Anda di halaman 1dari 6

SCRIPT PPT IoT

1. Problems
Dilansir dari laman mediaindonesia.com tercatat bahwa sekitar 300 Kg sampah makanan
dapat dihasilkan dari satu orang per tahunnya.  Indonesia saat ini diketahui  telah menerapkan
metode pengelolaan sampah dengan menggunakan metode open dumping atau landfill..
Metode open dumping atau landfill merupakan metode yang sangat sederhana, sampah
langsung dibuang ke TPA tanpa melalui proses terlebih dahulu (Tugel et al., 2019). Hal ini
juga diperkuat dengan adanya sebuah penelitian yang menyatakan bahwa sebesar 73%
sampah yang dihasilkan dari sebuah tempat makan merupakan sampah organic atau sampah
makanan (Brigita & Rahardyan, 2013). Belum adanya pengelolaan secara berkelanjutan
terkait pengelolaan limbah makanan yang sesuai dengan peraturan undang-undang RI No. 18
Tahun 2012 (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 2019).

2. Solutions

3. Value Propositions

 Getting Job Done disini menjelaskan posisi Khadya Mobile Apps sebagai aplikasi
  
penyedia jasa yang membantu pemerintah dan perusahaan yang bergerak di industri
makanan untuk dapat mengelola limbah makanan yang dihasilkan dari kegiatan
industrinya menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual.

 Usability dan Customization Feature, dalam hal ini Khadya Mobile Apps menghadirkan
berbagai macam fitur menarik dan interaktif yang mampu menarik perhatian user, seperti
fitur charity, notifikasi listing food, artikel informatif seputar pengelolaan limbah
makanan menjadi desinfektan, kompos, dan sebagainya yang mampu diolah dalam skala
rumah. Ketika para user telah merubah limbah makanan menjadi sesuatu produk baru,
user dianjurkan untuk mengupload foto produk tersebut pada fitur creation dan user akan
mendapatkan poin yang nantinya dapat ditukarkan dengan voucher belanja indomaret,
alfamart, OVO, Go-Pay, dll.

 Brand Power, Khadya Mobile Apps akan berfokus pada pengelolaan limbah makanan
yang mana nantinya limbah makanan akan diolah menjadi energi baru terbarukan
(bioetanol, biogas, biomassa) dan biopolymer. Hal ini didasarkan pada latar pendidikan
tim idleco,yaitu kimia. Selain itu, kami juga ingin menerapkan mata kuliah
Technopreneur yang kami dapat di Universitas Pertamina dengan mengkombinasikan
kimia serta penerapan teknologi untuk menciptakan suatu peluang bisnis.
4. Unfair Advantage

5. Customer Segment
Niche Market, jenis target konsumen yang lebih spesifik dengan pembagian beberapa
subsegment (Angelia Cindy & Kusumadmo, 2017). Dalam hal ini IdleCo. memfokuskan
target pasar (user apps) untuk dapat digunakan oleh masyarakat Jakarta, pabrik makanan, dan
penyedia jasa makanan (tempat makan, supermarket, pasar) dalam penggunaan Khadya
Mobile APPS yang berfokus sebagai penyedia jasa dalam pengolahan limbah makanan.
Adapun beberapa target user kami adalah masyarakat Jakarta, alfamart, alfamidi, indomart,
PT. Amrita Enviro Energi, Unilever, Indofood, dll. (Enviro et al., 2019).

6. Key Metrics

7. High Level Concept

8. Channels
Adapun tipe channels yang kami pilih adalah jenis direct. Hal ini didasari dengan adanya
interaksi secara langsung yang dilakukan user dengan aplikasi Khadya, seperti: pembuatan
akun untuk penyimpanan data base, penguploadan foto, adanya kegiatan membaca artikel,
adanya upload foto pada fitur creation dan hide and seek sebagai bukti validasi untuk meraih
point. Kategori channeling yang diimplementasikan dalam pengembangan aplikasi ini ialah
automated-services. Automated-services merupakan kombinasi antara self-services dengan
proses yang terjadi secara otomatis, dimana user memegang kendali penuh untuk
mendapatkan poin dari setiap kegiatan yang mereka lakukan selama proses interaksi
berlangsung. selain itu di dalam fitur charity user juga dapat melakukan aksi pengurangan
jumlah limbah makanan dengan cara menyumbangkan makanan yang mereka punya ataupun
menjualnya dengan harga yang lebih rendah dari harga belinya pada fitur charity.
9. Early Adopters
Adapun target pertama dari Khadya Mobile APS ialah pengguna yang berada di kota Jakarta
dengan target usia 15-35 tahun dengan latar belakang Pendidikan minimal SMA. Selain itu,
untuk menambah jumlah user tim idleCo telah mernacang beberapa strategi pemasaran yang
akan digaungkan melalui social media terutama Instagram dengan mendirikan sebuah konten-
konten terkait pengelolaan limbah sebelum aplikasi Khadya diublikasikan pada Apps Store
atau PlayStore. Target pengguna kami dalam waktu 1 bulan yaitu 120 pengguna dengan
persentase target intensitas penggunaan aplikasi selama 1-3 jam. Adanya Kerjasama dnegan
berbagai pihak organisasi yang berfokus terhadap isu-isu lingkungan kami yakini akan
membantu kami mencapai target yang lebih banyak lagi.

10. Cost Structure


Dalam menentukan biaya variabel tetap dan bebas yang mendukung perkembangan
aplikasi Khadya tim IdleCo memilih untuk menerapkan salah satu jenis struktur biaya yang
dikenal dengan sebutan cost-driven. Cost-driven dibuat dengan mengontrol pengeluaran
biaya dalam pengembangan aplikasi Khadya seminimal mungkin (Kondisi et al., 2012),
yaitu dengan adanya pengelolaan limbah makanan secara tidak langsung akan memangkas
biaya yang cukup banyak dalam pembuatan produk kompos, karena bahan utamanya
merupakan limbah makanan itu sendiri. Adapun karakteristik struktur cost driven yang
dimiliki, diantaranya adalah:
 Fixed Cost, merupakan biaya dengan variable tetap yang setiap bulannya akan
dikeluarkan dengan jumlah biaya yang sama. Contohnya: gaji karyawan, biaya
sewa tempat penyimpanan limbah makanan (Bank Sampah), mesin produksi, biaya
time planning trello, pembelian software berbayar, pembelian storage untuk data
base user, dll.
 Variable Cost, merupakan biaya yang dikeluarkan karena adanya faktor eksternal
yang bersifat fluktuatif. Contohnya: biaya listrik, biaya PDAM, transport, biaya
internet, dll.

11. Revenue Streams


Jenis revenue streams yang akan diimplementasikan pada pengembangan aplikasi
Khadya ialah transaksi satu waktu. Adapun cara-cara yang diterapkan pada Khadya Mobile
apps ialah Usage fees dalam hal pengangkutan limbah makanan yang dihasilkan dari
customer segments. Brokerage fees juga akan diterapkan Ketika Khadya bekerja sama
dengan Pemerintah Kota Jakarta untuk mengurangi jumlah limbah yang berada di TPA.
Investor merupakan salah satu revenue streams yang akan kami cari dengan cara mengikuti
beberapa acara hackathon yang diselenggarakan oleh Plug&Play GK. Adanya
administration fees pada setiap kegiatan jual beli produk makanan yang dilakukan sesama
user pada fitur charity.

12. Quantidiable Impact


Adanya permasalahan ketersediaan BBM dan isu lingkungan, pemerintah berupaya
untuk mengembangkan penggunaan BBM di Indonesia. Melalui peraturan menteri ESDM
menargetkan penggunaan BBM pada tahun 2025 sebesar 30% biodiesel dan 20%
bioetanol dari total kebutuhan BBM (Bappenas, 2015) .Bioetanol sendiri dapat dibuat
dengan memanfaatkan ampas teh sebagai bahan dasarnya yang diolah dengan metode
fermentasi dan hidrolisis (Susmiati, 2018). Bio-polimer dapat dibuat dengan cara mengelola
kulit buah-buahan seperti: kulit buah apel, kulit jeruk, kulit buah semangka, dan sebagainya
(Setyanto, 2013). Limbah makanan juga dapat diubah menjadi biomassa dan biogas (Irwin
& Aarssen, 1996)

13. Solution Opportunity

14. Implementation Threat


Pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan yang mulai disadari oleh masyarakat membuat
banyak mahasiswa dan beberapa ormas yang terletak di jakarta melakukan serangkaian
kegiatan sosialisasi dan pelatihan ke berbagai sekolah dan desa untuk memberikan edukasi
tentang lingkungan, cara pemilahan sampah yang sesuai dengan kategori, pengenalan bank
sampah , dan lain-lain merupakan salah satu bukti bahwa Khadya Apps dapat menjadi solusi
pelengkap dalam mengurangi jumlah limbah makanan di kota Jakarta (Djau et al., 2017)

15. Major Evidence


16. External Factors

DAFTAR PUSTAKA

Angelia Cindy, H., & Kusumadmo, E. (2017). Niche Market Strategy Pada Industri Keramik
Kasongan, Yogyakarta. Journal of Chemical Information and Modeling, 110(9), 1689–
1699.

Bappenas. (2015). Kajian Pengembangan Bahan Bakar Nabati. 0–87.

Brigita, G., & Rahardyan, B. (2013). Analisa Pengelolaan Sampah Makanan Di Kota Bandung.
Jurnal Tehnik Lingkungan, 19(1), 34–45. https://doi.org/10.5614/jtl.2013.19.1.4

Djau, M. S., Mohi, W. K., Lamangida, T., Pakaya, S., Pertanian, F. I., Gorontalo, U. M.,
Gorontalo, U. M., Gorontalo, U. M., & Botutonuo, D. (2017). Aksi Pengelolaan Sampah
Plastik di Kawasan Wisata Pantai untuk Ekonomi Produktif. Seminar Nasional Pengabdian
Masyarakat. file:///C:/Users/Windows/Downloads/AKSI PENGELOLAAN SAMPAH
PLASTIK DI KAWASAN WISATA PANTAI UNTUK EKONOMI PRODUKTIF.pdf

Enviro, A., Newsletter, E., & Amrita, T. (2019). SAMPAH MAKANAN atau FOOD WASTE. 2–4.

Irwin, D. L., & Aarssen, L. W. (1996). Effects of nutrient level on cost and benefit of apical
dominance in Epilobium ciliatum. American Midland Naturalist, 136(1), 14–28.
https://doi.org/10.2307/2426628

Kondisi, M., Antariksa, C., Budhi, G. S., Adipranata, R., Eng, M., Setiahadi, B., Sc, D.,
Pengesahan, H., & Penelitian, L. (2012). Model Bisnis. 2010, 5–26.

Setyanto, R. H. (2013). APLIKASI POLIMER BIODEGRADABLE DAN DAMPAKNYA


PADA Keywords : Abstract : Mekanika, 11, 83–89.

Susmiati, Y. (2018). The Prospect of Bioethanol Production from Agricultural Waste and
Organic Waste. Industria: Jurnal Teknologi Dan Manajemen Agroindustri, 7(2), 67–80.
https://doi.org/10.21776/ub.industria.2018.007.02.1
Tugel, T. P. A. G., Kedungrandu, D., Banyumas, K., Priatna, L., Hariadi, W., Purwendah, E. K.,
Fakultas, M., Universitas, H., Purwokerto, W., Fakultas, D., Universitas, H., & Purwokerto,
W. (2019). “Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung Tugel,
Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.” Prosiding Seminar
Nasional Dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan Dan Kearifan
Lokal Berkelanjutan IX”, 6(November), 494–501.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. (2019). Kajian Kerangka Pengaturan dan Pengelolaan
Makanan Berlebih Di Hotel, Restauran dan Catering.
https://assets.rikolto.org/paragraph/attachments/foodwasteprint.pdf

Anda mungkin juga menyukai