Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku
kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara
dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (dalam Muhammad Ali,
2008 : 10) adalah :
Remaja perempuan akan mengalami berbagai macam perubahan pada tubuh, mulai dari
payudara yang tumbuh, bulu halus pada ketiak dan area kemaluan, hingga terjadi
menstruasi. Orangtua disarankan untuk terus mendampingi anak selama menghadapi
perubahan-perubahan tersebut. Selain itu, katakan pada remaja bahwa itu adalah hal yang
wajar dan terjadi secara alami.
Saat memasuki masa pubertas, payudara remaja perempuan akan mulai tumbuh.
Pertumbuhan payudara umumnya akan terjadi pada usia 8–13 tahun dan dimulai dari area
puting. Penting untuk orangtua mengetahui tahapan perkembangan payudara yang
normal. Selain itu, ajak remaja untuk rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI).
Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi kondisi serius pada payudara sejak dini, seperti
kista atau kanker payudara. SADARI dilakukan dengan cara melihat dan meraba
payudara, apakah ada hal yang tidak wajar. Selain pada payudara, perubahan juga akan
terjadi di area kelamin yang ditandai dengan pertumbuhan bulu halus.
Remaja perempuan juga akan mulai mengalami menstruasi. Hal ini menyebabkan darah
keluar dari area intim perempuan. Beri tahu pada anak bahwa hal ini wajar. Menstruasi
terjadi karena sel telur tidak dibuahi yang pada akhirnya akan luruh dan keluar menjadi
daerah melalui Miss V.
Remaja laki-laki yang memasuki pubertas juga akan mengalami perubahan fisik. Hal ini
membuat anak mengalami perubahan ukuran testikel dan penis yang membesar. Berbeda
dengan perempuan, tidak ada patokan pada usia berapa perubahan ukuran dan bentuk
fisik anak laki-laki akan terjadi. Bertambahnya ukuran Mr. P bisa terjadi sejak usia 9
tahun atau lebih dewasa, meski sebagian remaja berusia 15 tahun yang masih belum
mengalaminya. Dan hal itu normal.
Remaja laki-laki juga mengalami pertumbuhan bulu halus pada area ketiak dan kemaluan.
Selain itu, pubertas juga membuat suara remaja laki-laki menjadi lebih berat. Hal ini
terjadi karena pembesaran ukuran laring, yaitu organ di mana pita suara terletak, akan
membuat suara remaja laki-laki terdengar lebih berat. Hal ini normal dan lagi-lagi tidak
ada patokan pada usia berapa perubahan ini akan terjadi.
Masa remaja dikenal sebagai puncak emosionalitas (perkembangan emosi yang tinggi).
Dalam tahap emosionalitas, remaja hendaknya kuat secara jasmani (tidak sakit-sakitan dan
lemah) dan jugakuat secara mental. Sebab akal sehat berhubugan dengan perkembangan
emosi yang dialai remaja. Sebab itu, remaja sangat disarankan berolahraga, menjaga
kebersihan/menerapkan pola hidup sehat.
Dan sangat disarankan juga untuk menghindari hal-hal yang dapat membahayakan remaja itu
sendiri, baik fisik maupun akal seperti kebiasaan minuman keras apalagi hingga yang paling
berbahaya yaitu narkoba. Remaja berada pada masa dimana banyak mengalami/mengahadapi
dalam perkembangannya. Khususnya menyangkut masalah penyesuaian diri terhadap
tuntutan lingkungan dan masyarakat. Pada tahp ini, remaja yang belum disiapkan untuk
menyikapi perkembangannya cenderung menimbulkan kebingungan dan perasaan cemas.
Pada masa remaja, mulai muncil ketertarikan pada lawan jenis yang cenderung menimbulkan
konflik dalam diri sendiri. Karena munculnya ketertarikan pada lawan jenis mungkin akan
menimbulkan munculnya perasaan malu, kurang percaya diri, dan akan kebingungan dalam
penyesuaian diri supaya bertingkah seperti orang dewasa. Kecenderungan emosi pada remaja
perlu dipahami orang tua/ orang dewasa di sekitarnya.
Secara spesifik, ada emosi yang menonjol pada periode remaja, diantaranya;
- Emosi Marah
- Emosi Takut
- Emosi Cinta
Perkembangan sosial pada masa puber dapat dilihat dari dua ciri khas yaitu mulai
terbentuknya kelompok teman sebaya baik dengan jenis kelamin yang sama atau dengan
jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua.
Tuntutan untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah teman-teman
sebaya merupakan suatu reaksi terhadap status intern anak muda. Sesudah mulainya pubertas
timbul suatu diskrepansi yang besar antara kedewasaan jasmaniah dengan ikatan sosial pada
milienu orang tua. Dalam keadaan seperti ini banyak pertentangan-pertentangan antara
remaja awal dengan orang tua, diantaranya:
Remaja awal sering menganggap bahwa standar perilaku orang tuanya kuno sedangkan
dirinya dianggap modern. Mereka mengharapkan agar orang tuanya mau menyesuaikan diri
dengan perilakunya yang modern.
Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonominya tidak memungkinkan mempunyai
simbol status yang sama dengan teman sebayanya.
Seperti pakaian, sepatu, accecoris,dll. Pada usia ini ia paling tidak suka jika diperintah
mengerjakan pekerjaan di rumah.
Biasanya orang tua mengembangkan pola menghukum bila para remaja mengabaikan tugas-
tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab dan jajan semaunya. Pelarangan dan menghukum
membuatnya benci kepada orang tua.
Kehidupan sosial yang aktif menyebabkan ia sering melaggar peraturan. Seperti waktu
pulang dan mengenai dengan siapa dia berhubungan, terutama dengan lawan jenis.
· Metode Disiplin
Jika metode disiplin yang diterapkan orang tua dianggap tidak adil atau kekanak-kanakan
maka remaja akan memberontak. Pemberontakan terbesar dalam keluarga terjadi jika salah
satu orang tua dominan daripada lainnya. Hal ini menyebabkan pola asuh cenderung otoriter.