Anda di halaman 1dari 4

1.

Analisis SK, KD, dan SKL membutuhkan pemahaman yang mendalam terkait level
setiap ranah taksonomi bloom. Di mana letak kesulitan dalam memahami level
setiap ranah taksonom Bloom?

Guru yang mepunyai tugas utama dan rutin dilaksanakan setiap hari adalah mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.

Membuat perencanaan sebelum melaksanakan tugas utama sebagai seorang adalah


salah satu ciri guru profesional yang baik. Rancangan pelaksanaan tugas ini pada kalangan
guru disebut dengan istilah “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran [RPP]”. Dalam hal
menyusun RPP inilah salah satu kemampuan guru yang dibutuhkan adalah memahami
Taksonomi Bloom. Karena pentingnya memahami Taksonomi Bloom ini, jadi sebagai
seorang guru ada baiknya kita coba belajar “Apa dan bagaimana menggunakan Taksonomi
Bloom?”.

Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi
lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga
domain/ranah kemampuan intelektual [intellectual behaviors] yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.

Ranah Kognitif : Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif mencakup perilaku terkait
dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Ranah Psikomotorik
berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik / kemampuan
fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu:

 [1] knowledge [pengetahuan],


 [2] comprehension [pemahaman atau persepsi],
 [3] application [penerapan],
 [4] analysis [penguraian atau penjabaran],
 [5] synthesis [pemaduan], dan
 [6] evaluation [penilaian].

Ranah Afektif

Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait


dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat, minat,
motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari
perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.

Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan
kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan
tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan.

Hingga saat ini ranah afektif dan psikomotorik belum mendapat perhatian. Skill menekankan
aspek psikomotorik yang membutuhkan koordinasi jasmani sehingga lebih tepat dipraktekkan
bukan dipelajari. Attitude juga merupakan faktor yang sulit diubah selama proses
pembelajaran karena attitude terbentuk sejak lahir. Mungkin itulah
alasan mengapa revisi baru dilakukan pada ranah kognitif yang difokuskan pada knowledge.

2. Prota dan Prosem merupakan turunan dari visi-misi dan tujuan sekolah. Apa
kesulitan dalam menyusun prota dan prosem?

   Kendala Dalam Menyusun PROTA Maupun PROMES adalah perubahan jam pelajaran
efektif dikarenakan suatu hal yang tidak tercantum dalam kalender akademik sehingga
membuat guru untuk mengakalkan lagi bagaimana cara agar materi yang ada tersampaikan
dengan tuntas dan baik apabila tidak memungkinkan untuk mengejar materi sampai selesai di
waktu KBM berlangsung biasanya guru membuat jam tambahan diluar jam pelajaran sekolah.
3. Bagaimana tahapan pengembangan bahan ajar dan penentuan model atau metode
pembelajaran?

Model pengembangan instruksional menurut Kemp (1977) terdiri dari delapam langkah:
a. Langkah pertama: Menentukan tujuan umum (kurikulum1994 disebut TIU,kurikulum
2004 dan 2006 disebut dengan dalam kurikulum2013 disebut dengan kompetensi inti
dan kompetensi dasar).Tujuan umum ini adalah tujuan yang ingin dicapai dalam
memfasilitasi pada masing-masing pokok bahasan.
b. Langkah kedua : membuat analisi tentang karakteristik peserta didik.Analisis ini
diperlukan antara lain untuk mengetahui pakah latar belakang pendidikan,dan sosial
budaya peserta didik memungkinkan untuk mengikuti program dan langkah-langkah
apa yang perlu diambil.
c. Langkah ketiga: Menentukan kompetensi dan indicator yang operasional dan
terukur.Dengan demikian peserta didik akan tau apa yang harus dikerjakan,bagaimana
mengerjakannya dan apa ukurannya bahwa dia telah berhasil.Dari segi pembelajar
rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan atau keberhasilan,dan
pemilihan materi yang sesuai.
d. Langkah keempat: Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan indicator  
e. Langkah kelima: Mnetapkan tes awal (pre-test) ini di perlukan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik telah memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk
mengikuti program yang bersangkutan.Dan demikian pembelajar dapat memilih
materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu.
f. Langkah keenam: Menentukan strategi belajar mengajar yang sesuai criteria umum
untuk pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan instruksional
kekhusus tersebut adalah: (a) efisiensi, (b) efektifitas, (c) ekonomis dan (d)
kepraktisan,melalui analisis alternative.
g. Langkah ketujuh: Mengoordinasi sarana penunjangn yang diperlukan,meliputi
biaya,fasilitas,peralatan,waktu dan tenaga.  
h. Langkah kedelapan: Mengadakan evaluasi.Evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan,yaitu: pesera
didik,program instruksional,instrument evaluasi atau tes,dan metode.

4. Apa pertimbangan penggunaan media pembelajaran?

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam memilih dan menggunakan


media pembelajaran dalam proses belajar mengajar diantarannya,yaitu, faktor tujuan, faktor
efektifitas, dan faktor kemampuan guru dan siswa
5. Bagiamana membuat perencanaan dan kisi-kisi evaluasi pembelajaran?

1. Menentukan tujuan evaluasi: untuk menilai proses pembelajaran (formatif) atau untuk
menentukan keberhasilan peserta didik dalam menyerap materi (sumatif) atau untuk
mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran (diagnostik).
2. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar: Guru menentukan Kompetensi Dasar yang akan
dinilai.
3. Menyusun Kisi-kisi Soal: Kisi-kisi soal harus mewakili kurikulum sebagai sampel
dari hal yang akan dinilai oleh guru, komponen soal harus jelas serta mudah
dipahami, soal hendaknya dibuat sesuai indikator soal.
4. Mengembangkan Draf Instrumen: Instrumen penilaian dapat disusun dalam bentuk
nontes atau tes.
5. Menguji Validitas Soal: validasi soal harus diuji coba di lapangan untuk mengukur
sejauh mana kualitas soal yang telah dibuat.
6. Membuat Soal: Setelah melakukan uji coba soal, maka guru perlu melakukan revisi
sesuai tingkat proporsi, memperbaiki aspek bahasa, mengubah item soal, bahkan
membuang soal yang dianggap tidak perlu, kemudian membuat soal.

Anda mungkin juga menyukai