Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI KORPORASI DAN PELAPORAN


PT Adaro Energy, Tbk

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Akuntansi Korporasi dan Pelaporan

Dosen Pengampu : Wiwin Arifin, SE., Ak, M.Ak.,CA,CPA

Disusun Oleh :
Indah Asliyati 31117150
Rosmawati 31117003
Rico Pardi Simbolon 31117149

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SERANG RAYA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua khususnya kepada kelompok kami, sehingga

kelompok kami dapat menyelesaikan Tugas Akuntansi Korporasi dan Pelaporan.

Kami menyadari tentunya dalam penyusunan atau pembuatan makalah ini masih

banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bentuk. Oleh karena itu, saran dan kritik

yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini di

masa yang akan datang. Kami ucapkan banyak terima kasih bagi semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan meningkatkan motivasi dan semangat yang tinggi.

Serang, 23 Desember 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan maupun lembaga-lembaga membutuhkan suatu laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi sera media
penting yang digunakan oleh para pengelola perusahaan dalam proses pengambilan
keputusan untuk mengetahui informasi yang menyangkut posisi keuangan.
Laporan keuangan perusahaan lazim diterbitkan secara periodeik, bisa tahunan,
semesteran, truwulan, bulanan, bahkan bisa harian. Laporan keuangan dapat dengan
jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan
yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan
informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas lain di luar perusahaan, seperti
para pengusaha, investor, manajemen, bank, pemerintah maupun pelaku pasar modal.
Berdasarkan uraian diatas makalah laporan keuangn ini dibuat untuk
mempelajari tentang pemahaman laporan keuangan perusahaan yang Go Publik dan
laporan keuangan yang konsolidasi sehubungan dengan tugas mata kuliah Akuntansi
Korporasi dan Pelaporan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana opini audit perusahaan PT Adaro Energy, Tbk?
2. Apa saja laporan yang disajikan dan perbedaanya?
3. Perubahan-perubahan material dalam pelaporan keuangan
4. Hal khusus dalam laporan (konsolidasian), entitas anak dan entitas khusus
5. Penyajian dan masalah-masalah yang berkaitan dengan Akuntansi Korporasi
seperti PSAK 46, PSAK 24, Aset Tidak berwujud, Utang Kontingensi
6. Mengapa disajikan laporan entitas induk saja
7. Komponen dan perbedaan laporan induk dan konsolidasian
8. Mengapa dibuat laporan keuangan penutup
9. Penilaian umum atas kualitas pelaporan keuangan Pt Adaro Energy, Tbk

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui bagaimana opini audit perusahaan PT Adaro Energy, Tbk
2. Untuk mengetahui apa saja laporan yang disajikan dan perbedaanya
3. Untuk mengetahui perubahan-perubahan material dalam pelaporan keuangan
4. Untuk mengetahui hal khusus dalam laporan (konsolidasian), entitas anak dan
entitas khusus
5. Untuk mengetahui penyajian dan masalah-masalah yang berkaitan dengan
Akuntansi Korporasi seperti PSAK 46, PSAK 24, Aset Tidak berwujud, Utasng
Kontingensi
6. Untuk mengetahui mengapa disajikan laporan entitas induk saja
7. Untuk mengetahui komponen dan perbedaan laporan induk dan konsolidasian
8. Untuk mengetahui mengapa dibuat laporan keuangan penutup
9. Untuk mengetahui penilaian umum atas kualitas pelaporan keuangan Pt Adaro
Energy, Tbk
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Opini Audit Perusahaan


Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2016) merupakan
sebuah laporan yang dibuat oleh auditor atas hasil pemeriksaan dan temuan – temuan
dalam laporan keuangan sebuah perusahaan. Opini audit disampaikan dalam laporan
auditor independen atas sebuah laporan keuangan. Terdapat beberapa pendapat yang
diberikan oleh auditor yang tercantum di dalam laporan audit, antara lain:
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Opini ini diberikan pada laporan keuangan
yang tidak dibatasi lingkup auditnya dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan
mengenai kewajaran.
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan Laporan keuangan
yang disajikan secara wajar namun membutuhkan bahasa penjelas atas hal-hal
tertentu, auditor dapat menerbitkan laporan audit yang ditambah dengan bahasa
penjelasan.
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian Opini ini diberikan pada laporan keuangan
yang mengalami beberapa kondisi seperti pembatasan lingkup audit, keterbatasan
pelaksanaan prosedur audit, ketidak sesuaian dan ketidak konsistenan prinsip
akuntansi berterima umum yang digunakan.
d. Pendapat Tidak Wajar Opini tidak wajar yang diberikan atas laporan keuangan
entitas mengandung informasi yang tidak dapat dipakai dalam pengambilan keputusan
para pengguna laporan keuangan.
e. Tidak Menyatakan Pendapat Auditor berhak menolak untuk memberikan opini atas
tingkat kewajaran laporan keuangan klien apabila terdapat kondisi tertentu seperti
pembatasan lingkup audit yang luar biasa dan adanya hubungan auditor dengan klien
yang tidak independen sehingga mengakibatkan ketidakcukupan bukti audit sehingga
proses audit tidak dapat dilanjutkan.
Dalam menilai tingkat kewajaran laporan keuangan perusahaan, auditor akan
memberikan penilaian dalam bentuk opin audit. Unqualified opinion merupakan opini
terbaik yang dapat diberikan auditor. Perusahaan yang memperoleh pendapat wajar
tanpa pengecualian cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuagannya. Dalam teori sinyal sebuah good news dalam hal ini opini audit akan
membuat perusahaan segera menyampaikannya ke publik melalui publikasi laporan
keuangan. Semakin baik opini audit yang diberikan terhadap laporan keuangan, maka
penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan akan semakin tepat waktu. Hal
sebaliknya ditemukan dalam penelitian Dewi dan Sridarta (2019) yang mengatakan
bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan.
2.2 Laporan yang disajikan dan perbedaannya
Laporan yang disajikan dalam perusahaan Pt Adaro energy, Tbk antara lain :
1. Laporan atas Review Informasi keuangan Konsolidasian Interm
2. Laporan posisi keuangan Konsolidasin Interm
3. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian interm
4. Laporan perubahan ekuitas konsolidasian interm
5. Laporan arus kas konsolidasian interm
6. Catatan atas laporan keuangan konsolidasian interm
Perbedaan yang mendasari antara laporan keuangan biasa dan laporan konsolidasian
yaitu terdapat pada laporan review informasi keuangan perusahaan setiap pelaporan
dan penggunaan laporan keuangannya.

2.3 Perubahan-perubahan material dalam pelaporan keuangan


Informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan menjadi lebih informatif bagi
pengambil keputusan, hal ini tampak nyata dari format laporan keuangan yang sedikit
tampil beda dari sebelumnya, seperti:
 Laporan laba rugi komprehensif disajikan secara tegas dengan langsung
mengurangi Pendapatan dengan Beban dan beban pendanaaan sehingga diperoleh
total laba rugi komprehensif, berbeda dengan format yang lama yg masih
mengakomodir kepentingan internal dama memisahkan pendapatan dan laba
operasi.
 Tidak ada lagi komponen pendapatan dan beban lainnya atau pos luar biasa.
 Total laba komprehensif langsung diatribusikan kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik berdasarkan dua katagori: kepentingan non-
pengendali dan pemilik entitas induk. Demikian juga komponen ekuitas pemilik
dalam laporan posisi keuangan disajikan berdasarkan dua katagori ini.
 Terdapat laporan laba rugi komprehensif lainnya yang dapat dibuat satu dengan
laporan laba rugi komprehensif atau dibuat terpisah masing-masing.
  Didalam laporan perubahan ekuitas menyajikan secara terinci masing-masing
komponen yang terdapat dalam laoran laba rugi komprehensif lainnya.
 Jika entitas melakukan penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya, maka entitas wajib
membuat laporan posisi keuangan secara komparatif secara dua tahun ditambah
awal periode komparatif.

2.4 Hal yang Khusus dalam Laporan (Konsolidasian), entitas anak, entitas khusus
Laporan keuangan konsolidasi diperlukan untuk alasan yang baik. Beberapa hal
khusus dalam laporan keuangan konsolidasi meliputi:
 Gambaran Umum – Laporan konsolidasi memungkinkan investor, analis
keuangan, pemilik bisnis dan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk
mendapatkan gambaran lengkap perusahaan induk. Sepintas, mereka dapat
melihat kesehatan keseluruhan bisnis dan bagaimana setiap anak perusahaan
berdampak pada perusahaan induk.
 Mengurangi Dokumen – Dengan laporan keuangan konsolidasi, ada juga sedikit
dokumen yang terlibat. Jika perusahaan induk memiliki sembilan anak
perusahaan, ada 40 laporan keuangan mandiri yang terpisah untuk dilihat yaitu
empat laporan keuangan dasar untuk setiap anak perusahaan ditambah perusahaan
induk. Tidak hanya akan sulit untuk melacak semua catatan ini, akan sangat sulit
untuk melihat masing-masing dan mencoba untuk mendapatkan pandangan
keseluruhan tentang bagaimana kinerja bisnis. Laporan keuangan konsolidasi
memangkas tumpukan laporan ini menjadi hanya empat laporan konsolidasi. Hal
ini menghasilkan lebih sedikit dokumen dan lebih sedikit usaha yang dikeluarkan
untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan induk.
 Penyederhanaan – Perangkat lunak konsolidasi memotong semua transaksi yang
terjadi antara anak perusahaan dan perusahaan induk karena, dalam skema besar
bisnis, hal-hal ini saling membatalkan. Menghilangkan transaksi-transaksi ini
memberikan pandangan yang disederhanakan tentang kinerja bisnis.
 Pembaruan pada Laporan Keuangan Konsolidasi – Seiring berjalannya waktu,
laporan keuangan konsolidasian akan terus berevolusi untuk membuat proses
mengevaluasi perusahaan induk menjadi lebih transparan. Salah satu alasan untuk
ini adalah bahwa di masa lalu beberapa perusahaan telah menggunakan laporan
konsolidasi untuk menyembunyikan kerugian dan kewajiban pada anak
perusahaan khusus yang dibuat khusus untuk menyembunyikan masalah keuangan
ini. Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Akuntansi
Internasional secara teratur meninjau kembali definisi dan persyaratan untuk
laporan konsolidasi untuk menjadikannya lebih andal dan lebih mudah digunakan.

2.5 Penyajian dan masalah-masalah yang berkaitan dengan Akuntansi Korporasi

a. PSAK 46 (Pajak Tangguhan)


Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laba
rugi, kecuali jika pajak itu terkait dengan kejadian atau transaksi yang diakui di
penghasilan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini,
beban pajak tersebut masing-masing diakui pada penghasilan komprehensif lain
atau secara langsung dicatat ke ekuitas. Beban pajak kini dihitung berdasarkan
peraturan perpajakan yang berlaku pada tanggal pelaporan keuangan, di negara
dimana Perusahaan dan entitas anaknya beroperasi dan menghasilkan penghasilan
kena pajak. Khusus untuk AI, tarif pajak yang digunakan adalah 45%, dan
entitas-entitas AMC adalah 25%, tarif pajak yang berlaku pada tanggal pelaporan
keuangan, sesuai dengan masing- masing PKP2B. Manajemen secara periodik
mengevaluasi posisi yang diambil dalam Surat Pemberitahuan Tahunan
sehubungan dengan situasi dimana aturan pajak yang berlaku membutuhkan
interpretasi atas peraturan pajak yang berlaku. Jika perlu, manajemen
menentukan provisi dibentuk berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar
pada otoritas pajak. Untuk penghasilan yang menjadi subjek pajak penghasilan
final, beban pajak diakui secara proporsional dengan jumlah
pendapatanakuntansi yang diakui dan disajikan sebagai bagian dari beban
operasional pada tahun berjalan dikarenakan pajak tersebut tidak memenuhi
kriteria sebagai pajak penghasilan. Pajak penghasilan tangguhan diakui, dengan
menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer
antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya pada
laporan keuangan konsolidasian. Namun, liabilitas pajak tangguhan tidak diakui
jika timbul dari pengakuan awal goodwill; atau pada saat pengakuan awal suatu
aset atau liabilitas yang timbul dari transaksi selain kombinasi bisnis yang pada
saat transaksi tersebut tidak mempengaruhi laba rugi akuntansi maupun laba
rugi kena pajak. Pajak penghasilan tangguhan, kecuali AI dan entitas-entitas
AMC, ditentukan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara
substansial telah berlaku pada akhir tahun pelaporan dandiharapkan diterapkan
jika aset pajak penghasilan tangguhan direalisasikan atauliabilitas pajak
tangguhan diselesaikan. Tarif pajak yang digunakan AI sebesar 45% dan entitas-
entitas AMC sebesar 25%, yang sesuai dengan masing-masing PKP2B.

b. PSAK 24 (Imbalan Kerja)


Skema pensiun diklasifikasikan sebagai program iuran pasti atau program
imbalan pasti, tergantung pada substansi ekonomi dari syarat dan kondisi utama
program tersebut. Program iuran pasti adalah program pensiun yang mewajibkan
Grup membayar sejumlah iuran tertentu kepada entitas terpisah. Grup tidak
memiliki kewajiban hukum atau konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut
jika entitas tersebut tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh
imbalan atas jasa yang diberikan pekerja pada tahun berjalan dan tahun-tahun
sebelumnya. Program imbalan pasti adalah program pensiun yang bukan
merupakan program iuran pasti. Program imbalan pasti adalah program pensiun
yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima seorang pekerja
pada saat pensiun, biasanya berdasarkan pada satu atau lebih faktor seperti usia
masa kerja, dan kompensasi.
Sehubungan dengan program imbalan pasti, liabilitas diakui pada laporan posisi
keuangan konsolidasian setara dengan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada
akhir tahun pelaporan dikurangi nilai wajar aset program. Kewajiban imbalan
pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan
metode Projected Unit Credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan
dengan mendiskontokan arus kas keluar yang diestimasi dengan menggunakan
tingkat bunga obligasi korporat berkualitas tinggi dalam nominasi mata uang
dimana imbalan akan dibayarkan dan memiliki jangka waktu jatuh tempo
mendekati jangka waktu kewajiban pensiun. Apabila tidak terdapat pasar aktif
untuk obligasi korporat tersebut, digunakan bunga obligasi pemerintah.
Biaya jasa lalu diakui segera dalam laba rugi. Keuntungan dan kerugian atas
kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti diakui pada saat
kurtailmen atau penyelesaian tersebutterjadi. Pengukuran kembali yang timbul
dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial dibebankan
atau dikreditkan pada ekuitas dalam laporan penghasilan komprehensif lain pada
tahun dimana beban tersebut terjadi. Akumulasi saldo pengukuran kembali
dilaporkan di saldo laba.
c. Aset Tidak Berwujud
Aset eksplorasi dan evaluasi teridentifikasi yang diperoleh dalam suatu kombinasi
bisnis pada awalnya diakui sebagai aset pada nilai wajar pada saat akusisi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan dikurangi kerugian penurunan nilai.
Pengeluaran eksplorasi dan evaluasi yang terjadi setelah perolehan aset eksplorasi
dalam suatu kombinasi bisnis dicatat dengan mengacu pada kebijakan akuntansi
di atas.
Oleh karena aset eksplorasi dan evaluasi tidak tersedia untuk digunakan, maka
aset tersebut tidak disusutkan. Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan
nilainya ketika fakta dan kondisi mengindikasikan adanya penurunan nilai. Aset
eksplorasi dan evaluasi juga diuji penurunan nilainya ketika terjadi penemuan
cadangan komersial, sebelum aset tersebut ditransfer ke “properti pertambangan -
tambang dalam pengembangan”. Pengeluaran yang terjadi sebelum entitas
memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi
suatu area spesifik dibiayakan pada saat
terjadinya.

d. Utang Kontingensi
Pengakuan kewajiban kontinjensi yang ditimbulkan oleh keadaan kebergantungan
dapat diakui (dibebankan ke pendapatan) dengan dua metode dasar akuntansi
yaitu: konsep dasar kas (cash basis) dan konsep dasar akrual (accrual basis).
Dalam akuntansi dasar kas (cash basis), pendapatan dan beban dilaporkan dalam
laporan laba rugi pada periode kas diterima atau dibayar. Laba (rugi) bersih
merupakan selisih antara penerimaan kas (pendapatan) dengan pengeluaran kas
(beban). Pengakuan kewajiban kontinjensi dalam pelaporan keuangan dengan
menggunakan konsep dasar kas seringkali memberikan informasi yang tidak
akurat bagi pemakainya. Sedangkan dalam akuntansi dasar akrual (accrual basis),
beban dan pendapatan yang saling terkait dilaporkan pada periode yang sama.
Konsep dasar akrual (accrual basis) dapat memberikan informasi yang akurat
dalam pelaporan keuangan karena konsep ini didasari oleh konsep upaya dan
hasil.

2.6 Mengapa disajikan laporan entitas induk saja

Istilah “laporan keuangan tersendiri” diterjemahkan dari istilah “separate


financial statements” yang dalam IFRS diatur dalam International Accounting
Standard 27 Separate Financial Statements (IAS 27). DSAK IAI mengadopsi sebagian
ketentuan dalam IAS 27 menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 4 Laporan
Keuangan Tersendiri (PSAK 4).
Menurut PSAK 4, laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang
disajikan oleh entitas induk (yaitu investor yang memiliki pengendalian atas entitas
anak) yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama
berdasarkan biaya perolehan atau sesuai dengan PSAK 55 Instrumen Keuangan :
Pengakuan dan Pengukuran. (PSAK 4.4)
Definisi di atas menyiratkan bahwa laporan keuangan tersendiri hanya
disajikan oleh entitas induk (parent) yang juga diharuskan untuk menyajikan laporan
keuangan konsolidasi. Ketentuan tersebut berbeda dengan IAS 27. Menurut IAS 27,
laporan keuangan tersendiri bisa disajikan oleh entitas induk, investor dalam entitas
asosiasi, dan investor dalam ventura bersama.
Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori
investasi. Investasi yang dicatat pada biaya perolehan dicatat sesuai dengan PSAK 58:
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika
investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk
kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual). Pengukuran
investasi yang dicatat sesuai dengan PSAK 55 tidak berubah dalam keadaan yang
demikian. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015. Selain investasi di entitas anak, entitas
asosiasi, dan ventura bersama, laporan keuangan tersendiri disusun sesuai dengan
SAK yang berlaku. Menurut PSAK 4, laporan keuangan tersendiri sekurang-
kurangnya terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi dan penghasilan
komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus-kas. Laporan
keuangan tersendiri juga disajikan oleh entitas induk sebagai tambahan atau lampiran
laporan keuangan konsolidasi.

2.7 Komponen dan perbedaan laporan induk dan konsolidasian


Komponen laporan keuangan konsolidasi :
Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah untuk masing-masing entitas pelaporan
dan entitas akuntansi setidak-tidaknya terdiri dari :
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Khusus untuk Laporan Arus Kas hanya dihasilkan dan disusun oleh entitas
pelaporan yang menjalankan fungsi perbendaharaan. Laporan keuangan tersebut
diatas menurut PSAP 11 paragrap 6 menyebutkan bahwa ”Laporan keuangan
konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas
Laporan Keuangan”, dimana laporan arus kas tidak dimasukkan dalam laporan
keuangan konsolidasian tetapi hanya merupakan laporan yang disusun oleh
BUN/BUD. Dari uraian tersebut yang termasuk dalam Laporan keuangan
konsolidasian adalah:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Konsolidasi merupakan proses penggabungan antara akun-akun yang
diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan esntitas pelaporan lainnya,
dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu
entitas pelaporan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu
laporan keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas
pelaporan sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal. Laporan keuangan
konsolidasian menurut PSAP 11 terdiri dari Laporan realiasasi Anggaran, Neraca dan
Catatan atas laporan Keuangan. Laporan keuangan konsolidasiaan disajikan untuk
periode pelaporan yang sama dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan
dan berisi jumlah komparatif dengan periode sebelumnya.
Konsolidasi yang dimaksudkan oleh Pernyataan Standar ini dilaksanakan dengan
cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas
pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun
timbal balik. Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan
laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisatoris berada
dibawahnya. Konsolidasi bisa dilakukan baik dengan mengelimisasi akun-akun yang
timbal baik maupun tanpa mengeliminasinya. Dalam hal konsolidasi dilakukan tanpa
mengeliminasi akun-akun yang timbal balik, maka nama-nama akun yang timbal
balik dan eliminasi besaran jumlah dalam akun yang timbal balik akan dicantumkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Apakah perbedaan laporan keuangan konsolidasi dengan laporan keuangan
tersendiri? Menurut PSAK 4, laporan keuangan konsolidasi harus disajikan oleh
entitas induk. Laporan keuangan tersendiri juga disajikan oleh entitas induk sebagai
tambahan atau lampiran laporan keuangan konsolidasi.
Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan kelompok usaha
(entitas induk dan entitas anak) yang di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai satu entitas
ekonomi tunggal. Jika entitas induk juga memiliki investasi dalam entitas asosiasi dan
ventura bersama, laporan keuangan konsolidasi menyajikan investasi dalam entitas
asosiasi dan ventura bersama dengan metode ekuitas.
Dalam laporan keuangan tersendiri, investasi di entitas anak, entitas asosiasi,
dan ventura bersama disajikan dengan metode biaya, atau dengan metode nilai wajar
sebagaimana ditentukan dalam PSAK 55. Selain investasi di entitas anak, entitas
asosiasi, dan ventura bersama, laporan keuangan tersendiri disusun sesuai dengan
SAK yang berlaku.
Menurut PSAK 4, laporan keuangan tersendiri sekurang-kurangnya terdiri dari
laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus-kas. (PSAK 4.6).

2.8 Mengapa dibuat laporan keuangan penutup


Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada setiap akhir periode dalam
akuntansi. Pembuatannya dilakukan dari akun-akun biaya dan akun-akun beban
sebuah perusahaaan. Akun biaya direkam dalam dalam laporan laba rugi, sedangkan
akun biaya akan direkam didalam neraca perusahaan. Setelah akun-akun ini ditutup
maka saldonya akan menjadi nol (0).
Akun-akun yang ditutup ini adalah akun sementara yang digunakan oleh
perusahaan dalam merekam aliran uang, baran, dan aset dalam satu periode
perusahaan beroperasi. Dari akun-akun inilah jurnal penutup dibuat dan ditampilkan
dalam neraca perusahaan. Hasil dari jurnal yang telah dibuat harus setara dengan nol
(0) agar segala pendapatan dan biaya yang dikeluarkan di periode sebelumnya tidak
akan masuk kedalam periode berikutnya.
Beberapa fungsi dari jurnal penutup untuk kepentingan laporan dan manajemen
keuangan, yaitu:
a. Membuat semua akun-akun perhitungan sementara menjadi nol (0), kenapa
penting harus menjadi nol (0)? Hal ini menggambarkan dalam proses
beroperasinya perusahaaan memeiliki pertukaran barang yang seimbang,
seperti biaya yang dikeluarkan dengan barang yang dibelanjakan.
b. Menujukan total saldo atau beban setiap akun di akhir periode. Jurnal penutup
di akhir peride akuntansi juga dapat kamu artikan sebagai berakhirnya
penghitungan biaya biaya pada akun-akun yang ada.
c. Akun-akun sementara berguna untuk memisahkan antara akun biaya dan akun
beban. Laporan penutup memudahkan pengelompokan akun-akun tersebut
kedalam neraca perusahaan
d. Sebagai data pembanding. Dari data yang diperoleh dari periode sebelumnya
kamu bisa membandingkan bagaimana kinerja perusahaan kamu di periode
saat ini.
e. Menyajikan informasi keuangan secara rill, nilai keungan perusahaan
sesungguhnya.
f. Sebagai data neraca awal pada periode selanjutnya.

2.9 Penilaian umum atas kualitas pelaporan keuangan Pt Adaro Energy, Tbk
Laporan keuangan yang berkualitas harus mampu mencerminkan seberapa
jauh laporan keuangan menghasilkan informasi yang jujur dan adil tentang penyajian
posisi keuangan yang jadi dasar kinerja perusahaan (FASB, IASB, ASB dan
AASB).Kualitas laporan keuangan ialah laporan keuangan yang mampu
merepresentasikan karakteristik kualitatif seperti yang telah ditentukan oleh IAI
dalam kerangka dasar laporan keuangan (2009). Adapun karaktersitik yaitu: Pertama
yaitu Andal, ketika laporan keuanngan disajikan secara jujur, terbebas dari kesalahan
material dan infomasi menyesatkan bagi pemakai laporan keuangan sebagai
pertimbangan pengambilan keputusan. Kedua, yaitu relevan, ketika laporan
keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi, mengoreksi dan mengegaskan hasil
peristiwa yang sedang maupun telah terjadi. Ketiga, ialah dapat dibandingkan, yaitu
ketika pemakai dapat mengidentifikasi, memprediksi trend (kecenderungan) kinerja
dan posisi keuangan perusahaan baik antar periode maupun antar perusahaan
yang sejenis melalui laporan keuangan. Karakteristik yang keempat (dapat
dipahami) akan terpenuhi apabila informasi yang tercantum mudah dipahami dan
dibaca oleh pemakai laporan keuangan yang dalam hal ini telah memiliki pengetahuan
memadai.
Kualitas laporan keuangan dinilai berdasarkan tinggi rendahnya FRQI
(Financial Reporting Quality Index). Semakin tinggi FRQI maka akan semakin
tinggi kualitas laporan keuangan dan sebaliknya(Tang, Chen, & Lin, 2016).
Kualitas laporan keuangan juga dinilai berdasarkan tingkat manajemen laba yang
dilakukan oleh kelompok perusahaan. Jika manajemen laba yang dilakukan oleh
kelompok perusahaan sangat tinggi, maka akan menaikkan asimetri informasi yang
digunakan untuk membuat keputusan.Indikator untuk menghitung manajemen laba
yaitu tinggi rendahnya tindak penghindaran kerugian (LAR), penghilangan penurunan
laba (PDAR) dan tinggi rendahnya akrual yang sebagai penilaian agresivitas
laporan keuangan. Semakin tinggi skor LAR, PDAR dan AR maka semakin tinggi
pula indikasi adanya manajemen laba. Hal lain yang mempengaruhi kualitas
laporan keuangan yaitu opini auditor (QAOR), ukuran KAP yang mengaudit
(NBAR) dan jumlah fee yang dibayarkan kepada auditor (AFR). Berbanding terbalik
dengan indikator manajemen laba, indikator audit ini dinilai ketika semakin tinggi
skor dari QAOR, NBAR, dan AFR maka kualitas laporan keuangan semakin
naik pula.Dengan demikian laporan keuangan yang berkualitas merupakan laporan
keuangan yang terbebas dari manajemen laba dan memiliki kualitas audit yang baik.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah No.
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-ukuran
normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang
diperlukan agar memenuhi kualitas yang dikehendaki :
1. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunanya Informasi. Informasi yang relevan adalah:
 Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) Informasi memungkinkan
pengguna untuk menegaskan alat mengoreksi ekspektasi di masa lalu
 Memiliki manfaat prediktif (predictive value) Informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa
lalu dan kejadian masa kini.
 Tepat waktu Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
 Lengkap, Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang melatar belakangi
setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
2. Andal
Penggunaan informasi tersebut dapat dicegah Informasi dalam laporan keuangan
bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan
setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan,
tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal
memenuhi karakteristik sebagai berikut:
 Penyajian jujur Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
 Dapat diverifikasi Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang
berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak jauh beda.
 Netralitas Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnnya atau laporan
keuangan entitas pelaporan lain pada umummnya. Perbandingan dapat dilakukan
secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila
suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan
menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada akuntansi yang
sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya
perubahan.
4. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang
dimaksud. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang
pengelolaaan keuangan daerah disebutkan bahwa entitas pelaporan keuangan
daerah adalah Pemerintah Daerah secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan konsolidasi biasanya diperlukan untuk penyajian yang
wajar posisi keuangan dan hasil-hasil operasi dari suatu perusahaan induk dan
perusahaan anak. Laporan keuangan konsolidasi bukan hanya merupakan
penjumlahan akun-akun laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak.
Jumlah resiprokal dieliminasi, dan hanya jumlah nonresiprokal yang digabung dan
dimasukkan dalam laporan konsolidasi. Akun investasi pada perusahaan anak dan
ekuitas pemegang saham perusahaan anak dieliminasi dalam penyiapan laporan
keuangan konsolidasi karena akun-akun tersebut resiprokal, keduanya mewakili
aktiva bersih perusahaan anak. Transaksi-transaksi penjualan, peminjaman, dan sewa
guna usaha antara perusahaan induk dan perusahaan anak juga mengakibatkan jumlah
resiprokal yang harus dieliminasi dalam proses konsolidasi.
Jumlah ekuitas pemegang saham yang tampak dalam neraca konsolidasi
adalah jumlah ekuitas pemegang saham dari perusahaan induk kecuali ekuitas hak
minoritas, yang mungkin dilaporkan sebagai bagian terpisah di dalam atau di luar
ekuitas pemegang saham yang dikonsolidasikan. Laba bersih konsolidasi adalah
pengukuran pendapatan bagi para pemegang saham perusahaan induk. Setiap
pendapatan yang menjadi hak pemegang saham minoritas adalah suatu pengurang
dalam menentukan laba bersih konsolidasi.
Metode penyatuan kepemilikan digunakan untuk penggabungan dengan cara
pertukaran saham. Jika hanya perusahaan penerbit yang tetap beroperasi,
akuntansinya akan mudah seperti penjelasan terdahulu. Jika perusahaan-perusahaan
yang bergabung tetap beroperasi sebagai entitas-entitas hukum yang terpisah,
perusahaan-perusahaan tersebut dipertanggungjawabkan sesuai dengan prosedur
induk anak dengan amandemen sebagai berikut:
1. Perusahaan induk/ penerbit mencatat investasi pada perusahaan anak pada nilai
bukunya. Saham yang diterbitkan dikreditkan sebesar nilai nominal saham yang
diterbitkan, saldo laba digabung jika memungkinkan dan tambahan modal
disetor ditambahkan atau dikurangi untuk mempertanggungjawabkan perbedaan
antara nilai nominal saham yang diterbitkan dan moda l disetor
perusahaan yang bergabung lainnya
2. Maksimum saldo laba yang dapat digabung dengan saldo laba perusahaan induk
sama dengan persentase kepemilikan induk dikalikan dengan saldo laba
perusahaan anak.
3. Penghasilan perusahaan-perusahaan yang bergabung pada tahun dilaksanakan.
Metode ekuitas digunakan untuk mempertanggungjawabkan investasi pada
perusahaan-perusahaan anak yang disatukan. Jika metode ekuitas diterapkan secara
benar, akun investasi perusahaan induk akan sama dengan ekuitas tercatat perusahaan
anak, pendapatan perusahaan induk akan sama dengan pendapatan konsolidasi (hasil
penyatuan), dan saldo akun ekuitas induk perusahaan akan sama dengan saldo ekuitas
konsolidasi (hasil penyatuan). Persamaan-persamaan ini dibentuk pada tahun dimana
penyatuan dilaksanakan. Pada tahun selanjutnya, perusahaan induk
memepertanggungjawabkan investasinya pada perusahaan anak yang disatukan
dengan cara yang sama seperti untuk perusahaan anak yang dibeli, dan prosedur
konsolidasinya sama seperti prosedur untuk perusahaan anak yang dibeli.
Laporan arus kas konsolidasi disiapkan dari laporan laba rugi konsolidasi dan
neraca konsolidasi, bukan dari laporan keuangan terpisah induk dan perusahaan anak.
Dengan sedikit pengecualian, persiapan laporan arus kas konsolidasi memerlukan
analisis dan prosedur sama seperti digunakan dalam menyiapkan laporan arus kas
untuk entitas terpisah, baik metode langsung maupun tidak langsung yang selama ini
dipelajari.
Yang perlu mendapat perhatian adalah, pendapatan hak minoritas adalah
peningkatan arus kas dari aktivitas operasi karena pendapatan hak minoritas
meningkatkan aktiva dan kewajiban konsolidasi dengan cara yang sama dengan laba
bersih konsolidasi. Dividen hak minoritas juga dikurangkan bersama-sama dengan
dividen hak mayoritas dalam pelaporan arus kas dari aktivitas pendanaan.

Anda mungkin juga menyukai