Anda di halaman 1dari 5

TERM OF REFERENCE

Teknik Persidangan

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia

I. Definisi Persidangan

Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahasa masalah tertentu dalam
upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan. Keputusan dari
persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan.

Setiap organisasi, mempunyai aturan tersendiri dalam melaksakanakan persidangan baik


dari seqi quorum, maupun dari segi teknis pelaksanaannya.

Aturan Umum Sebuah Persidangan :

1. Istilah-istilah dalam persidangan


2. Tata Tertib
3. Peserta Sidang
4. Pimpinan Sidang / Presidium Sidang
5. Aturan Ketuk Palu
6. Jenis Persidangan
7. Quorum dan Pengambilan Keputusan
8. Interupsi
9. Sanksi

1. Istilah-Istilah dalam Persidangan

 Informasi : Pemberitahuan tentang suatu hal penting kepada seluruh peserta sidang
tentang suatu hal yang sifatnya perlu diketahui.
 Pending/Skorsing : : Sidang dijeda atau istirahat untuk sementara waktu
 Lobying : Bentuk komporomi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam
pengambilan keputusan
 Pencerahan
 Voting : Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
 Deadlock : Keadaan dimana musyawarah tidak menemui kata sepakat
 Walkout : Peserta sidang keluar arena persidangan karena alasan tidak setuju atas suatu
keputusan
 Quorum : Kuorum adalah jumlah paling sedikit dari peserta musyawarah yang harus
hadir agar voting dapat dilaksanakan dan keputusannya dianggap sah.
 Interupsi : Penyelaan atau pemotongan saat peserta sedang berbicara oleh peserta lain
 Konsideran : Pertimbangan atau bahan perbandingan untuk penentuan keputusan dan
tawaran.
 Peninjauan Kembali (PK) : Mereview keputusan yang telah disepakati sebelumnya untuk
diadakan pembatalan atau perubahan
 Opsi : Sering disebut opsi tawaran, atau pilihan tawaran, yaitu beberapa pilihan yang
dibuat dalam menawarkan suatu hal
 Afirmasi : Afirmasi adalah pendapat yang di sampaikan oleh peserta sidang untuk
memperkuat pendapat yang telah di kemukakan sebelumnya.
 Rasionalisasi : Penjelasan dan pemberian alasan oleh peserta sidang ketika memaparkan
suatu tawaran, argumen, opini, atau bantahan.

2. Tata Tertib

Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang dengan
memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat. Aturan ini
akan menjadi pedoman bagi peserta dan pimpinan sidang dalam melakukan persidangan.

3. Peserta Sidang

Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan peserta peninjau.
Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam suatu organisasi, sedangkan peserta
peninjau adalah orang-orang yang diundang, atau pihak-pihak yang bukan anggota penuh namun
hadir dalam persidangan.

3.1 Hak Peserta Penuh

a. Hak Berbicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan
kepada pimpinan sidang.
b. Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
c. Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
d. Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.

3.2 Hak Peserta Peninjau

a. Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara

3.3 Kewajiban Peserta

a. Menaati tertib persidangan


b. Menjaga ketenangan persidangan
c. Berpartisipasi dalam mencari penyelesaian permasalahan yang dibicarakan serta ikut serta
menyumbang buah fikiran yang positif dan bermanfaat.
4. Pimpinan / Presidium Sidang

Presidium/Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno
yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee). Presidium sidang bertugas untuk
memimpin dan mengatur jalannya sidang serta Presidium sidang berkuasa untuk memimpin dan
menjalankan tata tertib persidangan.

Presidium terbagi 3 yaitu :

1. Presidium 1/Ketua. memimpin persidangan secara penuh


2. Presidium 2/Anggota mencatat apa-apa saja yang menjadi masukan/usulan dari peserta
sidang
3. Presidiuim 3/Anggota menunjukkan peserta yang melakukan interupsi sesuai hirarkinya

5. Aturan dan Jenis Ketok Palu

Satu Kali Ketukan ❶

1. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.


2. Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin perpoin (keputusan sementara).
3. Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
4. Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama
sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
5. Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.

Dua Kali Ketukan ❷❷

1. Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya
istirahat, lobying, sembahyang,makan.
2. Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu. Lobying ialah suatu
bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam pengambilan
keputusan

Tiga Kali Ketukan ❸❸❸

1. Membuka/menutup sidang atau acara resmi.


2. Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang.

3. Ketukan berulang-ulang dipakai untuk menenangkan peserta sidang

6. Jenis Persidangan
Jenis Jenis Sidang antara lain :

a. Sidang Pleno : Sidang yang dihadiri seluruh peserta sidang. Biasanya berbentuk sidang
pendahuluan untuk menetapkan jadwal, tata tertib dan pemeilihan presidium sidang serta
sampai pada pertanggungjawaban pengurus organisasi
b. Sidang Komisi : Sidang yang diikuti terbatas oleh anggota komisi, sidang ini diadakan
untuk pematangan materi sebelum diplenokan kembali, dipimpin oleh pimpinan komisi
c. Sidang Paripurna : sidang yang bersifat menegaskan kembali hasil-hasil sidang yang
sudah disepakati sebelumnya.

7. Quorum :

1. Persidangan dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 1/2 + 1 peserta yang terdaftar
2. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah, jika tidak berhasil dilakukan Lobi, dan
jikapun lobi tidak berhasil maka ditentukan dari voting dengan suara terbanyak (1/2 + 1)
dari peserta sidang
3. Bilan pengambilan keputusan tetap buntu atau suara seimbang, maka dilobi kembali
sebelum voting berikutnya.

8. Interupsi

Bentuk penyelaan atau pemotongan pembicaraan dalam sidang karena adanya masukan yang
perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang. Jenis interupsi

1. Interuption point of order : interupsi untuk meminta penjelasan atau masukan yang
berkaitan dengan sidang
2. Interuption poin of information : berupa pemberian informasi yang perlu diperhatikan
seluruh peserta dan pimpinan sidang
3. Interuption point of clarification : Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi
4. Interuption opint of personal : Interupsi yang menyerang peserta sidang lain diluar pokok
masalah
5. Interuption point of view : Interupsi yang membahas tentang persepsi

9. Sanksi

Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta.

II. Tujuan
1. Memahami Tujuan teknik persidangan
2. Memberikan dan melatih keterampilan teknik persidangan

III. Metode
Dilakukan secara offline
1. Pemaparan materi
2. Diskus dua arah

IV. Waktu dan Pelaksanaan


Hari/ tanggal : Kamis, 16 Desember 2021
Pukul : 15.00 WIB s/d selesai
Tempat : Medan

V. Alokasi Waktu
Pemaparan : 1 jam 30 menit
Diskusi : s/d selesai

VI. Peserta
Adapun peserta adalah anggota GmnI FISIP USU tahun 2021

VII. Penutup
Demikianlah Term of Reference ini diperbuat sebagai acuan dalam pemaparan materi
Nasionalisme dan Marhaenisme

Anda mungkin juga menyukai