Anda di halaman 1dari 18

HIMALOGISTA TEKNIK

PERSIDANGAN

OLEH :

Angga Prasetya Maulana


Pengertian Sidang
Sidang merupakan forum formal suatu organisasi
guna membahas masalah tertentu dalam upaya
menghasilkan keputusan, yang akan menjadi
sebuah ketetapan. Keputusan dari persidangan ini
akan mengikat seluruh elemen organisasi selama
belum diadakan perubahan. Keputusan ini sifatnya
final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju
maupun tidak setuju, hadir atau tidak hadir dalam
persidangan.
Jenis sidang :

1. Sidang Pleno

a. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan


peninjau permusyawaratan;

b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;

c.Sidang Pleno membahas dan memutuskan


segala sesuatu yang berhubungan dengan
permusyawaratan.
Jenis sidang (cont.)
2. Sidang Komisi

a. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing


komisi;
b. Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh
dan peserta peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno;
c. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan
dibantu oleh Sekretaris Sidang Komisi;
d. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota
komisi dalam komisi tersebut;
e. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi
tugas dari komisi yang bersangkutan.
KERANGKA SUATU PERATURAN ATAU
SURAT KEPUTUSAN
• KONSIDERAN
• DASAR HUKUM
• DIKTUM
• ISI
PERISTILAHAN DALAM PERSIDANGAN
1. Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis
atau prinsip.
2. Skorsing, yaitu menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying, dikarenakan
sulitnya mencapai kesepakatan antarpeserta sidang yang berseteru.
3. Lobying, yaitu proses diskusi antarpeserta sidang di luar pengaturan pimpinan
sidang.
4. Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang
terjadi antara peserta sidang yang lain.
5. Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah
jalan musyawarah mengalami kebuntuan.
6. Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap
sah.
7. Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.
8. Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis).
9. Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.
10. DEADLOCK suatu keadaan dimana musyawarah tidak menemui jalan
sepakat
11. WALK OUT peserta sidang keluar arena persidangan dengan alasan tidak
setuju atas suatu keputusan
12. AKLAMASI penentuan suatu keputusan dengan cara menawarkan suara
mayoritas.
Aturan sidang
1. Peserta

Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh
dan peserta peninjau. Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh
dalam suatu organisasi, sedangkan peserta peninjau adalah orang-orang yang
diundang, atau pihak-pihak yang bukan anggota penuh namun hadir dalam
persidangan.

a. Hak Peserta Penuh

1) Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan


usulan kepada pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
2) Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
3) Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
4) Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
b. Hak Peserta Peninjau

Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak


bicara.

c. Kewajiban peserta penuh dan peninjau

1) Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.


2) Menjaga ketenangan persidangan.
PIMPINAN SIDANG (PRESIDIUM)

IDEALNYA TERDIRI DARI 3 ORANG YAITU :


- 1 PRESIDIUM SIDANG
- 2 ANGGOTA PRESIDIUM

a. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang
Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang
seperti aturan yang disepakati bersama.
c. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan.
1 2 3

KET :
1. ANGGOTA
2. PIMPINAN
3. ANGGOTA
PALU SIDANG
Merupakan hal
yang tidak bisa
dipisahkan dalam
persidangan. Palu
sidang merupakan
nyawa sebuah
persidangan. Tanpa
palu persidangan
tidak akan berjalan.
Aturan Ketuk Palu

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu


sidang berkaitan
dengan jumlah ketukannya.
1. Satu Kali Ketukan

a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;


b. Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara);
c. Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak
terlalu lama, sehingga peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang;
d. Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap
keliru.
e. Memberi peringatan kepada peserta sidang.
2. Dua Kali Ketukan

Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama,
misalnya untuk lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit,
dan sebagainya.

3. Tiga Kali Ketukan

a. Membuka atau menutup sidang secara resmi

b. Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.

4. Ketukan Berulang-ulang

Menenangkan peserta sidang atau forum.


Interupsi
1. Macam-Macam Interupsi (Interruption)
a. Interruption Point of Order

Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan


dengan jalannya pesidangan. (jika pembahasan melebar atau tidak konsisten)
b. Interruption Point of Clarification

Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi, agar tidak
terjadi pendangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan
terhadap suatu pernyataan.
c. Interruption Point of Information
Dilakukan untuk menyampaiakan informasi tambahan yang dianggap membantu
maupun informasi yang sifatnya teknis.

d. Interruption Point of Personal Previllage


Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu diluar substansi
permasalahan.
2. Pelaksanaan Interupsi

a. Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih


dahulu, dan berbicara setelah minta izin dari presidium sidang.

b. Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu


persidangan.
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu
menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka
panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih
jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan/atau
Peserta Sidang.
Tata Tertib

Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh


peserta pada saat sidang dengan memperhatikan aturan
umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.

Sanksi

Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang


ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan
sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta.
SEKIAN
KITA LANJUTKAN KE
PRAKTIK TEKNIK
PERSIDANGAN

Anda mungkin juga menyukai