Anda di halaman 1dari 23

Komponen

Kurikulum
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum:
Setelah mempelajari materi ini, Mahasiswa S1 Teknologi
Pendidikan mampu menganalisis komponen kurikulum.

Tujuan Khusus:
Mahasiswa mampu menguraikan komponen tujuan kurikulum
Mahasiswa mampu menguraikan komponen materi kurikulum
Mahasiswa mampu menguraikan komponen organisasi kurilkulum
Mahasiswa mampu menguraikan komponen stategi pembelajaran
kurikulum
Mahasiswa mampu menguraikan komponen evaluasi kurikulum
Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah
dan hasil yang diinginkan. Tujuan kurikulum
pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap
program pendidikan yang akan diberikan kepada
siswa atau peserta didik.
Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Institusional

Hierarki Tujuan Tujuan Kurikuler

Tujuan Instruksional Umum

Tujuan Instruksional Khusus


Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional ini bersumber dari Pancasila dan UUD
1945 dirumuskan oleh pemerintah sebagai pedoman bagi
pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang lebih khusus.

Tujuan Institusional
Tujuan Institusional adalah tujuan yang diharapkan dicapai oleh
suatu lembaga pendidikan, misalnya, tujuan pendidikan pada
tingkat SD, SLTP, SMU, SMK dan sebagainya.

Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler adalah penjabaran dari tujuan institusional yang
berisi program pendidikan suatu bidang studi atau mata kuliah,
misalnya, tujuan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dsb.
Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Umum (TIU) adalah tujuan pengajaran yang
perubahan perilaku siswa yang belajar masih merupakan
perubahan internal yang belum dapat dilihat dan diukur.

Tujuan Instruksional Khusus


Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah tujuan pengajaran
dimana perubahan prilaku telah dapat dilihat dan diukur.
Komponen Materi
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan
dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi
kurikulum menyangkut semua aspek baik yang berhubungan
dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya
tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan
maupun aktivitas dan kegiatan siswa.
Prinsip Materi kurikulum berupa bahan
pelajaran terdiri dari bahan kajian atau

materi topik-topik pelajaran yang dapat dikaji


oleh siswa dalam proses pembelajaran.

kurikulum Mengacu pada pencapaian tujuan setiap


satuan pelajaran.

Diarahkan untuk mencapai tujuan


pendidikan nasional
Secara umum isi kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi:

Pengetahuan tentang benar salah berdasarkan


Logika
prosedur keilmuan.

Etika Pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral.

Pengetahuan tentang keindahan, yang ada nilai


Estetika
seninya.
Kriteria isi kurikulum
1. Harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
2. Harus mencerminkan kenyataan sosial. Artinya sesuai dengan
tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
3. Dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya mangandung
aspek-aspek intelektual, moral, dan social secara seimbang.
4. Harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji, artinya
tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup sehari-
hari.
5. Mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, konsep
yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekadar informasi faktual
6. Harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan
Komponen Organisasi
Komponen organiasi berkaitan dengan
bagaimana materi disusun (diorganisasikan)
sehingga peserta didik memperoleh pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan.
Dimensi organisasi materi
Organisasi horizontal menyangkut ruang
lingkup dan keterpaduan dari
keseluruhan materi, dan juga merupakan
kaitan antara satu mata pelajaran dengan
pelajaran lain pada kelas yang sama.

Organisasi vertikal mencakup urutan dan


kesinambungan materi pelajaran berupa
hubungan longitudinal/pengalaman
belajar peserta didik
Mata pelajaran terpisah-pisah (isolated

Jenis subject)

Organisasi Mata pelajaran berkorelasi (correlated)

Kurikulum Bidang studi (broad field)

Program yang berpusat pada anak (child


centered)

Inti masalah (core program)

Eclectic program
Kriteria organisasi materi pelajaran / pengalaman belajar yaitu :

Kriteria Ruang Lingkup,


mencakup materi dan Kriteria Kontinuitas,
pengalaman belajar menyangkut hubungan
Kriteria Integrasi, mencakup vertikal materi/ kegiatan
mata pelajaran yang satu belajar.
dengan mata pelajaran lain
yang terkait. Kriteria Keseimbangan.
Memperhatikan agar ada
Kriteria Urutan, mencakup tekanan yang seimbang
usaha untuk menghasilkan pada semua aspek yang
belajar kumulatif dan ada.
berkelanjutan secara vertikal.
Komponen
Strategi Pembelajaran
Pembahasan mengenai strategi pengajaran
tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan,
baik yang secara umum berlaku maupun yang
bersifat khusus dalam pengajaran.
Komponen Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran sangat ditentukan oleh karakteristik


substansi yang akan diajarkan dan karakteristik siswanya. Tidak ada
satupun strategi/metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengajarkan semua substansi pelajaran secara sama
baiknya. Substansi (isi) pelajaran tertentu memiliki karakteristik
tertentu, sehingga hanya cocok untuk diajarkan dengan cara
tertentu pula
Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat
efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai
atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik
dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.
Penilaian awal pembelajaran.

Jenis
Penilaian proses pembelajaran
penilaian

Penilaian akhir pembelajaran


Komponen Evaluasi
Persyaratan suatu instrument penilaian adalah aspek validitas,
reliiabilitas, objektivitas, kepraktisan dan pembedaan.

Penilaian harus bernilai objektif, dilakukan berdasarkan tanggung


jawab kelompok guru, rencana terkait dengan pelaksanaan
kurikulum sesuai tujuan dan materi kurikulum dengan alat ukur
yang handal dan mudah dilaksanakan serta memberikan hasil yang
akurat.

Dalam evaluasi dapat dikelompokan kedalam dua jenis yaitu:


tes dan non-tes
Tes
Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
aspek kognitif.

Tes memiliki dua kriteria yaitu tes memiliki tingkat validitas seandainya
Dapat mengukur
Hendak diukur
Keduanya memiliki tingkat reliabilitas/keandalan jika tes tersebut bisa
menghasilkan informasi yang konsisten.

Tes dilihat dari pelaksanaannya dibedakan menjadi:


Tes tertulis, yaitu siswa menjawab sejumlah soal secara tertulis.
Tes lisan, yaitu tes yang dilakukan komunikasi langsung dengan
siswa secara verbal.
Tes
Tes berdasarkan jumlah peserta dibedakan menjadi:
Tes kelompok yaitu dilakukan terhadap sejumlah siswa secara
bersama-sama.
Tes individu yaitu tes yang dilakukan kepada seorang individu
secara perorangan.

Tes dilihat dari cara penyusunannya yaitu :


Tes buatan guru, yaitu untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh guru bersangkutan.
Tes standar, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dan memprediksi kemampuan siswa pada
masa yang akan datang
Non Tes
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi.

Beberapa jenis non tes yaitu:


Observasi, penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada
situasi tertentu
Wawancara, komunikasi langsung antara pewawancara dan yang
diwawancarai
Studi kasus, dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam
periode tertentu secra terus menerus
Skala penilaian, alat penilaian dengan mengunakan alat yang
telah disusun dari yang negatif sampai positif, sehingga pada skala
tersebut penilai tunggal membubuhi tanda
Referensi
Ansyar, Mohd & H. Nurtain. 1991. Pengembangan dan Inovasi
Kurikulum. Jakarta : DEPDIKBUD DIKTI Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.

Didi, Sukiyudi,dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : UPI


Press.

Tim Pengembang MKDK Kurikulum & Pembelajaran. 2002. Kurikulum


Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan FIP UPI.

Anda mungkin juga menyukai