Anda di halaman 1dari 27

BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN DI SEKOLAH KEJURUAN

Komponen Layanan : Layanan Dasar


Bidang bimbingan : Belajar
Fungsi : Pemahaman
Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini diharapkan:
1. Peserta didik dapat mengenal hakekat belajar dengan benar.
2. Peserta didik dapat memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar serta cara belajar efektif dan
efisien.

A. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipelajari. Menurut James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dan menurut
Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan
atau diubah melalui praktik dan latihan.
Belajar dikatakan sebagai suatu proses karena perubahan tingkah laku yang terjadi
melalui suatu tahapan-tahapan yang pada akhirnya menjadi suatu hasil belajar. Misalnya:
seorang anak yang ingin dapat berjalan, maka ia mulai dilatih oleh orangtua, merangkak,
berdiri, dituntun untuk mulai melangkah yang pada akhirnya si anak bisa mulai berdiri dan
mulai sedikit demi sedikit melangkahkan kakinya dan kemudia ia mulai dapat berjalan dengan
sempurna.
Demikian juga bila seorang siswa ingin mengetahui, dapat serta memahami sesuatu dengan
baik maka ia harus melalui proses yang disebut proses belajar. Proses belajar akan
menghasilkan perubahan yang bersifat “intensional (disengaja)”, positif, aktif, efisien, efektif
dan fungsional.

B. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar


Belajar itu merupakan aktivitas fisik dan mental yang tidak berdiri sendiri, tetapi
keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam
diri sendiri (faktor internal) dan faktor luar (faktor eksternal). Faktor-faktor tersebut
diantaranya:
Kondisi internal
Kondisi ini adalah kondisi yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi:
1. Fisik atau jasmaniah, artinya apabila secara umum kondisi seseorang apabila dikatakan
sehat, maka akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya. Misalnya: siswa kondisi
sakit, secara tiba-tiba terjadi sakit kepala, sakit perut, siswa sedang menjalani perawatan
operasi, amandel, jantung, paru-paru, kecelakaaan lalu lintas sejenisnya.

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


1
2. Psikis atau kejiwaan, artinya apabila kondisi kejiawaan seseorang dalam belajar kurang
stabil, maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya. Misalnya: siswa
diliputi rasa ketakutan, kecemasan, adanya konflik-konflik batin, diliputir rasa
kekecewaan, serta gangguan psikis lainnya.
3. Adanya kemauan (niat) yang muncul dari dalam diri individu. Dan kemauan atau niat
tersebut benar-benar tulus. Maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil
belajarnya. Misalnya: siswa niat belajar dengan sungguh-sungguh karena belajar/sekolah
itu merupakan suatu kebutuhan diri sendiri apabila ingin mencapai masa depan yang
gemilang. Siswa juga berniat bahwa: “saya harus menjadi orang yang sukses dan berhasil
dalam sekolah dan karir saya”. “saya tidak boleh bermalas-malasan dalam hidup ini, saya
harus bekerja keras”.
4. Kecerdasan (IQ). Faktor kecerdasan (IQ) ini juga sangat mempengaruhi aktivitas dan
hasil belajar seseorang. Seseorang yang dikategorikan mempunyai IQ normal (100-110)
menurut hasil psikotes, maka ia disimpulkan akan mampu mengikuti belajar di sejolah-
sekolah umum dengan lancar, selama ia tidak mengalami gangguan-gangguan lainnya.
Demikian juga apabila seseorang mempunyai kecerdasan di bawah normal, tentunya akan
mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar di sekolah jika dibanding dengan seseorang yang
berkecerdasan normal.
5. Minat. minat juga menentukan aktivitas dan hasil belajar seseorang. Minat adala tertarik
yang kuat terhadap obyek tertentu. Apabila seseorang dalam belajarnya sudah tidak
mempunyai rasa ketertarikan yang kuat terhadap obyek yang dipelajari tentunya aktivitas
dan hasil belajar yang dicapai juga tidak optimal. Demikian juga sebaliknya. Oleh karena
itu perlu seseorang terus menerus untuk belajar mencintai, menyenangi suatu obyek belajar
sehingga pada akhirnya mampu dengan seutuhnya tertarik yang kuat dan mencintai dengan
setulus-tulusnya obyek belajar tersebut, yang pada akhirnya motivasi belajar semakin
meningkat untuk mencapai keberhasilan dalam belajarnya.
6. Motivasi. Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mecapai suatu
hasil tertentu. Motivasi bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu motivasi internal dan
motivasi eksternal. Motivasi internal adalah dorongan yang muncul dari dalam diri
seseorang. Misalnya: belajar adalah suatu kebutuhan unutk masa depan, dan sejenisnya.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang dilakukan oleh seseorang karena
adanya faktor dari luar. Kedua motivasi tersebut mungkin sudah dilaksanakan baik oleh
orang tua, guru atau suatu lembaga. Alangkah baiknya seseorang memiliki motivasi
internal yang kuat, sehingga aktivitas dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai.

Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal meliputi kondisi lingkungan di mana siswa berada. Kondisi lingkungan
adalah keadaan alam sekitar siswa yang mempengaruhi kegiatan belajarnya baik lingkungan
personal maupun lingkungan material (sarana prasarana). Kondisi eksternal tersebut yaitu:
1. Sarana prasarana
MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI
2
Sarana prasarana penunjang keberhasilan belajar juga mempengaruhi aktivitas dan hasil
belajar seseorang. Sarana dan prasarana ini juga bisa dari siswa dan dari lembaga
pendidikan. Misalnya di rumah mempunyai sarana dan prasarana penunjang keberhasilan
belajar, sedangkan di sekolah srarana dan prasaran penunjang belajar juga lengkap. Sarana
dan prasarana belajar misalnya: buku-buku paket, buku catatan, ruang laboratorium,
komputer, laptop, connect internet (hotspot) dan sejenisnya.
2. Lingkungan sekitar
Lingkungan dimana individu tinggal dan lingkungan bermain individu akan sangat
mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar. Apabila lingkungan sekitar sangat mendukung
kemajuan individu, maka keberhasilan belajar dapat tercapai. Ada 3 hal yang mendukung
terhadap cara belajar efektif diantaranya:
a) Belajar mandiri
Yaitu sebuah konsep pembelajaran atas inisiatif sendiri bukan belajar sendiri, kedua hal
itu sangat berbeda artinya, yang benar adalah belajar atas inisiatif diri sendiri karena
dengan begitu diri kita akan merasa teringat akan hal yang kita pelajari karena tertarik
pada hal tersebut.
b) Media belajar
Media belajar adalah sebuah sararan kita yang akan membantu kita dalam belajar karena
kita tinggal membaca dari media itu sehingga kita sudah tinggal memahami hal tersebut
ini juga butuh kita cari sesuai yang akan kita pelajari. Bentuk sumber belajar banyak
diantaranya: buku, transparansi, film dengan topik tertentu, internet, dan sebagainya.
c) Strategi atau cara belajar
Strategi belajar efektif sangat penting untuk mencapai prestasi belajar yang ingin
dicapai.

C. Strategi belajar efektif di SMK


Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) banyak melakukan praktik sesuai dengan program
keahlian yang dipilih, untuk itu perlu mengetahui cara belajar efektif untuk mempelajari
materi pelajaran yang bersifa teoritis, matematis (eksakta) serta mata pelajaran yang
dipraktikumkan sehingga memiliki keahlian sesuai dengan kompetensi keahliannya.
Cara belajar efektif untuk pelajaran yang berbasis teoritis:
1. Ciptakan suasana belajar yang nyaman
Ada banyak cara untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman, tergantung gaya belajar
yang sesuai dengan dirimu, ada yang belajar sambil mendengarkan musik, suasana hening,
belajar di tempat-tempat yang sejuk dan nyaman seperti di taman, di sawah, di perkebunan,
dan lain-lain.
2. Merangkum materi pelajaran atau membuat mind mapping
Kegiatan ini sangat penting. Kenapa? Karena jika anda membaca 1 buku maka akan butuh
waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan. Carilah intisari dari pelajaran tersebut
kemudian dipahami.
MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI
3
3. Metode mempersingkat atau memodifikasi menyerupai nama sesuatu
Untuk mempermudah hafalan, anda bisa gunakan singkatan nama-nama yang hampir mirip
untuk mengingat materi. Ini sangat efektif digunakan dan otak tidak terbebani dengan
hafalan-hafalan berat.
4. Mengingat yang dipelajari
Setelah belajar beberapa waktu. Tutuplah buku pelajaran tersebut dan kamu bisa
memejamkan mata untuk menggambarkan yang dibaca.
5. Belajar rutin tapi jangan lama
Dengan rutin belajar kamu akan semakin mudah untuk mengingat hal yang sudah kamu
pelajari. Yang perlu kamu lakukan adalah “belajar rutin” bukan “terlalu lama belajar”

Cara belajar efektif untuk pelajaran yang berbasis matematis (eksakta)


1. Ciptakan suasana belajar yang nyaman
Ada banyak cara untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman, tergantung gaya belajar
yang sesuai dengan dirimu, ada yang belajar sambil mendengarkan musik, suasana hening,
belajar di tempat-tempat yang sejuk dan nyaman seperti di taman, di sawah, di perkebunan,
dan lain-lain.
2. Merangkum materi pelajaran atau membuat mind mapping
Kegiatan ini sangat penting. Kenapa? Karena jika anda membaca 1 buku maka akan butuh
waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan. Carilah intisari dari pelajaran tersebut
kemudian dipahami.
3. Belajar dengan memahami bukan menghafal
Hal yang paling sering dilakukan oleh siswa ketika ingin menghadapi ujian adalah
menghafal. Sebenarnya tidak salah hanya saja kurang efektif. Untuk lebih efektifnya
adalah dengan memahami teori pelajarannya.
4. Belajar dengan praktik
Mempraktikan semua materi yang pernah diajarkan oleh guru akan membuatmu jauh dari
kebosanan dan membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Misalnya pelajaran IPA,
Fisika, Matematika (eksakta), dan lain-lain.
5. Belajar secara berkelompok
Belajar secara berkelompok ini sangat penting untuk meningkatkan minat dan semangat
belajar. Dengan teman sebayanya akan lebih leluasa mendiskusikan hal-hal sulit yang tidak
mereka pahami. Dengan demikian akan mempunyai semangat untuk belajar tanpa ada rasa
malu/minder.

Cara belajar efektif untuk pelajaran di SMK yang dipraktikan:


1. Pahami teorinya untuk setiap mata pelajaran yang dipraktikan sesuai dengan kompetensi
keahlian yang dipilih.
2. Buat peta pikiran (mind mapping) untuk memudahkan memahami dan mempraktikan
teorinya, sehingga ketika dipraktikan akan lebih cepat untuk dipahami.
MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI
4
3. Perhatikan setiap instruksi/arahan dari guru atau instruktur praktikum dengan benar, ikuti
setiap tahapannya dan jangan lupa bertanya apabila ada sesuatu yang kamu belum paham.
4. Pelajari dan pahami betul setiap tahapan dalam praktikum, karena praktikum ke-1, ke-2
dan seterusnya saling terkait. Apabila tahapan praktikuk ke-1 tidak kamu pahami, maka
akan berpengaruh terhadap semangat dan kelancaran praktikum berikutnya.
5. Pelajari ulang mind mapping setiap tahapan praktikum dan terlus latihan praktik agar
terbiasa terlatih sehingga memiliki kompetensi sesuai dengan keahliannya.

Sumber:
Slamet riyadi, dkk. 2016. Materi Layanan Klasikal Bimbingan & Konseling untuk SMK.
Yogyakarta: Paramitra.

EVALUASI/LEMBAR KERJA
1. Apa yang kamu ketahui tentang peta pikiran (mind mapping)?
2. Apa manfaat dari mind mapping?
3. Apa bedanya mind mapping dengan teknik mencatat? Jelaskan!
4. Bagaimana cara menyusun mind mapping?
5. Berikan contoh aplikasi mind mapping?

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


5
MEMBANGKITKAN SEMANGAT BELAJAR
Komponen Layanan : Layanan Dasar
Bidang bimbingan : Belajar
Fungsi : Pemahaman
Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini diharapkan:
1. Peserta didik mengetahui cara membangkitkan semangat belajar
dengan baik.
2. Peserta didik dapat menerapka sikap dan kebiasaan yang benar
dalam belajar sehingga dapat membangkitkan semangat belajar
untuk berprestasi.

A. Mengenali kesulitan belajar


Hambatan dalam belajar ada yang berasal dari luar diri kita. Namun yang sering tidak
disadari justru hambatan yang berasal dari dalam diri sendiri.
Kesulitan belajar dari dalam diri.
Masalah belajar yang berasal dari diri sendiri adalah:
1. Potensi pisik-fisiologis: kesehatan terganggu, kesegaran dan stamina menurun
2. Potensi kecerdasan atau intelektual: rendahnya kecerdasan, kecerdasan tinggi tetapi
motivasi belajar rendah.
3. Potensi bakat: rendahnya bakat pada salah satu/beberapa bidang (bahasa, menghitung,
mekanik, ketelitian, kecepatan, relasi ruang, dan lain-lain).
4. Potensi minat atau hobi atau kesukaan: lemahnya minat terhadap salah satu atau beberapa
materi pelajaran.
5. Potensi kreativitas: kurang efektif dalam bertanya, menulis, menghapal, dan lain-lain.
6. Potensi emosional: emosi negatif tak terkendali (jengkel, kecewa, benci, prasangka buruk
dan marah).
7. Adversity quotient (daya juang): langsung menyerah tidak berdaya ketika menghadapi
kesulitan dan penderitaan.
8. Potensi karakter/kepribadian (personality)
a) Konsep diri negatif (merasa rendah/tak mampu)
b) Kebiasaan buruk (menunda-nunda, meremehkan)
c) Memotivasi berprestasi terlalu lemah tak berenergi
d) Lari dari masalah (pasif, mencari kambing hitam).
9. Potensi spiritual atau keimanan dan ibadah: kurang menyadari betapa kekuatan iman itu
dahsyat.
10. Penguasaan keterampilan teknis belajar: tidak variatif dan kurang efektif, tidak
menggerakkan semua inderawi (gerak anggota tubuh, penglihatan, pendengaran).
11. Metode belajar tidak variatif dan kurang efektif.

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


6
12. Manajemen belajar: kurang skala prioritas antara belajar, PR, ekstrakurikuler, bermain
atau rekreasi, kurang komitmen jadwal belajar atau manajemen waktu.

B. Kiat membangkitkan semangat belajar


Cara menumbuhkan semangat belajar
1. Mencintai mata pelajaran
 Rasa kurang senang pada suatu mata pelajaran atau guru tertentu, juga menumbuhkan
rasa malas, sehingga perolehan belajar kurang optimal.
 Kebiasaan mendua (membaca buku lain, mengerjakan PR di kelas) saat guru mengajar,
selain kurang sopan juga mengganggu konsentrasi belajar. Untuk itu kamu seyogyanya
berupaya menumbuhkan rasa senang terhadap semua mata pelajaran di sekolah, juga
terhadap guru pengajar, dengan lebih mencermati karakteristik mata pelajaran, manfaat,
serta sisi positig yang ada. Berusahalah sekuat-kuatnya untuk tertarik pada apa yang
kamu pelajari. Jika pelajaran itu membuatmu bosan, cari teman yang menyukainya dan
tanyakan alasannya.
2. Menemukan makna
Kamu harus yakin bahwa apa yang kamu pelajari, merupakan sesuatu yang bermakna,
bagi masa sekarang dan yang akan datang. Mempraktikan ilmu dalam kehidupan sehari-
hari juga da;at meningkatkan minat sehingga konsentrasi lebih mudah terbangun. Apalagi
jika manfaat belajar dirasakan oleh diri sendiri maupun lingkungan. Misalnya:
keberhasilan menerapkan teori stek, okulasi, mencangkok akan meningkatkan kecintaanmu
pada pelajaran biologi. Selanjutnya membangun konsentrasi atas dasar kecintaan pada
pelajaran akan membantu meningkatkan konsentrasi belajar.
3. Menjaga kesehatan psikis dan fisik
Badan dan jiwa yang sehat, menumbuhkan rasa tenang, merupakan bekal meningkatkan
konsentrasi belajar. Makanan yang bergizi, cukup tidur dan istirahat juga sangat membantu
meningkatkan konsentrasi. Suasana hati yang tenang juga sangat penting, oleh karena itu
jika kamu bermasalah segeralah berupaya mencari jalan keluar terbaik, jika perlu minta
bantuan pada pihak lain, misalnhya guru BK atau wali kelas.
4. Menciptakan suasana yang aman dan nyaman
 Berusahalah meniptakan suasana nyaman, jika kamu memiliki kamar pribadi, upayakan
bebas dari gangguan game, telepon.
 Cari tempat yang jauh dari pusat kegiatan, jika perlu tempelkan tulisan di pintu : “do not
disturb, lagi belajar, jangan ganggu, pak dokter sibuk, dll.
5. Canangkan target kecil dan beri selamat diri kamu ketika target itu tercapai.
6. Pilih waktu terbaik
 Sebagian kita bertipe “burung pipit” : orang pagi, sebagian lainnya bertipe “burung
hantu”: orang malam. “burung pipit” lebih suka belajar pada dini hari, sedangkan
“burung hantu” lebih suka belajar di malam hari.

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


7
 Pilih waktu terbaik, yang memberimu rasa tenang dan nyaman, pagi jam 4.30, sore jam
16.00 atau malam jam 19.00 WIB. Jangan menumpuk beban belajar dengan sistem SKS
(Sistem Kebut Semalam) atau wayangan. Belajar semalam suntuk akan mengakibatkan
rasa lelah di pagi hari, juga pemicu stress atau menurunnya kondisi tubuh di waktu-
waktu berikutnya.
7. Tetaplah aktif, buat catatan, garis bawahi, warnai, gambar diagram, uji diri dengan
pertanyaan.
8. Gunakan cantolan memori
Memori bekerja paling baik dengan menggunakan asosiasi, kembangkan “cantolan
memori” kamu. Asosiasikan pengetahuan yang baru saja kamu peroleh dengan seseuatu
yang sudah kamu ketahuai.
a) Asosiasi dengan kisah: menggambarkan rangkaian peristiwa untuk diingat, sebagai
contoh: planet-planet dalam posisinya terhadap bumi:
Matahari bersinar begitu kuatnya, seluruh isi Merkurius meluap-luap. Sinar itu terus
menembus ketika seorang gadis cantik Venus, sedang berdiri di atas Bumi, sinar itu
melewati bumi menuju kebun tetangga berwarna merah, tetangga yang siap perang,
Mars muncul melontarkan makian. Kemudian muncul sosok raksasa yang selalu
tersenyum, Yupiter namanya, planet terbesar yang didadanya bersinar kata (SUN)
Saturnus, Uranus, dan Neptunus, dan ditemani seekor anjing yang namanya Pluto.
b) Asosiasi dengan akronim/singkatan:
 Sebagai contoh SBTPS (Sekolah Tidak Boleh Pacaran Saja) untuk mengingat
klasifikasi tumbuhan menurut Carelus Linaeus”
Schisophyta : Bakteri
Talophyta : Talus, jamur
Bryophyta : Lumut
Pteridophyta : Paku
Spermatophyta : Biji
 Mengendarai Vespa banyak manfaatnya jalan Sudah usang namun perlu: untuk
mengingat planet-planet dalam psosisinya terhadap bumu: Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto.
9. Menghindarkan pikiran kecil yang mengganggu
Jika kamu siap belajar, maka kamu harus bersih dari pikiran yang menggangu, oleh sebab
itu beri selingan yang sesuai hobi, misalnya sejenak mendengarkan musik, setelah belajar
beberapa bab, selingi dengan relaksasi atau senam kecil.
10. Alat tulis, buku yang mendukung tersedia dan tersimpan rapi
Banyak orang membuang waktu yang berharga untuk mencari-cari alat tulis. Kamu bisa
lebih efisien dengan meletakkan barang-barang tersebut di mejamu, dalam kotak khusus.

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


8
11. Relaksasi untuk menghindarkan kejenuhan
Jika kamu mulai jenuh, upayakan gerakan relaksasi secukupnya, agar yang sudah
dipelajari terekam dengan baik.
12. Ruang belajar terang dan cukup oksigen
Perhatikan pencahayaan. Pastikan bahwa pencahayaan tidak merusak matamu. Lampu
yang kurang terang menyebabkan cepat mengantuk.
13. Perlu berlatih konsentrasi
Berlatih dan berlatihlah memusatkan perhatian ketika belajar, hingga memperoleh hasil
optimal, pelatihan yang berkali-kali akan membiasakan diri dalam konsentrasi belajar.
14. Perlu belajar dari kata mutiara orang sukses
Orang-orang dari segala usia sebenarnya dapat belajar apa saja jika mereka
melakukannya dengan gaya unik mereka, dengan kekuatan pribadi mereka sendiri.

Cara mengatur waktu


1. Tetapkan prioritas
Kalau banyak yang harus dikerjakan, buatlah daftar apa yang harus dan akan dikerjakan.
Lalu, urutkan setiap tugas dalam urutan 1,2,3 dan seterusnya menurut tingkat urgensi.
2. Jangan membebani diri dengan jadwal yang berlebihan
Lakukanlah perubahan untuk mencapai prestasi, secara bertahap. Kalau terlalu banyak
yang harus kita lakukan, kita dapat menjadi bingung dengan jadwal tersebut.
3. Luangkan waktu untuk membiasakan diri menjadi teratur.
Menjadi teratur membutuhkan pembiasaan yang cukup lama.
4. Luangkan waktu untuk refreshing
Waktu untuk penyegaran membantu kamu agar tetap sehat secara mental dan fisik.
5. Jangan menunda-nudan
Banyak orang menunda-nunda karena suatu alasan. Mungkin tugas yang mereka hadapi
terlalu sulit atau pekerjaan tersebut membuat stress. Apapun penyebabnya menunda-nunda
bisa menjadi kebiasaan buruk.

Cara membaca efektif


Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membaca dengan efektif
1. Setelah kita melihat sepintas tentang isi buku, peta pikiran (mind mapping) buku tersebut.
Tidak usah terlalu detail, tetapi cukup menggambarkan isi dari buku tersebut, dan tuliskan
dalam satu halaman kertas.
2. Siapkan stabilo atau alat tulis untuk menandai informasi atau apa saja yang ingin kita lihat.
3. Pahami kerangka buku. Semakin cepat kita mengetahui topik, tujuan, pokok masalah
materi yang kita baca, semakin baik pemahaman dan ingatan kita akan hal itu.
4. Hindari baca kata per kata dan kalimat per kalimat. Coba tangkap sekelompok kata dari
tiap paragrap, biasanya pokok kalimat itu terdapat pada awal atau akhir paragrap atau
gabungan keduanya.
MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI
9
5. Buatlah ringkasan sambil membaca. Jika tak ada ringkasan bab, buatlah sendiri srtiap
selesai membaca satu bab.
6. Bandingkan dengan tulisan lain bertopik sama yang pernah kamu baca. Cobalah
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dan hubungkan satu sama lain seperti kamu
mencari sesuatu dengan senter.
7. Untuk mempermudah kita menggunakan buku tersebut sebagai referensi, kita bisa
mencatat isi buku tersebut dalam sebuah buku atau catatan kertas khusus yang dapat kita
simpan dan kita lihat kembali setiap saat.

Cara untuk disiplin belajar


1. Mengerti maksud dan tujuan memasuki suatu sekolah, tidak hanya sekedar untuk diketahui
teman.
2. Sekolah bertujuan bekerja keras untuk mendapatkan ilmu dan bukan untuk teman-teman.
3. Belajar harus siap mental agar kelak bila ada sulitnya pelajaran sudah siap menerima
kenyataan di sekolah.
4. Harus mengikuti segala peraturan dan benar mengikuti pelajaran dengan kesungguhan hati.
5. Memiliki sopan santun terhadap guru, orang tua, keluarga dan masyarakat.

Sumber:
Slamet riyadi, dkk. 2016. Materi Layanan Klasikal Bimbingan & Konseling untuk SMK.
Yogyakarta: Paramitra.

EVALUASI/LEMBAR KERJA
1. Kesulitan apa saja yang pernah kamu alami dalam hal membangkitkan semangat belajar?
Bagaimana kamu mensikapinya?
2. Apakah kamu merasa kesulitan dalam belajar sehubungan dengan waktu yang kamu miliki,
bagaimanakah penyelesaiannya?
3. Hal apa yang biasanya mengganggu belajarmu? Jelaskan!
4. Bagaiman kamu mengatasi gangguan tersebut? Jelaskan!
5. Bagaimana cara kamu untuk membangkitkan semangat belajar?

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


10
KECERDASAN MANUSIA (IQ, EQ, PQ, SQ, CQ, AQ)
Komponen Layanan : Layanan Dasar
Bidang bimbingan : Belajar
Fungsi : Pemahaman
Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini diharapkan:
3. Peserta didik mengetahui tentang kecerdasan manusia yang
berupa IQ, EQ, PQ, SQ, CQ, AQ dengan benar.
4. Peserta didik dapat dapat melatih kecerdasan IQ, EQ, PQ, SQ,
CQ, AQ, dengan tepat.

A. Kecerdasan otak/kecerdasan intelektual (IQ)


IQ atau Intelligence Quotient merupakan daya nalar dan logika seseorang yang berupa
kemampuan untuk mempelajari keterampilan baru, menganalisis, dan lain-lain. IQ digunakan
untuk memetakan kemampuan kognitif dan kesepian seseorang untuk mempelajari sesuatu,
walaupun bukan merupakan satu-satunya kecerdasan yang dapat memastikan apakah
seseorang dapat sukses di masa depan atau tidak. IQ secara fakta genetis cenderung bersifat
menetap dan tidak dapat dipelajari. IQ seseorang dapat diketahui melalui tes kecerdasan (tes
IQ) yang menentukan seseorang dikatakan genius, cerdas, rata-rata, maupun di bawah rata-
rata. Orang yang mempunyai IQ tinggi atau di atas rata-rata dikatakan dapat lebih menangkap
dan mengolah informasi yang berkaitan dengan proses kognitif daripada mereka yang
mempunyai IQ rata-rata atau di bawah rata-rata. Menurut Soetarlinah Soetardji (1998),
intelegensi adalah kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk beradaptasi, mengubah dan
memilih lingkungan.
Nilai tinggi pada tes IQ belum dapat menjamin seseorang akan memperoleh nilai
akademik yang bagus di sekolah maupun sukses di masa depan. Ada berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi sukses tidaknya seseorang meski memiliki nilai tes IQ tinggi, yaitu:;
1. Faktor internal (dari dalam diri), seperti rasa malas sehingga tidak mau berlatih. Untuk
mempelajari sesuatu tidak akan terlepas dari kemauan kita untuk berlatih. Otak manusia
perlu dilatih sehingga dapat lebih fokus dan membuat manusia mahir menulis, membaca,
mencipta, dan menganalisis. Siswa dengan nilai IQ rata-rata mampu mendapatkan nilai
akademik yang tinggi asalkan siswa tersebut tekun dalam berlatih.
2. Faktor eksternal (dari luar), seperti kurangnya sarana dan prasarana untuk belajar,
kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pelajaran, serta ketidakmampuan dalam
menggunakan media elektronik secara tepat dan bijaksana. Contohnya, internet dapat
menjadi sumber belajar banyak hal karena melalui internet kita dapat mengakses berbagai
macam pengetahuan secara lebih mudah dan murah. internet juga dapat mengganggu
apabila yang kita akses adalah informasi yang kurang pantas, seperti situs porno, games,
dan lain-lain.

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


11
Berdasarkan uraian di atas, ada satu cara yang paling mudah dan murah untuk melatih otak
kita, yaitu dengan cara membaca dan berlatih.
B. Kecerdasan Emosional (EQ)
Tingginya IQ tidak menjamin seseorang mampu menghadapi pengalaman-pengalaman di
luar akademis. Emosi yang tak tertangani dengan baik dapat membuat seseorang bertindak
bodoh. Orang yang patah hati tadi tidak dapat menunjukkan kemampuan untuk berpikir
cerdas dalam mengelola emosinya. Dengan kata lain, kecerdasan akademis tidak menawarkan
persiapan untuk menghadapi gejolak atau kesempatan yang ditimbulkan oleh kesulitan-
kesulitan hidup.
Menurut Daniel Goleman (dalam tes kecerdasan emosional, 2005:7-8) ada beberapa
kemampuan yang menyebabkan seseorang mempunyai EQ yang tinggi. Kemampuan tersebut
adalah:
1. Kemampuan memahami atau mengenali emosi diri, yaitu kesadaran diri untuk mengenali
perasaan pada waktu perasaan itu terjadi.
Contoh: ketika latihan sepak bola untuk pertandingan antarsekolah sedang berlangsung,
seorang pemain berusaha merebut bola dari premain lain. Ia bermain kasar karena ingin
segera menang, sedangkan pemain yang dikasarinya tidak terima. Pemain itu langsung
mendatangi dan memaki teman yang bermain kasar tadi. Pada saat dimaki, pemain yang
kasar tersebut langsung sadar bahwa dia tadi berbuat salah. Maka, dia langsung minta
maaf.
2. Kemampuan mengelola emosi, yaitu mampu menangani perasaan agar perasaan dapat
terungkap dengan tepat. Kemampuan ini tergantung pada kemampuan mengenali emosi
diri.
Contoh: seorang guru sedang menghadapi siswa yang sering membuat gaduh di kelas.
Begitu siswa tersebut memulai ulahnya, guru tersebut tahu dia dapat terpancing
kemarahannya. Ia pun memilih sikap untuk memanggil siswa tersebut dan memintanya
belajar di luar kelas tanpa memarahinya. Guru itupun melanjutkan mengajar dengan
tenang.
3. Kemampuan memotivasi diri, yaitu kemampuan untuk menata emosi untuk mencapai
tujuan, selalu meyakinkan diri sendiri untuk terus berusaha, tetap bergairah dan antusias
terhadap segala yang ingin kita capai.
Contoh: seorang siswa ingin nilai rapornya bagus sehingga kelak ia dapat masuk perguruan
tinggi dengan mudah melalui jalur PMDK (Penelusuran minat dan kemampuan).
Walaupun banyak kesenangan yang ditawarkan, dia tidak terpengaruh dan tetap berfokus
pada tujuannya tersebut.
4. Kemampuan mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk dapat berempati
terhadap orang lain.
Contoh: ketika ada teman yang bersedih karena kehilangan sesuatu, sebaiknya kita tidak
ribut bertanya atau menyalahkan kenapa ia lupa meletakkannya. Lebih baik kita
membantunya mencari.
MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI
12
5. Kemampuan untuk membina hubungan, yaitu kemampuan untuk dapat menularkan
perasaan positif kepada orang lain. misalnya, perasaan nyaman ketika berdekatan atau
bersama seseorang karena orang tersebut dianggap mampu membuat suasana menjadi
menyenangkan.
Contoh: Tina dianggap sebagai gadis yang menyenangkan oleh teman-temannya karena dia
enak untuk diajak bicara dan ringan tangan dalam menolong teman. Dia mampu
mendamaikan teman yang sedang bertengkar atau menghibur teman yang sedang bersedih.
Seseorang yang secara emosi tidak cerdas biasanya:
1. Bersifat agresif
2. Cenderung berpikir negatif
3. Malas dan lebih suka melakukan kegiatan untuk menyenangkan diri secara berlebihan
4. Lebih mementingkan diri sendiri (egois)
5. Tidak mampu menentukan tujuan
6. Cepat cemas dan depresi
7. Menarik diri dari pergaulan
8. Suka memanfaatkan kelemahan orang lain
9. Tidak sopan
10. Kurang percaya diri
Seseorang yang secara emosi bermasalah tentu akan sulit untuk mempejari sesuatu. Remaja
yang apatis, pemarah, cepat stres dan depresi biasanya malas untuk membuka diri dan
menerima pengalaman belajar baru.

C. Kecerdasan Fisik (PQ)


Kecerdasan fisik adalah masalah yang menyangkut kekuatan dan kebugaran otot
sekaligus kekuatan dan kebugaran otak dan mental. Orang yang seimbang fisik dan mentalnya
memiliki tubuh yang ideal serta otak yang cerdas. Kecerdasan fisik atau PQ (Physical
Quotient) juga dianggap sebagai dasar dari elemen IQ dan EQ. Kecerdasan fisik disini adalah
bagaimana cara seseorang untuk mengelola kondisi fisiknya secara sehat dan semestinya.
Seseorang yang cerdas secara fisik tentunya akan lebih maksimal memanfaatkan kekuatan-
kekuatan dalam dirinya. Segala yang telah tersedia bagi kita kalau fisik kita tidak sehat tentu
tidak akan mendapatkan hasil yang sempurna.
Beberapa hal yang diperlukan agar individu mempunyai kecerdasan fisik adalah:
1. Luangkan waktu untuk istirahat. Kita merileksikan diri baik tubuh maupun pikira.
Kelelahan yang terjadi akan mempengaruhi kemampuan dalam merespon pengalaman
yang ada di hadapan kita. Segala hal yang berlebihan dapat membuat kita cepat lelah, stres,
maupun depresi.
2. Kemampuan untuk merawat diri. Ketika seseorang memasuki masa remaja, terjadi
perubahan fisik, misalnya produksi keringat yang berlebih. Hal ini menimbulkan bau
badan yang dapat mempengaruhi penampilan maupun rasa percaya diri dalam pergaulan.
Yang penting untuk dilakukan bukanlah bagaimana supaya penampilan kita menarik tetapi
MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI
13
lebih pada bagaimana supaya tubuh kita sehat. ada beberapa cara merawat diri supaya
tubuh tetap sehat.
 Makan-makanan yang sehat dan bergizi
 Minum-minuman yang sehat, segar dan bebas alkohol
 Tidur yang cukup
 Berolahraga teratur/tidak berlebihan
 Mandi teratur
 Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang
 Tidak merokok.

D. Kecerdasan Spiritual (SQ)


Kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient) adalah kecerdasan manusia yang paling
tinggi. Pokok dari SQ adalah:
1. Kemampuan seseorang untuk menghayati keberadaan Tuhan atas segala apa yang ada
dalam diri kita;
2. Kemampuan menahami hakikat diri secara utuh;
3. Kemampuan utnuk memahami hakikat di balik realitas;
4. Kemampuan memberi makna terhadap pengalaman hidup;
5. Kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah;
6. Kemampuan memaknai bahwa kehadiran kita entah profesi atau status kita mampu
membuat orang orang lain merasa dihargai dan mempunya pengarapan.
Bagaimana cara menumbuhkembangkan SQ? Beberapa hal dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Berdoa, merupakan cara yang tepat untuk membuat kita tetap sadar akan keberadaan
Tuhan atas segala hal yang ada pada kita.
2. Meditasi, merupakan sebuah cara untuk membuat diri kita tenang dan dapat berpikir jernih.
Biasanya, meditasi dilakukan di alam terbuka.
3. Merenung, sebagai cara untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk duniawi dan
merefleksikan kembali apa yang telah dialami.
4. Membaca buku-buku yang memberikan inspirasi hidup sehingga kita dapat memperoleh
wawasan mengenai banyaknya cara untuk hidup bersama dengan orang lain.
5. Menulis buku harian sebagai sarana untuk menyalurkan emosi dan membaca kembali
pengalaman-pengalaman emosi sehingga kesadaran diri tetap terpupuk.
6. Mengobrol dengan orang lain (keluarga, teman, maupun orang dewasa di sekeliling kita)
mengenai pengalaman mereka dapat menginspirasi kita untuk melakukan hal yang lebih
baik.
7. Memberikan pelayanan pada orang-orang yang membutuhkan bantuan sesuai dengan
kemampuan kita karena yang kita miliki adalah titipan Tuhan untuk selanjutnya diteruskan
kepada orang yang membutuhkan.

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


14
SQ akan membimbing kita untuk lebih mengetahui makna keberadaan kita di dunia. Jiwa
yang tenang membuat kita dapat belajar dengan tenang.

E. CQ (Creativity Quotient)
Creativity/kreativitas adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang merupakan
penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang dalam usaha
lainnya.
Guil Ford mendeskripsikan 5 ciri kreativitas:
1. Kelancaran/kefasihan
Kemampuan memproduksi banyak ide.
2. Keluwesan
Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan jalan pemecahan masalah.
3. Keaslian
Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal sebagai hasil pemikiran sendiri.
4. Penguraian
Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.
5. Perumusan kembali
Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan
yang sudah lazim.
Beberapa cara memunculkan gagasan kreativitas
1. Kuantitas gagasan
Gagasan pertama sebagai cara untuk mendapatkan gagasan yang lebih baik. Pemilihan dari
berbagai gagasan.
2. Brainstorming
Untuk menambah gagasan yang telah ada, untuk mendapatkan gagasan yang orisinil.
3. Sinektik
Membuat yang asing menjadi akrab menggunakan analogi dan metafora.
4. Memfokuskan tujuan
Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok.

F. AQ (Adversity Quotient)
AQ adalah kemampuan seseorang untuk mengubah hambatan menjadi peluang. Paul
membagi orang menjadi 3 golongan:
1. Quitters (mereka yang berhenti)
Orang-orang dalam kelompok ini adalah mereka yang memilih untuk menghindari
kewajiban, mundur, bahkan berhenti berusaha.
Ciri-ciri:
 Cenderung meninggalkan impian-impian
 Orang yang pada akhirnya hanya dapat berandai-andai “seandainya dulu...!”

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


15
 Lebih suka menyalahkan orang di sekelilingnya
 Sinis
 Murung
 Mati rasa
 Mudah mencari pelarian untuk menenangkan hati dan pikiran dengan minum-minuman
beralkohol, merokok, mengonsumsi narkoba, atau menonton TV secara berlebihan
 Dalam membina hubungan, ia tidak kesulitan menemukan teman (banyak teman yang
dengan senang hati menemaninya untuk membuang waktu) sehingga persahatan sejati
jarak terbentuk
 Cenderung menolak perubahan, menyabotase, menghindari setiap peluang keberhasilan
secara aktif
 Sering menggunakan kata-kata yang membatasi diri seperti tidak dapat, tidak mau,
mustahil, saya sudah terlalu tua, saya dapat kalau saya mau, dan sebagainya.
2. Campers (mereka yang berkemah)
Orang-orang dalam kelompok ini adalah mereka yang cukup puas dengan usaha minimal
yang sudah dilakukannya.
Ciri-ciri:
 Cukup senang dengan sesuatu yang telah diusahakannya dan mengorbankan
kemungkinan untuk melihat atau mengalami apa yang masih mungkin terjadi
 Melepaskan kesempatan untuk maju yang sebenarnya masih dapat dicapai jika energi
sumber dayanya diarahkan dengan semestinya
 Tidak mau mencari peluang dan merasa puas dengan apa yang telah diperoleh
 Biasanya mau mengambil cara yang tidak terlalu beresiko tinggi
 Motivasinya didasarkan pada perasaan takut berubah dan mempertahankan kenyamanan
atas apa yang telah dihasilkan\
 Biasa menggunakan kata-kata: ini cukup bagus, kita hanya perlu sampai di sini, apa
syarat minimunya untuk melakukan pekerjaan ini, dan lain sebagainya.
3. Climbers (para pendaki)
Yang termasuk dalam golongan ini adalah mereka yang menyambut tantangan-tantangan
yang disodorkan padanya. Ciri-ciri:
 Percaya diri
 Memahami tujuan hidupnya
 Meyakini setiap langkah kecil akan ada imbalannya dalam jangka panjang dan
membawa kemajuan di masa mendatang
 Mau belajar seumur hidup
 Mampu memotivasi diri untuk mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya
 Cenderung membuat segala sesuatu terwujud
 Menyukai tantangan perubahan
 Dapat diandalkan untuk membuat suatu perubahan

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


16
 Biasa menggunakan kata-kata: selalu ada jalan, ayo.. kita kerjakan, sekarang saatnya
untuk bertindak dan sebagainya.

G. Cara melatih IQ, EQ, AQ, CQ, dan SQ.


Melatih IQ, EQ, AQ, CQ, dan SQ sekaligus, sangat menajamkan indera kita dalam
menangkap materi pelajaran, menajamkan pikiran dalam memahami intisari dari setiap pokok
bahawasan serta memberikan dorongan kepada akal untuk menghindarkan diri dari gangguan
nafsu. Akhirnya konsentrasi kita akan lebih khusuk dan daya tangkap kita akan lebih
cemerlang. Memori-memori yang disimpan dalam brankas otak menjadi aman, tidak rusak
dan tidak hilang, serta dapat digunakan pada waktunya sesuai kebutuhan.
Caranya sebagai berikut:
No. Jenis Kecerdasan Cara Melatih
1. IQ Belajar dengan cara yang benar. Banyak
membaca, sering latihan, selalu mengerjakan
PR dan tugas-tugas, menghafal dengan rutin.
2. EQ Kalau tidak bisa tanya teman atau guru
kemudian dicoba sendiri sampai bisa.
Belajarnya yang tekun, mulai dari yang mudah
dulu, terus bertahap kepada yang sulit. Jangan
cepat menyerah, yang sabar. Kalau sudah bisa
mengerjakan soal yang biasa, lalu tingkatkan
dengan soal-soal baru yang lebih sulit dan
menantang untuk melatih kreativitas. Tapi
hati-hati kalau sudah pintar jangan terlalu
bangga dengan kemampuan sendiri, sebaiknya
tetap rendah hati dan tidak meremehkan tugas.
3. CQ Dalam belajar, harus kreatif menemukan ara-
cara yang efektif dan efisien agar semangat
belajar bangkit terus dari mulai cara
menyenangi suatu pelajaran, menata ruang
belajar, dan lain sebagainya.
4 AQ Dalam proses belajar, pasti akan menemukan
banyak kendala atau kesulitan. Harus selalu
memiliki sikap dan pikiran positif untuk
meraih prestasi belajar dengan menjadikan
kesulitan sebagai motivasi untuk lebih giat
belajar
5. PQ dalam belajar, selalu menjaga kesehatan tubuh
agar fisik kuat, dan tidak lupa beristirahat jika

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


17
lelah agar tidak mudah stress.
6. SQ selalu berdoa sebelum dan sesudah belajar,
selalu ingat kepada Tuhan, kewajiban
beribadah jangan ditinggalkan.

Sumber:
1. Slamet riyadi, dkk. 2016. Materi Layanan Klasikal Bimbingan & Konseling untuk SMK.
Yogyakarta: Paramitra.
2. Renita Mulyaningtyas dan Yusup Purnomo. 2007. Bimbingan dan Konseling untuk SMA dan
MA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

EVALUASI/LEMBAR KERJA
1. Apakah yang dimaksud dengan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ)?
Bagaimana hubungannya?
2. Apakah yang dimaksud dengan Adversity Quotient (AQ) dan Creativity Quotient (CQ)?
3. Apakah yang dimaksud dengan Spiritual Quotient (SQ)?
4. Setelah bayi lahir, dapatkah intelegensinya ditingkatkan? Jelaskan!
5. Apakah gizi makanan yang dikonsumsi sesorang akan mempengaruhi kecerdasan? Jelaskan!

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


18
MANTAP MEMILIH CITA-CITA
Komponen Layanan : Layanan Dasar
Bidang bimbingan : Karir
Fungsi : Pemahaman
Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini diharapkan:
1. Peserta didik mampu mengenali cita-cita untuk karirnya nanti.
2. Peserta didik dapat menentukan cita-cita untuk karirnya nanti

A. PENGERTIAN CITA-CITA
Pengertian cita-cita menurut KBBI adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu
ada dalam pikiran. Cita-cita ini berasal dari dalam diri sendiri ataupun berasal dari pengaruh
lingkungan sekitar. Apapun yang menjadi cita-cita anda, harus diwujudkan dengan semangat
yang tinggi dan usaha yang serius. Cita-cita dapat juga diartikan sebagai tujuan hidup atau
pedoman hidup. Berikut beberapa definisi mengenai tujuan dan pedoman hidup menurut
para ahli:
1. Ken Mcelroy
Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga
merupakan kunci mencapai kesuksesan.
2. Jemsly H dan Martiani H
Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis.
3. Yayasan Trisakti
Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan,
ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik,
prosedur, anggaran serta penentuan program.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebuah cita-cita atau tujuan
hidup merupakan sesuatu yang ingin dicapai, berisi arahan tentang apa yang harus
dikerjakan dan kunci untuk mencapai kesuksesan.
Ada sebuah kutipan dari Buya Hamka yang berbunyi “kalau hidup sekedar hidup, babi di
hutanpun juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja”. Kutipan ini bermakna
bahwa kita sebagai manusia harus mampu memaknai arti dari kehidupan ini, mampu
melakukan perencanaan yang matang, dan melakukan yang terbaik dalam setiap hal
sehingga pada akhirnya kita mampu meraih kebahagiaan. Seseorang dikatakan bahagia
ketika orang tersebut dapat mewujudkan apa yang ia cita-citakan. Cita-cita merupakan hal
penting yang harus dimiliki seseorang dalam menjalani kehidupannya. Ibarat sebuah
bangunan, cita-cita ini seperti desain yang menentukan bentuk, pola dan keindahan
bangunan tersebut. Desain ini juga menentukan material yang dibutuhkan, tahapan yang
harus dikerjakan serta estimasi waktu untuk menyelesaikannya. Tanpa desain yang benar
maka bangunan tersebut mustahil untuk dibuat. Begitu pula dengan kehidupan ini, cita-cita
memberikan desain yang jelas sehingga kita tahu harus pergi kemana, harus berbuat apa dan

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


19
tahu kapan harus melakukannya. Sebagai contoh ketika seseorang mempunyai cita-cita
untuk menjadi dosen, orang tersebut akan berusaha sedini mungkin untuk melengkapi
persyaratannya, belajar dengan tekun, aktif di organisasi, sering mengikuti pelatihan,
seminar dan diskusi, mengikuti perlombaan serta mengumpulkan informasi dan
memposisikan dirinya untuk selalu berada di lingkungan yang mendukung.
B. FAKTOR ATAU SUMBER CITA-CITA
Menentukan sebuah cita-cita bukan merupakan perkara yang mudah. Banyak orang yang
hingga dewasa masih bingung dengan apa yang menjadi cita-citanya. Bahkan tak sedikit
orang yang salah memilih cita-cita sehingga mereka kesulitan untuk meraihnya. Hal tersebut
terjadi karena apa yang mereka cita-citakan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Sebagai contoh ketika seseorang memilih untuk menjadi arsitektur, pilihan tersebut
seharusnya dipilih setelah melalui pemikiran yang matang, bukan hanya mengikuti ambisi
apalagi ikut-ikutan teman. Ada tahapan yang harus dilalui agar pilihan yang telah ditentukan
merupakan pilihan yang tepat. Akan lebih baik dalam menentukan cita-cita, kita menerapkan
konsep the right man on the right place. Dengan menerapkan konsep tersebut, tentunya apa
yang menjadi impian akan didukung oleh kemampuan/keahlian yang dimiliki sehingga
proses meraihnya pun menjadi lebih mudah. Untuk dapat menentukan cita-cita yang tepat,
terlebih dulu kita harus mengetahui faktor atau sumber cita-cita yang tepat, terlebih dahulu
kita harus mengetahui sumber cita-cita dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sumber cita-cita merupakan asal munculnya keinginan untuk meraih sesuatu dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Sumber cita-cita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Internal
Sumber cita-cita internal merupakan sumber cita-cita yang berasal dari dalam diri
seseorang. Sumber ini berkaitan dengan keinginan dan hal lain yang melekat dalam diri
seseorang. Sumber internal diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Minat dan bakat
Secara umum cita-cita seseorang lebih sering ditentukan oleh minat yang mereka
miliki. Minat merupakan ketertarikan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Seseorang yang telah memiliki minat yang kuat akan selalu berusaha untuk
mewujudkannya, tak peduli apakah ia mampu atau tidak. Minat akan memberikan
semangat yang luar biasa sehingga memacu seseorang untuk selalu bekerja keras dan
berusaha untuk meraihnya.
Selain minat, bakat juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam menentukan cita-
citanya. Bakat atau keahlian merupakan kemahiran di suatu bidang tertentu. Keahlian
ini bisa didapat sejak lahir ataupun melalui proses panjang yang penuh dengan usaha.
Seseorang akan cenderung memilih cita-cita yang sesuai dengan keahlian yang ia
miliki. Sebagai contoh orang yang memiliki kemampuan menghitung dan
menggambar akan memilih menjadi arsitektur. Begitu pula apabila memiliki suara
yang merdu, akan memilih menjadi seorang penyanyi. Seseorang yang telah memiliki
keahlian tertentu akan lebih mudah untuk menentukan dan meraih apa yang ia
MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI
20
impikan. Tinggal bagaimana keahlian tersebut diubah menjadi suatu poin plus yang
menjadikannya berbeda atau lebih unggul dibanding dengan orang lain.
b. Pengalaman
Pengalaman yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi pilihannya. Semakin
banyak pengalaman seseorang akan semakin banyak pula pilihan impian yang ia
miliki. Sebagai contoh, ketika seseorang pernah mengikuti berbagai pelatihan,
seminar, perlombaan, dan organisasi, maka orang tersebut akan memiliki wawasan
yang luas sehingga memiliki banyak pilihan cita-cita. Akan tetapi, apabila seseorang
tidak memiliki pengalaman yang luas, maka pilihan cita-citanya pun menjadi sempit
dan terbatas pada apa yang ia ketahui.
2. Sumber eksternal
Selain sumber internal, ada juga yang berasal dari luar yaitu keluarga dan lingkungan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sumber eksternal juga memberikan andil yang cukup
signifikan dalam proses menentukan cita-cita. Sumber eksternal ini berkaitan dengan
interaksi seseorang dengan lingkungannya dan kemampuan untuk merespon fenomena
yang terjadi di lingkungannya. Berikut penjelasannya:
a. Keluarga
Keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan impian seseorang.
Keluarga juga mempunyai andil yang besar dalam meraih cita-cita yang telah
ditentukan. Dukungan keluarga juga merupakan aspek yang sangat penting yang
menentukan keberhasilan seseorang. Dalam konteks pengaruhnya terhadap pilihan
cita-cita, keluarga memiliki peran yang cukup besar. Hal ini terjadi karena keluarga
memiliki kekuatan-kekuatan tertentu yang dapat memaksakan pilihan tertentu kepada
seseorang. Kekuatan itu diantaranya adalah kemampuan finansial, permintaan orang
tua, dan dukungan non finansial.
b. Lingkungan kehidupan
Faktor eksternal selanjutnya adalah lingkungan. Sama seperti keluarga, lingkungan
yang merupakan tempat seseorang tinggal juga berpengaruh pada pilihan seseorang
dalam menentukan cita-citanya. Lingkungan yang dimaksud bisa berupa kondisi
geografis wilayah, lingkungan dari segi ekonomi sosial maupun budaya.
Faktor internal maupun eksternal yang merupakan sumber cita-cita, semuanya
mempunyai peran dalam memengaruhi pola pikir seseorang untuk menentukan cita-
citanya. Perihal faktor mana yang paling dominan, tergantung dari kemampuan
individu dalam merespon setiap hal yang terjadi di sekitarnya.
C. TIPS MEMILIH CITA-CITA
Setelah kita mengetahui sumber dan faktor-faktor yang mempengaruhi cita-cita, langkah
selanjutnya adalah bagaimana cara menentukan cita-cita secara tepat. Seperti yang telah
dibahas dibagian sebelumnya, bahwa banyak sekali orang yang gagal dalam meraih
impiannya karena berbagai hal, salah satunya adalah karena tidak mampu memahami

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


21
kemampuan yang dimiliki. Secara lebih lanjut, berikut langkah-langkah yang dapat
dijadikan acuan dalam menentukan cita-cita, yaitu:
1. Kenali dirimu lebih jauh
Mengenali diri sendiri adalah langkah pertama yang sangat penting untuk
menentukan cita-cita. Langkah ini bertujuan untuk mengukur kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki, memahami potensi serta menyelaraskannya dengan minat yang dimiliki.
Mengenali diri sendiri menjadi sangat penting karena tahapan ini sangat menentukan
tahapan selanjutnya. Apabila kita berhasil memahami dan mengenali diri sendiri,
tentunya pilihan kita tentang apa yang menjadi cita-cita pun akan tepat dan sebaliknya.
Mengenali diri dapat dengan cara melihat track record pendidikan atau prestasi
akademik dan ilmu pengetahuan teknologi yang dimiliki.
Cara lain untuk mengenali diri sendiri yaitu bisa dengan meminta saran kepada
orang yang ahli seperti konsultan, guru BK, atau pihak lain yang relevan. Saran dan
masukan ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan masa depan anda.
Tetapi perlu diingat bahwa saran-saran tersebut harus diolah dan di analisis terlebih
dahulu. Jangan menjadikan saran sebagai sebuah keputusan tanpa adanya pertimbangan-
pertimbangan lain yang relevan. Sejatinya, yang mengetahui diri sendiri adalah kita
sendiri.
Selain meminta saran, pengalaman merupakan suatu hal yang pasti dimiliki oleh
setiap orang. Pengalaman ini apabila dikaji secara mendalam dapat berguna membantu
memahami dan mengenali potensi diri. Apabila pengalaman yang dimiliki banyak, maka
tentunya akan semakin komprehensif kajian atau review yang dilakukan sehingga
hasilnya pun lebih akurat. Untuk itu gunakanlah waktu luang dengan diisi oleh berbagai
kegiatan positif guna menambah pengalaman.
2. Evaluasi dan perbaiki
Setelah kita mampu mengenali diri sendiri dan melakukan serangkaian percobaan,
langkah selanjutnya adalah mengevaluasi dan memperbaiki. Evaluasi diri bisa melalui
memahami kelebihan dan kekurangan. Dalam tahap ini juga diperlukan proses
perenungan dan introspeksi diri sehingga kita dapat mengetahui kelemahan, kelebihan
untuk kemudian diperbaiki dan dijadikan landasan dalam menentukan cita-cita. Apabila
terdapat kesalahan, segera diperbaiki dan beralih ke pilihan yang lebih sesuai. Selain itu
evaluasi juga dapat dilakukan dengan meminta saran dari para ahli atau teman. Tahapan
evaluasi ini harus dilakukan secara matang karena tahap ini merupakan pertimbangan
akhir dalam menentukan cita-cita. Oleh karena itu, kedewasaan berpikir dan analisis
yang matang sangat diperlukan guna dapat memilih cita-cita yang berlandaskan pada
pertimbangan yang rasional.
3. Pilih dan yakini
a. Menetapkan cita-cita
Tahap akhir dalam proses menemukan cita-cita yaitu memilih dan meyakini. Setelah
memilih dan menentukan cita-cita, tentunya kita juga harus meyakini apa yang kita
MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI
22
pilih. Keyakinan yang kuat merupakan modal yang besar dalam meraih cita-cita.
Jangan ada keraguan sedikitpun. Apapun yang menjadi pilihan, harus senantiasa
diperjuangkan. Tentunya dibutuhkan komitmen yang kuat dan konsistensi dalam
setiap usaha untuk meraih impian kita. Intinya apapun yang menjadi pilihan, harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh, karena kesuksesan hanyalah mirik mereka yang
mau bekerja keras.
b. Saat yang tepat untuk menentukan cita-cita
Dalam menetapkan cita-cita tentunya harus mempertimbangkan juga usia anda. Hal
ini bertujuan agar anda tidak terlalu cepat atau terlalu lambat memutuskan apa yang
menjadi cita-cita anda. Apabila anda terlalu cepat memutuskan, kemungkinan besar
anda mengalami kegagalan. Kecuali jika anda telah memikirkannya secara matang
dan telah melakukan persiapan yang cukup. Akan tetapi biasanya keputusan yang
terlalu dini atau dilakukan pada usia dini hanya didasarkan pada emosi atau
keinginan belaka, tanpa mengetahui konsekuensinya serta tidak memiliki rencana
yang matang. Keputusan yang seperti ini cenderung berbuah kegagalan. Sebaliknya
apabila anda terlambat menentukan cita-cita, tentunya anda tidak akan mempunyai
waktu yang cukup untuk mewujudkannya. Untuk mewujudkan cita-cita diperlukan
proses dan perjuangan yang panjang dan menguras waktu, tenaga serta pikiran.
Bayangkan saja jika anda menentukan cita-cita diumur 40 tahun, tentu bisa dibilang
mustahil untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk
menentukan cita-cita adalah ketika anda berumur 18 – 23 tahun. Hal ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa diumur sekian, seseorang telah siap secara mental dan
telah memiliki pemikiran yang matang. Selain itu, diumur tersebut fisik anda masih
fit sehingga anda mempunyai energi dan semangat yang cukup untuk mewujudkan
cita-cita anda.

Sumber:
Saputra, imelda. (2010). Be a winner like me. Jakarta: PT Gramedia.

Evaluasi/Lembar Kerja
1. Jelaskan pengertian, sumber dan cara meraih cita-cita!
2. Apa cita-citamu? Dan mengapa memilih cita-cita tersebut!
3. Bagaimana langkah atau rencanamu dalam mewujudkan cita-cita tersebut!

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


23
MENGATASI JENUH DAN BOSAN BELAJAR
Komponen Layanan : Layanan Dasar
Bidang bimbingan : Belajar
Fungsi : Pemahaman
Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini diharapkan:
1. Peserta didik mampu memahami pengertian kejenuhan belajar
dan faktor-faktor penyebabnya.
2. Peserta didik mampu mengatasi jenuh belajar dengan cara yang
positif.

Secara Harfiah kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat
apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, di samping siswa
sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut
jenuh belajar.
Menurut Raber, 1988, kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan
untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar
merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan.
Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya tetapi
dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak sedikit siswa yang
mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam satu periode belajar
tertentu.
Kejenuhan sendiri adalah capek atau lelah dalam menghadapi sesuatu yang disebabkan
karena beberapa faktor. Rasa capek ataupun lelah pasti ada dalam setiap manusia maka tidak
dapat di pungkiri bahwa siswa juga akan merasa capek dan lelah dengan serentet kegiatannya.
Dilain pihak menyatakan bahwa kejenuhan itu mengandung arti usaha, yaitu suatu usaha untuk
berubah dan tidak menyerah kepada satu kenyataan. Karena ia tidak menyerah dalam suatu
kenyataan maka ia senantiasa berusaha sehinnga menemui titik kejenuhan.
Adapun bentuknya dalam proses pembelajaran sangatlah bervariasi, diantaranya siswa
mengantuk dan jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Ataupun malah jenuh ketika
mengerjakan soal dari guru. Oleh karena itu usaha-usaha sangat perlu dilakukan untuk mengatasi
kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran. Agar siswa senantiasa bisa menyerap pelajaran
dengan maksimal.
Menurut Cross (1974) dalam bukunya The Psichology of Learning, keletihan siswa dapat
dikategorikan menjadi tiga macam, yakni:
1. Keletihan indera siswa
2. Keletihan fisik siswa
3. Keletihan mental siswa
Keletihan fisik dan keletihan indera, dalam hal ini mata dan telinga, pada umumnya dapat
dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah siswa beristirahat cukup, terutama tidur nyenyak,
dan mengkonsumi makanan dan minuman yang cukup bergizi. Sebaliknya, keletihan mental tak

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


24
dapat diatasi dengan cara yang sesederhana cara mengatasi keletihan-keletihan lainnya. Itulah
sebabnya, keletihan mental dipandang sebagai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan
belajar.
Faktor keletihan mental pada siswa:
1. Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh keletihan itu
sendiri.
2. Karena kecemasan siswa terhadap standar keberhasilan bidang studi tertentu yang
dianggap terlalu tinggi terutama ketika siswa merasa bosan mempelajari bidang-bidang
studi tersebut.
3. Karena siswa berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menuntut lebih
banyak kerja intelek yang berat.
4. Karena siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum, sedangkan dia
sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang ia buat sendiri.
Selanjutnya kiat-kiat untuk mengatasi keletihan mental yang menyebabkan munculnya
kejenuhan belajar itu, antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dengan
takaran yang cukup banyak.
2. Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari belajar yang dianggap
lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
3. Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi pengubahan
posisi meja tulis, lemari, rak buku, dan sebagainya sampai memungkinkan siswa merasa
berada di sebuah kamar yang baru yang lebih menyenangkan untuk belajar.
4. Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk belajar lebih
giat daripada sebelumnya.
5. Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan cara mencoba
belajar dan belajar lagi. Serta menggunakan metode yang bervariasi dalam belajar.
Selain itu, terdapat tips asyik yang bisa kamu terapkan untuk atasi kejenuhan, yaitu
kesampingkan semua rutinitas cobalah untuk bersantai dengan memanjakan diri sendiri. Cobalah
bersosialisasi, bertemu dengan kawan lama. Berikut 15 jurus memupus jenuh yang bisa kalian
coba:
1. Ekspresikan diri
Cari tempat dan waktu untuk menenangkan diri, dan mulailah mengekspresikan diri. Bisa
dengan menulis jurnal atau sekedar oret-oretan di buku yang sudah disiapkan untuk
mencurahkan unek-unek. Mulailah dengan hal yang paling sederhana, tulislah dengan
jujur tentang diri sendiri, apa yang diinginkan, harapkan, semua rencana masa depan, dan
hal yang ingin diwujudkan. Tentang kutipan kata-kata mutiara, puisi, buku dan CD musik
faforit kamu.

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


25
2. Terus bergerak
Dengan terus bergerak akan memberi banyak keuntungan, bukan saja untuk fisik tapi
juga emosi kita. Berjalan adalah salah satu bentuk latihan yang paling mudah. Bisa
dilakukan sendirian dengan teman dekat, atau mengikuti klub olahraga.
3. Mainkan musik
Sebagai salah satu makanan jiwa, musik diyakini mampu menyeimbangkan emosi.
4. Tertawa lepas
Putar video lucu, cobalah sesantai mungkin dan biarkan kita tertawa lepas bersama
banyolan konyol si pelawak.
5. Selektif makanan
Pasalnya ada jenis makanan tertentu yang justru memicu stress, rasa jenuh dan
emosional. Seperti rendah lemak, atau tinggi karbohidrat (pop corn, kue bagel, biskuit
beras). Cobalah jenis makanan berkarbohidrat kompleks, seperti roti gandum, pasta,
buah-buahan, yang memberi energi lebih sepanjang hari. Jangan lupa, bahwa cara makan
yang benar adalah salah satu dasar menjaga kesehatan sendiri.
6. Nikmati kesendirian anda
Tentukan ruang dalam rumah, tempat dimana kita bisa menikmati semua aktivitas secara
pribadi. Cobalah mencari kesibukan, membaca novel cinta, membuka surat-surat lama
atau apa saja yang tidak mungkin dilakukan saat sibuk.
7. Hubungi kenalan lama
Kita memiliki utang janji dengan seorang teman lama? Sekaranglah saatnya, kita
memiliki waktu luang, cobalah kontak dia dan buatlah percakapan yang menarik
dengannya. Pasti indah membongkar kembali kenangan manis masa dulu.
8. Tekuni hobi
Melakukan hobi yang sudah lama tidak dilakukan seperti melukis, membuat desain dan
miniatur puri, atau yang lain. Saat beranjak dewasa, kadang orang mulai melupakan hobi
dan menguburnya dalam-dalam. Demikian juga dengan permainan masa kecil. Mengapa
tidak melakukannya sesekali dengan mencoba permainan masa kecil.
9. Cobalah terapi air
Nikmati saat-saat sepi di rumah dengan terapi air. Nyalakan shower, isi bath up dengan
kemewahan busa sabun yang berlimpah. Tambah dengan aroma terapi favorit anda dan
cobalah berendam santai. Biarkan semua jenuh dan keletihan anda terbasuh oleh air.
10. Lakukan meditasi
Siapkan 20 menit untuk “lari” dari semua aktivitas rutin. Cobalah duduk atau berbaring
untuk menenangkan diri dengan cara bermeditasi. Cari ruang dan tempat yang sesuai
untuk melakukan meditasi. Karena meditasi diyakini mampu menenangkan tekanan
darah sekaligus mampu mereduksi tingkat tekanan jenuh. Meditasi atau berdoa akan
membawa kita kembali ke sisi spiritual. Sebuah metode efektif untuk relaksasi.

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


26
11. Tidur sejenak
Cara mudah dan paling murah untuk menghilangkan jenuh adalah tidur. Carilah tempat
yang nyaman dan cobalah tidur sejenak selama 20 menit untuk menambah energi yang
terkuras setelah aktivitas yang dimulai sejak dini hari. Survey menunjukkan bahwa
dengan istirahat dengan tidur sejenak selama 20-30 menit pada siang hari memberi
keuntungan kesehatan ekstra dibanding mereka yang tidak melakukannya sama sekali.
Pilih waktu yang tepat dan jangan terlalu sore, karena akan mengganggu tidur malam.
12. Kegiatan luar rumah
Cobalah melakukan kegiatan di luar rumah barang sebentar untuk merubah suasana
emosi. Berjalan-jalan dan menikmati sinar matahari pagi hari bisa mengganti energi kita
yang mulai menipis.
13. Jadwalkan waktu anda
Saat kita mudah merasa gelisah dan kehilangan konsentrasi. Cobalah membuat ulang
jadwal kegiatan kita sehari-hari agar lebih variatif dan tidak membosankan.

Sumber:
1. Atminiati, Eny. 2012. Variasi Belajar untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar dalam Kelas.
Diambil pada tanggal 19 Mei 2022, dari https://id.scribd.com/doc/113159332/Variasi-
Belajar-Untuk-Mengatasi-Kejenuhan-Belajar-Dalam-Kelas. Pada pukul 11.00.
2. Meutiah, Syarifah. 2015. Makalah “Lupa, Kejenuhan, Transfer dalam Belajar dan
Kesulitan dalam Belajar”. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
3. Tim Paramitra. 2011. Kumpulan Lengkap Materi Bimbingan dan Konseling Bidang
Bimbingan Pribadi, Sosial, Belajar, Karier. Yogyakarta: Paramitra.

Evaluasi/Lembar Kerja
1. Apakah kamu pernah mengalami kejenuhan belajar?
2. Apa yang menyebabkan kamu jenuh dalam belajar?
3. Bagaimana caramu mengatasi kejenuhan belajar?

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


27

Anda mungkin juga menyukai