Anda di halaman 1dari 15

BAB V

MANAJEMEN KESISWAAN

Kompetensi Dasar :
Mahasiswa mampu menganalisis manajemen kesiswaan

Indikator :
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar manajemen
kesiswaan
2. Mahasiswa mampu memahami proses penerimaan peserta
didik baru
3. Mahasiswa mampu memahami pembinaan prestasi belajar
peserta didik
4. Mahasiswa mampu memahami layanan bimbingan konseling

PENDAHULUAN

Kepala sekolah memegang peranan penting dalam mengelola


sekolah. Ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap berlangsungnya
proses pembelajaran di suatu sekolah. Seseorang kepala sekolah
dituntut untuk mampu memberikan ide-ide cemerlang,
memperkarsai pemikiran yang baru dilingkungan sekolah dengan
melakukan perubahan maupun penyesuaian tujuan, sasaran dari
suatu program pembelajaran. Sebagai pemimpin seorang kepala
sekolah dituntut untuk dapat menjadi seorang innovator.
Diantara unsur sumber daya manusia yang harus diberdayakan
kepala sekolah adalah kelompok siswa. Untuk meningkatkan mutu
pendidikan sekolah, kepala sekolah dituntut untuk mau dan mampu
melakukan upaya pengembangan pengelolaan sekolah seperti
dengan melakukan manajemen kesiswaan. Agar manajeman
kesiswaaan berhasil dengan baik seseorang kepala sekolah harus
menyusun serangkaian kegiatan yang berhubungtan dengan
manajemen kesiswaan.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan
akan sangat tergantung kepada manajemen komponen- komponen
pendukung pelaksana, dan sarana prasarana. Oleh karena itu
keberadaan siswa sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan
kegiatan pendidikan disekolah , siswa merupakan subyek sekaligus
objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Artinya bahwa
dibutuhkan manajemen kesiswaan yang bermutu bagi lembaga
pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik atau siswa
dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial dan kejiwaan.

PENYAJIAN
A. Konsep Dasar Manajemen Kesiswaan
Manajemen secara etimologi berasal dari Bahasa Inggris
yaitu dari kata kerja to manage yang artinya mengurus,
mengatur, menggerakkan dan mengelola. Dengan demikian
manajemen secara bahasa adalah pengurusan, pengaturan,
penggerakan dan pengelolaan. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah seni melakukan
pekerjaan yang di mulai dari proses perencanaan suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah di sepakati oleh
lembaga atau organisasi.
Mulyasa (2007) menjelaskan manajeman kesiswaan
adalah segala kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengawasan, penilaian dan pemberian bantuan sebagai siswa
sebagai insan pribadi insan pendidikan dan insan
pembangunan agar siswa tumbuh dan berkembang sebagai
manusia sutuhnya dengan tujuan pendidikan nasional
berdasarkan pancasila. Didik Suhardi (2013) pembinaan
kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, minat, dan bakat melalui
kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah yang
memiliki kewenangan.
Berangkat dari dua pendapat di atas dapat di ambil
kesimpulan pembinaan kesiswaan adalah pemberian kegiatan
dan pelayanan konseling di luar jam pelajaran sesuai dengan
kebutuhan, potensi, minat dan bakat siswa agar tumbuh dan
berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan
segala hal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan sekolah
mulai dari penerimaaan siswa, pembinaan siswa berada di
sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya
mulai penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar rmengajar yang efektif.
Mulyono (2006) mengemukakan bahwa manajemen
kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang di rencanakan
dan di usahakan secara sengaja serta pembinaan secara
mendetail terhadap seluruh siswa (dalam lembaga pendidikan
yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses KBM secara
efektif dan efisien.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan
bahwa manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan
segala hal yang berkaitan dengan siswa mulai dari
penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari
suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk
mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar
kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib,
teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Selain itu manajemen kesiswaan di sekolah secara baik dan
berdaya guna akan membantu seluruh staf maupun
masyarakat untuk memahami kemajuan sekolah.
Mutu dan derajat sekolah tergambar dalam system
sekolahnya. Jadi tujuan manajemen kesiswaan adalah
mengatur berbagi kegiatan dalam bidang kesiswaan serta
serta sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin. Agar tujuan dan fungsi manajemen
kesiswaan dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku
pada saat program dilaksanakan.
2. Manajemen kesiswaan harus mempunyai tujuan yang sama
dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah
secara keseluruhan.
3. Segala bentuk kegiatan manajemen kesiswaan haruslah
mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik
peserta didik.
4. Kegiatan-kegiatan manajemen kesiswaan haruslah
diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai
keragaman latar belakang dan dan punya banyak
perbedaan.
5. Kegiatan manajemen kesiswaan haruslah dipandang
sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta
didik.
6. Kegiatan manajemen kesiswaan haruslah mendorong dan
memacu kemandirian peserta didik.
7. Kegiatan manajemen kesiswaan haruslah fungsional bagi
kehidupan peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di
masa depan.
B. Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya merupakan
salah satu kegiatan manajemen kesiswaan yang sangat penting.
Penerimaan peserta didik di sebuah lembaga pendidikan sekolah
pada hakikatnya adalah proses pencarian, penerimaan peserta
didik di sekolah yang bersangkutan. Langkah-langkah
rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut:
1) Penetapan persyaratan peserta didik yang akan diterima:
Setiap sekolah berbeda dalam menetapkan persyaratan
calon siswa baru yang akan di terima. Pada umumnya
persyaratan itu menyangkut: aspek waktu, persyaratan dan
proses penerimaan siswa baru. Penerimaan siswa baru
harus di lakukan sedemikian rupa,sehingga kegiatan
mengajar – belajar sudah dapat di mulai pada hari pertama
setiap tahun ajaran baru.Setiap sekolah berbeda dalam
menetapkan persyaratan calon siswa baru yang akan di
terima. Pada umumnya persyaratan itu menyangkut:
aspek: umur, kesehatan, kemampuan hasil belajar dan
persyartan administrasi lainnya. Cara Penerimaan siswa
baru yaitu : Pertama, berdasarkan hasil Tesmasukya itu
siapa yang diterima dari calon peserta didik yang
mendaftar, ditentukan berdasarkan hasil tes yang
diadakan. Sekolah menentukan nilai batas lulus, calon
yang memperoleh nilai tesmasuk sama atau lebih tinggi
dari nilai batas lulus dinyatakan diterima. Kedua
Berdasarkan Hasil UAN (Ujian Akhir Nasional). Dengan
cara ini filter atau penyaring diterimanya calon peserta
didik yang mendaftar didasarkan pada posisi jumlah NEM
yang dimiliki dikaitkan dengan posisi jumlah NEM dari
semua pendaftar. Semua calon di rangking menurut
jumlah NEM .Penentuan siapa yang diterima hingga NEM
tertentu, sampai jumlah peserta didik yang diperlukan
sekolah terpenuhi.
2) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru : panitia
penerimaan siswa baru dibentuk sekali setahun. Panitia itu
dibentuk di awal PPDB dan dibubarkan setelah kegiatan
selesai. Penitia penerimaan siswa baru terdiri dari kepala
sekolah dan beberapa guru yang ditunjuk untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan yakni:
a. syarat-syarat pendaftaran murid baru.
b. formulir pendaftaran.
c. pengumuman.
d. buku pendaftaran.
e. waktu pendaftaran.
f. jumlah calon yan diterima.

3) Masa Orientasi Siswa Baru : Orientasi siswa baru adalah


kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi
dan kondisi lembaga pendidikan sekolah. Tujuan orientasi
siswa baru yaitu agar peserta didik dapat mengerti dan
mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah, Agar
peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-
kegiatan yang di selenggarakan sekolah, dan agar peserta
didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara
fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam
mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat
menyesuaikan dengan kehidupan sekolah.

Sebelum siswa baru menerima pelajaran biasa di kelas-


kelas,ada sejumlah kegiatan yang harus diikuti oleh mereka
selama OSPEK. Kegiatan-kegiatan itu di antara lain adalah :
a) perkenalan dengan para guru dan staf sekolahan.
b) perkenalan dengan siswa lama.
c) penjelasan tentang program sekolah.
d) penjelasan tentang tata tertib sekolah.
e) mengenal fasilitas pendidikan yang dimiliki sekolah.
f) penjelasan tentang struktur organisasi sekolah.
Setelah proses penerimaan siswa baru, maka kegiatan
kesiswaan selanjutnya yang perlu dilaksanakan adalah
pengelompokan siswa. Pengelompokan siswa di adakan
dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan proses belajar
mengajar berjalan lancar, tertib sehingga dapat tercapal
tujuan-tujuan pendidikan yang telah diprogramkan. Ada dua
jenis pengelompokan siswa yang dilaksanakan di, diantaranya
yaitu pengelompokan menurut kelas dan pengelompokan
berdasarkan rangking. Hal ini dengan tujuan untuk memilah
mana siswa yang kemampuannya lebih dan kurang.
dikarenakan adanya penguatan dalam pengajaran atau dalam
arti lain siswa dalam memahaini pelajaran dapat secara
merata atau seimbang.

C. Pembinaan Prestasi Belajar Peserta Didik


Langkah berikutnya dalam manajemen peserta didik adalah
melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta
didik. Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan
sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman
belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang
( imron ali ; 2004). Untuk mendapatkan pengetahuan atau
pengalaman belajar ini, peserta didik harus melaksanakan
berbagai macam kegiatan. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam
pembinaan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang
disebut kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah
ditentukan di dalam kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan
pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses
belajar mengajar di kelas dengan nama mata pelajaran atau
bidang studi yang ada di sekolah. Setiap peserta didik wajib
mengikuti kegiatan kurikuler ini.
Sedangkan secara sederhana istilah kegiatan
ekstrakurikuler mengandung pengertian yang menunjukan segala
macam, aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang
dilaksanakan di luar jam pelajaran. Sedangkan menurut kamus
maya Wikipedia, disebutkan "Extracurricular activities are
activities performed by students that fall outside the realm of the
normal curriculum of school or university education.
Extracurricular activities exist at all levels of education, from
4th-6th, junior high/middle school, high school, college and
university education". Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam
belajar kurikulum standar.
Panduan mengenai kegiatan ekstrakurikuler terdapat dalam
Lampiran Standar Isi berdasar Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas No 22 tahun 2006). Dalam buku
Panduan Pengembangan Diri, yang dimaksudkan kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan
yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah.
a. Visi dan Misi Kegitan Ekstrakurikuler : Visi dari kegiatan
ekstrakurikuler adalah untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan
yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah. Sedangkan misinya adalah
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan minat mereka,
2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan
kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara
bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok
b. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler
untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas
peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat
mereka.
2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab
sosial peserta didik.
3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler
untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
c. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik
masing-masing.
2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta
didik.
3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler
yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler
dalam suasana yang disukai dan mengembirakan peserta
didik.
5) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan
baik dan berhasil.
6) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan
masyarakat.
d. Jenis kegiatan Ekstrakurikuler
1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja
(PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(PASKIBRAKA).
2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),
kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan
akademik, penelitian.
3) Latihan/ lomba keberbakatan/ prestasi, meliputi
pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta
alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
4) Seminar, lokakarya, dan pameran/ bazar, dengan
substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan,
perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

D. Layanan Bimbingan Konseling


Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan
program pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-
kesempatan pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan
setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
dan kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai dengan yang
diharapkan (Mortensen dan Schmuller 1964: 3). Pada Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Tentang Bimbingan Dan
Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Nomor 111 tahun 2014 Pasal 1 Butir 1 ”Bimbingan dan
Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor
atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya”.
Secara lebih spesifik layanan bimbingan dan konseling
merupakan proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing
(konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap
muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, supaya
konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan
memecahkan masalahnya sendiri (Tohirin, 2013:25).
Sedang menurut Hikmawati (2011:1) layanan bimbingan
dan konseling adalah layanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan
perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Pelaksanaan pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada
dasarnya adalah guru kelas yang melaksanakan layanan
orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan
penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan
tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik kelas
IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling
perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Pada SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat
seorang konselor untuk menyelenggarakan pelayanan konseling.
Keberadaan bimbingan dalam Pendidikan di Sekolah Dasar
terkait erat dengan sistem Pendidikan Dasar 9 tahun, di mana
Sekolah Dasar merupakan penggalan dari Pendidikan Dasar 9
tahun. Kedududkan dan posisi formal dari sekolah dasar seperti
ini membawa implikasi kepada peran dan fungsi sekolah dasar
pada masa yang akan datang. Sistem Pendidikan Dasar 9 tahun
membawa implikasi kepada wajib belajar samapi dengan usia
SLTP.
Pendekatan perkembangan dalam bimbingan akan
membawa implikasi kepada sistem peluncuran (delivery system)
dari bimbingan itu sendiri. Pendekatan perkembangan dalam
bimbingan bertolak dari asumsi bahwa perkembangan individu
(peserta didik) akan terjadi melalui proses interaksi yang sehat
antara organisma (individu peserta didik) dengan lingkungan.
Masalah pokok yang dihadapi dalam perkembangan peserta
didik atau manusia secara keseluruhan ialah bagaiman
melahirkan generasi manusia yang mampu berbuat secara
inteligen, bekerja sama dengan berbagai kelompok masyarakat
dari berrbagai usia, jenis, ras, agama, dan bahasa. Bentuk
Layanan Bimbingan di Sekolah Dasar
1. Bimbingan belajar
2. Bimbingan sosial
3. Bimbingan karir
4. Bimbingan anak berbakat
5. Bimbingan bagi anak berkesulitan belajar
6. Bimbingan bagi anak dengan perilaku bermasalah
Sampai saat ini dalam sistem pendidikan sekolah dasar
layanan bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas.
Namun demikian pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar tetap
menghendaki dukungan manajerial yang memadai. Dalam upaya
penyelenggaraan layanan bimbingan di sekolah dasar perlu
dipertimbangkan aspek-aspek berikut
1. Aspek program
2. Aspek ketenagaan
3. Aspek prosedur/teknik
4. Aspek daya dukung lingkungan

PENUTUP
A. RANGKUMAN
1 Manajeman peserta didik termasuk salah astu bagian dari
manajemen sekolah secara keseluruhan. Diantara manajemen
–manajemen tewrsebut, manajemen peserta didik menduduki
tempat yang sangat penting , karena sentral layanan
pendidikan di sekolah ada pada peserta didik.
2 Manajeman pesereta didik dapat diartikan sebagai usaha
pengaturan terhadap pesereta didik mulai dari peserta didik
tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
3 Kegiatan manajemen peserta didik merupakan bagian penting
yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan
pendidikan disekolah. Program – program kegiatan
manajemen kepeserta didikan yang diselenggarakan harus
didasarkan kepada kepentingan dan perkembangan dan
peneingkatan kemampuan peserta didik dalam bidang
kognitif, afektif dan psikomotor dan sesuai dengan
keinginan, bakat dan minat peserta didik. Pengadaan program
kegiatan manajemen kepeserta didikan diharapkan dapat
menghasilkan keluaran yang bermutu.
4 Penyelenggaraan sekolah yang bermutu perlu didukung oleh
ketersediaan layanan kepada peserta didik yang layak dan
memadai dalam kuantitras maupun kualaitasnya. Mengingat
penyelengaraan sekolah terus mengalami perubahan dan
perkembangan , maka manajeman peserta didik yang ada
disekolah tersebut perlui melakukan inovasi yang sesuai
engan perubahan dan perkembangan yang ada , agare
kegiatan manajemen peserta didik bisa mendukung
keterlaksanaan program sekolah dan tercapai tujuan
pendidikan secara umum sebagaimana termaktub dalam UU
Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003.
B. TEST FORMATIF
I. Jawablah soal-soal berikut dengan memberi tanda
silang (x) pada huruf a, b, c, d pada jawaban yang
benar! (10 soal)
1. Manajemen berasal dari kata kerja to manage yang
berarti....
a. kaki dan berbuat
b. tangan dan melakukan
c. mengatur dan menggerakan
d. mulut dan beerbicara
2. Kebijaksanaan penerima peserta didik ini di buat
berdasarkan petunjuk-petunjuk yang di berikan oleh... .
a. kepala sekolah
b. guru-guru dan staf
c. dinas pendidikan kabupaten kota
d. kepala desa
3. Ada berapa macam sistem penerimaan peserta didik
baru...
a. 2
b. 4
c. 6
d. 9
4. Usia yang wajib diterima di sekolah dasar adalah....
a. 7 sampai 15
b. 4 sampai 9
c. 4 sampai 12
d. 7 sampai 12
5. Kepada siapakah penerimaan siswa baru diserahka....
a. guru
b. panitia penerimaan siswa baru
c. kepala sekolah
d. kepala komite
6. Ruang lingkup manajemen kesiswaan menurut
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor....
a. 45 tahun 2008
b. 22 tahun 2006
c. 39 tahun 2008
d. 12 tahun 2006
7. Kegiatan kokulikuler adalah...
a. Kegiatan di dalam jam pelajaran
b. Kegiatan di luar jam pelajaran
c. Kegiatan istirahat
d. Kegiatan berkelompok saat jam pelajaran
8. Bantuan yang diberikan kepada pesertadidik supaya
dia memperoleh kepercayaan diri untuk memperbaiki
tingkah lakunya di masa yang akan datang adalah
pengertian dari ... .
a. konseling
b. bimbingan
c. pribadi
d. keterbukaan
9. Yang termasuk salah satu nilai-nilai kehidupan yang
harus di pahami adalah...
a. nilai kehidupan di sekitarnya
b. membaca buku agama dan sejarah
c. etika pergaulan dan norma-norma di masyarakat
d. perbedaan pendapat dalam masyrakat
10. kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan di
luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan potensi. Pengertian di atas menurut
peraturan menteri pendidikan nasional nomor...
a. 22 tahun 2006
b. 55 tahun 2008
c. 43 tahun 2006
d. 39 tahun 2008

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan


benar! (5 Soal)
1. Jelaskandefinisidari bimbingan konseling!
2. Apakah yang dimaksud dengan manajemen kesiswaan
dan tujuan manajemen kesiswaan!
3. Sebutkan dan jelaskan kriteria penerimaan peserta didik
baru!
4. Tuliskan langkah – langkah penerimaan peserta didik
baru!
5. Senutkan apa saja bentuk layanan bibingan di sekolah
dasar!

DAFTAR PUSTAKA
Imron, Ali. (2004). Manajeman Peserta Didik Berbasis Sekolah.
Malang. Universitas Negeri Malang
Suryosubroto, B. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta
Rineka Cipta
Tim Dosen Jurusan administrasi Pendidikan. (2005) Manajeman
Pendidikan bandung: Jurusan Administrasi FIB UPI
Undang undang RI no. 22 tahun 2oo6 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Departemen Pendidikan Nasional , (2000), Panduan Manajemen
Sekolah, Jakarta, direktorat Pendidikan Dasar dan menengah.
Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai