Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN MATERI

NEGOSIASI
Untuk kelas X IPA 1, X IPA 2 dan X IPA 3
Guru Mata Pelajaran: Risdalita, S.Pd.

Negosiasi merupakan kegiatan mendiskusikan sesuatu hingga mencapai kesepakatan.


Orang yang melakukan negosiasi disebut negosiator. Negosiasi tidak dapat dilakukan hanya
satu pihak, negosiasi dapat dilakukan jika terdiri dari beberapa pihak. Dalam bernegosiasi,
seseorang dapat melakukannya secara lisan dan juga tulisan.
Negosiasi lisan seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk
negosiasi lisan adalah kegiatan tawar-menawar. Beberapa contoh proses negosiasi lisan
adalah negosiasi pembelian tanah, pembelian rumah, perencanaan liburan, penjurian suatu
lomba, dan lain-lain. Keberhasilan negosiasi lisan ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya
kelogisan dalam memberikan alasan, kesantunan berbicara, serta kata-kata yang bersifat
persuasif. Negosiasi dikatakan berhasil manakala kedua belah pihak mencapai kesepakatan
dan tidak ada salah satu pihak pun yang dirugikan.
Selain negosiasi lisan, negosiasi juga dapat dilakukan secara tulis, yakni menggunakan
alat tulis sebagai medianya. Negosiasi tulisan biasanya berbentuk surat-surat niaga (dagang)
yang dikirimkan oleh perorangan ke perusahaan, atau perusahaan ke perusahaan. Adapun
jenis-jenis surat niaga adalah surat penawaran barang/jasa, surat permintaan penawaran,
surat pemesanan barang, dan surat pengiriman barang. Keberhasilan negosiasi tulis juga
terletak pada kesepakatan. Kesepakatan dapat dicapai manakala seorang mampu menulis
surat niaga secara singkat, persuasif, dan informatif.
Pada bahasan ini, surat niaga yang akan dipelajari adalah surat penawaran
barang/jasa. Surat penawaran barang/jasa adalah surat yang berisikan penawaran
barang/jasa yang ditujukan kepada seseorang ataupun perusahaan. Barang-barang yang
biasa ditawarkan melalui surat penawaran adalah barang-barang elektronik, alat tulis kantor,
sarana sekolah, buku pelajaran, dan lain-lain. Sedangkan jasa yang biasa yang biasa
ditawarkan melalui surat penawaran adalah jasa pengiriman barang, servis elektronik,
pencucian barang, dan lain-lain.
Sebelum Anda belajar menulis surat penawaran, Anda harus mengetahui bagian-
bagian surat penawaran. Adapun bagian-bagian tersebut sebagai berikut:
1. Kop surat, bagian ini merupakan pembeda antara surat resmi dan surat pribadi. Kop surat
berfungsi sebagai identitas suatu perusahaan. Unsur-unsur yang wajib ada dalam kop
surat adalah nama perusahaan (ditulis dengan huruf kapital), logo perusahaan, alamat
perusahaan, nomor telepon dan alamat email perusahaan (jika ada).
2. Kepala surat, berfungsi sebagai keterangan pengiriman surat. Kepala surat terdiri dari
beberapa bagian, yakni:
a. Tanggal penulisan surat; terdiri dari tanggal, bulan, dan tahun penulisan surat. Hal-
hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
 Penulisan tidak boleh disingkat seperti ini, 21-Apr-18.
 Bulan penulisan surat tidak boleh menggunakan angka seperti ini, 21-4-2018.
 Penulisan yang benar adalah 21 April 2018.
 Letal tanggal penulisan surat berada di sebelah kanan atas.
 Tidak perlu lagi mencantumkan nama tempat penulisan surat, karena nama tempat
sudah nampak pada kop surat.
b. Nomor surat; terdiri dari nomor surat keluar dari perusahaan pengirim,
inisial/singkatan nama perusahaan, bulan penulisan surat, dan tahun penulisan surat.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
 Menggunakan garis miring untuk membatasi setiap bagian nomor surat.
 Nomor surat terdiri dari 3 digit angka, misal 001 atau 012.
 Inisial/singkatan nama perusahaan menggunakan huruf kapital. Misal, PT
SEJAHTERA ABADI disingkat menjadi SA.
 Bulan penulisan surat ditulisan ditulis menggunakan angka romawi, 4 menjadi IV.
 Tahun penulisan surat terdiri dari 4 digit angka, 2018.
 Penulisan nomor surat secara lengkap sebagai berikut, 001/SA/IV/2018.
c. Lampiran surat; Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
 Surat tidak dihitung sebagai lampiran.
 Penulisan jumlah lampiran, ditulis menggunakan huruf, bukan angka. Misal,
Delapan lembar bukan 8 lembar.
d. Hal/perihal, ditulis sesingkat mungkin namun menggambarkan isi surat. Misal,
“Penawaran Alat Tulis Kantor”
e. Nama dan tempat yang dituju; Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
 Penulisan “Yang terhormat” disingkat menjadi “Yth.”
 Nama dan jabatan seseorang ditulis salah satu saja untuk menghindari
kesalahpahaman pada penerima surat ketika terjadi pergantian jabatan pada
perusahaan yang dituju. Misalnya, Yth. Bapak Guntur Daryono, M.Pd. atau Yth.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.
 Alamat yang dituju ditulis secara jelas, namun tidak disertai nomor telepon.
Penulisan jalan tidak boleh disingkat seperti ini, jln. atau jl.
 Nomor alamat boleh disingkat asal menggunakan titik. Misalnya, no.
3. Salam pembuka; Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
 Dapat ditulis dengan bahasa umum ataupun keagamaan. Misalnya, dengan hormat
atau assalamualaikum wr.wb. Namun, tidak boleh menggunakan keduanya
bersamaan, Anda harus memilihnya salah satu.
 Diikuti tanda koma, misalnya Assalamualaikum wr.wb.,
 Penulisan dengan hormat yang benar sebagai berikut: Dengan hormat,
4. Isi surat
5. Penutup surat, Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
 Dapat berupa kalimat seperti ini:
Demikian penawaran ini kami sampaikan, semoga perusahaan Bapak/Ibu dapat
menjalin kerja sama yang baik dengan perusahaan kami. Atas perhatian Bapak/Ibu,
kami mengucapkan terima kasih.
 Tidak menggunakan “-nya” pada kalimat “Atas perhatiannya”, karena kurang etis
dalam penulisan surat resmi.
 Tidak boleh menggunakan kata “menghaturkan” karena merupakan serapan
bahasa daerah.
 Tidak boleh menggunakan kata “banyak” pada ucapan “terima kasih”, karena
“terima kasih” bersifat abstrak, tidak dapat dihitung.
6. Salam penutup, aturan penulisan hampir sama dengan salam pembuka, hanya kata yang
biasa digunakan adalah “Hormat kami” atau “Wassalamualaikum wr.wb.”
7. Titimangsa; terdiri dari jabatan pengirim surat, tanda tangan dan nama jelas pengirim
surat. Letaknya berada di bagian kanan surat.

Anda mungkin juga menyukai