Anda di halaman 1dari 23

MENGENAL FOTOGRAFI

Disusun oleh Kelompok 7

Nama Anggota:

M. Fadhli Rahman

Gina Putri Rezi

Sekar Cahyaning Andaru

Syawa Nurbaidha

XI MM 1

JURUSAN MULTIMEDIA

SMK PRIMA UNGGUL

JL. RADEN FATAH NO. 98 PARUNG SERAB

CILEDUG – KOTA TANGERANG


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat rahmat dan karunia Allah SWT yang senantiasa memberikan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun tugas ini dengan baik dan tepat waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan Tentang sejarah fotografi. Kamera
dari dulu sampai sekarang, hingga fungsi bagian bagian kamera.. Semoga Makalah yang kami
buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun Makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.

Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

Tangerang, 04 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar.............................................................................................................................. i
Daftar Isi ...................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Fotografi................................................................................................................... 2
2.2. Jenis-Jenis Kamera................................................................................................................ 4
2.3. Bagian-Bagian & Aksesoris Kamera....................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...........................................................................................................................17
3.2. Kritik dan Saran ...................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal
sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring berjalannya
waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi
yang canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan
teknik pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah.
Makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan secara praktis dan teoritis bagaimana
menggunakan suatu kamera, serta mendapatkan gambar atau potret yang memberikan
makna pemberian pesan yang lebih efektif dalam setiap informasi yang akan disampaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah Fotografi?
2. Apa sajakah jenis-jenis kamera yang pernah di gunakan dari zaman dahulu hingga
sekarang?
3. Apa saja bagian-bagian & aksesoris kamera?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Fotografi dunia
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kamera yang pernah digunakan dari zaman dahulu
hingga sekarang
3. Untuk mengetahui apa sajakah bagian-bagian & aksesoris kamera

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Fotografi
Pada abad ke-19, tepatnya di tahun 1839 merupakan tahun awal kelahiran fotografi.
Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah
terobosan teknologi dengan hasilnya berupa rekaman dua dimensi seperti yang terlihat oleh
mata, sudah bisa dibuat permanen.
Fotografi kian populer seiring dengan perkembangan teknologi. Kata fotografi berasal
dari dua kata Yunani kuno, yaitu photo, yang artinya cahaya, dan graphos yang artinya
untuk menggambar. Dengan begitu, secara harfiah bisa diartikan sebagai menggambar
dengan cahaya.
Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM),
seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap
terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan
pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama
yang menyadari fenomena camera obscura (The History of Photography karya Alma
Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991).
Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, mulai
dari Aristoteles di abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab, Ibnu Al Haitam (Al Hazen)
pada abad ke-10 SM yang berusaha menangkap fenomena ini ke dalam suatu alat, hingga
pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista Della Porta menyebut ”camera
obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
Berbagai penelitian kembali dilakukan namun perkembangan berarti terjadi pada tahun
1824. Seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833),
setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses
yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang
dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur. Ia melanjutkan
percobaannya hingga pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi
yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin,
A

2
Penelitian demi penelitian terus berlanjut hingga pada tanggal 19 Agustus 1839, desainer
panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851)
dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya. Sebuah
gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang
disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses
ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam
dapur dan air suling.
Daguerre sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah
Perancis berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-
cuma. Sejak saat itu fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat.
Pada tahun 1880-an, di Amerika, George Eastman menempatkan rol film fleksibel di
pasar. Dan pada tahun 1889 dia memperkenalkan kamera Kodak pertama dengan slogan,
“Anda menekan tombol dan kami melakukan sisanya”. Di era ini, kamera mulai bisa
digunakan fotografer untuk mengeksplorasi media baru dari sudut pandang kreatif,
mencoba untuk menemukan potensi dan keterbatasan dan mendefinisikan fotografi sebagai
bentuk seni.
Tahun 1950, untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex, maka
mulailah digunakan prisma (SLR), dan Jepang pun mulai memasuki dunia fotografi dengan
produksi kamera NIKON. Tahun 1972, kamera Polaroid temuan Edwin Land mulai
dipasarkan. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses
pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera
sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital
yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar
koran.
Fotografi hari ini sesuai dengan perkembangan teknologi, juga sudah digunakan dalam
berbagai profesi. Mulai dari digunakan media cetak dan televisi untuk informasi iklan
hingga beberapa bidang profesi lain dari kedokteran hingga astronomi. Teknologi fotografi
saat ini mampu mengantarkan manusia melihat object yang terlalu kecil untuk dilihat
hingga foto tempat berbahaya yang sulit terjangkau manusia. Tetapi untuk kebanyakan
orang, fotografi adalah hobi atau dijadikan sebagai profesi.

3
Fotografi adalah Seni
Kini fotografi secara luas telah diakui sebagai seni, ditampilkan di museum, dihargai
oleh kolektor, dibahas oleh para kritikus, dan dipelajari dalam kursus sejarah seni. Tetapi
pengakuan foto sebagai karya seni sempat mendapat beberapa pertentangan. Hal ini tak
terlepas dari kenyataan bahwa fotografi menggunakan mesin.
Selain itu, pertentangan terjadi karena banyak yang berpendapat bahwa fotografi tidak
membutuhkan kreativitas atau imajinasi karena subjek fotografi adalah “siap pakai” dan
tidak memerlukan manipulasi atau kontrol oleh fotografer. Namun beberapa alasan di
bawah ini meruntuhkan pendapat itu.
Sebuah kamera, tidak peduli berapa banyak fitur otomatis yang dimilikinya adalah benda
tak bernyawa dan tidak bisa menghasilkan karya seni sampai seseorang menggunakannya.
Seorang fotografer menciptakan gambar dengan proses seleksi, melihat melalui jendela
bidik kamera harus memutuskan apa yang akan dimasukkan dan apa yang harus diabaikan
dari tempat kejadian.
Mereka memilih jarak dari mana untuk mengambil gambar dan sudut mana yang tepat,
yang tentunya paling sesuai dengan tujuan mereka. Mereka juga sabar menunggu sampai
mendapatkan cahaya yang tepat atau mungkin mengambil keputusan sepersekian detik,
tetapi hasil akhir tetap berpegang pada rasa seorang fotografer. Mereka dapat membekukan
gambar yang bergerak atau merekamnya sebagai gambar yang kabur (blur).
Fotografer juga dapat mengubah warna dalam suatu gambar dengan pilihan mereka.
Alasan-alasan tadi yang pada akhirnya membuat fotografi juga dianggap sebuah karya seni.

2.1 Jenis-Jenis Kamera


1. Kamera Obscura
Dari catatan sejarah, kamera Obscura (yang artinya kamar gelap) ditemukan pada
sekitar tahun 1.000 setelah Masehi oleh Al-Haitam atau yang dikenal pula dengan nama
lain Alhazen. Kamera ini dikembangkan dengan konsep lubang kecil di kotak gelap
yang disinari cahaya mampu menghasilkan gambar.

4
Sebelum dipopulerkan Alhazen, pada zaman sebelum Masehi tercatat bahwa konsep
ini telah ditemukan oleh seorang filsuf bernama Mozi pada zaman sebelum Masehi.
Baru pada abad ke-11, Alhazen menulis sebuah buku mengenai optik termasuk
percobaannya meneruskan cahaya melalui lubang kecil ke ruangan gelap.
Buku karangan Alhazen kemudian dipelajari oleh ilmuwan barat seperti Joseph
Kepler. Ilmuwan ini ahirnya berhasil memperbesar proyeksi gambar yang dihasilkan
kamera dengan menambahkan lensa negatif di belakang lensa positif.
Robetrt Boyle kemudian juga berhasil membuat kamera kecil tanpa kabel pada tahun
1665.

2. Kamera Daguerreotypes dan Calotypes


Hampir 900 tahun setelah ditemukannya kamera Obscura, pada tahun 1837 Joseph
Nicephore Niepce yang berkebangsaan Prancis menemukan konsep fotografi yang
praktis, yang kemudian dinamakannya sebagai Daguerreotypes.

5
Di dalam sebuah kotak kecil dengan lubang cahaya, ia menambahkan pelat tembaga
dan perak yang ditambahkan dengan uap yodium sehingga kamera generasi ini lebih
sensitif terhadap cahaya.
Setelah dilakukan eksposur pada kamera, gambar kemudian terbentuk melalui uap
merkuri dan larutan natrium klorida. Niepce bekerja sama dengan partnernya Louis
Daguerre untuk menemukan kamera ini, oleh sebab itulah nama kameranya dinamakan
dengan nama penemunya.
Setelah muncul Daguerreotypes, Henry Fox Talbot menyempurnakan proses
terbentuknya gambar, dan berhasil menjual Calotype pada sekitar tahun 1840-an.

3. Pelat Kering Collidon


Mulai digunakan orang semenjak tahun 1857, kamera yang satu ini merupakan buah
karya dari Desire van Monckhoven. Empat belas tahun kemudian, kamera pelat kering
ini dimodifikasi oleh Richard Leach Maddox yang berhasil menciptakan pelat basah
yang kualitas dan kecepatan pengambilan gambarnya lebih baik.

6
Perjalanan kamera Colliidion terus berlangsung hingga pada tahun 1878 ditemukan
emulsi gelatin yang mampu meningkatkan sensitivitas kamera, sehingga kamera bisa
mengambil gambar secara spontan.
Saat-saat inilah dimana tripod dan alat bantu kamera lainnya tidak terlalu dibutuhkan
untuk mengambil gambar. Sebuah kamera berukuran kecil beratnya tidak terlalu besar
dan bisa dipegang dengan tangan kosong.

4. Kodak dan Kamera Film


Para fotografer yang lahir di tahun 90-an pasti pernah mengenal kamera yang
menggunakan roll film di dalamnya yang kemudian bisa dicetak menjadi sebuah foto.
Sebetulnya pengembangan kamera film ini sudah dimulai satu abad sebelumnya, yaitu
semenjak tahun 1885 oleh George Eastman yang memulai produksi film kamera, yang
kemudian berkembang lagi menjadi seluloid pada tahun 1888-1889.

Kamera film tersebut ia namakan dengan Kodak, yang kemudian mulai dikenalkan
kepada masyarakat luas semenjak tahun 1888. Lebih canggih lagi dari sebelumnya,
hanya terdiri dari satu buah lensa fokus dan satu shutter speed.
Sampai akhirnya di akhir abad ke-19 Eastman telah berhasil membuat berbagai model
kamera film, termasuk kamera berbentuk kotak dan kamera lipat.
Walaupun kamera Kodak ini berhasil membuat fotografi menjadi tidak terlalu mahal
bagi banyak kalangan, kamera pelat masih banyak digunakan orang waktu itu karena
kualitasnya yang lebih baik.

7
Untuk bersaing dengan kamera roll, kamera pelat era ini dilengkapi dengan majalah
untuk menahan beberapa pelat sekaligus.

5. Kamera Compact dan Shanon


Sejarah kamera dilanjutkan dengan hadirnya kamera compact yang diteliti oleh Oskar
Barnack di Leitz. Barnack menggunakan film 35 mm untuk membuat kamera yang dapat
menghasilkan perbesaran gambar dengan kualitas sangat baik.
Akhirnya, pada tahun 1913 terbentuklah prototipe Ur-Leica, kamera 35 mm yang
kemudian pengembangannya tertunda karena adanya perang dunia pertama.
Setelah beberapa kali mengalami perkembangan fitur, kamera Ur-Leica mulai dijual
secara luas pada tahun 1923. Semenjak itu, konsumen pengguna kamera merasa sangat
puas dan menyambut baik inovasi kamera yang satu ini.
Dari sinilah kemudian muncul perusahaan pembuat kamera saingan Ur-Leica, yaitu
kamera Canon yang perusahaannya berpusat di Jepang. Canon juga membuat kamera
dengan film cine 35 mm, yang kemudian bersaing ketat dengan Ur-Leica.
Kamera yang dibuat di negeri matahari terbit ini kemudian menjadi sangat populer
setelah berakhirnya perang Korea yang membuat veteran Jepang banyak membawa
kamera ini ke Amerika Serikat.
Tentunya hingga kini Canon terus berinovasi memproduksi berbagai kamera canggih
lainnya, sehingga sampai saat ini pun bisnisnya masih berjalan dengan subur.

6. TLR dan SLR


TLR merupakan kepanjangan dari twin-lens reflex, sementara SLR adalah akronim
dari single-lens reflex. Kamera TLR mulai dibuat oleh Franke&Heidecke Rolleiflex
pada tahun 1928, sementara kamera SLR sebagai perkembangan lebih lanjut mulai
diproduksi semenjak tahun 1933, yang pertama kali menggunakan 127 roll film.

8
Secara khusus, kamera TLR dilengkapi dengan dua lensa objektif dengan panjang
focal yang sama. Satu lensa berguna untuk tujuan mengambil gambar, sementara lensa
lainnya berguna untuk menangkap bayangan yang telah masuk ke lensa pertama.
Sementara pada kamera SLR, hanya terdapat satu buah lensa yang sudah
dikombinasikan dengan sensor gambar digital.

Kamera SLR dipopulerkan oleh perusahaan Asahi Optical, yang pertama kali
meluncurkan kamera SLR 35mm yang dinamakan dengan Asahiflex. Pada tahun 1950-
an, mulai banyak kamera SLR yang beredar di pasaran, termasuk Canon, Yashica, dan
Nikon.

7. Kamera Analog
Sejarah kamera fotografi selanjutnya sampai pada tahun 1981 saat dimulainya
pembuatan kamera analog, yang teknik pengambilan gambarnya masih bisa
menggunakan film seluloid (klise/film negatif). Yang pertama kali membuat kamera
analog ini adalah Sony Mavica.

9
Pada Olimpiade 1984, pertama kalinya kamera analog yang diproduksi Canon
digunakan untuk memotret Yomiuri Shinbun yang hasilnya kemudian dimuat di surat
kabar Jepang.
Namun seiring perjalanannya, kamera analog kurang mendapat antusias masyarakat
karena biaya penggunaannya yang sangat mahal, serta kualitas gambar yang kurang baik
jika dibandingkan dengan kamera lain. Aplikasi kamera analog saat ini banyak dipakai
untuk kamera CCTV.

8. Kamera Digital
Kamera digital pertama kali dikembangkan oleh Fuji pada tahun 1988, yang
menggunakan kartu memori 16 MB untuk menyimpan data foto yang diambil.
Selanjutnya kamera digital mulai dikenalkan pada masyarakat luas semenjak tahun
1989 oleh Fuji. Pada tahun 1991, dimulailah pemasaran kamera digital Kodak DCS-100
yang beresolusi 1,3 megapiksel dan ditawarkan dengan harga US$ 13.000.

10
Format foto kamera digital mulai beralih menjadi JPEG dan MPEG yang tidak
memakan banyak tempat pada penyimpanan data. Pada tahun 1995, kamera digital
dengan kristal cair di bagian belakang lensa mulai dikembangkan oleh Hiroyuki Suetaka
dengan nama kamera Casio QV-10.
Kamera DSLR mulai ditemukan pada tahun 1999 awal dengan peluncuran Nikon D1
yang berhasil menekan biaya produksi hingga US$ 6.000 saja. Jenis kamera ini mampu
menghasilkan gambar yang sangat baik dan beresolusi tinggi.

11
2.2 Bagian-Bagian & Aksesoris Kamera
1. Bodi
Inilah pusat aktivitas dari nyaris semua bagian yang dimiliki sebuah kamera DLSR.
Selain tombol-tombol pengatur, ada komponen penting yang hanya terdapat dalam
kamera. Komponen itu tak lain dari cermin refleks dan sensor gambar.

Pada DSLR juga terdapat grip yang menjadi tempat tangan kanan kita memegang
kamera.
Juga terdapat ulir dudukan untuk meletakkan kamera pada tripod ketika kita akan
menggunakan shutter lambat atau ketika melakukan pemotretan produk.

2. Lensa
Bagian kamera DSLR yang terbilang sangat penting adalah lensa. Bagian yang
terpisah dari bodi ini punya peran penting dalam menghasilkan gambar yang menarik.
Semua objek foto yang akan diabadikan pasti melewati lensa lebih dahulu. Ada
sedikit saja goresan pada lensa, maka hasil fotonya pasti tidak akan sempurna.
Karena itu, lensa harus selalu dirawat dan dibersihkan dari berbagai macam kotoran
dan jamur yang kerap muncul.

3. Tombol Shutter
Keberadaan tombol shutter ini sudah didesain secara ergonomis sehingga tepat berada
di jari telunjuk ketika akan memotret.
Tombol ini berfungsi mengaktifkan rana yang ada di dalam bodi, sesuai dengan
setelan yang diinginkan.

12
Tombol ini praktis hanya berhubungan langsung dengan rana. Tidak dengan
komponen atau alat pengatur yang lain.

4. View Finder
View finder atau bisa juga disebut dengan jendela intip menjadi poin penting saat
akan mengambil foto.
Keberadaan view finder sudah mulai digantikan oleh LCD pada kamera DSLR
tertentu. Tapi tetap fungsinya belum bisa digantikan secara penuh oleh LCD.
Pada view finder ini akan terdapat alat untuk mengatur fokus khusus bagi Anda yang
bermata minus atau plus.
Tombol ini sangat membantu sehingga tidak kagok dengan kacamata saat akan
melihat objek melalui view finder.

5. Layar LCD

13
Pada bagian belakang bodi kamera DSLR pasti akan terdapat satu buah layar LCD.
Bagian kamera DSLR ini punya banyak fungsi.
LCD menjadi alat untuk menampilkan sistem pengaturan kamera. Seperti shutter
speed, ISO, diafragma, white balance, dan setingan lainnya.
Layar LCD juga menjadi tempat untuk menampilkan foto hasil bidikan Anda. Fungsi
ini akan muncul saat tombol preview ditekan.
Bisa juga menjadi layar untuk melihat objek ketika Anda merekam video dengan
mode Live View.

6. Baterai
Meski tidak punya pengaruh dalam setiap hasil foto yang Anda buat, keberadaan
baterai tetaplah penting.
Sebagus dan secanggih apa pun kamera DSLR yang Anda miliki tidak akan bisa
berfungsi tanpa baterai. Karena itu, baterai merupakan bagian penting pada kamera
DSLR.
Posisi tempat baterai ada di bagian bawah bodi kamera. Bagi Anda yang aktif
memotret ada baiknya memiliki baterai cadangan. Hal ini akan mengurangi risiko
kehilangan momen akibat baterai kamera habis daya.
Sekadar tips, ketika Anda selesai memotret, sebelum menyimpan kamera di dalam
boks sebaiknya keluarkan baterai dari tempatnya.
Selain akan menghemat daya pada baterai, kondisi sistem elektronis kamera akan
lebih awet ketika tidak ada listrik saat tidak digunakan.

7. Tombol ON/OFF
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan kamera. Umumnya berada
di bagian atas bodi.
Ada yang berada di tempat yang sama dengan tombol shutter. Ada juga yang
meletakkan tombol on/of ini dekat dengan mode dial. Hanya berbeda posisi, tapi tetap
fungsinya sama.

14
Ada sebagian orang yang suka lupa mematikan kamera dengan menggunakan tombol
on/off ini.
Padahal, jika kamera tidak digunakan untuk waktu yang lama, sangat dianjurkan
untuk mematikannya melalui tombol on/off ini. Dengan demikian, kondisi daya baterai
bisa bertahan lebih lama.

8. Mode Dial
Bagian kamera DSLR yang ini rata-rata berbentuk bulat. Fungsinya untuk mengatur
kamera untuk menggunakan mode yang dibutuhkan. Ada mode Manual (M), auto (A
atau P), juga mode AV dan TV.
Selain itu, mode dial juga akan menyediakan settingan instan saat memotret. Seperti
night mode, close up/potrait, sports, fireworks, atau panorama.
Settingan yang disediakan mode dial akan membantu Anda mendapatkan foto sesuai
kondisi pada saat akan memotret tanpa harus repot mengatur eksposur dan kecepatan
rana.

9. Main Dial
Bentuk main dial mirip dengan mode dial. Bedanya, pada main dial yang terlihat
hanya separuh saja.
Sisanya ada di bagian dalam bodi kamera. Bentuknya agak bergerigi untuk
mempermudah pengaturan dengan menggunakan jari tangan.
Hal yang diatur oleh main dial biasanya adalah eksposur atau diafragma. Namun,
sejumlah menu lain juga diatur dengan menggunakan main dial ini. Misalkan saja ISO
atau white balance.

10. Tombol Pelepas Lensa


Fungsi tombol ini memang hanya satu, yaitu sebagai pelepas lensa dari bodi. Tapi
jangan sepelekan tugasnya.
Lensa dan bodi kamera akan rusak jika Anda tidak menekan tombol ini saat akan
melepas lensa.

15
Tidak hanya bagian dudukannya saja yang rusak, sistem elektronis lensa dan bodi
juga bakal ikut mengalami kerusakan.
Posisi tombol ini relatif sama di setiap kamera. Berada di bagian depan bodi dan tepat
di samping dudukan untuk lensa. Tekan tombol ini lalu putar lensa untuk melepasnya.

11. Tombol Menu


Ketika Anda ingin melakukan setelan khusus pada kamera DSLR, pastikan menekan
tombol menu lebih dahulu.
Saat tombol menu ditekan, maka di layar LCD akan tampak sejumlah pilihan
pengaturan kamera.
Selanjutnya akan tinggal mengatur kamera dengan menggunakan main dial dan
tombol arah yang ada di bodi kamera.

12. Built-in Flash


Kamera DLSR dari mulai entry level akan memiliki built-in flash. Untuk
mengaktifkan built-in flash, Anda harus menekan lebih dulu tombol yang berada di
bagian atas-depan bodi.
Tepat di samping built-in flash yang akan membantu foto lebih terang ketika kondisi
objek kekurangan cahaya.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama
dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia
menghasilkan film. Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain
dan sebelum masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal
sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik
oleh kamera maupun oleh film.

3.2 Kritik dan Saran


Penulis menyadari bahwa   hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari
pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki
pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan
teman-teman. Adanya kritikan  yang membangun  yang bisa melengkapi makalah ini di masa
mendatang.

17
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Agus. Mengenal Kamera DSLR:12 Bagian Utama Kamera DSLR dan Fungsinya.
https://www.foldertekno.com. Diunduh Jumat, 22 November 2019 Pukul 19.05.

International Design School, IDS. Fotografi adalah seni (sejarah dan perkembangannya).
https://idseducation .com. Diunduh Jumat, 22 November 2019 Pukul 19.15.

16

Anda mungkin juga menyukai