0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan1 halaman
Dokumen ini berisi daftar nama anggota kelas dan penokohan empat tokoh utama dalam cerita "Robohnya Surau Kami" beserta sifat, kutipan, dan penokohannya. Diberikan pula tujuh pesan moral yang disampaikan pengarang lewat cerita tersebut.
Dokumen ini berisi daftar nama anggota kelas dan penokohan empat tokoh utama dalam cerita "Robohnya Surau Kami" beserta sifat, kutipan, dan penokohannya. Diberikan pula tujuh pesan moral yang disampaikan pengarang lewat cerita tersebut.
Dokumen ini berisi daftar nama anggota kelas dan penokohan empat tokoh utama dalam cerita "Robohnya Surau Kami" beserta sifat, kutipan, dan penokohannya. Diberikan pula tujuh pesan moral yang disampaikan pengarang lewat cerita tersebut.
2. Hasna Armelia Putri (17) 3. Nayla Putri Varadhita (25) 4. Selly Aulia Rahmadela (30) Kelas : XI MIPA 3 Nama dan watak para tokoh a. Tokoh = Haji Saleh Watak = Egois Kutipan = “Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri….” Penokohan = Dramatis, disampaikan melalui penilaian tokoh lain. b. Tokoh = Ajo Sidi Watak = Tidak bertanggung jawab Kutipan = “Tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggung jawab.” Penokohan = Analitis, langsung dinyatakan pengarang. c. Tokoh = Kakek Watak = Mudah terpengaruh Kutipan = “Demikian cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yang memurungkan kakek.” Penokohan = Dramatis, disampaikan melalui jalan pikiran. d. Tokoh = Aku Watak = Ingin tahu perkara orang lain Kutipan = “Siapa yang meninggal?” tanyaku kaget. Penokohan = Dramatis, disampaikan melalui bahasa. Amanat Dalam cerpen “Robohnya Surau Kami” ada tujuh pesan dan nasehat yang disampaikan kepada pembacanya, yaitu: a. Agar menjadi dermawan dan suka tolong-menolong. b. Agar menjaga dan memelihara serta memanfaatkan dengan baik pemberian Tuhan. c. Menerima ketika dikritik dan tidak marah ketika mendapat kritik. d. Agar tetap rendah hati dan tidak sombong. e. Agar tidak mementingkan diri sendiri. f. Jangan putus asa ketika apa yang kita lakukan ternyata sia-sia atau gagal. g. Agar hidup seimbang tidak sekedar beribadah melainkan juga harus bekerja dan bermasyarakat.