Anda di halaman 1dari 30

Teknik Dasar

Fotography

FOOD
FOTOGRAPHY

Fotografer yang memahami


bagaimana mata dan lensa merasakan
spektrum warna dan membuat cahaya
tersebut berguna dalam fotografi.
By
NUROKHMAN, S.Pd
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 2

FOTOGRAFI

1. Sejarah Fotografi dan Perkembangannya

Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama
dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia
menghasilkan film. Sejarah kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain
dan sebelum masing-masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita
kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang
ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film.

Teknologi fotografi dimulai dengan sebuah kotak penangkap bayangan gambar, sebuah
alat yang mulanya untuk meneliti konstalasi bintang yang dipatenkan oleh Gemma Fricius
pada 1554. Namun sebenarnya, cikal bakal teknologi ini adalah seorang ahli filsafat Cina
bernama Mo Ti pada abad ke-5 SM, Aristoteles pada abad ke-3 SM, dan seorang Arab
bernama Ibn Al-Haitham pada abad ke-10 M. Kemudian pada 1558 ilmuwan Italy
Giambattista della Porta menyebut "camera obscura" ( kamera = kamar/ruang, Obscura =
gelap ) pada sebuah kotak kosong yang membantu pelukis menangkap bayangan
gambar. Lalu pada 1727, Johann Heinrich Schulze menemukan bahwa cairan tertentu
akan berubah warnanya jika diekspos ke sinar. Kemudian pada awal abad ke-19, Thomas
Wegwood melakukan sebuah percobaan. Ia berhasil menangkap citra sebuah objek.
Namun sayangnya citra tersebut tidak bertahan lama karena belum ditemukannya metode
untuk membuat citra menjadi permanen.

Akhirnya pada 1824 foto pertama berhasil dibuat oleh seniman lithography Prancis
Nicéphore Niépce. Niépce membuat foto dengan pelat logam yang disinari dalam camera
obscura selama delapan jam. Merasa kurang puas, Niépce bekerja sama dengan pelukis
asal Prancis Louis-Jacques-Mandé Daguerre untuk menyempurnakan penelitiannya yang
lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos berarti
menulis.
Namun karena Niépce wafat pada 1833, Daguerre-lah yang menyelesaikan percobaan
tersebut dan menyebut temuannya ini sebagai Daguerreotype dan ia pun dinobatkan
sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya.
Padahal beberapa bulan sebelumnya, seorang ilmuan Inggris bernama
William Henry Fox Talbot sudah pula menemukan lukisan fotografi juga
menggunakan camera obscura, tapi ia buat posistifnya pada sehelai kertas
chlorida perak. Kemudian pada tahun yang sama Talbot
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 3

menemukan cikal bakal film negatif modern yang terbuat dari lembar kertas beremulsi
yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan cara contact print (print yang dibuat
tanpa pembesaran / pengecilan) juga bisa digunakan untuk cetak ulang layaknya film
negatif modern. Proses ini disebut Calotype yang kemudian dikembangkan menjadi
Talbotypes.
Kemudian pada Januari 1850 seorang ahli kimia Inggris bernama Robert Bingham
memperkenalkan penggunaan collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup populer
dengan sebutan wet-plate photography. Walaupun cukup rumit, proses collodion ini
banyak digemari fotografer karena dianggap cukup menjanjikan. Sejak saat itulah
fotografi mulai intens melayani kebutuhan pers.
Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik.
Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula
menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar
sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama
dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan
foto dibawa ke dalam surat kabar. Pada Juni 1888, George Eastman, seorang ilmuwan
Amerika, menciptakan
revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru dengan
merek Kodak yang terkenal dengan nama Eastman’s Kodak, yaitu berupa sebuah kamera
kotak kecil dan ringan, yang telah berisi rol film (dengan bahan kimia Perak Bromida)
untuk 100 exposure. Bila seluruh film digunakan, kamera (berisi film) dikirim ke
perusahaan Eastman untuk diproses. Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah
berisi rol film yang baru. Berbeda dengan kamera pada masa itu yang besar dan kurang
praktis, produk baru tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa.
Nah, kamera KODAK inilah yang kemudian mengalami berbagai penyesuaian teknologi
sehingga menjadi kamera yang kita gunakan sekarang.
Fotografi (dari bahasa Inggri: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" :
Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan
menggunakan media cahay. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode
untuk menghasilkan gambar atau fot dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya
yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk
menangkap cahaya ini adalah kamer. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa
dibuat.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 4

Prinsip fotografi

adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium
penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan
menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut
lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat
ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa
mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Spee), diafragma
(Aperture), dan kecepatan ran (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai
pajana (exposure).

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan
berkembang menjadi Digital ISO.

Obscura

Sejarah Fotografi Indonesia


Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857, pada saat 2 orang juru foto Woodbury
dan Page membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia. Masuknya fotografi ke Indonesia tepat 18
tahun setelah Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya yang kemudian disebut-sebut sebagai awal
perkembangan fotografi komersil. Studio fotopun semakin ramai di Batavia. Dan kemudian banyak
fotografer professional maupun amatir mendokumentasikan hiruk pikuk dan keragaman etnis di Batavia.

Kamera Daguerre

Masuknya fotografi di Indonesia adalah tahun awal dari lahirnya teknologi fotografi, maka
kamera yang adapun masih berat dan menggunakan teknologi yang sederhana. Teknologi
kamera pada masa itu hanya mampu merekam gambar yang statis. Karena itu
kebanyakan foto kota hasil karya Woodbury dan Page terlihat sepi karena belum
memungkinkan untuk merekam gambar yang bergerak.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 5

Terkadang fotografer harus menggiring pedagang dan pembelinya ke dalam studio untuk dapat
merekam suasana hirup pikuk pusat perbelanjaan. Oleh sebab itu telihat bahwa pedagang dan
pembelinya beraktifitas membelakangi sebuah layar. Ini karena teknologi kamera masih sederhana dan
masih riskan jika terlalu sering dibawa kemana-mana.

Pada tahun 1900an, muncul penemuan kamera yang lebih sederhana dan mudah untuk dibawa
kemana-mana sehingga memungkinkan para fotografer untuk melakukan pemotretan outdoor. Bisa
dibilang ini adalah awal munculnya kamera modern.Karena bentuknya yang lebih sederhana, kamera
kemudian tidak dimiliki oleh fotografer saja tetapi juga dimiliki oleh masyarakat awam.

Banyak karya-karya fotografer maupun masyarakat awam yang dibuat pada masa awal
perkembangan fotografi di Indonesia tersimpan di Museum Sejarah Jakarta. Seperti namanya, museum
ini hanya menghadirkan foto-foto kota Jakarta pada jaman penjajahan Belanda saja. Karena memang
perkembangan teknologi fotografi belum masuk ke daerah. Salah satu foto yang dipamerkan adalah
suasana Pasar Pagi, Glodok, Jakarta pada tahun 1930an. Pada awal dibangun, pasar ini hanya di isi oleh
beberapa lapak pedagang saja. Ini berbeda dengan kondisi sekarang dimana Glodok merupakan pusat
perbelanjaan terbesar di Jakarta.

2. Tokoh-Tokoh Fotografi
1. THOMAS WEDGWOOD ( 1771-1805 )

Dalam tahun 1802 di Inggris Thomas Wedgwood menemukan suatu metoda untuk memindahkan
gambar atau lukisan yang terdapat pada sebidang kaca dengan cahaya keatas atau kulit yang dibuatnya
peka lebih dahulu dengan perak nitrat atau perak chloride. Juga gambar ¡V gambar silhuet dapat
dibuatnya dengan cara yang sama. Tetaapi ketika gambar ¡V gambar itu terkena cahaya , gambar
tersebut lenyap kembali. Dia hanya dapat melihat eksperimennya itu dengan cahaya lilin saja.
Wedgwood belum dapat membuat gambar ¡V gambar itu menjadi permanent, walau teman ¡V temannya
mungkin sudah megetahui tentang percobaan yang dilakukan oleh Scheele untuk menetapkan gambar
dengan amoniak.

2. JOSEPH NICEPHORE NIEPCE ( 1765-1833 )

Di Prancis Joseph Nicephore Niepce melakukan berbagai percobaan dengan kamera yang dilengkapi
dengan lensa. Begitu pula dengan macam ¡V macam bahan kimia. Dalam tahun 1816 dia berhasil
membuat gambar negatif dengan cahaya diatas kertas yang dibuatnya peka lebih dahulu dengan perak
chloride. Kemudian dalam tahun 1822 dia melumarkan larutan aspal dalam minyak lavendar ke keatas
sebidang plat yang terbuat dari campuran timah hitam dan timah putih. Sesudah itu menyinarinya dalam
kamera berjam ¡V jam lamanya pada terik panas matahari. Plat yang telah disinari itu diolahnya dalam
campuran 1 bagian minyak lavender dengan 10 bagian minyak tanah. Campuran minyak lavender dan
minyak tanah itu dengan lambat melarutkan bagian aspal yang tidak kena cahaya, sedangkan aspal yang
kena cahaya tidak dapat larut. Dengan demikian dia langsung mendapat gambar yang positif. Pada
tahun 1829 Niepce menukar plat timah dengan plat yang disepuh dengan perak. Mungkin penemuannya
inilah yang membawa Daguerre kemudian bekerjasama dengannya dalam penemuan
berupa plat yang dibuat peka dengan perak kemudian diberi uap iodina. Niepce meninggal
sebelum kerjasamanya menxapai hasil yang didambakannaya, kerjasamanya itu
dilanjutkan oleh putranya bernama Isidore.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 6

C. Laguiche. Joseph Nicéphore Niépce 1795.

Niepce View from the Window at Le Gras . 1826

3. LOUIS JACQUES MANDE DAGUERRE ( 1787-1851 )

Terpisah dari Niepce, mula¡Vmula Deguerre membuat percobaan-perxobaan pula untuk membuat
permanen hasil pemotretannya. Pada tahun 1826 Deguerre berkenalan dengan Niepce. Tiga tahun
kemudian meraka membuat persetujuan untuk saling menukar pengalaman. Sebelum tercapai suatu
hasil bersama, Joseph meninggal.

Deguerre melumarkan selapis perak ke atas sebidang tembaga yang dipoles licin, kemudian diuapinya
dengan iodina dalam kamar gelap. Perak yang diuapi dengan uap iodonia inilah yang seteleh kering
menjadi peka akan cahaya. Tembaga dengan bahan peka inilah yang disinarinya dalam kamera selama
30 menit. Tembaga yang telah disinari itu diuapinya dengan uap air raksa dalam tabung yang dapat
dipanaskan. Dari kaca yang berwarna dia dapat melihat perkembangan reaksi yang terjadi sampai
gambar yang tadinya laten cukup muncul. Gambar ini ditetapkannya dengan hipo. Proses yang
ditemukan Deguerre ini terkenal dengan nama Dsguerreotipi. Penemuan Deguerre ini dibeli oleh
pemerintah Prancis dan pada tanggal 15 Juni 1839 Raja Louis Phillipe mengukuhkan pembelian
penemuan baru itu sebagai hadiah untuk seluruh dunia.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 7

4. WILLIAM HENDRY FOX TALBOT ( 1800-1877 )


Pada zaman Deguerre, di Inggris William Hendry Fox Talbot giat pula melakukan
percobaan sehingga akhirnya menemuan suatu proses untuk membuat foto dengan
pinhole kamera. Sehingga bahan peka dia menggunakan perak nitrat kemudian perak
chloride. Dengan bahan peka tersebut yang di lumarkannya diatas selembar kertas pada
tahaun 1855 dia berhasil memotret rumahnya. Tidak lama kemudian dia menemukan
perak bromida yang jauh leih peka. Talbotla yang mula ¡V mula menggunakan obat
pengembang untuk menimbulkan bayangan laten dari hasil pemotretannya dan kemudian
menetapkan gambar yang sudah timbul itu dengan natrium thiosulfat atau hipo yang
ditemukan oleh John Hershel dalam tahun 1819. sampai sekarang ternyata hipo itumasih
digunakan untuk menetapkan. Kemudian negativf kertas itu dibuatnya tembus cahaya
dengan lilin. Dari negatif kertas ini dicetaknya gambar positif pada kertas pula yang
sebelumnya dilumarinya dengan perak chlorida sehingga merupakan sebuah foto. Bahan
pengembangan yang digunakan cuka gallik, proses ini terkenal dengan nama kalotipi
yang kemudian disebut juga Talbottipi. Dengan adanya urutan tahap-tahap pengolahan
yang dilakukan oleh Talbot dalam menciptakan sebuah foto yaitu memotret,
mengembangkan bayangan laten, menetapkannya kemudian mencetak foto dari negatif
pada selambar kertas yang peka, maka lengkaplah tahap-tahap pembuatan foto seperti
yang dilakukan sekarang. Itulah sebabnya orang sering menyebut Talbot sebagai bapak
fotografi moderen, walaupun hasil penemuan Talbot pada waktu itu tidak mengimbangi
antusiasme orang-orang di Eropa daratan dengan Daguerreotipi.

5. GEORGE EASTMAN ( 1854-1932 )


Bukan di Eropa saja orang giat dalam bidang fotografi yang baru ditemukan itu, akan
tetapi juga di Amerika Serikat. Salah seorang diantaranya ialah George Eastman. Dia
memulai karirnya dalam bidang fotografi sebagai tukang membuat plat yaitu kaca yang
dilumuri dengan gelatin dimana terdapat bahan peka. George Eastman hanya dapat
membuatnya dalam jumlah yang terbatas saja. Dalam tahun 1879 dia berhasil membuat
sebuah alat yang dapat membuat peka banyak sekali. Ketika tahun 1888 dia memasarkan
kamera Box dengan merk Kodak yang mudah cara menggunakannya, terjadilah suatu
revolusi dalam bidang fotografi. Apalagi setelah dia menjual gulungan film dengan alas
seluloid pada tahun 1891 yang dapat dimasukan ke dalam kamera pada cahaya terang
sehingga lebih memudahkan lagi pekerjaan si pemotret. Hanya kamera dan film yang
terjangkau oleh kantong rakyat Indonesia waktu itu, maka pada tahun 30-an fotografi
sempat menyentuh perhatian beriu-ribu penggemar dinegeri kita ini. Demikian
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 8

populernya fotografi waktu itu sehingga dapat menambah perbendaharaan kata-kata dalam bahasa
Indonesia. Kamera disebut “Kodak” dan berpotret dikatakan “Berkodak”. Tidak percuma Eastman
memilih perkataan Kodak yang tidak ada artinya kecuali maksudnya supaya mudah diingat dan
diucapkan oleh semua orang dimuka bumi ini. Suskses yang dicapai Eastman lebih-lebih karana waktu
itu dibanyak Negara dan tempat terdapat perwakilannya atau cabang perusahaannya. Disitu orang dapat
memproses film yang telah disinari, kemudian membuat fotonya dengan ongkos yang tidak mahal.
Dengan semboyan “You push the button we do rest” yang artinya “ Anda menekan tombol, kami
melakukan selebihmya”.

George Eastman ( 1854-1932 )


Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 9

JENIS DAN ANATOMI KAMERA

1. JENIS KAMERA

Berdasarkan jenisnya kamera di bedakan menjadi 2 Yakni :

A. Kamera Analog/Manual

Menggunakan Media Roll bahan peka cahaya film sebagai media penangkap cahayanya

Jenis Kamera analaog

1. Kamera Celluloid

Menggunakan pita celluloid(film) yang mengandung perak halideyang sangat peka terhadap
cahaya. Perak halida apabila terkena cahaya aka berubah menjadi hitam serta mengeras saat
proses pencucian di dalam developer dan bagian yang tidak terkena cahaya akan lepas dan
larut bersama developer. Film format 35mm berawal dari film bergerak yang dipakai pertama
kali akhir tahun 1800-an dan awal 1900-an dan masih dipakai sampai sekarang. Tapi format
35mm untuk foto sebenarnya berawal tahun 1934, saat peluncuran kamera buatan Jerman
Koda. Di bedakan berdasarkan ukuran filmnya :

a. Small format (35mm)

b. Medium format ( 100mm-120mm)

c. Large format ( >120mm)

Pita Celluloid(Film)

2. Kamera polaroid/Instant Paper System

Sering disebut juga dengan kamera instant, sebagan meyebut dengan istilah umum “FOTO
LANGSUNG JADI”, sebab gambar langsung dihasilkan tanpa perlu melewati proses cuci film
ataupun cetak foto. Berkerja dengan prinsip yang hampir mirip dengan kamera film,
namun mediumnya berupa kertas foto instan.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 10

Pinhole

3. Kamera Lubang Jarum / Pinhole

Merupakan teknologi kuno yang disederhanakan. Bila zaman dahulu obscura berupa kereta
yang sangat besar, kamera lubang jarum menggunakan kaleng susu atau kotak kayu yang
diberi lubang sebesar lubang jarum pada titik tengahnya untuk meneruskan cahaya ke dalam
ruang gelap yang akan ditangkap oleh kertas foto yang sudah dimodifikasi.

B. Kamera Digital

Dikendalikan secara teknologi modern, menggunakan sensor khusus yang mampu membaca dan
merekam cahaya. Adalah kamera yang paling banyak digunakan saat ini, kerena teknologi digital
memberikan kemudahan dan kepraktisan serta lebih efisien daripada kamera analog. Kamera
digital menggunakan medium piranti keras sebagai media penyimpanannya.

Media Penyimpanan pada kamera digital :

1. Hard Drive (Hardisk)

2. Compact Flash (CF)

3. Secure Digital (SD) dan Micro SD

4. Multi Media Card (MMC) dan Mini MMC

5. X-memory

6. MS (SonyMultimedia), dan lain-lain

Pembagian Kamera Berdasarkan Teknologi View Finder :

1. Kamera TLR (Twin Lens Reflect).

Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang identik
dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan (paralaks) yang ditimbulkan sebab sudut
dan posisi kedua lensa tidak sama.

2. Kamera SLR (Single Lens Reflect)/ Compact Camera

Pada kamera SLR, cahaya yang masuk ke dalam kamera dibelokkan ke mata fotografer
sehingga fotografer mendapatkan bayangan yang identik dengan yang akan terbentuk.
Saat fotografer memencet shutter speed, cahaya akan dibelokkan kembali ke medium
(atau film).
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 11

Kelebihan dan Kelemahan Kamera SLR

Kelebihan: Page 11

· Komposisi dapat lebih tepat.

· Pengaturan fokus dan jarak dapat lebih teliti karena cahaya diukur melalui lensa.

· Karena banyaknya kepingan lensa yang dipakai, maka lebih mudah pengaturan fokus dengan
menggerkkan “focussing ring” kedepan dan kebelakang.

· Lensa dapat dengan mudah di lepas dan di ganti dengan lensa yang lain sesuai dengan
kebutuhan.

Kelemahan:

· Suara yang dikeluarkan pada saat di operasikan lebih berisik.

· Karena komponennya kompleks maka sering mengakibatkan kegagalan dalam pengambilan


gambar.
· Harga jauh lebih mahal.
· Sinkronisasi flash di batasi hanya pada skala shutter speed.

2. ANATOMI KAMERA

A. BADAN KAMERA

Keterangan gambar komponen kamera:

1. Diafragma (Bukaan Lensa), adalah daun kedip yang terdapat di dalam lensa. Berfungsi
untuk mengatur ukuran sehingga mengatur lebih banyak atau lebih sedikit cahaya yang
dapat dengan masuk ke kamera.
2. Lensa, terdiri dari satu atau lebih komponen optik yang terbuat dari kaca, plastik atau
keramik. Bagian ini digunakan untuk menangkap cahaya dan mengumpulkannya ke titik
fokus di dalam kamera.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 12

Jenis lensa yang dikelompokkan menurut luas sudut pengambilan gambar.

a. Lensa Sudut Lebar (Wide)

1. Ultra Wide (15,18,20mm)

Daya jangkau cukup dan ruang tajamnya cukup besar. Banyak digunakan untuk foto
pemandangan, jurnalistik, arsitektur. Kekurangannya bila belum menguasai
prospektif dan komposisi obyek akan tampak kecil sekali dalam gambar.

2. Medium Wide (24,28,35mm)

Dipakai untuk interior juga arsitektur.

b. Lensa Datar

Lensa (50mm) kekuatan lensanya cukup tingi. Rancangan lensanya normal memang
dibuat seperti layaknya pandangan mata kita, maka banyak digunakan untuk foto
dokumentasi.

c. Lensa Tele

lensa dengan jangkauan jauh, agar benda di kejauhan tampak dekat.

-Medium Tele : 85,105,135,200mm

-Super Tele : 300,400,600,800,900,2000mm.


Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 13

d. Lensa Vario (zoom)

Lensa yang mempunyai variasi panjang yang dapat diatur sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan kita.

-Wide-Wide : 17-18,20-35mm.

-Wide-Normal : 35-70,28-70,24-70mm.

-Wide-Medium tele : 28-85,28-200mm.

-Medium-Super tele : 80-200,600-1200mm.

-Wide-Super tele : 35-350mm.

e. Lensa Konventer

Sebuah lensa yang dapat meningkatkan kekuatan dan panjang lensa menurut angka
pelipatnya. Sebagai contoh, lensa konventer 2x 200mm dapat menambah kekuatan
lensa 200mm menjadi 400mm.

3. View Finder/viewing system (Jendela Bidik), untuk melihat apa yang dilihat oleh
kamera sehingga gambar yang sedang dibidik dapat disusun dan diatur ulang
menggunakan fungsi-fungsi lainnya untuk mendapatkan hasil sesuai kebutuhan.

4. Shutter (Rana)/Pemetik Potret, artinya penutup, yang sebenarnya adalah sistem


pembukaan diafragma lensa yang digunakan untuk mengendalikan seberapa lama cahaya
akan masuk melalui lensa untuk memasukkan cahaya ke sensor atau film. Speed ini
mempunyai nilai perdetik; semisal angka menunjukkan 60, berarti lama rana akan terbuka
selama 1/60 detik. Untuk speed B, rana akan membuka selama kita menekan shutter
release. Angka speed biasanya : 1/2, 1/4, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500,
1/1000, 1/2000.

5. Sensor (dimiliki oleh karema digital), akan menangkap obyek terang melalui lubang
bidik kamera dari durasi waktu yang diijinkan oleh pemetik potret. Pada kamera
konvensional, fungsi sensor digantikan oleh komponen yang sensitif terhadap cahaya
(film).

6. Kaca Pemutar, membentuk sudut dan diposisikan di antara bagian belakang lensa dan
sensor (film, pada kamera konvensional). Bagian ini digunakan untuk memantulkan sinar
cahaya yang masuk melalui lensa menuju layar fokus dari view finder.

7. Exposure (Pencahayaan)/Alur Cahaya, besaran sinar yang dibutuhkan dalam


pemotretan. tempat cahaya dapat memasuki kamera menuju kaca pemutar. Media
Penyimpanan, untuk menyimpan gambar hasil bidikan kamera. Gambar ini akan tetap
tersimpan di dalam media penyimpanan sampai dibuang dari kamera. Pada kamera
konvensional, media ini adalah film. Dalam pita film negatif exposure ditentukan oleh ISO
( ASA : American Standard Association) atau DIN (Deutsch Industrie Norm).
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 14

A. Pencahayaan dapat dibagi dalam dua garis besar, yaitu:

1. Pencahayaan untuk sekedar dapat menghasilkan gambar dalam fotografi, atau yang lebih
Anda kenal dengan Exposure.

2. Pencahayaan untuk dramatisasi dalam fotografi, atau kita beri nama tata cahaya (lighting set
up)

B. Sumber Cahaya

Matahari, bulan, bintang, api, lilin, senter, lampu pijar, neon, lampu kilat (flash) studio, dan
pantulan cahaya benda mengkilat dapat dikatakan sebagai sumber-sumber cahaya. Sumber
sumber cahaya itu dikategorikan sebagai berikut ini :

1. Sumber cahaya alam

Yaitu sumber cahaya yang berasal dari Yang Maha Kuasa, biasanya memiliki cahaya yang lebih
kuat. Misalnya : matahari, bulan, bintang, dll.

2. Sumber cahaya buatan

Yaitu sumber cahaya yang dapat dibuat atau diciptakan oleh manusia. Misalnya : lampu pijar,
neon, lampu kilat, lilin, lentera, api, dll.

C. Kualitas Cahaya

Kualitas cahaya dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan sinar yang dilepaskan oleh sumber
cahaya. Tingkat kekuatan sinar ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Keras

Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya yang kontras antara gelap dan terang.

2. Sedang

Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya lembut antara gelap dan terang.

3. Lemah

Sinar ini dapat menimbulkan nada warna cahaya baur/tidak kentara antara terang dan gelap.

D. Arah Cahaya

Yaitu arah datang sinar dari suatu sumber cahaya terhadap obyek yang berada tepat di depan
kamera. Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, antara lain :

1. Sinar depan/muka

Yaitu sinar yang datang dari muka obyek dan berada di depan, sejajar atau di belakang
pemotret. Sinar ini akan menimbulkan kesan 2 dimensi pada muka obyek. Jika sinar
yang datang terlalu kuat, biasanya akan membentuk bayangan silang di bawah dagu
obyek. Hal ini dapat dihilangkan dengan diberikannya reflektor sebagai penambahan
cahaya. Sinar ini dimanfaatkan sebagai sinar pengisi.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 15

2. Sinar belakang (Back Light)

Sinar yang datang dari arah belakang obyek atau mengarah ke kamera. Sinar ini dimanfaatkan untuk
menimbulkan kesan dramatis (menimbulkan efek aura) dari belakang dan biasanya dapat
menimbulkan siluet atau obyek depan menjadi gelap. Terkadang terjadi apa yang dinamakan flair,
yaitu masuknya sinar bias langsung kedalam lensa yang terlalu kuat. Hal ini dapat diantisipasi
dengan cara :

- Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut
hair lighting.

- Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau reflektor

- Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop

3. Sinar samping (Side Light)

Sinar yang datang dari samping obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk mendapatkan dimensi terang
dan gelap sisi muka obyek yang menghadap kamera.

4. Sinar atas

Sinar yang datang dari atas obyek. Sinar ini dimanfaatkan untuk menyinari bagian atas suatu obyek
sehingga terkadang akan menimbulkan bayangan gelap yang keras pasa sisi-sisi bawah obyek.

5. Sinar kunci

Sinar yang datang dengan kuat dari arah 45 derajat samping depan atas obyek, Sering dimanfaatkan
pada pemotretan model studio yang menimbulkan kesan 3 dimensi. Masuknya cahaya ke dalam
kamera bisa diibaratkan mengisi ember dengan air yang melalui keran. Besarnya ember, besarnya
bukaan keran dan lamanya mengisi, saling berkait satu dengan yang lain. Kalau embernya besar
jelas akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun kalu membuka kerannya makin lebar,
waktu mengisipun menjadi semakin singkat. Nah, besarnya ember ini ibarat ISO film yang anda
pakai. Makin rendah ISO film yang

anda pakai, makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk memenuhinya. Jadi film dengan ISO 100
membutuhkan pencahayaan yang lebih banyak dibandingkan film dengan ISO 400. Dengan kata lain,
film dengan ISO 400 lebih peka cahaya dibandingkan film ISO 100. Makin tinggi ISO sebuah film
(makin tinggi angka ISOnya) makin peka film itu terhadap cahaya. Untuk pemakaian sehari-hari, film
yang paling sesuai adalah film dengan ISO 100, 200 atau 400. Film dengan ISO rendah biasanya
dapat anda pakai untuk keperluan artistik yang membutuhkan ketajaman detil atau untuk foto-foto
yang akan dicetak dalam ukuran yang sangat besar. Sedangkan film dengan ISO tinggi umumnya
dipakai untuk pemotretan dalam kondisi redup (namun tidak boleh menggunakan lampu kilat),
misalnya foto-foto olahraga atau pertunjukan opera. Namun, anda jangan menggunakan ISO film
yang tinggi ini, jika anda tidah ingin hasil cetak perbesaran anda menjadi buruk, karena film ISO
tinggi mempunyai resolusi yang buruk, yang mempunyai butiran-butiran kasar jika diperbesar. Jadi
jelaslah bahwa pemilihan ISO film harus disesuaikan dengan keinginan anda dan suasana saat
momen atau peristiwa itu terjadi.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 16

Cahaya dan Warna dalam Fotografi

Cahaya adalah salah satu pertimbangan terpenting untuk fotografer. Pada dasarnya, setiap fotografer
menangkap efek cahaya dari setiap obyek, misalnya di ambil dari cahaya alami atau kehangatan dari
cahaya lampu pijar. Fotografer yang memahami bagaimana mata dan lensa merasakan spektrum warna
dan membuat cahaya tersebut berguna dalam fotografi.

A. Warna Spectrum

Diantara kedua cahaya matahari dan lampu pijar buatan akan terlihat putih dengan mata telanjang.
Tetapi, jika anda sorotkan melalui sebuah prisma, cahaya ini akan berpencar dan terbagi dalam wara
pelangi. Efek ini menunjukkan bagaimana warna putih ada di setiap warna spektrum. Ketika cahaya
mengenai obyek, obyek tersebut menyerap beberapa warna spektrum dan memantulkan kembali
sebagian besar warna lain. Banyaknya warna yang tidak di serap oleh obyek tetapi dipantulkan kembali
ke mata kita adalah warna yang terlihat oleh mata manusia. Misalnya, tembok putih kebanyakan
memantulkan spektrum warna hitam. Sehingga mata kita (sama hal nya lensa kamera) melihat sebagai
warna putih. Sementara mawar merah memantulkan banyak spektrum warna merah dan menyerap sisa
warna lain dalam spektrum, dan obyek hitam menyerap hampir keseluruhan spektrum warna.

B. Warna Natural dalam Fotografi Berwarna

Warna natural dalam fotografi tidak se konsisten yang anda fikirkan. Pada waktu yang berbeda dalam
satu hari, nuansa berbeda dalam spektrum warna mendominasi cahaya natural. Misalnya, di tengah hari,
warna biru dalam spektrum warna di dominasi warna biru, menghasilkan caya “sejuk”. Foto yang di
ambil pada tengah hari menghasilkan gambar yang paling jernnih, paling tajam dalam cahaya yang
cerah.
Dalam kontras, warna cahaya pada waktu matahari terbit dan tenggelam lebih di dominasi oleh warna
merah dalam spektrum warna. Biasa disebut sebagai cahaya hangat dalam dunia fotografi, cahaya
matahari terbit dan tenggelam menghasilkan gambar yang lebih hangat dengan kontras yang lebih
lembut.

C. Cahaya Buatan dalam Fotografi

Ketika fotografer menggunakan sumber pencahayaan buatan, efek cahayanya tergantung pada jenis
bohlam yang digunakan. Cahaya lampu pijar yang tersebar hangat menghasilkan efek yang berbeda
secara dramatis dari yang dihasilkan oleh lampu jalan yang bercahaya tajam, sebarannya sempit, dan
terfokus.
Foto yang diambil dengan lampu pijar biasanya menghasilkan gambar kekuningan. Fotografer dapat
mengubah pewarnaan ini dalam dua cara. Yang pertama adalah menggunakan filter biru untuk
mengalahkan warna kuningnya. Jika anda memilih menggunakan kamera film daripada kamera digital,
anda dapat menggunakan film tungsten yang dirancang untuk lampu studio professional. Walaupun tidak
sengaja dirancang bersama lampu pijar, film tungsten dapat mengurangi tone kuning, banyak digunakan
dalam fotografi dalam ruangan.
Lampu neon menyebarkan cahaya yang seringkali terlihat sebagai cahaya ke hijauan. Menggunakan filter
neon atau siang hari membantu menghilangkan warna yang tidak menarik.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 17

Lampu jalan, sama seperti lampu neon, akan menimbilkan efek warna ke hijauan. Walaupun begitu,
fotografer dapat menggunakan efek ini sebagai suatu efek yang menguntungkan: dalam kegelapan, efek
kehijauan ini dapat menghasilkan efek yang misterius dan berhantu.

D. Cahaya yang Menyebar dan Cahaya Langsung dalam Fotografi

Arah cahaya dalam fotografi itu penting: angle cahaya yang berbeda menghasilkan bayangan yang
berbeda, mengubah penampakan subjek anda.

Cahaya dalam fotografi dapat di sebarkan atau langsung. Cahaya langsung, seperti cahaya dari sinar
matahari siang hari, mengenai subjek dari satu arah. Jika anda mencari kontras tinggi antara cahaya dan
bayangan, cahaya langsung adalah pilihan yang tepat.
Sementara itu, cahaya menyebar mengenai objek dari arah yang berlainan. Lampu neon adalah salah
satu contoh cahaya yang menyebar dalam fotografi. Kekurangan kontras dari penyebaran cahaya
menghasilkan warna yang lembut.

Kamera Digital dan Pencahayaan dalam Fotografi


Kamera digital hadir dengan setting pencahayaan yang khusus. Berikut beberapa setting yang umumnya
ada di digital kamera :

Auto : ketika anda ingin kamera anda beradaptasi terhadap perubahan cahaya

Cloudy : untuk penggunaan outdoor dalam cuaca mendung

Dayllight atau Sunny : untuk penggunaan outdoor dan menghadirkan cahaya matahari

Flash : untuk memotret gambar dengan flash

Fluorescent : untuk suasana yang di dominasi lampu Neon atau Fluorescent

Incadescent atau Tungsten : untuk lampu bohlam atau lampu pijar

Manual : ketika anda ingin mengatur pencahayaan setiap shot nya. Ini memerlukan kecermatan
fotografer denngan memotret kan kamera ke kertas putih untuk mengubah setting cahaya
secara manual.

Fotografi berwarna atau Hitam Putih?

Sementara pencahayaan sangat penting untuk fotografi berwarna, lebih penting lagi untuk fotografi
hitam putih atau sepia. Sementara tampaknya hal ini berlawanan dengan intuisi, kurangnya warna
berarti fitur kunci dari fotografi hitam putih adalah kontras antara cahaya dan bayangan.
Aturan dasar pencahayaan dalam fotografi yang berlaku untuk foto hitam putih sama seperti foto
berwarna. Misalnya, cahaya langsung menciptakan kontras yang lebih tinggi daripada cahaya menyebar.
Karena kontras antara cahaya dan bayangan lebih terlihat jelas dalam fotografi berwarna, sang
fotografer harus memilih cahaya langsung ketika mengatur settingannya.

Cahaya adalah salah satu pertimbangan terpenting untuk fotografer. Pada dasarnya,
setiap fotografer menangkap efek cahaya dari setiap obyek, misalnya di ambil dari cahaya
alami atau kehangatan dari cahaya lampu pijar. Fotografer yang memahami bagaimana
mata dan lensa merasakan spektrum warna dan membuat cahaya tersebut berguna dalam
fotografi.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 18

Bounce Lighting
Bounce Lighting, biasanya digunakan untuk fotografi portrait, yang dipantulkan dari sumber
cahaya tertentu dengan menggunakan (paying, dinding, atau kertas background polos) untuk
mengelilingi pusat objek dengan cahaya. Dengan penggunaan bounce lighting, foto yang
dihasilkan akan sedikit bayangan dan pencahayaan yang lebih lembut, tidak sekerah sumber
cahayanya.

Bounce lighting juga dapat dihasilkan dari pantulan cahaya langit-langit atau reflector transparan. Secara
garis besar, portraits diambil dengan bounce lighting menghasilkan objek atau model dalam
pencahayaan yang alami. Bounce lighting hanya dihasilkan dari pantulan, biasanya disiasati dengan
menggunakan area foto yang sempit yang memungkinkan terjadinya pantulan. Area yang lebih besar
tidak dapat memantulkan cahaya dengan baik,
Bounce lighting adalah bentuk dari gelombang cahaya, karena seperti gelombang cahaya, pantulan
cahaya secara tidak langsung menerangi bagian tengan objek foto. Tidak hanya itu, hal ini juga
memberikan kesan natural untuk scene, tetapi juga memberikan kesan hanyat dan tenang dalam
gambar.
Ketika menggunakan bounce lighting untuk foto anda, perhatikanlah selalu bahwa semakin jauh kamera
dari pusat objek, semakin lemah cahayanya. Semakin sedikit cahaya dalam hasil akhir foto akan
menghasilkan gambar yang lebih halus, dan sangat berpotensi sedikit gelap.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 19

B. ACCESSORIES

1. Flash (Lampu Kilat)

Yang dimaksud dengan lampu kilat adalah cahaya buatan yang dihasilkan oleh suatu alat yang
bertujuan untuk memberikan penyinaran saat cahaya alami tidak mampu melakukannya atau
sebagai pelengkap/pendukung cahaya alami. Hot Shoe (sepatu panas), fungsinya untuk
menempatkan flash.

a. Flash bulb

Flash bulb terdiri dari lim kawat magnesium kawat besi dalam ruangan berisi oksigen pekat.
Lampu kilat jenis ini dinyalakan oleh suatu aliran atau getaran singkat pada waktu bersamaan
atau sesaat atau pengatur cahaya dibuka. Pada sebuah flash bulb terdapat 4 bola lampu
hanya dapat digunakan dalam satu kali pemakaian.

b. Elektronik Flash

Yaitu lampu kilat dimana terdapat baterai sebagai kapasitor/kondensator yang menyimpan
tenaga listrik, kemudian mengeluarkannya untuk memicu cahaya kilat. Dan pada lampu kilat
elektronik terdapat sebuah sensor yang mengukur cahaya dari lampu kilat sesuai dengan kadar
pencahayaan yang di butuhkan. Lampu jenis ini lebih efisien, karena dapat dipakai berulang-
ulang.Yaitu lampu kilat dimana terdapat baterai sebagai kapasitor/kondensator yang
menyimpan tenaga listrik, kemudian mengeluarkannya untuk memicu cahaya kilat. Dan pada
lampu kilat elektronik terdapat sebuah sensor yang mengukur cahaya dari lampu kilat sesuai
dengan kadar pencahayaan yang di butuhkan. Lampu jenis ini lebih efisien, karena dapat
dipakai berulang-ulang.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 20

c. Multiple Flash

Yaitu suatu lampu kilat yang dapat menyala


ratusan kali pada tiap detiknya. Lampu kilat ini
dapat digunakan untuk merekam pergerakan
yang terjaddi pada obyek bergerak dan
menganalisa fenomena dengan kecepatan
tinggi.

d. Stroboscope

Adalah sebuah alat yang menghasilkan atau menggunakan pulsa-pulsa cahaya yang
cemerlang untuk obyek yang bergetar, berputar dan untuk membuat obyek tersebut
seperti tidak bergarak/bergerak sangat lambat.

2. Filter

Filter merupakan lensa tambahan yang berfungsi sesuai dengan jenisnya masing-masing
diantaranya :

1. Filter Monocrome, berfungsi untuk menguatkan suatu nada warna pada obyek yang sesuai
dengan filternya. Contoh, filter Monocrome warna merah.

2. Filter Ultraviolet, berfungsi untuk menghilangkan efek dari sinar ultra violet.

3. Filter Skylight, yaitu berfungsi merubah warna ultra violet menjadi warna magenta.

4. Filter Konversi, berfungsi untuk menghilangkan warna dari obyek atau efek suatu
pencahayaan menjadi warna asaknya.

5. Filter Polarizing, berfungsi untuk menjernihkan pandangan (menghilangkan pantulan


cahaya, membirukan warna langit dan menjernihkan air).

6. Filter Gradual, berfungsi untuk membuat efek gradasi warna pada obyek.

7. Filter Diffuser, berfungsi untuk melembutkan pandangan.

8. Filter Close Up, berfungsi untuk memotret obyek yang kecil.

3. Penyangga

1. Tripod, penyangga kamera yang memiliki tiga kaki.

2. Handkett, penyangga tubuh yang menempel pada kamera


Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 21

4. Kabel Release

Kabel bertombol yang berfungsi sebagai perpanjangan dari tombol shutter.

5. Light Meter

Alat pengukur kekuatan cahaya didalam kamera secara elektronik

6. Reflektor

Alat yang befungsi sebagai pemantul cahaya.

h. Back Ground

Latar belakang yang digunakan dalam pengambilan gambar/obyek.


Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 22

Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Garis


Dalam dunia fotografi maupun desain, dikenal ada enam elemen penting yang menyusun komposisi,
keenam elemen tersebut adalah: garis (line), bentuk (shape), wujud (form), tekstur (texture), pola
(pattern) dan warna (color). Kita akan mengenal aplikasi elemen-elemen tersebut dalam dunia fotografi.
Nah kita mulai dengan elemen pertama: Garis. Kita akan membahas elemen lainnya dalam posting
mendatang. Dari keenam elemen komposisi foto yang disebutkan diatas, garis adalah elemen yang
terpenting (setidaknya begitu menurut para pakar). Tanpa ada garis, tidak akan ada bentuk, tanpa ada
bentuk tidak akan ada wujud. Dan tanpa garis serta bentuk, tidak akan ada pola (pattern).

1. Garis Horisontal

Garis horisontal memberi kesan stabilitas,


tenang, permanen dan kokoh. Contoh paling
jelas dari garis horisontal adalah garis
cakrawala yang membagi langit dan daratan
(atau lautan), garis cakrawala (horison)
seperti kaki bagi tubuh: kuat, kokoh, pondasi.
Hindari penggunaan garis horisontal tepat
ditengah-tengah foto anda karena bisa
menimbulkan kesan kaku dan mati. Lebih
bagus lagi, carilah garis horisontal yang
berlapis-lapis seperti foto dibawah ini:

2. Garis Vertikal

Garis vertikal bisa merepresentasikan kesan kekuasaan


dan tinggi (misanya gedung bertingkat) serta
pertumbuhan (misal pohon). Hindari meletakkan garis
vertikal secara kaku ditengah-tengah foto sehingga
membagi foto menjadi 2 bagian.

3. Garis Diagonal

Dibanding garis horisontal dan vertikal, garis diagonal


bersifat lebih dinamis. Garis ini memberi nafas dalam
komposisi sehingga kesannya lebih hidup. Saat anda
mengeksploitasi garis diagonal secara tepat dalam foto anda
akan mendapatkan foto yang sangat menarik dan menyedot
mata. Gunakan garis diagonal dengan menariknya
dari satu sisi ke sisi yang berseberangan.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 23

4. Garis Kurva (lengkung)

Diantara jenis garis lain yang sifatnya formal dan kaku, garis lengkung
memiliki sifat luwes dan sangat dinamis. Kalau garis diagonal membuat
komposisi terasa lebih hidup, garis lengkung melebihi itu, dia memberi
kesan sexy dalam komposisi foto. Garis lengkung kesannya lembut,
relaks dan bergerak. Garis lengkung juga sangat dominan di alam, anda
bisa menemukan dalam beragam bentuk: gunung, lengkung pantai,
ujung daun.

PRINSIP KERJA KAMERA

Bagaimana proses terciptanya suatu karya fotografi ?

Proses tersebut terjadi pada saat film yang mempunyai bahan peka cahaya di dalam kamera
tersinari dan merekam warna cahaya dari suatu benda yang melintasi kamera. Kesimpulannya
cahaya sangat berperan penting pada proses fotografi. Tidak lupa juga pengaturan komposisi,
Komposisi adalah bagian yang paling terpenting pada komunikasi visual karena komposisi adalah
usaha untuk menata semua elemen visual dalam frame. Menata elemen visual disini bisa diartikan
kita mengarahkan perhatian penonton pada informasi yang kita berikan kepada mereka. Atau
dalam arti lain kita mengarahkan apresiator pada Point of Interest ( PoI ) dalam gambar yang kita
buat. Dengan mengarahkan apresiator pada PoI, Jika kita terlalu banyak meletakan PoI dalam
sebuah gambar maka mata atau perhatian akan terbagi-bagi , akhirnya perhatian akan terganggu.
Point of interest adalah sesuatu yang paling menonjol dalam sebuah objek foto. Komposisi
menempati urutan pertama yang harus diperhatikan dalam tahapan memotret. Ini karena
pengaturan komposisi foto hanya dapat diatur oleh fotografer sendiri dan tidak bisa digantikan
oleh kamera. Ini berbeda dengan fungsi yang lain seperti fokus, kecepatan dan diafragma. Pada
kamera otomatis, ketiga hal ini dapat digantikan oleh kamera.
Setelah mengatur komposisi, kita harus mengatur fokus dari objek yang akan kita foto. Point of
interest adalah hal utama yang harus difokuskan. Focusing bisa dilakukan dengan memutar ring
fokus pada lensa atau mengatur jarak kamera dengan objek foto.

Konsep dalam fotografi adalah a general statement of the idea behind a photograph (pernyataan
suatu ide dalam sebuah foto). Pernyataan tersebut bisa dilihat dari objek sebuah foto ataupun
teknik yang digunakan dalam mengambil foto.

Foto dapat dikatakan bagus jika konsep yang telah disusun oleh fotografer dapat dipahami oleh
individu yang melihat foto itu. Ini merujuk pada prinsip komunikasi. Sebuah komunikasi
dinyatakan efektif jika pesan dari dari komunikator dapat sampai pada komunikan dan diartikan
sama dengan maksud dari komunikator itu sendiri. Ini karena memang kegiatan fotografi sendiri
adalah sebuah proses komunikasi. Maka dari itu pematangan sebuah konsep sangat diperlukan
sebelum memotret sebuah objek. Dengan mematangkan ide terlebih dahulu, kita dapat
mengetahui objek apa yang akan kita potret dan teknik apa yang kita gunakan sehingga
dapat menguatkan pesan pada objek itu.sendiri. Sedangkan konsep akan melahirkan
estetika atau keindahan dari sebuah karya seni. Jika foto tersebut memiliki konsep yang
menarik dan dapat tersampaikan pada penikmat foto maka foto tersebut bisa dikatakan
sebagai foto yang indah atau memiliki estetika.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 24

Food Photography
Dengan Kamera Hand Phone
Food photography dalam pengertian sederhana adalah teknik memotret makanan
menjadi lebih menggoda. Dalam industri kuliner, seperti produsen makanan, rumah
produksi, periklanan, hotel, caffee, dan lainnya, fotografi makanan mutlak dibutuhkan.
Karena itu pelaku food photography semakin dicari. Baik food photographer, chef sebagai
pembuat makanan, maupun food stylist yang menata makanan saat difoto.

Food photography yang bagus harus menonjolkan ciri-ciri terbaik makanan tersebut dan
kelezatannya yang melekat. Rayakan warna dan tekstur dari piring ataupun elemen
pendukung lainnya, tidak diredam atau disembunyikan. Cobalah untuk menghindari hasil
foto yang buram, sudut yang tidak menarik, dan warna yellow cast yang biasa-biasa saja.
Jika mulut kamu tidak drooling saat mengedit foto, maka kamu telah melakukan
kesalahan.Food photographer membuat makanan terlihat lebih hidup dengan hasil
gambaran mereka. Dengan warna yang menakjubkan dan komposisi yang indah.Untuk
menjadi food fotografi terbilang mudah, tetapi tetap ada teori fotografi yang harus
dipahami oleh para food fotografer untuk menghasilkan foto makanan yang baik dan
bagus.

Berikut adalah beberapa teori sederhana yang bisa kamu aplikasikan saat memotret
makanan :

1. Persiapan Alat
Persiapkan alat photography, sebelum makanannya datang kalian harus mempersiapkan
alat photography dulu, jikalau kalian mempersiapkan alat photography sesudah makanan
yang di foto datang dan akan membuat makanannya nganggur beberapa menit itu akan
membuat makanan itu tidak segar lagi, dan hindari lah makanan yang terlalu lama
mengganggur. Jika kamu tidak memiliki DSLR, bisa menggunakan HP dengan kualitas
camera yang cukup jernih atau camera poket.

2. Membersihkan Background
Memotret makanan memerlukan background yang
sederhana dan kondisi disekitar objek yang lenggang. Agar
objek lebih terfokus. Perhatikan style atau konsep yang ingin
kamu tampilkan dalam fotomu nanti, sehingga kamu bisa
menentukan akan menggunakan background seperti apa.
Misal meja kayu memberikan kesan vintage atau rustic.

Doc. Tugas SB @putrisalsabila


Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 25

3. Mempercantik Objek
Sebelum kamu memulai untuk memotret, pikirkan benda-benda yang dapat digunakan
untuk mempercantik foto. Misalkan bahan-bahan dari resep atau peralatan makan.
menggunakan serbuk kayu manis untuk membuat foto tampak lebih manis.

4. Pencahayaan
Pencahayaan memang sangatlah penting dalam segala jenis fotografi. Cahaya alami
akan menghasilkan foto yang jauh lebih natural. Memotret makanan bisa kalian lakukan di
Indoor atau pun Outdoor, jika kalian memotret makanan di Outdoor akan lebih baiknya
kalian memotret pada pukul 7 s/d 10 pagi atau 3 s/d 5 sore, karena cahaya pada jam itu
sangat bagus untuk memotret apa saja. Indoor akan lebih baik kalian menggunakan
cahaya tambahan seperti Flash External dan juga lighting yang biasa ada di studio, dan
hindari menggunakan Flash bawaan kamera karena cahayanya kurang bagus.

5. Komposisi
Bereksperimenlah dengan komposisi. Cobalah untuk memotret makanan secara close up.
Jangan memberikan ruang kosong terlalu banyak saat kamu memotret makanan.

6. Perspektif
Perspektif biasa disebut sebagai sudut pandang. Cobalah untuk mengambil foto dengan
berbagai sudut pandang. Mulau memotret dari arah atas, bawah, samping dengan sudut
45 derajat, dll. kemudian rasakan hasilnya. Karena tidak semua objek dapat difoto dengan
perspektif yang sama.

7. Fokus
Fokuskan kamera pada makanan yang menjadi objekmu. Menjaga agar komposisi foto
tetap simple sehingga yang melihat bisa langsung tertuju pada objek makananmu.
Tentukan pula apakah fotomu lebih bagus diambil secara vertikal atau horizontal

8. Tambahkan Beberapa Detail


Selain makanan, ada baiknya kamu menambahkan beberapa detail pada foto, misalkan
bahan makanannya, wadah makanan agar tampak lebih menarik. Proses yang tidak kalah
penting setelah memotret adalah proses editing. Gunakan software editing apapun untuk
mengatur tone warna dan melakukan croping agar foto kamu tampak lebih sempurna.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 26

Teknik Food Photography Pemula


1. GUNAKAN PORSI MAKANAN YANG SEDIKIT
Pada umumnya, setiap orang makan dengan porsi yang
terisi penuh, akan tetapi dalam food photography
tidaklah demikian. Semakin sedikit porsi makanan yang
anda tampilkan dalam sebuah piring, maka hal tersebut
semakin baik, karena porsi makanan dalam jumlah yang
sedikit akan membawa lebih banyak perhatian pada
makanan itu sendiri. Disamping itu, porsi makanan yang
sedikit memberikan gambaran yang menarik dari
sebuah makanan. Karena itu, berikanlah ruang yang
cukup bagi audiens untuk melihat-lihat objek dari setiap
foto makanan yang anda buat. Ingat, semakin banyak
komponen yang anda tampilkan pada foto anda bisa
memperumit/membuat gambar tidak jelas/kurang fokus.
Itulah sebabnya, pertahankan kesederhanaan makanan
yang hendak anda tampilkan untuk memberikan hasil
yang menarik dan menakjubkan.

2. GUNAKAN MAKANAN SELAGI MASIH PANAS


Memotret dengan menggunakan makanan yang masih panas
punya batas waktu. Itulah sebabnya, manfaatkanlah waktu
sebaik mungkin. Misalnya, jika anda ingin mengambil gambar
dengan menggunakan subjek seperti soup,tumis kangkung dll
dengan tampilan uap yang masih hangat, maka aturlah
pengaturan kamera anda sebelumnya dan pastikan bahwa
alat peraga atau elemen pendukung lainnya sudah disiapkan.
Karena jika persiapan yang anda lakukan tepat, maka anda
akan memperoleh hasil yang memuaskan. Sebagai
tambahan, jika latar belakang yang gelap tidak tersedia pada
saat pemotretan, maka gunakanlah cahaya tambahan
atau reflector untuk memberikan penerangan yang cukup
buat subjek anda.

3. MATIKAN ON-CAMERA FLASH ANDA


Flash kamera dapat memberikan efek kurang bagus
pada setiap makanan. Hal itu disebabkan karena
adanya cahaya dalam jumlah yang cukup besar pada
setiap daerah yang berlembab. Karena itu, matikan
flash pada kamera anda saat hendak mengambil
gambar mengenai makanan. Hal ini (cahaya pada
kamera) bukan hanya mengganggu saja, tapi juga
membuat makanan itu sendiri terlihat berminyak
gantinya lembab. Lebih dari pada itu,
gambaran bayangan yang aneh dan tidak
menarik juga akan nampak pada makanan anda, piring, ataupun keduanya.
Jadi, ingatlah bahwa makanan biasanya akan terlihat baik dengan
pencahayaan yang lembut yaitu dengan memanfaatkan jumlah cahaya alami
dilingkungan sekitar pemotretan sebaik mungkin.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 27

4. GUNAKAN TRIPOD
Tripod adalah sebuah perangkat (alat) yang sangat membantu ketika
anda hendak melakukan fotografi makanan. Tripod bisa digunakan
untuk menjaga kamera agar tetap stabil (atau tidak goyang) saat
melakukan pemotretan gantinya meletakkan kamera anda pada
sebuah dinding atau sesuatu yang bisa menahan kamera anda.
Tripod secara menyeluruh memudahkan seseorang saat melakukan
food photography. Kenapa? Karena dengan menggunakan tripod,
tangan anda benar-benar bebas untuk menentukan gaya hidangan
anda.

5. PERTAHANKAN WARNANYA
Warna yang norak (berlebihan) membuat semua foto terlihat
mencolok. Namun, ini bukanlah berarti bahwa anda tidak bisa
mendapatkan gambar yang baik dengan menggabungkan
warna-warna yang ada. Terlepas dari fakta bahwa tidak semua
tempat dapat memberikan hasil yang baik dalam pemotretan,
maka pastikan bahwa anda telah mempertimbangkan
komposisi pencahayaan yang akan anda gunakan dalam
menutupi setiap elemen / unsur pemotretan yang hilang yang
biasanya memberikan efek yang signifikan pada setiap
gambar.
Kombinasi dari berbagai macam warna yang sesuai dan tepat
dapat meningkatkan kualitas foto anda. Itulah sebabnya,
perhatikanlah perbedaan dari setiap komponen yang ada
dalam
setiap makanan dan tempatkanlah hiasan atau bahkan alat-
alat makan yang memiliki kontras bagus dengan subjek
anda.Sebagai tambahan, pengaturan komposisi yang tepat
dan benar akan memberikan daya tarik yang luar biasa pada food photography anda.
Karena itu, jadilah bijak dalam menentukan kombinasi warna yang hendak digunakan.

6. PENCAHAYAAN
Cahaya adalah raja, hal ini tidak bisa dipungkiri apalagi dalam dunia fotografi tapi jika
cahaya yang ada dalam tempat pemotretan terlalu besar, maka hal itu tidaklah baik. Itulah
sebabnya mencari alat dalam mengontrol cahaya itu sendiri, akan sangat membantu
meningkatkan kualitas food photography anda. Disamping itu juga jika anda
menggunakan cahaya dalam jumlah yang sedikit, maka anda akan merusak foto anda
dan membuat orang-orang yang suka terhadap foto anda menghilang satu per satu.
Kenapa? Karena cahaya itu perlu. Ingat, cahayalah yang memberikan atmosfir kehidupan
dalam setiap foto anda. Jadi, pastikanlah bahwa cahaya yang anda gunakan tidaklah
terlalu besar ataupun terlalu sedikit sehingga orang-orang tidak akan berpaling dari foto
anda. Jika anda melakukan pemotretan dengan menggunakan cahaya langsung misalnya
sinar matahari, maka gunakanlah diffusor untuk meningkatkan kualitas dari pada cahaya
tersebut.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 28

Berikut ini adalah rahasia kecil, ketika anda


bekerja dengan menggunakan cahaya alami
(Sunlight). Rahasia itu adalah blocking
(kadang-kadang juga disebut “gobos”).
Seringkali, cahaya sinar matahari yang anda
dapatkan jatuh pada latar belakang atau alat
peraga anda sehingga menyebabkan cahaya
itu menjadi terang atau bahkan lebih terang
dari subjek anda. Gunakanlah black card
untuk memblokir cahaya yang hendak
bersaing dengan subjek anda. Ini juga
merupakan teknik yang sangat penting dalam
menciptakan bayangan gelap dengan gambar
yang bergaya.

7. GUNAKANLAH ANGLE (SUDUT) YANG BERBEDA-BEDA


Ada begitu banyak foto
mengenai makanan
dengan menggunakan
angle (sudut foto) yang
sama. Terkadang prinsip
ini berjalan dengan baik,
tetapi pandangan yang
kreatif yaitu tampil
dengan beragam angle
(sudut foto) yang
berbeda dari setiap
pemotretan hampir selalu
lebih menarik dan
mengesankan
dibandingkan hanya
fokus pada satu angle
(sudut foto) saja.
Angle (sudut foto) yang
klasik adalah sejauh mata memandang, yaitu melihat lurus ke bawah dari atas. Meskipun
menarik, cobalah untuk tidak menggunakan hal ini sebagai tampilan default karena angle
(sudut foto) seperti ini mungkin akan membuat anda kehilangan sesuatu dalam menyoroti
elemen penting dari suatu makanan.
Sama seperti manusia, hal yang serupa juga berlaku untuk makanan. Manfaatkan setiap
angle (sudut foto) disetiap area pemotretan yang ada untuk menciptakan kualitas foto
yang menarik. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa konsep yang telah tersusun rapi pada
pikiran (otak) anda tidaklah selalu menghasilkan foto-foto yang terbaik. Itulah sebabnya,
janganlah menggunakan satu angle (sudut foto) saja dalam pemotretan.
Hasilkanlah foto seperti yang anda inginkan. Tapi ingat bahwa aneka warna dalam setiap
pemotretan adalah penting, terutama jika anda memotret untuk pelanggan anda. Angle
(sudut foto) yang berbeda akan lebih baik untuk berbagai jenis foto yang berbeda. Artinya
jika anda mendapatkan gambar dengan angle yang bagus untuk subjek
seperti cupcake maka angle (sudut foto) yang serupa belum tentu akan
memberikan gambar yang bagus untuk subjek anda sepert ice cream. Untuk
itu, berhati-hatilah dalam memilih angle (sudut foto) anda karena itu adalah
pilihan anda. Jika itu adalah pilihan anda, maka pilihlah dengan bijak.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 29

8. TAMPILKAN KESEDERHANAAN
Perencanaan itu penting, apalagi dalam food
photography. Tanpa perencanaan yang matang
dan tepat, gambar yang dihasilkan tidaklah
menarik. Itulah sebabnya, rencanakanlah segala
sesuatu sebelum melakukan pemotretan. Food
photography yang bagus menampilkan
kesederahanaan dari makanan itu sendiri.
Semakin banyak komponen disertakan dalam
subjek pemotretan anda, maka hal itu akan
mengalihkan perhatian orang dari subjek utama
yang hendak anda tunjukan kepada audiens anda.
Untuk itu, hindarilah melakukan hal tersebut
(menempatkan komposisi terlalu banyak pada
subjek pemotretan) agar tidak membuat orang
bingung.

9. PERLIHATKAN BAHAN DASAR MAKANAN YANG AKAN DIFOTO


Sebagai ornamen yang membuat foto anda lebih fantastis
lagi, cobalah untuk menambahkan bahan dasar dari
makanan tersebut. Seperti contoh di bawah,nasi goreng
telah dikelilingi dengan udang,bawang goreng,sayur-sayuran
sebagai tambahan visual. Dan hasilnya pun sangat
menyenangkan untuk dilihat, karena perpaduan warna dari
nasi goreng udang dan sayur-sayuran nya sangat harmonis.

10. FOTO SAMBIL BERAKSI


Coba merekam moment di saat ada sebuah aksi yang
sedang dilakukan oleh penyaji makanan tersebut.
Misalnya memarut coklat dan menaburkannya di atas
sebuah kue. Ini bisa menambah impact yang luar
biasa ke foto anda. Action lain seperti memotong, atau
menyeduh sup dapat dicoba.
Dalam semua bidang fotografi, baik itu fotografi
makanan maupun fotografi produk, setidaknya
membutuhkan proses agar bisa memperoleh hasil
yang bagus dalam setiap pemotretan. Kesabaran,
pelatihan, ketekunan, serta semangat untuk tidak
mudah menyerah dengan keadaan, merupakan kunci
sukses dalam memulai fotografi makanan.
Rock Insight

FOOD FOTOGRAFI

Page 30

TUGAS PRAKTEK SEMESTER II


TEKNIK : FOOD FOTOGRAPHY

MEDIA : MAKANAN ATAU MINUMAN

JUMLAH KARYA : 5 KARYA FOTO YANG BERBEDA,


ada judul karya
ALAT FOTO : HAND PHONE ( ANDROID /IPHONE)

BATAS PENGUMPULAN KARYA : AKHIR BULAN APRIL

BENTUK PENGUMPULAN : FILE PDF

BENTUK ISI FILE DIBUAT PORTO FOLIO


Seperti contoh dibawah ini, atau dibuat sekreatifnya.
Untuk dapat membuat file yang bagus bisa menggunakan microsoft office -Publisher, dan
di save as menjadi PDF

Tittle : “Gedang”
Kamera : Handp Phone SAMSUNG J4
ISO : 200
Tempat : Rumah

Anda mungkin juga menyukai