Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Jamarah, 2008:88).

Pendidikan merupakan kegiatan yang penting dalam kemajuan manusia.

Kegiatan pendidikan pada dasarnya selalu terkait antara dua belah pihak yaitu

pendidik dan peserta didik. Keterlibatan dua pihak tersebut merupakan

keterlibatan hubungan antar manusia. Hubungan tersebut akan serasi jika jelas

kedudukan masing-masing pihak secara profesional, yaitu hadir sebagai subjek

dan objek yang memiliki hak dan kewajiban.

Di dalam proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari

input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan

aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan daripada belajar mengajar sedangkan

outputnya itu. Hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses

pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era

globalisasi saat ini.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu

penekanan dari tujuan pendidikan yakni menyiapkan siswa agar dapat mencapai

1
2

perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan perkembangannya

secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar

yang sesuai bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya (Darmadi, 2010:11).

Allah SWT meninggikan derajat orang-orang yang mencari ilmu karena ridha-Nya.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

              

              

  


Artinya:

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah

dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.

Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(Qs. Al-Mujadalah: 11)

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam

situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Aspek-aspek yang dipertimbangkan

yaitu penyadaran, pencerahan, pemberdayaan dan perubahan perilaku. Pendidikan

mempunyai tanggung jawab yang besar dalam pembinaan manusia yang

berkualitas, cerdas dan bertanggung jawab atas diri, masyarakat, bangsa dan

negaranya, terutama tanggung jawab spiritual agar anak didik dapat menjalankan

ajaran agamanya dengan baik. Tanggung jawab yang besar tersebut merupakan
3

tangung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah

(Soyomukti, 2010:35).

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Pembelajaran yang merupakan perpaduan antara kebutuhan belajar dan aktivitas

mengajar harus berjalan memenuhi harapan. Harapan tersebut adalah apa yang

menjadi kebutuhan siswa dalam belajar, sehingga terarah tujuan pembelajaran

yang dirumuskan guru.

Seiring dengan tanggung jawab mengajar dalam proses pembelajaran,

maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk

selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program

pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya adalah agar kegiatan

pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dengan usaha pencapaian

tujuan dalam belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang lebih

kondusif (Rohmah, 2015:22).

Tujuan pembelajaran dapat tercapai karena adanya proses belajar

mengajar. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai pemegang pemeran utama yang mengandung

kegiatan interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang

berlangsung secara edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi dalam

proses belajar mengajar mempunyai arti yang luas, dalam hal ini bukan hanya

penyampaian materi pelajaran melainkan pemahaman sikap dan nilai pada diri

siswa yang sedang belajar (Usman, 2011:18).


4

Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam

menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran. Metode adalah

salah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan (Ahmadi, 2011:55).

Terkait dengan pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas

dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik.

Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang

penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dicapai

siswa selama waktu yang telah ditentukan.

Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa

sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi. Oleh karena itu, apabila motivasi siswa

tinggi maka prestasi belajar akan meningkat, sebaliknya bila motivasi rendah

maka prestasi belajar akan menurun. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi

belajar siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Belajar adalah sesuatu

yang dilakukan manusia tanpa henti, sejak kecil menyusuri seluruh perjalanan

hidupnya.

Belajar adalah mengenali sesuatu dalam diri maupun di luar diri serta

hubungan antara semua itu sehingga memperkaya diri. Belajar yang merupakan

proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku peserta didik, banyak faktor yang

mempengaruhinya. Diantaranya adalah faktor motivasi yang berfungsi sebagai

usaha dalam pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam proses belajar

akan mendapatkan hasil yang baik pula.


5

Dengan kata lain, jika ada usaha yang tekun serta dilandasi motivasi yang

kuat, maka seseorang yang belajar akan mendapatkan prestasi yang baik. Artinya

intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan pencapaian prestasinya dalam

belajar (Mardiatmadja, 2017:25).

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar

seseorang. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya,

motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.

Seseorang yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata

pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam waktu tertentu.

Seseorang itu boleh dikatakan memiliki motivasi belajar. Siswa yang

memiliki motivasi cenderung akan menjadi anak yang terdidik, berpengetahuan

dan mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Selain itu, siswa yang memiliki

motivasi tinggi cenderung dia akan aktif dalam kelas. Misalnya, aktif bertanya,

aktif menanggapi dan mempunyai rasa semangatnya untuk belajar.

Dalam dunia belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi, belajar

akan lebih optimal bila ada motivasi. Begitu pula dalam proses belajar mengajar

mata pelajaran bahasa Arab. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dalam mata

pelajaran bahasa Arab tentunya akan memberikan pengaruh terhadap prestasi

belajar yang akan dicapai siswa. Bahasa Arab merupakan salah satu mata

pelajaran yang ada di Madrasah.

Dalam mata pelajaran bahasa Arab, siswa diarahkan oleh seorang guru

agar mahir dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis bahasa Arab.

Untuk mewujudkan hal tersebut, motivasi belajar bahasa arab sangat diperlukan.
6

Hal ini sangat mempengaruhi akan prestasi belajar bahasa Arab siswa

(Rohmah,2012:23).

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana pengaruh Motivasi terhadap Prestasi belajar bahasa Arab siswa

Kelas V di MI Swasta Gunungcupu Sindangkasih Ciamis ?

b. Bagaimana pengaruh Minat terhadap Prestasi belajar bahasa Arab Kelas V

di MI swasta Gunungcupu Sindangkasih Ciamis ?

c. Bagaimana pengaruh Motivasi dan Minat terhadap prestasi belajar bahasa

Arab siswa Kelas V di MI Swasta Gunungcupu Sindangkasih Ciamis ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui motivasi belajar bahasa Arab siswa kelas V di MI

Swasta Gunungcupu Sindangkasih Ciamis.

2. Untuk mengetahui minat belajar bahasa Arab siswa kelas V di MI Swasta

Gunungcupu Sindangkasih Ciamis.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan minat terhadap prestasi belajar

bahasa Arab siswa kelas V di MI Swasta Gunungcupu Sindangkasih

Ciamis.
7

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah follow up penggunaan informasi yang tertera

dalam kesimpulan. Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat

memberi manfaat baik bagi objek,atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh

komponen yang terlibat didalamnya (Dhofir, 2000:21).

Adapun manfaat penelitian :

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan sebagai tambahan referensi terkait

pengaruh motivasi dan minat terhadap prestasi belajar bahasa Arab .

2. Bagi Sekolah

Diharapkan guru sebagai fasilitator dapat menyesuaikan strategi

mengajarnya sehingga dapat mengoptimalkan motivasi siswa dan

memberikan semangat kepada siswa agar dapat meningkatkan prestasi

belajar bahasa Arab.

3. Bagi Siswa

Sebagai pedoman atau motivasi bagi siswa untuk tetap meningkatkan

prestasi belajar bahasa Arab.

E. Studi Pustaka

Berdasarkan Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh para ahli

dalam jurnal Factor Influencing Students‟ Achievement in Form 5 Islamic Studies

Subject, Malaysia : Canadian Center Of Science and Education, telah diajukan

untuk menjelaskan faktor-faktor mempengaruhi siswa dalam subjek Studi Islam.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa banyak faktor yang
8

mempengaruhi kemampuan siswa baik dari aspek kognitif, sikap atau motivasi.

demikian pula, sudah ada studi yang menemukan hubungan antara unsur-unsur

guru, metode pengajaran, pengalaman dan sikap.

Sedangkan menurut Aminah (2008), yang dikutip dari jurnal Factors


Influencing Students‟ Achievement in Form 5 Islamic Studies Subject, Malaysia :
Canadian Center Of Science and Education, dalam studinya telah menemukan
bahwa sikap siswa melayu terhadap pembelajaran adalah mengecilkan dengan
73% tidak menyukai pelatihan tambahan, 50% gagal menyelesaikan pekerjaan
rumah mereka, dan 48% terlalu tergantung pada guru.
Hashim (2000) dalam jurnal Factor Influencing Students‟ Achievement in
Form 5 Islamic Studies Subject, Malaysia : Canadian Center Of Science and
Education, menyatakan bahwa secara keseluruhan minat adalah variabel motivasi.
Minat sangat penting untuk belajar sebagai bunga dapat menyebabkan motivasi
mengemudi siswa di dalam kelas. Demikian pula Studi Mahasiswa dari Mc
Clelland et al (1953) menemukan bahwa motivasi sukses adalah keinginan untuk
menjadi sukses dalam standar tertentu.
Motivasi berprestasi sering diukur dengan cara Tematik Apperception Test

atau TAT. Tes ini terdiri dari banyak faktor yang mendorong keberhasilan, dalam

situasi ini apa yang membuat pekerjaan menyenangkan adalah pekerjaan itu

sendiri, Pernyataan seperti ini “ Ini adalah minat saya” atau “ ini adalah minat

saya sejak sebelum” adalah verbalisasi motivasi internal. Sedangkan menurut Foo

(1988) “menyatakan bahwa kehadiran minat mendalam dalam siswa terhadap

setiap subjek tertentu akan mendorong siswa untuk bekerja keras dan tekun untuk

mencapai keunggulan dalam subjek”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat

dapat membentuk minat seseorang, dengan adanya minat atau keinginan untuk

sukses dalam suatu mata pelajaran maka akan menghasilkan sikap yang positif.

Dari sikap yang positif tersebut akan muncul motivasi belajar, sehingga dapat

menentukan tingkat keberhasilan prestasi seseorang. Dengan pengelolaan

motivasi yang baik maka akan menghasilkan prestasi yang baik pula.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut

bertindak atau berbuat. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri

seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik

dalam memenuhi kebutuhannya.

Menurut Mc.Donald Motivasi adalah perubahan energi dalam diri


seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat
dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan

memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa

sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi.

Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus yang mungkin berupa pikiran,

perasaan atau gerakan dan respons yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau

gerakan (Hamzah, 2007:14).

Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh

sesuatu yang disengaja. Jadi suatu kegiatan belajar adalah upaya mencapai

perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan

maupun sikap. Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi.

Motivasi belajar bisa timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Dalam

9
10

penelitian ini, motivasi belajar yang dimaksud adalah dorongan yang

menggerakkan siswa kelas V MI Swasta Gunungcupu dalam belajar bahasa Arab.

Dengan adanya motivasi belajar yang kuat dalam diri siswa dapat

mendorong siswa untuk lebih semangat dalam belajar sehingga siswa dapat lebih

mudah menguasai materi pembelajaran. Untuk meningkatkan motivasi dalam diri

siswa perlu dilakukan dorongan dari luar yaitu dengan cara memberikan

penghargaan kepada siswa yang berprestasi seperti pemberian beasiswa, piagam,

hadiah, dengan adanya hal itu maka siswa dapat terdorong untuk belajar lebih

aktif sehingga memiliki prestasi yang baik.

Bagi siswa yang belum mendapat hadiah mereka akan berkompetensi dan

bersaing dalam belajar untuk mendapatkan penghargaan dari sekolah. Salah satu

hal yang mendasari motivasi siswa adalah dapat dilihat dari tingkat kehadiran

siswa, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan tanggung

jawabnya sebagai pelajar.

Motivasi belajar bahasa arab dalam penelitian ini merupakan motivasi

belajar yang akan mempengaruhi prestasi belajar bahasa Arab siswa. Konsep

motivasi yang dijelaskan oleh Suwanto adalah sebagai berikut:

Pertama : Model Tradisional Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja


meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau
barang kepada pegawai yang berprestasi.
Kedua : Model Hubungan Manusia Untuk memotivasi pegawai agar gairah
kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial
mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
Ketiga : Model Sumber Daya Manusia Pegawai dimotivasi oleh banyak
faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan
pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
11

Menurut Mudjiono, (2013:80-81) Ada tiga komponen utama dalam


motivasi yaitu: kebutuhan, dorongan dan tujuan kebutuhan terjadi bila individu
merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang
diharapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah,
memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki waktu, tetapi ia kurang
baik dalam mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak
mencukupi untuk memperoleh hasil belajar yang baik. la membutuhkan hasil
belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara belajarnya.
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam

rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang

berorientasi pada pemenuhan harapan atau tujuan. Dorongan yang berorientasi

pada tujuan tersebut merupakan motivasi. Menurut Hull, (2013: 82) dorongan atau

motivasi untuk mengembangkan kebutuhan organisme. Selain itu juga merupakan

sistem yang memungkinkan organisme dapat memelihara kehidupan hidupnya.

Kebutuhan-kebutuhan merupakan awal munculnya dorongan, dan

dorongan akan mengaktifkan tingkah laku untuk mengembalikan sistem

fisiologis. Tingkah laku organisme terjadi karena respons dari alam, dorongan

alam, dan dorongan kedua hal tersebut. Hull memang mendorong sebagaimana

motivasi utama perilaku, tetapi kemudian juga tidak menolak adanya pengaruh

faktor-fakotr eksternal. Dalam hal ini intensif (hadiah atau hukuman)

mempengaruhi intensitas dan kualitas tingkah laku organisme.

Menurut Dimyati, (2013:83) Tujuan merupakan pemberi arah pada


perilaku. Secara psikologis tujuan merupakan titik akhir "sementara" pencapaian
kebutuhan. Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan ternenuhi untuk "sementara"
Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas, dorongan mental untuk
melakukan "terhenti sementara".
Abraham Maslow, (1943;1970) Mengemukakan bahwa pada dasarnya semua

manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang

berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima

tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai
12

dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks yang

hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu

peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada

peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

Pertama : Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)


Kedua : Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung jauh dari
bahaya)
Ketiga : Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan
orang lain, diterima, memiliki).
Keempat : Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan).
Kelima : Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
2. Teori Motivasi

Menurut Herzberg (1966) ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang

untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua

faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor

intrinsik).

Pertama : Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari


ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar
manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik),
Kedua : Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya (faktor
intrinsik).
Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa

ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:


13

Pertama : Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)


Kedua : Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial atau hampir
sama dengan sosial need-nya Maslow)
Ketiga : Need for Power (dorongan untuk mengatur).

Menurut Mudjiono (2013 : 85) motivasi belajar penting bagi siswa dan
guru bagi siswa adalah sebagai berikut :
Pertama : Menyandarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil
akhir. Contohnya setelah seorang siswa membaca suatu bab buku
bacaan, dibandingkan dengan teman sekelasnya yang juga
membaca bab tersebut, kurang berhasil menangkap isi, maka ia
terdorong untuk lagi.
Kedua : Mengonfirmasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang
dibandingkan dengan teman sebaya, Sebagai ilustrasi terbukti jika
usaha belajar siswa belum mencukupi, maka ia berusaha setekun
teman yang belajar dan berhasil.
Ketiga : Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah diketahui
bahwa dirinya belum belajar .secara serius, terbukti banya bersenda
gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.
Keempat : Membesarkan semangat belajar sebagai ilustrasi : jika ia sedang
belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia
berusaha agar cepat lulus.
Kelima : Menyadarkan adanya perjalanan belajar dan bekerja (di sela-
selanya ada istirahat dan bermain) yang berkesinambungan.
Menurut Dimyati, (2013 : 85) manfaat motivasi bagi guru ialah sebagai
berikut:
Pertama : Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa
untuk belajar sampai berhasil.
Kedua : Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dalam kelas
bermacam-macam.
Ketiga : Meningkatkan dan menyandarkan guru untuk memilih salah satu
dari bermacam-macam fasilitator, instruktur, teman diskusi,
penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.

Wort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Purwanto (1998), motivasi itu

ada tiga golongan yaitu :


14

Pertama : Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang


berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari
tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat
atautidur, dan sebagainya.
Kedua : Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives)
inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi
karena ada rangsangan dari luar. Contoh :motif melarikan diri dari
bahaya, motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
Ketiga : Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu
objek atau tujuan tertentu disekitar kita, timbul karena adanya
dorongan dari dalam diri kita.
Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, (1998:64) “mengemukakan jenis

motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive

psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya :

dorongan untuk belajar suatu cabangilmu pengetahuan dan sebagainya”.

Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi ialah sebagai

berikut:

Pertama : Motivasi Intrinsik yaitu motif-motif yang aktif atau berfungsinya


tidak perludirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukansesuatu. Seorang siswa
melakukan belajar karena didorong tujuan inginmendapatkan
pengetahuan, nilai dan keterampilan.
Kedua : Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar.
Menurut Mujiono (2018 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri

seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Pertama : Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
Kedua : Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa.
15

Ketiga : Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah minat


untuk sukses.
Keempat : Mempunyai orientasi ke masa depan dan lebih senang bekerja
mandiri.
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi

akan menentukan intensitas untuk belajar yang dilakukan siswa. Menurut

Sardiman, (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut:

Pertama : Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau


motor yang melepaskan energi.
Kedua : Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah
dicapai.
Ketiga : Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
mana yang akan dikerjakan yangserasi guna mencapai tujuan
dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.

B. Minat dalam Belajar

Minat sangat penting bagi pembelajaran karena minat berkaitan erat


dengan pelaksanaan pembelajaran. Menurut Gie (1995:131) arti penting minat
dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran adalah:
a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta
b. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi
c. Minat mencegah gangguan dari luar
d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
e. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri

Minat sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena dengan minat

akan membuat pembelajaran berlajalan lancar dan akan meningkatkan prestasi

karena faktor penghambat pelajaran dapat diatasi melalui minat.

Menurut Gie, (1995:130) Minat melahirkan perhatian spontan yang


memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian,
minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang
lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan
16

mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal
sebagai wakil dari masing-masing siswa.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa minat sangat

bersifat pribadi sehingga dalam menumbuhkan minat harus dimulai dari diri

sesorang itu sendiri.

Minat sangat berhubungan erat dengan motivasi karena keduannya sangat


berkaitan. Menurut J.E. Ormrod (2009:101) “Minat adalah suatu bentuk motivasi
intrinsik. Contohnya Siswa yang mengerjakan suatu tugas yang menarik minatnya
mengalami efek positif yang signifikan seperti kesenangan, kegembiraan, dan
kesukaan”.
Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang lain, benda, kegiatan, pengalaman yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri Djaali, (2007:211). Jadi minat merupakan

salah satu bentuk motivasi dalam diri yang perludikembangkan untuk

menimbulkan efek positif dan minat adalah suatu kecenderungan atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu yang ingin dicapai.

Minat dalam belajar sangat diperlukan, namun perlu cara dalam


membangkitkan minat belajar. Menurut Hardjana (1994:88-89) ada beberapa
langkah untuk membangkitkan minat belajar yaitu:
a. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai
b. Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu
c. Membuat kegiatan belajar menjadi menarik
d. Memandang kegiatan belajar menjadi sangat penting pada saat belajar
e. Mencari kepuasan dalam kegiatan belajar
f. Mengurangi hal-hal yang menggangu keasyikan belajar

Minat sangat perlu dibangkitkan karena minat sangat mempengaruhi

proses belajar dan dapat berpengaruh pula terhadap prestasi belajar. Minat sangat

diperlukan dalam pembelajaran dalam hal ini pembelajaran bahasa Arab. Dengan

demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi

terhadap peningkatan minat belajar siswa, utamanya dalam pembelajaran bahasa


17

Arab. Minat sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi

yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya

berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang atau

siswa khususnya disebut mempunyai minat belajar pada mata pelajaran bahasa

Arab bila mempunyai rasa suka yang lebih dan perhatian terhadap suatu obyek

atau aktivitas yang pada kegiatan belajar. Minat belajar itu ada pada setiap

individu dan minat itu timbul karena obyek yang terpilih dari lingkungannya

menjadi perhatian individu tersebut. Perhatian dapat berkembang menjadi kuat

dan mampu menimbulkan perasaan senang, dari perasaan seseorang terjaga dan

tumbuh dalam individu.

Dapat berwujud kecenderungan dalam tingkah laku orang pada lazimnya

yang terarah pada suatu bentuk aktivitas. Bentuk aktivitas nyata dalam belajar

dapat berlangsung apabila setiap individu telah memiliki landasan keinginan yang

kuat untuk berprestasi. Sehingga indikator dari minat belajar yang dimiliki siswa

adalah minat melahirkan perhatian yang serta merta, minat memudahnya

terciptanya konsentrasi, minat mencegah gangguan dari luar, minat memperkuat

melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, minat memperkecil kebosanan belajar

dalam diri sendiri.

C. Prestasi Belajar Siswa

Berhasil atau tidaknya Proses pembelajaran dapat dilihat melalui prestasi

belajarnya. Menurut Syaodih (2003:102-103) menyatakan “Prestasi belajar adalah

merupakan realisasi atau pemekaran kecakapan-kecakapan potensial atau


18

kapasitas yang dimiliki oleh siswa yang dapat dilihat dari bentuk penguasaan

pengetahuan, ketrampilan berfikir akan mata pelajaran yang ditempuh”.

Menurut Syah, (2011:224) “Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam sebuah program”.

Proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-

perubahan dalam bidang pengetahuan/pemahaman, dalam bidang keterampilan,

dan dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan tampak dalam prestasi

belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan/persoalan/tugas yang

diberikan oleh guru (W.S. Winkel, 1984:102).

Menurut Tu‟u, (2004:75) “Menyatakan bahwa prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

guru”.

Prestasi adalah hasil dari pembelajaran yang diperoleh dari evaluasi atau

penilaian. Prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran setelah dinilai dan

dievaluasi dapat saja rendah, sedang maupun tinggi tergantung kemampuan yang

dimiliki anak (Helmawati, 2014:82).

Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan dan

banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam

kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pembelajaran (Arifin 2013:23).

Prestasi dalam pandangan luas juga dapat diartikan sebagai perubahan

akibat belajar. Semisal anak yang sebelumnya memperoleh nilai dibawah KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal), kemudian ia memperoleh nilai diatas KKM


19

walaupun tidak sampai pada nilai yang sempurna sekalipun dapat disebut

berprestasi.

Prestasi belajar yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar bahasa Arab, maksudnya adalah hasil penilaian atau hasil belajar yang

diperoleh siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Arab. Pelajaran Bahasa Arab

adalah salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing,

mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab Fusha, baik produktif

maupun reseptif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa itu. Adapun

prestasi belajar dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tes (Depag RI:

2003).

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kemampuan mental seperti

kemampuan berfikir, memahami, menghafal, mengaplikasikan, menganalisa,

mensintisa, mensintesa dan kemampuan mengevaluasi (Nubudiani dalam

pedagogik jurnal pendidikan:2013).

Azwar (2006:13) mengelompokkan prestasi belajar yang dicapai oleh


siswa menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif
berkaitan dengan perilaku berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah
kognitif meliputi pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat materi
pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Pemahaman (comprehension,
understanding) seperti menafsirkan, menjelaskan, atau meringkas.
Penerapan (application), yaitu kemampuan menafsirkan atau

menggunakan materi pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau

konkret. Analisis (analysis), yaitu kemampuan menguraikan atau menjabarkan

sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya

dapat dimengerti. sintesis (synthesis) yaitu kemampuan menghimpun bagian-

bagian ke dalam suatu keseluruhan. Dan Evaluasi (evaluation), yaitukemampuan


20

menggunakan pengetahuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu

berdasarkan kriteria tertentu.

Ranah Afektif mencakup Penerimaan (receiving), merupakan kepekaan

menerima rangsangan (stimulus) baik berupa situasi maupun gejala. Penanggapan

(responding), berkaitan dengan reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus

yang datang. Penilaian (valuing), berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

gejala atau stimulus yang datang. Organisasi (organization), yaitu penerimaan

terhadap berbagai nilai yang berbeda berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang

lebih tinggi dan karakteristik nilai (characterization by a value complex),

merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Ranah Psikomotor terdiri atas persepsi (perception) berkaitan dengan

penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. Kesiapan melakukan pekerjaan

(set), berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan baik secara mental,

fisik, maupun emosional. Mekanisme (mechanism), berkaitan dengan penampilan

respons yang sudah dipelajari. Respon terbimbing (guided respons), yaitu

mengikuti atau mengulangi perbuatan yang diperintahkan oleh orang lain.

kemahiran (complex overt respons),berkaitan dengan gerakan motorik yang

terampil adaptasi (adaptaton), berkaitan dengan keterampilan yang sudah

berkembang di dalam diri individu sehingga yang bersangkutan mampu

memodifikasi pola gerakannya, dan keaslian (origination), merupakan

kemampuan menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan situasi yang dihadapi.
21

Azwar, (2006:18) Menegaskan bahwa prestasi atau keberhasilan belajar


dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor,
indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, prestasi belajar tidak hanya aspek pengetahuan saja, namun
jugameliputi keseluruhan aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor yang
diwujudkan dalam bentuk nilai/angka yang menunjukkan suatu prestasi.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

maka perludiperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

antara lain; faktor yangterdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang

terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain

adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,

adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/

intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang

penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang

murid mempunyai tingkatkecerdasan normal atau di atas normal maka secara

potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi”.

Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi

akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah”.

Kartono (1995:2) Menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau


kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar
akan menjadi kecakapan yang nyata. Minat adalah “kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang sifatnyadi luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,


22

keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini

pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.

Menurut Slameto (1995:60) “Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar

adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat”.

Pendapat Ahmadi (2004:16) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar


yaitu:
Pertama : Lingkungan sekolah yang meliputi: interaksi guru dan murid, cara
penyajian bahan pelajaran, kurikulum, keadaan gedung, waktu
sekolah, pelaksanaan disiplin metode mengajar dan tugas pokok.
Kedua : Lingkungan keluarga yang meliputi : cara mendidik anak, suasana
keluarga, pengertian keluarga, keadaan social ekonomi, latar
belakang kebudayaan, dan lain-lain.
Ketiga : Lingkungan masyarakat yang meliputi: media massa, teman
bergaul, kegiatan lain, cara hidup dilingkungan dan lain-lain.

D. Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata

“ajar” yaitu petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (dituruti)

ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran” yang berarti

proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau

belajar. Pembelajaran substansinya adalah kegiatan mengajar yang dilakukan

secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari materi tertentu

melakukan kegiatan belajar dengan baik.

Dengan kata lain, pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru

dalam menciptakan kegiatan belajar materi tertentu yang kondusif untuk mencapai

tujuan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa asing adalah kegiatan mengajar

yang dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari
23

bahasa asing tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik, sehingga kondusif

untuk mencapai tujuan belajar bahasa asing.

Sementara itu, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dunia yang telah

mengalami perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan. Bahasa Arab

dalam kajian sejarah termasuk rumpun bahasa Semit yaitu rumpun bahasa yang

dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai Tigris dan Eufrat, dataran

Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah). Dengan demikian, pembelajaran bahasa

Arab dapat didefinisikan suatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar bahasa

Arab dengan guru sebagai fasilitator dengan mengorganisasikan berbagai unsur

untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai.

Mempelajari bahasa Arab berarti juga mempelajari ilmu-ilmu yang

terkandung didalamnya. Bahasa Arab sendiri terdiri dari beberapa cabang ilmu

antara lain: Nahwu, Sharaf, Balaghah, Muthala‟ah, Nushus, Adab, dan lain-lain

yang satu sama lain saling berkaitan. Sedangkan pentingnya pembelajaran bahasa

Arab adalah bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur‟an, hal inilah yang

menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa Arab yang sangat berkaitandengan

islam, sebab ia adalah bahasa Agama untuk semua umat islam di dunia, baik bagi

mereka yang mempergunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari mereka

maupun tidak.

E. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Siswa

Monk dkk, (1989) dikutip dari (Mudijono dan Dimyaty, 2013:246 )

„Menurut Haditono di Indonesia banyak ditemukan siswa memperoleh hasil

belajar yang rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya
24

fasilitas belajar disekolah dan dirumah di berbagai pelosok, siswa dihadapkan

dengan berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, kurangnya

dorongan mental dan orangtua tidak memahami apa yang dipelajari anaknya

disekolah, keadaan gizi yang rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar yang

lebih baik, serta gabungan dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi berbagai

hambatan belajar‟.

Menurut Peter (1986) yang dikutip oleh Susilo (2009:49) „motivation is the

concept we us when we describe the force action on or within an organism to

initate and direct behavior‟. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam

pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam

mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan

estetik sampai kegiatan belajar berakhir.

Sebagai alat motivasi merupakan salah satu factor seperti intelegasi dan

hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam

bidang pengetahuan, nilai dan keterampilan. Hashim (2000) “Dalam jurnal factor

influencing students‟ Achievement in Form 5 Islamic Studies Subjek Mengatakan

bahwa secara keseluruhan minat adalah variabel motivasi, minat sangat penting

untuk belajar sebagai bunga dapat menyebabkan motivasi mengemudi siswa di

dalam kelas”.

Demikian pula studi Mahasiswa dari Mc Clelland et al (1953)

„Menemukan bahwa motivasi sukses adalah keinginan untuk menjadi sukses

dalam standar tertentu. Motivasi berprestsi sering diukur dengan cara Tematik
25

Appereption Test atau TAT. Tes ini terdiri dari banyak factor yang mendorong

keberhasilan‟.

Khalid (2002:25) “Dalam jurnal factor influencing students‟ Achievement


in Form 5 Islamic Studies menyatakan tentang pengaruh internal pada tindakan
prestasi danlain-lain pada individu. Studi ini menemukan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara sikap dan prestasi siswa. Studi ini juga menemukan bahwa
suatu alasan utama mengapa sikap positif diperlukan terhadap setiap mata
pelajaran tertentu khususnya Bahasa Arab bahwa sikap akan memiliki dampak
motivasi terhadap siswa. Jika siswa memiliki sikap positif terhadap pembelajaran
setiap mata pelajaran tertentu maka ia akan belajar subjek secara mendalam”.
Secara teoritis Woolfolk (1998) „Dalam jurnal factor influencing students‟

Achievement in Form 5 Islamic Studies mendefinisikan kepentingan dan upaya

sebagai aspek yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Namun, terkadang

minat tidak sejalan dengan sikap, seperti Siswa yang tertarik dalam ilmu tetapi

malas untuk menghafal dan belajar tidak akan berhasil menjadi siswa berprestasi‟.

Jadi tujuan merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi prestasi siswa

contohnya nilai yang tinggi. Jika nilai yang tinggi merupakan tujuan maka akan

menumbuhkan kesungguhan dalam belajar.

F. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori maka dapat dibuat kerangka berfikir sebagai

berikut:

Motivasi merupakan suatu hal yang penting bagi seorang siswa, dengan

adanya motivasi yang tumbuh baik dalam diri siswa ataupun dari luar akan

mempengaruhi tindakan yang dimiliki oleh seorang siswa. Dengan adanya

tindakan yang muncul pada seorang siswa maka akan menunjukkan tujuan yang

hendak dicapai oleh seorang siswa. hal ini perlu bagi guru untuk mengetahui
26

bagaimana kondisi motivasi yang dimiliki siswa agar guru dapat memberikan

motivasi pada siswa.

Prestasi merupakan suatu capaian yang dimiliki siswa, namun tidak semua

siswa memiliki prestasi belajar yang baik, hal ini karena prestasi siswa tidak

hanya dalam bidang belajar yang dapat diukur dengan nilai akan tetapi prestasi

dalam bidang non akademik, misalnya prestasi dalam bidang olahraga, kesenian,

dan lain sebagainya. Dengan mengetahui prestasi yang dimiliki siswa akan

membantu guru dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa secara

tepat, sehingga akan mencapai prestasi yang memuaskan.

Motivasi yang kuat akan menghasilkan sikap yang muncul pada siswa,

sikap siswa yang memiliki minat atau ketertarikan terhadap suatu bidang maka

akan menghasilkan sikap yang positif. Sebaliknya sikap yang muncul dari diri

siswa yang tidak memiliki ketertarikan atau minat terhadap bidang tersebut maka

akan menghasilka sikap yang negatif.

Maka dapat diketahui motivasi yang dimiliki oleh siswa memiliki

pengaruh yang signifikan atau tidak. Jika motivasi yang dimiliki oleh siswa tidak

memiliki pengaruh yang signifikan maka terdapat faktir lain yang mempengaruhi

prestasi siswa selain dari motivasi, misalnya: gaya belajar, lingkungan belajar, dan

lain sebagainya.
27

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuat kerangka berfikir sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Pengertian
Motivasi
Motivasi
(X1)
Teori Motivasi

Minat Belajar
Siswa
(X2)

Siswa Kelas V
Madrasah Ibtidaiyyah Swasta Gunungcupu

Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa


(Y)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini mengenai Pengaruh Motivasi dan Minat terhadap Prestasi

belajar bahasa Arab Siswa kelas V di MI Swasta Gunungcupu. Waktu penelitian

B. Metode Penelitian

Menurut kerlinger (1973) yang dikutip Sugiyono (2014:80) menyatakan

bahwa “ survey research studies large and small population (or universes) by

selecting and studying samples chosen from the population to discover the

relative incident, distribution, and interellations of sociological and psychological

variables.” Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar

maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel

yang dimbil dari populasi tersebut untuk menemukan kejadian-kejadian relative,

distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Neuwman W Larance (2003) menyatakan Survey are quantitative beast.


The survey as many people (call respondent) about their beliefe, opinion,
characteristic and past or present behavior. Survey are appropriate for research
question about self reported beliefe or behavior. Penelitian survey adalah
penelitian kuantitatif, dalam penelitian survey peneliti menanyakan ke beberapa
orang yang disebut dengan responden tentang keyakinan, pendapat, karakteristik
suatu objek dan perilaku yang telah lalu atau sekarang.
Penelitian survey berkenaan dengan pertanyaan tentang keyakinan dan

perilaku dirinya sendiri. Semua anggota sample atau responden dalam penelitian

survey menjawab pertanyaan yang sama. Penelitian survey mengukur nilai berapa

variable, menguji beberapa hipotesis tentang perilaku, pengalaman dan

28
29

karakteristik suatu objek. Penelitian survey pada umumnya adalah penelitian

korelasi.

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono, Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang

berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan. Adapun yang menjadi

variable dalam penelitian ini adalah variable X 1 yaitu motivasi X2 minat dan

variable Y prestasi belajar. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian

kuantitatif untuk mencari pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada

Mata Pelajaran Bahasa Arab (Studi Kasus kelas V MI Swasta Gunungcupu).

Penelitian dilakukan di MI swasta Gunungcupu yang merupakan sekolah

berbasis islami yang mempunyai mata pelajaran bahasa Arab sebagai pendidikan

sehari-hari namun belum berjalan secara maksimal , maka penulis berminat untuk

meneliti “Pengaruh motivasi dan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa

kelas V dalam pembelajaran bahasa Arab di MI swasta Gunungcupu.

Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

diambil kesimpulan. Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang

berupa data kuantitatif mengukur dan menghitung.

Berdasarkan pendapat diatas yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas V MI swasta Gunungcupu dengan jumlah siswa 28 siswa.


30

Jumlah Populasi dalam penelitian ini 28 siswa, maka sampel akan diambil

15 orang berdasarkan siswa yang aktif dan mudah untuk memberi ketererangan

terkait yang ditanyakan.

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan

sebuah alat ukur yang baik yang biasanya disebut dengan instrument penelitian.

Instrument penelitian sendiri adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun social yang diamati (Sugiyono, 2009:102)

C. Hipotesis

Hipotesis Penelitian adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi dan minat belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi dan minat belajar

siswa terhadap prestasi belajar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah- langkah untuk mendapatkan

data dalam penelitian yang diperlukan beberapa teknik tertentu agar data yang

diinginkan dapat terkumpul semua dan relevan seperti masalah yang akan

dipecahkan. Teknik -teknik pengumpulan data tersebut yaitu :

Menurut Lary Cristense (2004:32) yang dikutip oleh Sugiyono (2014:235)


dalam penelitian, observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap pola perilaku
manusia dalam situasi tertentu untuk mendpatkan informasi tentang fenomena
yang diinginkan. Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap suatu
objek yang ada di lingkungan yang sedang berlangsung meliputi berbagai
aktivitas perhatian terhadap kajian objek dengan menggunakan pengindraan.
31

1. Observasi (Pengamatan)

Menurut Cristenses (2004:16) “Dalam penelitian observasi diartikan


sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam situasi tertentu untuk
mendapatkan informasi tentang penomena yang diinginkan. Observasi merupakan
cara yang penting untuk mendapatkan informasi yang pasti tentang orang, karena
apa yang dikatakan oranglain belum tentu sama dengan kenyataan”.
Dalam hal ini peneliti sebelum melakukan riset tentang pengaruh motivasi

dan minat terhadap prestasi belajar kelas V mata pelajaran bahasa Arab (studi

kasus MI Swasta Gunungcupu).

2. Angket (Kuesioner)

Sutrisno Hadi (1986:19) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu


dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuisioner
(angket) adalah bahwa subjek atau responden adalah orang yang paling tahu
tentang dirinya sendiri, apa yg dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya, interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan dan
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
Angket atau kuesioner adalah penyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-

hal yang ia ketahui. Sedangkan angket atau kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab.

Quustionnaries are form used in a survey design that participant in a


study complete and return to the researcher. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau
pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada
peneliti (Creswell, 2012:37).
Lary Cristense (2004:88) menyatakan bahwa a questionnaire is a self-
report data collection instrument that each research participant fill out as part of
a research study. Researcher use questionnaires so that they can obtain
information about the thoughts, feeling, attttudes, beliefs, values, perceptions,
personality, and behavioral intentions of research participant. In other words
researchers attempt to measure many different kinds of characteristic using
questionnaires. Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana
partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh
peneliti. Peneliti dapat menggunakan kuisioner untuk memperoleh data yang
32

terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi,


kepribadian, dan perilaku dari responden. Dalam kata lain peneliti dapat
melakukan pengukuran bermacam-macam karskteristik dengan menggunakan
kuisioner.
Dalam memperoleh data ini peneliti menyebarkan kuisioner kepada siswa

kelas V sesuai yang dijadikan sampel yaitu 5 orang dari 28 siswa .

Kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei

untuk memperoleh opini responden. Kuesioner dapat didistribusikan kepada

responden dengan cara :Langsung oleh peneliti (mandiri), Dikirim lewat pos

(mailquestionair), Dikirim lewat komputer misalnya surat elektronik (e-mail).

Kuesioner dikirimkan langsung oleh peneliti apabila responden relatif

dekat dan penyebarannya tidak terlalu luas. Lewat pos ataupun e-mail

memungkinkan biaya yang murah, daya jangkau responden lebih luas, dan waktu

cepat. Tidak ada prinsip khusus namun peneliti dapat mempertimbangkan

efektivitas dan efisiensinya dalam hal akan dikirim lewat pos, e-mail ataupun

langsung dari peneliti.

Kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh informasi pribadi misalnya

sikap, opini, harapan dan keinginan responden. Idealnya semua responden mau

mengisi atau lebih tepatnya memiliki motivasi untuk menyelesaiakan pertanyaan

ataupun pernyataan yang ada pada kuesioner penelitian. Apabila tingkat respon

(repon rate) diharapkan 100% artinya semua kuesioner yang dibagikan kepada

responden akan diterima kembali oleh peneliti dalam kondisi yang baik dan

kemudian akan dianalisis lebih lanjut.

Jelas bahwa responden diharapkan memberikan respon sebaik-baiknya

sekaligus menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisinya kepada peneliti.


33

Namun demikian kadang-kadang dalam kondisi tertentu, kuesioner tidak sampai

kembali kepada peneliti. Dalam kasus demikian tidak ada yang perlu

dikahawatirkan karena tidak ada keharusan bahwa 100% kuesioner dapat

dikumpulkan kembali kepada peneliti, namun akan semakin baik apabila tingkat

respon semakin tinggi. Bahkan kuesioner yang dikirimkan lewat pos, apabila

tingkat respon sebesar 30% maka sudah dapat dikatakan ( Jogiyanto 2005:35).

Peneliti juga harus merancang bentuk kuesionernya, yaitu pertanyaan yang

sifatnya terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka memungkinkan responden

menjawab bebas dan seluas-luasnya terhadap pertanyaan namun dalam pertanyaan

tertutup, responden hanya diberi kesempatan memilih jawaban yang tersedia.

Pertanyaan tertutup akan mengurangi variabilitas tanggapan responden sehingga

memudahkan analisisnya.

Pilihan jawaban yang diberikan dapat berupa pilihan dikotomis sampai

dengan pertanyaan pilihan ganda yang memungkinkan gradasi preferensi

responden. Tahap berikutnya perlu diketahui tentang wujud kuesioner penelitian

yang baik.

Untuk itu perlu dibahas beberapa prinsip penyusunan kuesioner, yang

bertitik tolak dari variabel yang akan diteliti. Dalam hal ini terkait dengan jenis

data, yaitu data kuantitatif dan kualiatif. Data kuantitatif lebih mudah diukur, yang

meliputi data diskrit dan data kontinuum. Data kotinuum meliputi data dengan

skala ordinal, skala interval dan skala rasio. Data dengan skala nominal

merupakan contoh dari data diskrit.


34

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, raport, agenda

dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data dalam bahan

yang berbentuk catatan atau lisan sesuai keinginan peneliti. Dokumentasi

merupakan cacatan peristiwa yang sudah berlalui. Dokumen bisa

berbentuk foto, laporan, rekaman atau karya-karya monumendal dari

seseorang.

Sifat utama dari data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga

memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah

terjadi waktu silam. Dokumentasi digunakan sebagai alat pelangkap dan

pengumpul data yang dapet diperoleh memulai observasi dan wawancara.

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengambil foto-foto dan video terkait

kegaiatan yang dilakukan oleh komunitas sebagai penunjang informasi

penelitian yang berkaitan dengan penelitian.

E. Variabel Penelitian

Kata variabel hanya ada pada penelitian kuantitatif, karena penelitian

kuantitatif berpandangan bahwa. suatu gejela dapat diklasifikasikan menjadi

variabel-variabel. Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka

jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya.
35

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau

obyek, yang memiliki variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek

dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat

merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat

badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut

dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-atribut dari

obyek.

Struktur organisasi, model pendelegasian, kepeminmpinan, pengawasan,

koordinasi. prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan. kebijakan,

merupakan contoh variabel dalam kegiatan administrasi. Dinamakan variabel

karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel, karena

berat badan sekelompok orang tu bervariasi antara satu orang dengan yang iain.

Demikian juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan sebagai variabel

karena misalnya persepsi dari sekelompok orang tentu bervariasi. Jadi kalau

peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang, obyek,

maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya.

Variabel yang tidak ada variasinya tidak bisa dikatakan sebagai variabel.

Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok

sumber data atau obyek yang bervariasi. Kerlinger (1973) menyatakan bahwa

variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan

contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis

kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain


36

Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat

yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian

variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981),

menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti

mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Variable refer to characteristic or attribute of individual or an

organization that can be measured or observed and that varies among the people

or organization being studied. A variable typically will vary in two or more

categories or on a continuum of scores, and it can be measured (Creswell, 2012).

Variabel adalah karakteristik atau atribut dari individu atau organisasi

yang dapat diukur atau diobservasi yang bisa bervariasi antara orang dan

organisasi yang diteliti. Variabel dapat diteliti sehingga menghasilkan data yang

bersifat kategori (data diskrit/nominal) atau data kontinum (ordinal, interval dan

ratio).

Berdasarkan pengertian-pengertian di dirumuskan di sini bahwa variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari crang, obyek, organisasi

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu:

1. Variabel Independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang


37

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi (X 1) dan Minat (X2).

2. Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output, Kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variable terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variable bebas. variabel terikat dalam penelitian ini

adalah prestasi siswa (Y).

F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2014:148). Populasi

yang diteliti adalah siswa kelas V di MI Swasta Gunungcupu.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto,2002:109), sedangkan menurut Sugiyono (2009:81) sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar dan peneliti tidak mungkin semua yang ada pada populasi karena

keterbatasan waktu maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi tersebut.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini

disebut variabel penelitian (Sugiyono 2014:178). Variabel dalam penelitian ini

adalah motivasi dan minat belajar serta prestasi siswa yang mana variabel telah

teruji validitas dan realibilitasnya.


38

Tabel 3.1

Operasional Variabel X1

Skala
Variabel No Pertanyaan
SS ST RG TS STS
Motivasi 1. Siswa fokus memperhatikan

Belajar ketika guru menyampaikan

Siswa pelajaran

2. Siswa bertanya karena ingin

memahami pelajaran

3. Siswa mengerjakan tugas

dengan sungguh-sungguh

4. Siswa suka membahas

pelajaran bersama teman-

temannya

5. Siswa mengulangi pelajaran

dirumah

6. Cara guru menyampaikan

pelajaran dapat meningkatkan

semangat belajar siswa

7. Siswa cepat memahami

pelajaran yang disampaikan

oleh guru

8. Ketertarikan siswa pada mata

pelajaran akan menumbuhkan


39

semangat belajar siswa

9. Cita-cita membuat semangat

belajar meningkat

10. Siswa mengetahui pengetahuan

yang cukup dalam pelajaran


40

Tabel 3.2

Operasional Variabel X2

Skala
Variabel No Pertanyaan
SS ST RG TS STS
Minat 1. Bahasa Arab adalah pelajaran

belajar yang menyenangkan dan

siswa X2 mudah

2. Minat siswa terhadap

pembelajaran dapat

menumbuhkan semangat

belajar

3. Sebelum pembelajaran dimulai

siswa menyiapkan buku

pelajaran terlebih dahulu

4. Siswa mampu menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh

guru

5. Siswa mengeluarkan pendapat

saat diskusi dengan teman-

teman

6. Siswa berusaha menghafal

kosakata bahasa Arab

7. Siswa mempraktekkan

berbicara bahasa Arab dengan


41

teman seperti menyapa dalam

bahasa Arab

8. Siswa bersungguh-sungguh

mengikuti pelajaran

9. Siswa siap menerima hukuman

jika tidak memperhatikan guru

10. Siswa mengerjakkan tugas

sendiri dan tidak menyontek

saat ulangan
42

Tabel 3.3

Operasional Variabel Y

Skala
Variabel No Pertanyaan
SS ST RG TS STS
Prestasi 1. Siswa pernah mengikuti lomba

belajar keagamaan di sekolah dan luar

bahasa sekolah

Arab 2. Siswa selalu menampilkan yang

siswa terbaik agar mendapatkan juara

(Y) 3. Siswa mendapatkan nilai bahasa

Arab diatas KKM

4. Siswa sering mendapatkan nilai

bahasa Arab tertinggi di kelas

5. Siswa akan mengikuti remidial

atau perbaikan nilai jika nilai

kurang dari KKM

6. Siswa selalu mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru

7. Siswa semangat dalam

mengerjakan tugas yang

diberikan

8. Siswa selalu membantu teman

yang kurang faham ketika

belajar kelompok
43

9. Guru menyampaikan pelajaran

dengan baik sehingga siswa

faham terhadap materi yang

disampaikan

10. Guru selalu memberikan nilai

bagus kepada siswa yang rajin

Keterangan :

1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (ST)

3. Ragu-ragu (RG)

4. Tidak Setuju (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS)

H. Skala Pengukuran

Kuisioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur motivasi dan minat serta prestasi siswa dalam belajar.

Skala Likert digunakan untuk mengatur sikap pendapat dan persepsi siswa dalam

variabel penelitian. Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukir

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan

dan pernyataan.
44

I. Desain Penelitian

Menentukan Mengumpulkan Merumuskan


fokus penelitian data Hipotesis

Penarikan
Uji Signifikansi Uji Statistik
Kesimpulan
45

KUISIONER PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAHASA ARAB SISWA KELAS V

(Studi Kasus MI Swasta Gunungcupu)

Petunjuk pengisian kuesioner :

a. Kuesioner ini merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian

untuk mendapatkan data sebagai bahan referensi.

b. Penulis mengharapkan Siswa dapat mengisi dan memberikan jawaban atas

kuesioner dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaan yang sebenarnya.

c. Jawaban atas kuesioner dijamin kerahasiaannya dan tidak mempunyai

konsekuensi apapun terhadap diri pribadi siswa, melainkan diperlukan

semata-mata untuk keperluan peneliti.

d. Siswa diminta untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

dengan cara memberikan tanda (√) pada salah satu kolom yang tersedia.

Terdapat Lima alternatif jawaban yaitu :

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (ST) 4

Ragu-ragu (RG) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1


46

KUESIONER

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAHASA ARAB SISWA KELAS V DI MI SWASTA GUNUNGCUPU

JAWABAN
NO PERTANYAAN
SS ST RG TS STS
1. Siswa fokus memperhatikan ketika guru

menyampaikan pelajaran

2. Siswa bertanya karena ingin memahami

pelajaran

3. Siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-

sungguh

4. Siswa suka membahas pelajaran bersama

teman-temannya

5. Siswa mengulangi pelajaran dirumah

6. Cara guru menyampaikan pelajaran dapat

meningkatkan semangat belajar siswa

7. Siswa cepat memahami pelajaran yang

disampaikan oleh guru

8. Ketertarikan siswa pada mata pelajaran

akan menumbuhkan semangat belajar siswa

9. Cita-cita membuat semangat belajar

meningkat

10. Siswa mengetahui pengetahuan yang cukup

dalam pelajaran
47

11. Bahasa Arab adalah pelajaran yang

menyenangkan dan mudah

12. Minat siswa terhadap pembelajaran dapat

menumbuhkan semangat belajar

13. Sebelum pembelajaran dimulai siswa

menyiapkan buku pelajaran terlebih dahulu

14. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru

15. Siswa mengeluarkan pendapat saat diskusi

dengan teman-teman

16. Siswa berusaha menghafal kosakata bahasa

Arab

17. Siswa mempraktekkan berbicara bahasa

Arab dengan teman seperti menyapa dalam

bahasa Arab

18. Siswa bersungguh-sungguh mengikuti

pelajaran

19. Siswa siap menerima hukuman jika tidak

memperhatikan guru

20. Siswa mengerjakkan tugas sendiri dan tidak

menyontek saat ulangan

21. Siswa pernah mengikuti lomba keagamaan

di sekolah dan luar sekolah


48

22. Siswa selalu menampilkan yang terbaik

agar mendapatkan juara

23. Siswa mendapatkan nilai bahasa Arab

diatas KKM

24. Siswa sering mendapatkan nilai bahasa

Arab tertinggi di kelas

25. Siswa akan mengikuti remidial atau

perbaikan nilai jika nilai kurang dari KKM

26. Siswa selalu mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru

27. Siswa semangat dalam mengerjakan tugas

yang diberikan

28. Siswa selalu membantu teman yang kurang

faham ketika belajar kelompok

29. Guru menyampaikan pelajaran dengan baik

sehingga siswa faham terhadap materi yang

disampaikan

30. Guru selalu memberikan nilai bagus kepada

siswa yang rajin

Anda mungkin juga menyukai