Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN

“DAMPAK PANDEMI COVID-19 BAGI PENDAPATAN


MITRA GOJEK DI KOTA MATARAM”

Oleh:
Kurnia Puji Febriani
NIM: A1C018083

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Mataram
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persiapan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi yang
semakin berkembang haruslah didukung oleh sarana dan prasarana yang
harus memadai seperti alat angkutan (Aditya, 2014). Menurut
Kamaruddin, dkk. (2012 : 31) kebijakan transportasi yang dapat
meningkatkan kualitas lingkungan secara berkelanjutan yang
meningkatkan kualitas kendaraan dengan menjaga gas buang. Peran
pemerintah dalam meningkatkan kebijakan-kebijakan yang diterima oleh
seluruh pihak harus berjalan secara optimal dalam menjaga perencanaan
transportasi berkelanjutan (Eva Kassens, 2009). Menurut Zakaria (2013)
meningkatnya transportasi menuntut sebagian masyarakat untuk
melakukan mobilitas yang tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi semakin
pesat dan menuju arah globalisasi.
Transportasi merupakan sebuah kendaraan yang berperan penting
dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Pentingnya transportasi ini
dipengaruhi oleh faktor keadaan geografis yang terdiri dari ribuan pulau
kecil dan besar serta laut, sungai, danau sehingga diperlukan transportasi
baik itu transportasi darat, laut, ataupun udara untuk memudahkan dalam
menjangkau seluruh wilayah Indonesia (Jura dkk, 2016). Transportasi
memiliki berbagai macam fungsi, antara lain: sebagai alat untuk
memudahkan kegiatan manusia sehari-hari yaitu melancarkan proses
perpindahan manusia dana tau barang keperluan manusia, sebagai media
yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di
daerah tertentu, dan sebagai media yang dapat menunjang pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi nasional melalui bisnis jasa transportasi.
Jenis-jenis transportasi yang digunakan oleh manusia antara lain: mobil,
sepeda motor, sepeda, kereta api / kereta listrik, pesawat, helikopter,
perahu, kapal laut, kapal selam, feri, dan lain-lain. Seiring perkembangan
zaman serta majunya teknologi, transportasi juga mengalami
perkembangan yang pesat yaitu transportasi yang dapat dipesan secara
online, hal inilah yang disebut dengan transportasi online. Salah satu
perusahaan yang memberikan pelayanan dalam bidang transportasi online
adalah GOJEK.
GOJEK adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2010 di
Jakarta oleh Nadiem Makarim yang merupakan perusahaan teknologi asal
Indonesia yang berawal dari hanya menyediakan layanan transportasi
kemudian sekarang sudah berkembang dan memiliki lebih dari 20 layanan
lainnya yang dapat mempermudah kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Kehadiran GOJEK dengan berbagai fasilitas dan fitur layanan
seperti GoFood, GoLife, GoMart, GoBox, GoSend, GoMassage, GoClean,
dan beragam fitur bisnis lainnya juga telah mendorong dan merangsang
tumbuhnya kreativitas bisnis dan industri pemasaran serta kesejahteraan
ojek. Dengan kehadiran GOJEK di tengah-tengah masyarakat membawa
banyak dampak positive baik untuk mitra GOJEK, konsumen, dan
perekonomian nasional. GOJEK telah membawa perubahan yang besar
terutama bagi kehidupan para mitra (pengemudi dan UMKM). Dengan
menjadi salah satu mitra GOJEK, para pengemudi dan pelaku UMKM
mendapatkan pendapatan yang lebih banyak daripada pendapatan di saat
pengemudi beroperasi secara manual dan di saat pelaku UMKM
memasarkan produknya secara manual sehingga hal tersebut dapat
menaikkan perekonomian keluarganya.
Menurut akuntansi, pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh
dari suatu pekerjaan atau kegiatan ekonomi yang ditandai dengan adanya
arus kas masuk atau kenaikan aset. Pendapatan dapat dipengaruhi oleh
berbagai macam hal, salah satunya adalah kondisi ekonomi. Kondisi
ekonomi yang buruk dapat menyebabkan pendapatan menurun
dikarenakan berkurangnya permintaan dari konsumen, salah satu penyebab
memburuknya ekonomi adalah adanya bencana atau suatu wabah /
pandemi. Pandemi adalah penyakit yang menyebar secara global meliputi
geografis yang luas dan penyebarannya terjadi dengan cepat. Pandemi
yang terjadi tahun ini adalah Pandemi Virus Covid-19. Pandemi yang
berkembang di hampir seluruh dunia termasuk di Indonesia ini
mengakibatkan Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar yang berdampak ke berbagai sektor, salah satunya di
bidang jasa. Perusahaan jasa yang terkena dampak ini adalah GOJEK, di
mana mengalami penurunan terutama dalam pengantaran orang atau
GoRide dan GoCar sejalan dengan diberlakukannya Study From Home
dan Work From Home yang menyebabkan para pekerja tidak keluar
rumah.
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka perlu
dilakukan penelitian tentang “Dampak Pandemi Covid-19 Bagi
Pendapatan Mitra GOJEK di Kota Mataram” yang hasilnya diharapkan
mampu memberikan pengetahui atau informasi tentang seberapa besar
pengaruh Pandemi Covid-19 bagi pendapatan mitra GOJEK yang berada
di Kota Mataram.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa dampak Pandemi Covid-19 bagi pendapatan Mitra GOJEK yang ada
di Kota Mataram?
2. Bagaimana mekanisme pengaruh antara Pandemi Covid-19 terhadap
pendapatan Mitra GOJEK di Kota Mataram?
3. Bagaimana perbedaan pelayanan yang diberikan oleh Mitra GOJEK
sebelum dan selama pandemi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui dampak Pandemi Covid-19 bagi pendapatan Mitra
Gojek di Kota Mataram.
2. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengaruh antara Pandemi
Covid-19 terhadap pendapatan Mitra Gojek di Kota Mataram.
3. Untuk mengetahui apa saja perbedaan pelayanan yang diberikan oleh
Mitra GOJEK sebelum dan selama pandemi.

1.4 Manfaat Penelitian


a. Manfaat teoritis, sebagai sarana dalam membantu dalam pencerminan
teori Economy Sharing melalui penelitian Dampak Pandemi Covid-19
Bagi Pendapatan Mitra GOJEK, studi kasus pada Kota Mataram.
b. Manfaat praktif, diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan
tentang seberapa besar pengaruh pandemi covid-19 bagi pendapatan
Mitra GOJEK.
c. Manfaat kebijakan, diharapkan mampu memberikan masukan kepada
pihak GOJEK yang berada di Kota Mataram maupun di pusat untuk
nantinya dapat menentukan strategi bagaimana agar GOJEK dapat
beroperasi secara normal dan pendapatan mitranya tidak mengalami
penurunan yang signifikan, sebelum nantinya mengalami kondisi yang
buruk lagi seperti pandemi sekarang ini atau di saat bencana alam.
d. Manfaat akademis, menjadi tugas Ujian Tengah Semester sehingga
penulis dapat mendapatkan nilai Ujian Tengah Semester.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Sharing Economy
Menurut Rhenald Kasali, Guru Besar FE UI, sharing economy
disebut juga dengan collaborative consumption adalah model bisnis
baru yang dibangun berdasarkan konsep sumber daya (shared
resource) untuk dikonsumsi atau dimanfaatkan dengan pengguna atau
orang lain. Yang membedakan sharing economy dengan jenis
ekonomi lainnya adalah pada sharing economy, semua orang bisa
menghasilkan uang sendiri atas aset yang sudah dimanfaatkan.
Analoginya, dengan menerapkan sharing economy maka di saat
seseorang ingin membuka bisnis, ia tidak perlu memiliki aset yang
lengkap terlebih dahulu. Ia dapat memanfaatkan aset yang sudah ada
dengan menggunakannya bersama-sama dengan orang lain. Menurut
Rachel Botsman, seorang ahli di bidang sharing economy /
collaborative consumption, membagi sharing economy / collaborative
consumption ke dalam tiga tipe:
a. Product Service System
Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk menawarkan
barang sebagai jasa, alih-alih menjualnya sebagai produk. Barang
yang dimiliki secara pribadi disewakan kepada perseorangan
(peer-to-peer). Tipe Product Service System ada tiga yaitu: (1)
Product Oriented yang di mana konsumen akan memiliki
produknya, sedangkan provider akan menyediakan layanannya.
(2) Use Oriented adalah di mana produk dan layanan akan
dimiliki dan disediakan oleh provider tetapi tidak dapat
dimanfaatkan oleh konsumen. Biasanya Product Service System
ini akan digunakan bersama-sama oleh beberapa konseumen. (3)
Result Oriented, Product Service System ini mengganti produk
dengan layanan, contohnya layanan voicemail yang
menggantikan answering machines. Contoh populer dari Product
Service System di Indonesia adalah transportasi online berbasis
aplikasi seperti Uber, Grab, dan GOJEK.
b. Redistribution Market
Tipe ini menyatakan bahwa barang yang telah dimiliki
sebelumnya akan dipindahkan dari pihak yang tidak
membutuhkan ke tempat yang membutuhkannya. Pasar
redistribusi mencakup berbagai aktivitas termasuk barter,
pertukaran bebas dan daur ulang barang bekas (Albinsson &
Perera, 2012: 305). Ada beragam contoh untuk sistem ini, di
antaranya marketplace yang memungkinkan pertukaran barang
secara bebas, pertukaran barang dengan tujuan mendapatkan
keuntungan berupa uang serta pertukarang barang yang memiliki
nilai maupun jenis yang sama. Transaksi biasanya terjadi di antara
dua pihak yang saling tidak mengenal dan hanya dipertemukan
melalui suatu platform, namun ada juga marketplace yang
memungkinkan kita bertransaksi dengan orang-orang terdekat
misalnya tetangga seperti melalui Platform Share Some Sugar,
dan Neighbor Goods (Botsman & Rogers, 2010). Contoh dari
redistribution markets di Indonesia adalah OLX.co.id,
Tokopedia.com, Bukalapak.com, dan lain sebagainya.
c. Collaborative Lifestyle
Tipe ini muncul dari kebutuhan atau kegemaran masing-
masing individu yang sama untuk bergabug dan saling berbagi
atau bertukar aset. Dalam collaborative lifestyles yang menjadi
objek transaksi tidak terpaku pada barang berwujud seperi mobil,
sepeda, dan barang-barang bekas lainnya. Namun, masyarakat
yang memiliki minat yang sama juga membagikan dan
mentransaksikan aset-aset tidak berwujud lainnya seperti waktu,
ruang, keahlian, dan uang. Gaya hidup kolaboratif terdiri dari
interaksi orang-orang dengan minat yang sama dan keinginan
untuk berbagi aset yang cenderung tidak berwujud serta karena
menyangkut sharing berdasarkan interaksi sosial, maka tingkat
kepercayaan yang tinggi diantara peserta sistem diperlukan.
Sistem ini diimplememtasikan dengan baik oleh beberapa
platform seperti layanan berbagi ruang kerja, barang, tugas atau
pekerjaan, lahan perkebunan, keahlian, makanan, hingga lahan
parkir.

Platform yang bergabung dengan sharing economy meliputi:


1. Co-Working Platforms
Perusahaan yang menyediakan ruang kerja terbuka bersama untuk
freelancer, pengusaha, dan karyawan yang bekerja di rumah di
wilayah metropolitan.
2. Peer to Peer Lending Platforms
Perusahaan yang memungkinkan individu meminjamkan uang
kepada individu lain dengan harga lebih murah. Harga yang
ditawarkan lebih miring daripada harga melalui entitas pemberi
pinjaman tradisional.
3. Platform Mode
Situs yang memungkinkan individu untuk menjual atau menyewa
pakaian mereka.
4. Freelancing Platforms
Situs yang menawarkan untuk mencocokkan pekerja freelance di
spektrum yang luas.
Sharing Economy membawa pengaruh positif bagi masyarakat.
Masyarakat mengaku dengan transaksi lewat dunia digital segala
urusan menjadi mudah. Contohnya saja aplikasi GOJEK, Uber, dan
Grab; mudah diakses oleh masyarakat, pemberian servis yang
memuaskan, driver yang ramah, serta tarif yang jauh lebih murah dari
penyedia transportasi konvensional lainnya merupakan kelebihan yang
diberikan oleh kegiatan ekonomi berbasis digital. Tidak hanya itu,
siapapun yang ingin menjadi driver pun hanya bermodalkan
kendaraan dan terdaftar jadi driver, hal ini tidak menuntut si driver
harus bekerja menjadi driver tetap, tetapi bisa kapan saja dan siapa
saja. Dengan mudahnya untuk menjadi driver dapat mengikis
pengangguran yang ada dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

2.1.2 Pendapatan
2.1.2.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur atau pos yang
paling utama dari pembentukan laporan laba rugi dalam suatu
laporan keuangan suatu perusahaan. Pendapatan sangat
berpengaruh bagi keseluruhan hidup perusahaan, semakin
besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran
dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Selain itu pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi
perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi, maka
pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan.
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang
maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun
hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta
yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber
penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari –
hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan
penghidupan seseorang secara langsung mau pun tidak lagsung
(Suroto, 2000).

Menurut Sukirno (2002), pendapatan dapat dihitung


melalui tiga cara yaitu:
1. Cara pengel uaran, cara ini pendapatan dihitung dengan
menjumlahkan nilai pengeluaran / perbelanjaan ke atas
barang-barang dan jasa.
2. Cara produksi, cara ini pendapatan dihitung dengan
menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan.
3. Cara pendapatan, dalam perhitung an ini pendpaatan
diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan
yang diterima

Menurut Boediono pendapatan seseorang dipengaruhi oleh


beberapa faktor, antara lain dipengaruhi:
1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang
bersumber pada hasil-hasil tebungan tahun ini dan warisan
atau pemberian.
2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga
ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar
faktor produksi.
3. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan
sampingan.

2.1.2.2 Jenis-jenis Pendapatan


Dalam perbankan, jenis pendapatan dibagi menjadi dua,
yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non operasional.
1. Pendapatan Operasional, merupakan pendapatan yang
didapatkan langsung dari kegiatan operasional suatu
perusahaan. Pendapatan operasional dibagi menjadi dua
golongan, yaitu pendapatan bersih dan pendapatan kotor

a. Pendapatan Kotor
Pendapatan kotor adalah pendapatan yang diterima oleh
suatu perusahaan atau orang pribadi dari nilai asli dan
faktur penjualan sebelum dikurangi dengan pajak dan
pengurangannya.
b. Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diterima
oleh suatu perusahaan atau orang pribadi hasil dari
penjualan barang atau jasa setelah dikurangi dengan
pajak dan pengurangnya.
2. Pendapatan Nonoperasional, merupakan pendapatan yang
didapatkan bukan dari kegiatan operasional atau bukan dari
kegiatan penjualan. Pendapatan nonoperasional dibagi
menjadi dua, yaitu pendapatan sewa dan pendapatan
bunga.
a. Pendapatan sewa
Pendapatan sewa adalah pendapatan yang merupakan
hasil yang didapat dari kegiatan menyewakan suatu
aset, contohnya rumah atau mobil.
b. Pendapatan bunga
Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diperoleh
dari kegiatan memberikan pinjaman kepada pihak lain.

2.1.2.3 Sumber-sumber Pendapatan


Menurut Suparmoko dalam Artaman, 2015, ada tiga
golongan pendapatan:
1. Dari Gaji dan Upah
Pendapatn seseorang yang didapat setelah bekerja dalam
jangka waktu tertentu, biasanya satu bulan. Tapi ada juga
gaji yang dibayarkan per hari dan per minggu.

2. Dari Usaha Sendiri


Pendapatan dari total penjualan barang atau jasa setelah
dikurangi total biaya produksi. Misalnya, pendapatan dari
hasil menjual makanan.
3. Dari Pendapatan Lain
Biasanya pendapatan lain didapat di luar dari gaji dan
usaha sendiri. pendapatan lain didapat tanpa adanya
kegiatan usaha, misalnya hasil menyewakan rumah, mobil,
aset berharga lainnya, atau dari investasi.

2.1.3 Pandemi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pandemi
adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana atau meliputi
geografi yang luas. WHO sendiri mendefinisikan pandemi sebagai
situasi ketika populasi seluruh dunia ada kemungkinan akan terkena
infeksi dan berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit.
Suatu pandemi (dari bahasa Yunani pan semua + demos
rakyat) atau epidemi global atau wabah global merupakan
terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah
geografi yang luas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
suatu pandemi dikatakan terjadi bila ketiga syarat berikut telah
terpenuhi:
1. Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada
populasi bersangkutan,
2. Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan
sakit serius,
3. Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan
berkelanjutan pada manusia.

Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai


pandemi hanya karena menewaskan banyak orang. Sebagai contoh,
kelas penyakit yang dikenal sebagai kanker menimbulkan angka
kematian yang tinggi namun tidak digolongkan sebagai pandemi
karena tidak ditularkan.

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan
dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya
di samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan
penelitian serta menunjukkan orsinalitas dari penelitian. Pada bagian ini
peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait
dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya,
baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan
(skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya). Kajian yang mempunyai relasi atau
keterkaitan dengan kajian ini antara lain:
1. Lembaga Demografi FEB UI (2020), berjudul Survei Pengalaman
Mitra Driver GOJEK Selama Pandemi Covid-19. Penelitian tersebut
memberikan gambaran singkat mengenai dampak sosial-ekonomi
pada pekerja mandiri (independent contractors) dalam sharing
economy. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 63% Mitra GOJEK
hampir tidak mendapatkan penghasilan, sebanyak 36% Mitra GOJEK
mengalami penurunan pendapatan dibandingkan sebelum Covid-19,
sebanyak 1% penghasilan sama saja seperti sebelum pandemi, dan
sebanyak 0,4% mengalami peningkatan penghasilan. Penelitian ini
juga menganalisis dampak pandemi pada berbagai sektor. Pada sektor
ekonomi, pendemi covid-19 berdampak buruk pada pekerja mandiri
dalam Sharing Economy yang bergantung pada sistem kerja
berdasarkan permintaan. Pada sektor sosial, kondisi pandemic covid-
19 memuncukan hubungan sosial yang menarik di luar hubungan
kerja seperti antara perusahaan (GOJEK), Mitra GOJEK, dan
konsumen saling memberi bantuan. Pada sektor kemitraan, bantual
sosial yang diberikan oleh perusahaan (GOJEK) terhadap mitra
dalam Pandemi Covid-19 merupakan added value dari hubungan
kerja dalam Sharing Economy karena mitra merasa diperhatikan dan
diapresiasi oleh perusahaan di luar konteks pekerjaan. Survei
dilakukan melalui aplikasi GOJEK agar dapat melakukan
randomisasi pada responden penelitian berdasarkan data base mitra
yang ada di GOJEK. Proses pengumpulan data melalui aplikasi
GOJEK lebih cepat untuk menangkap perubahan isu sosial dan
ekonomi yang terjadi selama Pandemi Covid-19 secara dinamis,
sehingga pengumpulan data dengan cepat dapat mengurangi error
pada proses pengumpulan data. Total responden yang dianalisis
adalah sebanyak 41.393.
2. Dedi Cahyadi (2017), penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pendapatan Driver Ojek Online (Studi pada
GOJEK Malang). Hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan Driver GOJEK
antara lain faktor tingkat usia, jumlah penumpang, jam kerja dan
tingkat Pendidikan. Faktor tingkat usia secara parsial mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan driver gojek di
Kota Malang, karena semakin produktif umur driver gojek maka akan
semakin baik performa driver gojek tersebut, sehingga pendapatan
yang di peroleh semakin besar. Faktor jumlah penumpang
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendaptan
driver gojek di Kota Malang, karena semakin banyak jumlah
penumpang atau orderan maka pendapatan yang di peroleh juga
semakin besar, dan semakin jumlah orderan yang diterima akan
diakumulasikan menjadi point yang dapat di tukarkan menjadi bonus
berupa uang yang diberikan kepada driver gojek. Faktor jam kerja
secara parsial mempunyai pengaruh positf dan signifikan terhadap
pendapatan driver gojek. Faktor tingkat pendidikan mempunyai
pengaruh yang negative dan tidak signifikan terhadap pendapatan
driver gojek di Kota Malang, karena di perusahaan gojek tidak
menetapkan pendidikan sebagai jenjang karir driver tersebut,
melainkan performa dari setiap driver tersebut yang menentukan
pendapatan dan jenjang karirnya.
3. Eva Marsusanti, Susilawati, dkk. (2018). Berjudul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Driver GOJEK. Dalam penelitian ini
ditemukan bahwa faktor-faktor yang paling mempengaruhi
pendapatan Driver Gojek sebesar 75% adalah pesaing baru dan
sistem poin, dimana pesaing baru seperti Grab juga mulai
berkembang di kota Sukabumi.Sistem poin yang berubah dari bonus
tunai Rp.1.500 jika menjalankan order 6-10 km, sekarang sudah
ditiadakan lagi. Driver hanya mendapat bonus tunai Rp.3000 jika
menjalankan order pada jam 23.00 – 05.00. Sedangkan sisanya 25%
adalah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dari hasil wawancara,
tidak banyak driver Gojek yang mengeluhkan berkurangnya
pendapatan mereka yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM.
Saran untuk PT. GOJEK, sebagai aplikator sebagiknya mengkaji
ulang sistem poin agar para driver GOJEK tidak harus lembur sampai
malam untuk mengejar target poin 14. Apalagi banyak pesaing baru
yang mulai bermunculan.
4. Hasbi Prima (2019), berjudul Pengaruh Pengalaman Kerja, Lokasi
Mangkal, Teknologi, dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan
Pengemudi Ojek Online di Kota Malang. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang menarik untuk
diperhatikan. Pertama, variabel teknologi dengan proxy tingkat
penguasaan dalam menggunakan aplikasi menunjukkan bahwa
pendapatan pengemudi ojek online dipengaruhi oleh faktor umur, dari
hasil penelitian yang dilakukan pengemudi ojek online di Kota
Malang yang berumur di atas 35 tahun memiliki pendapatan yang
lebih kecil dibandingkan yang berusia lebih muda. Hal tersebut
terjadi karena teknologi ojek yang berbasis online masih tergolong
baru yaitu sekitar sepuluh tahun terakhir sehingga pengemudi ojek
online yang berusia di atas 35 tahun masih merasa sulit untuk
mengoperasikan aplikasi yang disediakan. Kedua, variabel biaya
operasional memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
pendapatan pengemudi ojek online. Variabel tersebut menjadi
menarik untuk dilihat karena pada awalnya variabel biaya operasional
diduga akan mengurangi pendapat bersih pengemudi ojek online,
namun setelah dilakukan penelitian ternyata biaya operasional justru
menambah pendapatan bersih pengemudi ojek online. Karena itu
variabel biaya operasional dianggap unik dan memberikan warna
pada penelitian ini. Ketiga, dari hasil penelitian yang telah dilakukan
bahwa pendapatan pengemudi ojek online tersebut juga dipengaruhi
dari jarak lokasi mangkal mereka. Semakin dekat mereka mangkal
dari tempat-tempat favorit seperti pusat perbelanjaan, stasiun restoran
favorit dan beberapa universitas di Kota Malang maka permintaan
dari konsumen yang ingin menggunakan jasa ojek online akan
semakin tinggi, dari hal tersebut para pengemudi ojek online akan
mendapatkan point yang lebih banyak yang nantinya dapat
ditukarkan menjadi uang dan pendapatan mereka akan bertambah.
Keempat, pendapatan mereka juga dipengaruhi dari pengalaman kerja
mereka selama mereka bekerja menjadi ojek online di Kota Malang.
Mereka yang mengerti dari sistem penguasaan teknologi, penghafalan
jalan di Kota Malang, efisiensi jam kerja, dan efisiensi modal biaya
operasional yang baik akan lebih terampil mengambil peluang-
peluang berbagai order yang akan diterima.
5. Putu Citrayani Giri dan Made Heny Urmila Dewi (2017), berjudul
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Driver
GOJEK di Kota Denpasar, Bali. Dalam penelitian tersebut didapatkan
menunjukkan bahwa jam kerja, umur, tingkat Pendidikan, dan
pengalaman kerja berpengaruh simultan terhadap pendapatan Driver
GOJEK di Kota Denpasar, Bali. Selain itu, berdasarkan hasil olahan
data dengan melakukan uji parsial menunjukan bahwa variabel jam
kerja dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan driver GO-JEK. Driver yang mencurahkan
waktunya untuk bekerja lebih lama akan memperoleh orderan atau
pelanggan lebih banyak dengan begitu penghasilan yang diperoleh
oleh para driver juga akan meningkat. Begitu pula pengalaman kerja,
dengan semakin lamanya para driver bekerja sebagai driver GO-JEK,
maka secara otomatis mereka akan lebih memahami kondisi di
lapangan dan juga lebih memahami kondisi di daerah Kota Denpasar.
Sedangkan dalam hal ini tidak adanya pengaruh variabel umur dan
tingkat pendidikan terhadap pendapatan driver GO-JEK. Umur tidak
mempengaruhi pendapatan karena para driver yang memiliki umur >
40 tahun masih bisa bekerja selama 16 jam dalam sehari. Tingkat
pendidikan dalam hal ini juga tidak berpengaruh terhadap pendapatan
karena para driver yang memiliki pendidikan yang tinggi tidak semua
memiliki pendapatan yang tinggi. Rata-rata para driver yang tamatan
SMA/SMK yang lebih banyak mencurahkan jam kerjanya yang
memperoleh penghasilan yang lebih banyak yaitu paling tinggi
sebesar Rp. 7.750.000, dibandingkan dengan driver yang tamatan S1
hanya mendapatkan penghasilan paling tinggi sebesar Rp. 6.200.000.

2.3 Kerangka Konseptual


Kerangka penelitian Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Pendapatan Mitra
GOJEK di Kota Mataram dapat digambarkan dalam bagan kerangka
penelitian sebagaimana gambar berikut:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 1999 Tentang Informasi Keuangan Tahunan
Perusahaan

Laporan Keuangan Tahunan

Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Laporan Arus Kas


Ekuitas

Pengeluaran Pendapatan Keuntungan di Luar Kerugian di Luar


Aktivitas Operasional Aktivitas Operasional
Bisnis Bisnis

Pendapatan Pendapatan
Operasional Nonoperasional
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan jenis atau metode penelitian
deskriptif kualitatif yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci yang lebih
menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2015:112), objek dalam
penelitian kualitatif ini adalah objek yang alamiah atau objek yang apa
adanya dan tidak dimanipulasi oleh peneliti. Penelitian dengan pendekatan
kualitatif dapat dibedakan menjadi lima tipe utama yaitu: fenomenologis,
etnografi, studi kasus, naratif, dan metode teori dasar (Sugiyono, 2017:12).
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat
tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau
hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau
numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan
seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian.

3.2 Teknik Pengambilan Data


Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 134), instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Sedangkan menurut Ibnu Hadjar (1996: 160) berpendapat bahwa
instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Sedangkan
instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008: 52) adalah alat
yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan
dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara
teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.
Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah
pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah
pernyataan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui
kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2005:162). Kelebihan
menggunakan kuesioner adalah antara lain tiak memerlukan kehadiran
peneliti, dapat dibagikan secara bersama-sama kepada seluruh responden,
waktunya fleksibel, dapat dibuat anonym (tanpa nama) sehingga responden
tidak malu ketika menjawab pertanyaan, dan pertanyaan dapat distandarkan.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data antara lain:
1. Data Primer
Menurut Uma Sekaran, data primer adalah data yang mengacu pada
informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan
dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data prime didapat dari
sumber informan yaitu individua tau perseorangan seperti hasil kuesioner
yang dilakukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Menurut Uma Sekaran, data sekunder adalah data yang mengacu pada
informasi yang telah dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Dalam
penelitian ini, data sekunder didapat dari literatur, penelitian terdahulu,
buku, dan lain sebagainya.

3.4 Populasi, Sampel, dan Responden


3.4.1 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan
satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa
orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst. (Djarwanto,
1994: 420). Populasi dalam penelitian ini adalah Mitra GOJEK.

3.4.2 Sampel
Menurut Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian
atau sebagai wakil populasi yang akan diteliti. Jika penelitian yang
dilakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan bahwa
penelitian tersebut adalah penelitian sampel. Sampel dalam
penelitian ini adalah beberapa pengemudi GOJEK yang berada di
sekitar Kota Mataram.

3.5 Analisis Data


Data yang diperolehan dari penelitian berupa data primer dan sekunder,
tahapan dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data di link kuesioner Google
Form yang telah peneliti bagikan.
2. Reduksi Data
Peneliti hanya mengambil dan merangkum informasi yang telah diproleh
sesuai dengan fokus penelitian, seperti hanya mengambil jawaban inti dari
hasil wawancara yang sesuai dengan indikator pertanyaan yang telah
disusun
3. Penyajian Data
Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat sehingga
dapat memudahkan peneliti untuk memahami kondisi yang terjadi. Uraian
singkat hasil wawancara yang telah diolah akan diperkuat dan dinarasikan
dengan hasil dokumentasi.
4. Menarik Kesimpulan
Peneliti dapat menarik kesimpulan apabila sudah banyak data-data
pendukung, baik itu data primer maupun data sekunder.
5. Analisis dan Deskriptif
Peneliti menganalisis mendiskripsikan kesimpulan bagaimana dampak
pandemic covid-19 bagi pendapatan pelaku bisnis khususnya pendapatann
Mitra GOJEK yang berada di Kota Mataram.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gojek.com/about/
https://www.gojek.com/blog/gojek/go-jek-dimana-mana/
Lembaga Demografi FEB UI (2020). https://ldfebui.org/wp-
content/uploads/2020/06/Laporan-Penelitian-Survei-Pengalaman-Mitra-Driver-
Gojek-Selama-Pandemi-Covid19.pdf - diakses September 2020.
Cahyadi, Dedi. 2017. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Driver Ojek Online (Studi Pada Go-Jek Malang)”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Brawijaya. Malang.
Marsusanti, Eva; dkk. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Driver GOJEK. AMIK BSI Sukabumi. Vol. 6 No.2.
Prima, Hasbi. 2019. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Lokasi Mangkal, Teknologi,
Dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Pengemudi Ojek Online di Kota
Malang”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang.
Citrayani, Putu, Made Heny Urmila Dewi. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Driver Go-Jek di Kota Denpasar, Bali. E-Jurnal EP
Unud. Vol. 6 No. 6.
Amajida, Fania Darma. 2016, Kreativitas Digital Dalam Masyarakat Risiko
Perkotaan: Studi Tentang Ojek Online “Go-Jek” di Jakarta. Departmen Sosiologi
Universitas Indonesia. Jurnal Informasi Kajian Ilmu Komunikasi Volume 46.
Nomor 1. Juni 2016.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Uma Sekaran. 2009. Metode Penelitian Untuk Bisnis, Salemba Empat: Jakarta.
Suparmoko. 1990. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 1999 Tentang
Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai