hal ini karena keimanan kepada Allah Swt. harus meliputi tiga unsur, yaitu
keyakinan dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pembuktian dengan anggota badan.
Jika ada seseorang yang hanya meyakini dalam hati terhadap keberadaan Allah
Swt., tetapi tidak membuktikannya dengan amal perbuatan serta ikrar dengan lisan,
berarti keimanannya belum sempurna. Ketiga unsur keimanan tersebut memang harus
terpadu tanpa bisa dipisahkan.
B. Saran
Dengan memahami sifat-sifat Allah kita akan lebih mengenali Allah dan
menambah iman kita. Selain itu, kita juga dapat merasakan adanya Allah melalui
fenomena alam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jaza’iri, Abu Baker Jabir, Syeikh. 2009. Minhajul Muslim Pedoman Hidup Ideal
Seorang Muslim. Solo: Insan Kamil.
Baiquni, Achmad. 2006. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta:
PT Dana Bakti Wakaf.
Nuryaningsih, Siti. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.