Anda di halaman 1dari 25

PERSIDANG

AN Oleh : Fauzan Nurcholish


PENGERTIAN SIDANG

 Sidang merupakan forum formal suatu organisasi


guna membahas masalah tertentu dalam upaya
menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah
ketetapan. Keputusan dari persidangan ini akan
mengikat seluruh elemen organisasi selama belum
diadakan perubahan. Keputusan ini sifatnya final,
sehingga berlaku bagi pihak yang setuju maupun tidak
setuju, hadir atau tidak hadir dalam persidangan.
UNSUR-UNSUR PERSIDANGAN
1. Tempat/ ruang sidang
2. Waktu dan Acara sidang
3. Peserta Sidang
4. Perlengkapan sidang (Palu, Meja, dll)
5. Tata tertib Sidang (Tatib )
6. Presidium Sidang
JENIS-JENIS SIDANG
 SIDANG PLENO

a. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau


permusyawaratan

b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang

c. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang


berhubungan dengan permusyawaratan.
JENIS-JENIS SIDANG (Cont)
 SIDANG KOMISI

a. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi


b. Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan peserta
peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno

c. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh


Sekretaris Sidang Komisi
d. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam
komisi tersebut
e. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari
komisi yang bersangkutan.
Pleno I
Sidang Pleno : Pleno II
Pleno III

Komisi A
Sidang Komisi :
Komisi B
Komisi C
Komisi D
MEKANISME PERSIDANGAN
Setiap organisasi, mempunyai aturan tersendiri dalam melaksanakan persidangan
baik dari segi quorum, maupun dari segi teknis pelaksanaannya.

SIFAT PERSIDANGAN
1. Sidang Terbuka
2. Sidang Tertutup
KERANGKA SUATU PERATURAN ATAU
SURAT KEPUTUSAN

 KONSIDERAN
 DASAR HUKUM
 DIKTUM
 ISI
PERISTILAHAN DALAM
PERSIDANGAN
Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau
prinsip.
 Skorsing, yaitu menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying, dikarenakan
sulitnya mencapai kesepakatan antar peserta sidang yang berseteru.
 Lobying, yaitu proses diskusi antar peserta sidang di luar pengaturan pimpinan sidang.
 Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalah pahaman yang
terjadi antara peserta sidang yang lain.
 Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah jalan
musyawarah mengalami kebuntuan.
 Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap sah.
 Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.
 Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis).
 Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.
 DEADLOCK, suatu keadaan dimana musyawarah tidak menemui jalan sepakat
 WALK OUT, peserta sidang keluar arena persidangan dengan alasan tidak setuju
atas suatu keputusan
 AKLAMASI, penentuan suatu keputusan dengan cara menawarkan suara mayoritas.
ATURAN PERSIDANGAN
 PESERTA
Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan
peserta peninjau. Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam
suatu organisasi, sedangkan peserta peninjau adalah orang-orang yang
diundang, atau pihak-pihak yang bukan anggota penuh namun hadir dalam
persidangan.

 Hak Peserta Penuh


1) Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan
usulan kepada  pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
2) Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
3) Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
4) Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
• Hak Peserta Peninjau
Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara.

• Kewajiban peserta penuh dan peninjau


1) Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2) Menjaga ketenangan persidangan.
 PIMPINAN SIDANG (PRESIDIUM)

IDEALNYA TERDIRI DARI 3 ORANG YAITU :


- 1 PRESIDIUM SIDANG
- 2 ANGGOTA PRESIDIUM

a. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui


Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya
sidang seperti aturan yang disepakati bersama.
c. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan.
 KET :
1.ANGGOTA
2.PIMPINAN
3.ANGGOTA
PALU SIDANG
Merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam
persidangan. Palu sidang merupakan nyawa sebuah
persidangan. Tanpa palu persidangan tidak akan
berjalan.
ATURAN KETUK PALU
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu siding berkaitan
dengan jumlah ketukannya.

1. SATU KALI KETUKAN


• Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang
• Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara)
• Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama, sehingga
peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang
• Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
• Memberi peringatan kepada peserta sidang.
2. DUA KALI KETUKAN
• Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama,
misalnya untuk lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit, dan
sebagainya.

3. TIGA KALI KETUKAN


• Membuka atau menutup sidang secara resmi
• Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.

4. KETUKAN BERULANG-ULANG
• Menenangkan peserta sidang atau forum.
CONTOH KALIMAT PERSIDANGAN
1. Membuka Sidang
“Dengan menyebut nama Allah SWT, sidang kami nyatakan dibuka, (tok…tok…tok…..)”

2. Menutup Sidang
“Dengan menyebut nama Allah SWT, sidang kami nyatakan ditutup, (tok…tok…tok….)”

3. Mengalihkan Pimpinan Sidang


“Dengan ini pimpinan sidang yang lama saya alihkan kepada pimpinan sidang yang baru,
(tok…)”

4. Menskorsing Sidang
“Dengan ini kami skorsing sidang selama lima belas menit, (tok….tok…)”

5. Memberi peringatan kepada peserta sidang


“(tok….), peserta sidang harap tenang”
 Membuka sidang
“Dengan mengucap Bismilahirahmanirahim, sidang pleno I saya nyatakan
dibuka. “ tok…….tok…….tok

 Menutup sidang
“Dengan mengucap Alhamdulillahriabilalamin, sidang pleno I saya nyatakan
ditutup.” Tok……..tok……..tok

 Mengalihkan pimpinan siding


“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya” tok.

 Mengambil alih pimpinan siding


“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih “ tok.
 Menskorsing sidang
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.

 Mencabut skorsing
“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan
sidang dilanjutkan“ tok…….tok.

 Memberi peringatan kepada peserta siding


Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”
SIKAP PRESIDIUM SIDANG
 Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
 Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
 Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta
ITERUPSI
 MACAM-MACAM INTERUPSI (INTERRUPTION)
1. INTERRUPTION POINT OF ORDER
Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya pesidangan. (jika pembahasan
melebar atau tidak konsisten)
2. INTERRUPTION POINT OF CLARIFICATION
Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi, agar tidak terjadi pendangkapan bias ketika
seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
3. INTERRUPTION POINT OF INFORMATION
Dilakukan untuk menyampaiakan informasi tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya teknis.
4. INTERRUPTION POINT OF PERSONAL PREVILLAGE
Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu diluar substansi permasalahan.
5. INTERRUPTION POINT OF JUSTIFICATION
Dilakukan jika menyetujui pendapat yang sebelumnya sudah tersampaikan
6. INTERRUPTION POINT OF QUESTION
Dilakukan jika terdapat hal-hal yang kurang difahami atau untuk ditanyakan.
 Pelaksanaan Interupsi
1. Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah minta izin dari presidium sidang.
2. Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan
mengendalikan jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC)
diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas
permintaan Presidium Sidang dan/atau Peserta Sidang.
Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang
dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam
masyarakat.

Sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata
tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan
peserta.
PENUTUP
Dalam mempelajari teknik dan mekanisme persidangan, tidaklah cukup kita memahami
sampai dalam ruangan ini saja, oleh karena itu dalam memahami bentuk dan
mekanisme persidangan yang dibutuhkan adalah ketekunan dan kemauan kita dalam
mempelajari semua ini.

Tidak akan ada sebuah organisasi, jika tidak mempunyai aturan.

Anda mungkin juga menyukai