Anda di halaman 1dari 2

Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum terdiri dari :

1. Komponen Tujuan
Dalam buku Taxonomy of educational Objectives yang terbit pada tahun 1965,
bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam 3
kllasifikasi atau tiga domain, yaitu :
a. Domain kognitif, merupakan tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan
mengingat dan kemampuan memecahkan masalah.
b. Domain afektif, berkenaan dengan sikap, dan nilai-nilai dan apresiasi.
c. Domain Psikomotor, merupakan tujuan yang berhubungan dengan
keterampilan atau skil seseorang.
2. Komponen Isi
Isi kuriklum menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan
pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap
matapelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa.
3. Komponen Metode/Strategi
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan
rencana kerja belum sampai pada tindakan.
4. Komponen Evaluasi
Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai
umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi sebagai alat untuk
melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu :
a. Tes, biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kognitif, atau tingkat prnguasaan materi belajar.
b. Non tes, adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek
timgkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes
sebagai alat evaluasi, diantaranya wawancara, observasi, studi kasus, dan skala
penilaian
Pertanyaan dari kelompok 4

 Apakah tujuan pendidikan nasional telah tercapai oleh tiap-tiap instansi pendidikan di
Indonesia?
 Apa perbedaan kurikulum berbasis kompetensi dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan?
 Apakah metode pembelajaran E-Learning mampu diterapkan di Indonesia?
 Bagaimana menurut kelompok anda cara evaluasi terhadap domain kognitif
(pengetahuan)?
 Bagaimana keterkaitan antar tiap komponen tersebut?

Jawaban

1. Secara umum tujuan pendidikan nasional sudah dapat dicapai oleh masing-masing
instansi pendidikan. Hal tersebut dapat kita liat dari mulai dicanangkannya program wajib
belajar 9 tahun. Artinya masyarakat Indonesia minimalnya harus mengenyam pendidikan
sampai tingkat SMA / STM. Namun secara khusus tujuan pendidikan belum bias tercapai
karena tidak semua masyarakat Indonesia bisa ikut mengenyam bangku pendidikan
karena tingkat perekonomian masyarakat yang masih rendah.
2. Dalam kurikulum berbasis kopetensi hasil evaluasi lebih ditentukan dari domain kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor. Namun dalam KTSP penialaian
ditentukan oleh guru tiap mata pelajaran karena metode pembelajaran dan model
pembelajaran bersala dari rencana pengajaran yang dibuat oleh guru tersebut. Guru diberi
otonomi untuk menentukan proses belajar dalam kelas.
3. Metode belajar E-learning bisa diterapkan di Indinosia apabila masyarakat Indonesia
mampu menguasai berbagai media IPTEK dan juga ditunjang oleh sarana dan prasarana
yang baik.
4. Menurut kelompok kami, tes merupakan cara mengevaluasi yang baik untuk kognitif,
karena para guru mampu melihat sejauh mana para siswa menguasai materi yang telah
disampaikan dalam proses belajar yang telah dilakukan di kelas.
5. Dalam pengembangan sebuah kurikulum tiap komponen merupakan tahapan yang harus
dilalui oleh pembuat kurikulum untuk menentukan kurikulum apa yang cocok diterapkan
di tiap negara.

Anda mungkin juga menyukai