Anda di halaman 1dari 38

MODUL

MATERI SOLID SC

“ Indahnya Perdamaian Dalam Kebersamaan “

“SOLID SC”
Since 2009
MATERI PEREKRUTAN SOLID SC

A. MATERI METODE PERSIDANGAN


Persidangan dalam sebuah organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting,
apabila organisasi tersebut ditimpang berbagai macam persoalan yang sangat mengancam
stabitasnya kelangsungan sebuah organisasi. Setiap organisasi tentu saja mempunyai tujuan
yang berbeda-beda, namun dalam pengambilan keputusan tidak terlepas dari yang namanya
secara demokrasi. Sebuah organisasi yang memiliki warna demokrasi. Lebih-lebih dalam
organisasi kemahasiswaan, proses persidangan selalu dilakukan secara musyawarah mufakat
antar anggota ataupun antar pengurus.
Maka dari itu setiap Anggota organisasai mesti mampu mengetahui Metode
Persidangan. Adapun Tujuan Mempelajari Metode Persidangan untuk Anggota organisasi
adalah untuk memahami metode metode / atau tata cara bersidang karena dalam suatu
organisasi tidak akan terlepas dari yang namanya persidadangan.
Adapun Sub pembahasan dari materi Metode Persidangan antara lain:
1. pengertian metode persidangan
2. istilah- istilah Persidangan
3. jenis jenis persidangan
4. aturan-aturan persidangan
5. Aturan-aturan ketukan palu
6. tata tertib sidang
7. sanksi sidang
8. unsur- unsur persidangan
Pengertian Metode

Secara Etimologi Dibagi Atas 2 kata Yaitu,


 Metodh : Tata
 Odhos : Cara
Secara Terminologi adalah cara yang yang berhubungan dengan instrument yang digunakan
dalammelakukan hal-hal tertentu, secara sederhana metode adalah cara.
Pengertian Persidangan
Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu dalam
upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan. Keputusan dari
persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan.

1
Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju maupun tidak setuju,
hadir atau tidak hadir dalam persidangan.
Istilah Istilah Persidangan :

1. Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau
prinsip.
2. Skorsing, yaitu menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying, dikarenakan
sulitnya mencapai kesepakatan antarpeserta sidang yang berseteru.
3. Lobying, yaitu proses diskusi antarpeserta sidang di luar pengaturan pimpinan sidang.
4. Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi
antara peserta sidang yang lain.
5. Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah jalan
musyawarah mengalami kebuntuan.
6. Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap sah
(1/2+1).
7. Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang
lain. Macam – macam interupsi
 Interupsi point of other
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang
meminta bicara tentang persoalan yang sedang dibicarakan.
 Interupsi out of other
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang
untuk berbicara tetapi diluar persoalan yang sedang dibicarakan.
 Interupsi point of information
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang
untuk memberikan informasi kepada peserta sidang.
 Interupsi point of correction
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang
untuk menelaskan atau meluruskan permasalahan yang sedang di bahas.
 Interupsi point of privilaght (hak-hak istimewa)
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang
apabila seorang merasa tersinggung oleh peserta sidang yang lain.

2
 Interupsi inteknis
Yaitu memotong pembicaraan orang lain dan mengusulkan kepada pimpinan sidang
untuk membicarakan soal teknis persidangan dan teknis lain dalam persidangan.
8. Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis).
9. Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.
Jenis-Jenis Sidang

Ada beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:
A. Sidang Formal
1. Sidang paripurna
a. Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
b. Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
c. Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan
dengan Permusyawaratan
2. Sidang Pleno
a. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau permusyawaratan;
b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
c. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
permusyawaratan.
3. Sidang Komisi
a. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
b. Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan peserta peninjau yang
ditentukan oleh Sidang Pleno;
c. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang Komisi;
d. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi tersebut;
e. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang
bersangkutan.
B. Sidang Informal
a. Rapat Bidang
b. Rapat Pengurus
c. Rapat Panitia
d. Rapat Dewan

3
Aturan Sidang

A. Peserta
Peserta dalam proses persidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan peserta
peninjau. Peserta penuh adalah pengurus atau anggota penuh dalam suatu organisasi,
sedangkan peserta peninjau adalah orang-orang yang diundang, atau pihak-pihak yang
bukan anggota penuh namun hadir dalam persidangan.
a. Hak Peserta Penuh
1. Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan
kepada pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
2. Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
3. Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
4. Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
b. Hak Peserta Peninjau
Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara.
c. Kewajiban peserta penuh dan peninjau
1. Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2. Menjaga ketenangan persidangan.
B. Presidium Sidang
a. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno
yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti
aturan yang disepakati bersama.
c. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.
Aturan Ketuk Palu

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu sidang berkaitan dengan jumlah
ketukannya.
1. Satu Kali Ketukan
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;
b. Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara);
c. Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama,
sehingga peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang;
d. Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
e. Memberi peringatan kepada peserta sidang.

4
2. Dua Kali Ketukan
Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya
untuk lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit, dan sebagainya.
3. Tiga Kali Ketukan
a. Membuka atau menutup sidang secara resmi
b. Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.
4. Ketukan Berulang-ulang
Menenangkan peserta sidang atau forum.
Contoh kalimat pengucapan Ketukan Palu:

1. Membuka Sidang
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, sidang saya nyatakan dibuka,
tok…tok…tok…..”
2. Menutup Sidang
“Dengan mengucapkan alhamdulillahirabbilalamin, sidang saya nyatakan ditutup,
tok…tok…tok….”
3. Mengalihkan Pimpinan Sidang
“Dengan ini pimpinan sidang yang lama saya alihkan kepada pimpinan sidang yang baru,
tok…”
4. Menskorsing Sidang
“Dengan ini saya skorsing sidang selama lima belas menit, tok….tok…”
5. Memberi peringatan kepada peserta
sidang “tok…., peserta sidang harap
tenang”
Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang dengan
memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.
Sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta.
Unsur-unsur persidangan
1. Pimpinan sidanG
2. Peserta sidang
3. Palu sidang
4. Agenda
5
5. Sarana dan prasarana
6. Ruangan sidang
7. Dll
KESIMPULAN

Tujuan mempelajari materi metode persidangan ialah agar mampu mengetahui


pengertian-pengertian dasar tentang metode persidangan. Yang dimana materi ini sangat
penting untuk di ketahui terkhusus orang yang berada dalam lingkup organisasi. dan adapun
tujuan khusus mempelajari materi metode persidangan ialah agar mampu menjelaskan dan
mengimplementasikan materi metode persidangan dalam organisasi.

6
B. MATERI IDENTITAS MASISSWA
Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang menempuh atau
menjalani pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi seperti sekolah tinggi, akademi, dan
yang paling umum ialah universitas. Sejarahnya, mahasiswa dari berbagai negara memiliki
peran yang cukup penting dalam sejarah suatu negara. Misalnya ratusan mahasiswa berhasil
mendesak Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden, di Indonesia
pada Mei 1998.
Dalam matert ini ialah berbicara tentang apa yang di maksud mahasisswa dan juga
tentang apa peran dar mahasisswa serta bagaimana tipe dari mahasisswa itu sendiri. Adapun
sub bahasan dari materi Identitas Mahasisswa ialah.
Sub pembahasan dari materi Metode Persidangan antara lain:
1. Penegertian Identitas Mahasisswa
2. fungsi Atau Peran Mahasisswa
3. Tipe-tipe mahasisswa
4 Ciri-Ciri Mahasisswa, dan
5. Sejarah Pergerakan Mahasisswa
IDENTITAS MAHASISSWA

Pengertian :

Identitas adalah sesuatu yang melekat pada sesuatu sehingga bisa dikatakan sesuatu dan apa
bila sesuatu itu hilang maka tidak dapat di katakan sesuatu
Mahasisswa Secara etimologi terbagi atas 2 kata yaitu:
Maha dan Siswa, yang dimana Maha berarti Ter/tinggi dan Siswa yang berarti Pelajar dan
yang berarti Terpelajar
Secara terminologi Mahasisswa adalah seseorang yang terdaftar pada perguruan tinggi/swasta
yang mengikuti semester berjalan dan sadar akan hak dan kewajibannya.
Fungsi Mahasisswa
Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa macam label yang
melekat pada diri mahasiswa, misalnya:
a. Agent Of Change, mahasiswa agent perbahan,maksudnya sdm2 untuk melakukan
perubahan
b. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga akan pernah habis.
c. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik

7
d. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,cntoh mengontrol kehidupan
sosial yg dilakukan masyarakat.
Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi
mahasiwa, yaitu :
Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan
bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral
terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan kehidupan yang
bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.
Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki
peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat
untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai
insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata.
Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu
pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia
miliki selama menjalani pendidikan.
Ciri-Ciri Mahasisswa

R-rasional ialah mampu berpikir masuk akal dalam melihat sesuatu permasalahan.
A-analisis ialah mampu menganalisa sesuatu permasalahan dengan baik
K-kristis mampu mengkritik suatau permasalahan jika permasalahan trsebut tidak masuk
akal.
U-universal ialah mampu melihat suatu permasalahan secara umum/menyeluruh (luas) yang
dimana tidak meliahat suatu permasalahan dalam satu sisi saja.
S-sitematis ialah mapu menyelesaikan suatu permasalahan secara rapi/tersusun.
Tipe-Tipe Mahasisswa

A. Tipe Akademik
Mahasiswa yang hanya memfokuskan diri pada kegiatan akademik dan cenderung apatis
terhadap kegiatan kemahasiswaan dan kondisi masyarakat.
b. Tipe Organisatoris
Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kelembagaan baik didalam maupun diluar
kampus, peka terhadap kondisi sosial dan cenderung tidak mengkonsentrasikan diri pada
kegiatan akademik.

8
c. Tipe Hedonis
Mahasiswa selalu mengikuti trend dan mode tapi cenderung apatis terhadap kegiatan
akademik dan kemahasiswaan.
d. Tipe Aktivis Mahasiswa
Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kegiatan akademik kemudian berusaha
mentrasformasikan “kebenaran ilmiah” yang didapatkan ke masyarakat melalui lembaga
dan sebagainya dan berusaha memperjuangkannya.
Sejarah Pergerakan Mahasisswa
Perjalanan sejarah pergerakan mahasiswa indonesia dimulai sekitar tahun 1908-an
yang ditandai dengan didirikannya Budi Utomo. Pelopor pergerakan tersebut adalah
mahasiswa yang tercerahkan dan memaknai serta memahami arti suatu persatuan menuju
kemerdekaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bentuk pergerakan mahasiswa sangat tergantung pada
kondisi sosial yang terjadi pada saat itu walau intinya satu yaitu “Pembaharuan”.Pergerakan
mahasiswa pada tahun 1928 dan tahun 1998 adalah suatu contoh perbedaan akibat kondisi
sosial yang terjadi. Titik klimaks dari perjuangan mahasiswa Indonesia adalah pada tahun
1966 dan tahun 1998, dimana dua rezim otoriter pada saat itu berhasil di runtuhkan.
A. Gerakan Mahasiswa Tahun 1908
Boedi Oetomo, adalah suatu wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur
pengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda-pelajar-mahasiswa
dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan
intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.
Pada konggres yang pertama di Yogyakarta, tanggal 5 Oktober 1908 menetapkan tujuan
perkumpulan: Kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan
pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan.
Dalam 5 tahun permulaan Budi Oetomo sebagai perkumpulan, tempat keinginan-
keinginan bergerak maju dapat dikeluarkan, tempat kebaktian terhadap bangsa dinyatakan,
mempunyai kedudukan monopoli dan oleh karena itu BU maju pesat, tercatat akhir tahun
1909 telah mempunyai 40 cabang dengan lk.10.000 anggota.Disamping itu, para mahasiswa
Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah satunya Mohammad Hatta yang saat itu
sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam mendirikan Indische
Vereeninging yang kemudian berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging tahun 1922,
disesuaikan dengan perkembangan dari pusat kegiatan diskusi menjadi wadah yang

9
berorientasi politik dengan jelas. Dan terakhir untuk lebih mempertegas identitas
nasionalisme yang diperjuangkan, organisasi ini kembali berganti nama baru
menjadi Perhimpunan Indonesia, tahun 1925.
Berdirinya Indische Vereeninging dan organisasi-organisasi lain,seperti: Indische
Partij yang melontarkan propaganda kemerdekaan Indonesia, Sarekat Islam,
dan Muhammadiyah yang beraliran nasionalis demokratis dengan dasar agama, Indische
Sociaal Democratische Vereeninging (ISDV) yang berhaluan Marxisme, menambah jumlah
haluan dan cita-cita terutama ke arah politik. Hal ini di satu sisi membantu perjuangan rakyat
Indonesia, tetapi di sisi lain sangat melemahkan BU karena banyak orang kemudian
memandang BU terlalu lembek oleh karena hanya menuju "kemajuan yang selaras" dan
terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk daerah yang berkebudayaan Jawa)
meninggalkan BU. Oleh karena cita-cita dan pemandangan umum berubah ke arah politik,
BU juga akhirnya terpaksa terjun ke lapangan politik.
Kehadiran Boedi Oetomo,Indische Vereeninging, dll pada masa itu merupakan suatu
episode sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum
terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia:
generasi 1908, dengan misi utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak
kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong
semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan, untuk
berjuang membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.
B. Gerakan Mahasiswa Tahun 1928
Pada pertengahan 1923, serombongan mahasiswa yang bergabung dalam
Indonesische Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia) kembali ke
tanah air. Kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan
melihat situasi politik yang di hadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat
berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama,
adalah Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya
pada tanggal 29 Oktober 1924 oleh Soetomo. Kedua, Kelompok Studi Umum (Algemeene
Studie-club) direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di
Bandung yang dimotori oleh Soekarno pada tanggal 11 Juli 1925. Diinspirasi oleh
pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul kemudian Perhimpunan
Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), prototipe organisasi yang menghimpun seluruh elemen
gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St. Bellarmius

10
yang menjadi wadah mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV) bagi
mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa Islam pada tahun
1930-an.Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah,
munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda dicetuskan melalui Konggres Pemuda II yang
berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.
C. Gerakan Mahasiswa Tahun 1945
Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai
dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda
yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik, terutama dengan
tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Partai
Bangsa Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan Nasional
Indonesia (PNI).
Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman
pemerintahan Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial Belanda, antara lain
dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik; dan hal ini
ditindak lanjuti dengan membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk
partai politik, serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan
mahasiswa dipecat dan dipenjarakan. Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka
mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih untuk lebih mengarahkan kegiatan dengan
berkumpul dan berdiskusi, bersama para pemuda lainnya terutama di asrama-asrama. Tiga
asrama yang terkenal dalam sejarah, berperan besar dalam melahirkan sejumlah tokoh, adalah
Asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Tokoh-tokoh inilah yang
nantinya menjadi cikal bakal generasi 1945, yang menentukan kehidupan bangsa.
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan
kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu,
yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya
memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa
Rengasdengklok.
D. Gerakan Mahasiswa Tahun 1966
Dikenal dengan istilah angkatan 66, gerakan ini awal kebangkitan gerakan mahasiswa
secara nasional, dimana sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan.
Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang sekarang berada pada lingkar kekuasaan

11
atau pernah pada lingkar kekuasaan, siapa yang tak kenal dengan Akbar Tanjung dan Cosmas
Batubara. Apalagi Sebut saja Akbar Tanjung yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat) periode tahun 1999-2004.
Angkatan 66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten Negara. Gerakan ini
berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang
Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Eksekutif pun beralih dan
berpihak kepada rakyat, yaitu dengan dikeluarkannya SUPERSEMAR (surat perintah sebelas
maret) dari Presiden Sukarno kepada penerima mandat Suharto. Peralihan ini menandai
berakhirnya ORLA (orde lama) dan berpindah kepada ORBA (orde baru). Angkatan 66 pun
mendapat hadiah yaitu dengan banyaknya aktivis 66 yang duduk dalam kabibet pemerintahan
ORBA.
E. Gerakan Mahasiswa Tahun 1972
Gerakan ini dikenal dengan terjadinya peristiwa MALARI (Malapetaka Lima Belas
Januari). Tahun angkatan gerakan ini menolak produk Jepang dan sinisme terhadap warga
keturunan. Dan Jakarta masih menjadi barometer pergerakan mahasiswa nasional, tokoh
mahasiswa yang mencuat pada gerakan mahasiswa ini seperti Hariman Siregar, sedangkan
mahasiswa yang gugur dari peristiwa ini adalah Arif Rahman Hakim.
F. Gerakan Mahasiswa Tahun 1980 an
Gerakan pada era ini tidak popular, karena lebih terfokus pada perguruan tinggi besar
saja. Puncaknya tahun 1985 ketika Mendagri (Menteri Dalam Negeri) Saat itu Rudini
berkunjung ke ITB. Kedatangan Mendagri disambut dengan Demo Mahasiswa dan terjadi
peristiwa pelemparan terhadap Mendagri. Buntutnya Pelaku pelemparan yaitu Jumhur
Hidayat terkena sanksi DO (Droup Out) oleh pihak ITB (pada pemilu 2004 beliau menjabat
sebagai Sekjen Partai Serikat Indonesia / PSI).
G. Gerakan Mahasiswa Tahun 1990-an
Isu yang diangkat pada Gerakan era ini sudah mengkerucut, yaitu penolakan
diberlakukannya terhadap NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan Kordinasi
Kampus) yang membekukan Dewan Mahasiswa (DEMA/DM) dan Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM). Pemberlakuan NKK/BKK mengubah format organisasi kemahsiswaan
dengan melarang Mahasiswa terjun ke dalam politik praktis, yaitu dengan SK Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 0457/0/1990 tentang Pola Pembinaan dan Pengembangan
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, dimana Organisasi Kemahasiswaan pada tingkat
Perguruan Tinggi bernama SMPT (senat mahasiswa perguruan tinggi).

12
Organisasi kemahasiswaan seperti ini menjadikan aktivis mahasiswa dalam posisi
mandul, karena pihak rektorat yang notabane perpanjangan pemerintah (penguasa) lebih
leluasa dan dilegalkan untuk mencekal aktivis mahasiswa yang berbuat “over”, bahkan tidak
segan-segan untuk men-DO-kan. Mahasiswa hanya dituntut kuliah dan kuliah saja.Di kampus
intel-intel berkeliaran, pergerakan mahasiswa dimata-matai. Maka tidak heran jika misalnya
hari ini menyusun strategi demo, besoknya aparat sudah siap siaga. Karena banyak intel
berkedok mahasiswa.
Pemerintah Orde Baru pun menggaungkan opini adanya pergerakan sekelompok
orang yang berkeliaran di masyarakat dan mahasiswa dengan sebutan OTB (organisasi tanpa
bentuk). Masyarakat pun termakan dengan opini ini karena OTB ini identik dengan gerakan
komunis.Sikap kritis mahasiswa terhadap pemerintah tidak berhenti pada diberlakukannya
NKK/BKK, jalur perjuangan lain ditempuh oleh para aktivis mahasiswa dengan memakai
kendaraan lain untuk menghindari sikap refresif Pemerintah, yaitu dengan meleburkan diri
dan aktif di Organisasi kemahasiswaan ekstra kampus seperti PMII (Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), PMKRI (Pergerakan
Mahasiswa Katholik Republik Indoenesia) atau yang lebih dikenal dengan kelompok
Cipayung.
H. Gerakan Mahasiswa Tahun 1998
Gerakan mahasiswa era sembilan puluhan mencuat dengan tumbangnya Orde Baru
dengan ditandai lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, tepatnya pada tanggal 12 mei
1998.Gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan mencapai klimaksnya pada tahun 1998,
diawali dengan terjadi krisis moneter di pertengahan tahun 1997. harga-harga kebutuhan
melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Mahasiswa pun mulai gerah dengan
penguasa ORBA, tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa.
Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda REFORMASI nya mendapat
simpati dan dukungan yang luar biasa dari rakyat. Mahasiswa menjadi tumpuan rakyat dalam
mengubah kondisi yang ada, kondisi dimana rakyat sudah bosan dengan pemerintahan yang
terlalu lama 32 tahun! politisi diluar kekuasaan pun menjadi tumpul karena terlalu kuatnya
lingkar kekuasaan, dan dikenal dengan sebutan jalur ABG (ABRI, Birokrat, dan Golkar).
Simbol Rumah Rakyat yaitu Gedung DPR/MPR menjadi tujuan utama mahasiswa dari
berbagai kota di Indonesia, seluruh komponen mahasiswa dengan berbagai atribut almamater
dan kelompok semuanya tumpah ruah di Gedung Dewan ini, tercatat FKSMJ (Forum
Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta), FORBES (Forum Bersama), KAMMI (Kesatuan

13
Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan FORKOT (Forum Kota). Sungguh aneh dan luar
biasa, elemen mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan :
Turunkan Soeharto.Memang lengser nya Soeharto seolah menjadi tujuan utama pada gerakan
mahasiswa sehingga ketika pemerintahan berganti, isu utama kembali kepada kedaerahan
masing-masing. REFORMASI terus bergulir, perjuangan mahasiswa tidak akan pernah
berhenti sampai disini. Perjuangan dari masa ke masa akan tumbuh jika Penguasa tidak
berpihak kepada rakyat.

KESIMPULAN

Tujuan mempelajari materi Identitas mahasisswa ialah agar mampu mengetahui


pengertian-pengertian dasar tentang Identittas Mahasisswa, Serta peran dan fungsi
mahasisswa. Yang dimana materi ini sangat penting untuk di ketahui terkhusus Mahasisswa
yang berada dalam lingkup organisasi. dan adapun tujuan khusus mempelajari materi
identitas mahasisswa ialah agar mampu menjelaskan dan mengimplementasikan materi
identitas mahasisswa pada masyarakat.

14
C . MATERI RETORIKA
Pengertian Retorika

Secara Etimologi, Retorika yang dalam bahasa Inggrisnya rhetoric berasal dari bahasa latin
yakni Rethorika yang berarti ilmu berbicara atau seni bicara.
Secara terminologi, retorika dikenal dengan istilah “The art of speaking” yang artinya “seni
di dalam berbicara atau bercakap”, sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa,
pengertian retorika ialah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan tentang
bagaimana cara berbicara yang mempunyai daya tarik dan pesona, sehingga orang yang
mendengarkannya dapat mengerti dan tergugah perasaannya.
 Pengertian Retorika Menurut Para Ahli
A. Keraf (1994:3)
Retorika adalah suatu telaah atau studi yang simpatik mengenai oratoria atau seni berpidato.
Kemampuan dan kemahiran berbahasa waktu itu diabdikan untuk menyampaikan pikiran dan
gagasan melalui pidato kepada kelompok massa tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Rahmat (2001:10)
Retorika adalah ilmu yang mempelajari cara mengatur komposisi kata agar timbul kesan yang
telah dikehendakinya pada diri khalayak. Retorika adalah pemekaran bakat tertinggi manusia,
yaitu rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan
pikiran.
C. Saputra (2006:2)
Retorika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana bertutur kata di hadapan orang
lain dengan sistematis dan logis untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang lain.
D. Suhandang (2009:28)
Retorika ialah bentuk komunikasi di mana seseorang menyampaikan buah pikirannya baik
lisan maupun tertulis kepada hadirin yang relatif banyak dengan pelbagai gaya dan cara
bertutur, serta selalu dalam situasi tatap muka (face to face) baik langsung maupun tidak
langsung.
E. Aristoteles
Retorika ialah the facult of seeing in any situation the available means of persuasion yang
artinya kemampuan untuk melihat perangkat alat yang tersedia untuk mempersuasi.
F. Plato
Retorika adalah seni bertutur untuk memaparkan kebenaran, retorika yang tidak memandang
kemanfaatan dan kebenaran bukanlah retorika

15
Gusti Ngurah Oka
Retorika merupakan ilmu yang mengajarkan tindak dan usaha efektif dalam persuasi
penataan dan penampilan tutur untuk membina saling mengerti dan kerjasama kedamaian
dalam kehidupan masyarakat.
 Tujuan Retorika
Terdapat lima tujuan retorika menurut Tasmara (1997:156), antara lain:
1. Memberi keterangan dan pengertian pada massa, guna memberikan penerangan yang
mampu menanamkan pengertian dengan sebaik-baiknya.
2. Memunculkan inspirasi dengan teknik dan sistem penyampaian yang baik dan
bijaksana.
3. Menggembirakan, menghibur dan menyenangkan, dan memuaskan.
4. Menggerakkan dan mengarahkan untuk bertindak menetralisir dan menjalankan ide
yang sudah dikomunikasikan oleh orator dihadapan massa.
 Fungsi Retorika
Fungsi Retorika diantaranya yaitu:
1. Information, yakni untuk memberi dan menerima informasi kepada khalayak. Hal
tersebut dapat dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuan yang dimiliki. Tanpa
komunikasi, informasi tidak bisa disampaikan dan diterima.
2. Education, yakni memberi pendidikan. Biasanya, fungsi ini dilakukan guru pada
murid untuk meningkatkan pengetahuan atau oleh siapa saja yang mempunyai
keinginan untuk memberikan pendidikan.
3. Persuasion, yakni untuk memengaruhi. Biasanya, hal ini dilakukan setiap orang atau
lembaga yang mendukung dan dapat digunakan oleh pebisnis, dengan mempengaruhi
iklan yang dibuat.
4. Intertainement, yakni untuk menghibur. Biasanya, hal ini dilakukan pihak radio,
televisi atau orang yang memiliki profesional menghibur.
 Jenis-Jenis Retorika
Ada 3 jenis retorika diantaranya yaitu:
1. Monologika
Pengertian monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya ada
seorang yang berbicara. Bentuk retorika yang termasuk dalam monologika diantaranya
pidato,kata sambutan, kuliah, ceramah, dan deklamasi.

16
2. Dialogika
Pengertian dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau
lebih berbicara atau mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Bentuk dialogika
diantaranya diskusi, Tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.
 Pembinaan Teknik Bicara
Teknik berbicara adakag syarat bagi retorika. Oleh karena itu, pembinaan teknik berbicara
merupakan bagian penting dalam retorika dimana perhatian lebih diarahkan pada pembinaan
teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara dan bercerita.
 Strategi Penyusunan Retorika
Ada lima strategi penyusunan retorika yang dikenal dengan istilah “The Five Canons of
Rhetoric”, antara lain:
1. Invention (Penemuan Bahan)
Pengertian invention adalah konstruksi atau pengembangan dari suatu argumen yang relevan
dengan tujuan pidato. Langkah ini meliputi kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan,
menganalisis, dan memilih materi yang tepat untuk pidato. Menurut Aristoteles argumen
harus dicari melalui rasio, moral, dan afeksi. Hal ini dianggap sebagai bagian yang sangat
penting.
2. Dispositio/Arrangement (Penyusunan Bahan/Materi)
Pengertian disposisi adalah penataan ide. Penataan ide akan membantu pendengar memahami
hubungan antar ide juga menghindari kebingungan. Penataan ide yang efektif juga akan
membuat pesan lebih persuasif dengan membiarkan setiap ide membangun di atas apa yang
sudah dipresentasikan lebih dahulu dan membuat argumen lebih kuat.
3. Style/Elocutio (Gaya/Pemilihan Bahasa Yang Indah)
Pengertian style adalah cara penggunaan bahasa dalam mengekspresikan ide. Penggunaan
style yang efektif akan membuat pesan lebih jelas, menarik dan powerful. Sebagai persuader
yang efektif, diharapkan dapat menggunakan bahasa yang secara efektif menyuarakan
argumen. Penggunaan bahasa harus diperhatikan sehingga tidak menimbulkan
kesalahpahaman.
4. Memory (Mengingat Materi)
Memory berkaitan dengan kemampuan untuk mengingat tentang apa yang akan dikatakan.
Pada zaman dahulu, hal ini berarti mempelajari cara mengingat ide dalam urutan untuk

17
mempresentasikan mereka dengan bahasa yang telah disususn. Pada masa kini, hal tersebut
lebih pada bagaimana memakai catatan atau manuskrip dari pada menghafal secara
keseluruhan.
5. Pronountiatio/Delivery (Penyampaian)
Pengertian delivery adalah bagian terakhir dari retorika. Delivery melibatkan secara vokal
dan fisik dalam mempresentasikan speech. Penyampaian sangat penting karena orang lebih
memperhatikan ide yang dipresentasikan secara menarik dan powerful. Seharusnya, delivery
mempresentasikan ide sesuai bobotnya dan tidak untuk membuat ide lemah tampil lebih kuat.
KESIMPULAN
Tujuan mempelajari materi Retorika agar mampu mengetahui pengertian-pengertian
tentang retorika serta tujuan dan fungsinya. Yang dimana materi ini sangat penting untuk di
ketahui terkhusus Mahasisswa yang berada dalam lingkup organisasi. dan adapun tujuan
khusus mempelajari materi identitas mahasisswa ialah agar mampu menjelaskan dan
mengimplementasikan materi identitas mahasisswa pada masyarakat.

18
D. MATERI KERANGKA BERPIKIR ILMIAH

Pertama yang harus didefiniskan adalah kata definisi itu sendiri. Mengapa demikian?.
Sebab dengan adanya perbedaan di antara kita dalam mendefinisikan suatu dapat menjadi
diskusi/kesepahaman kita bisa, meskipun kita merujuk satu kata yang sama. Artinya kita
harus mengacu pada makna yang sama.
Lalu Apa defenisi dari defenisi?. Definisi pertama dari kata definisi adalah membatasi
sesuatu, sehingga kita dapat memiliki pengertian terhadap sesuatu. Misalnya sawah kita
berbatasan dengan sungai, jalan raya, dan kebun. Maka defenisi sawah kita adalah sebidang
sawah yang letaknya di sini dan berbatasan dengan ini..ini..dan seterusnya, senghingga
menjadi jelas. Jadi defenisi dari defenisi adalah memberikan pengertian atau penjelasan
tentang sesuatu hal dan disertai dengan batasan-batasan, sehingga hal tersebut menjadi jelas.
Dapat disimpulkan bahwa inti defenisi yang pertama ini adalah menjelaskan sesuatu yang
terbatas. Konsekwensinya, jika sesuatu tidak terbatas maka tidak dapat didefinisikan. Definisi
yang kedua dari kata definisi adalah menjelaskan sesuatu denga beberapa pendekatan,
sehingga sesatu itu jelas. Misalnya, jika kita ingin mendefinisikan kertas, maka kita gunakan
bentuk, warna, tekstur, kegunaan, sumber dan seterusnya, sebagai pendekatan untuk
memberikan kita pemahaman tentang kertas, sehingga gambaran tentang kertas bagi kita
menjadi jelas adanya.
Jika kita mencoba mendefinisikan judul diatas (kerangka Berpikir Ilmiah), maka
kurang lebih seperti berikut :
Kerangka adalah suatu yang menyusun atau menopang yang lain, sehingga sesuatu yang lain
dapat berdiri dan Berfikir merupakan gerak akal dari satu titik ketitik yang lain atau bisa juga
gerak akal dari pengetahuan yang satu kepengetahuan yang lain. Pengetahuan pertama kita
adalah ketidaktahuan (kita tahu bahwa diri kita sekarang tidak mengetahui sesuatu),
pengetahuan yang kedua adalah tahu (kemudian kita mengetahui apa yang sebelumnya tidak
kita tahu). Wajar kemudian ada juga yang mendefinisikan berpikir sebagai gerak akal dari
tidak tahu menjadi tahu. Jadi inti dari ini adalah gerak akal.
Terserah kemudian kita pehami bahwa titik pertama adalah tidak tahu atau tahu dan
titik kedua adalah tahu, lebih tahu atau malah ketidak tahuan yang baru. Ilmiah adalah
sesuatu hal/pernyataan yang bersifat keilmuan. Cuma disini kita perlu bedakan ilmiah dalam
perspektif kita dan sains barat. Ilmiah dalam sains barat itu harus melewati pengujian secara
empiris, artinya Ilmiah adalah empiris dalam sains barat. Namun, Ilmiah yang dimaksudkan
dalam pembahasan kita adalah yang sesuai dengan dengan hukum-hukum pengetahuan.

19
A. Kemutlakan dan Relativitas
Suatu hal yang penting sebelum menjelajahi dunia pemikiran perlu kiranya kita memahami
jawban dari beberapa pertanyaan berikut: apakah dari semua yang ada? Apakah ide atau
realitas diluar kita ini bersifat mutlak atau relative? Dalam artian, tidak hal yang pasti seperti
dalam kacamata kaum sofis (Filosphis).
Membahas sufisme, di Yunani muncul sekelompok orang yang berfikir bahwa apapun
yang ada dalam gagasan kita bersifat relative, semuanya selalu dihadapkan pada pilihan
apakah semuanya mungkin benar atau semua mungkin salah. Ciri khas kaum sophis adalah
berdebat kusir yang kemudian kembali pada relativitas. Artinya lebih menekankan kekuatan
retorika disbanding argumentasi.
Secara social, kaum sophis ini (Sphis = arif, pandai) menimbulkan gejolak negative
dimasyarakat pada zamanny karena tidak ada lagi yang dapat dipercaya. Memang
konsekwensi dari relativitas adalah hilangnya kepercayaan. Disaat seperti inilah muncul
tokoh Socrates (± 470-399 SM) yang menggugurkan asumsi-asumsi yang dibangun oleh
kaum sophis.
Socrates yang dikenal sebagai seorang guru Filsafat Yunai kuno yang sangat
berpengaruh. Ia memakai metode dialektika untuk membimbing orang memahami suatu
pengetahuan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan setapak demi setapak demi sempai
hal-hal yang meragukan terjawab atau menjadi jelas, mengatakan bahwa Filsafat berasal dari
bahasa Yunani yang berasl dari kata
philo = cinta dan Sophia = arif.
Mungkin disinilah kerendahatian Socrates tidak mengangap dirinya sebagai orang
pintar, tapi sebagai pecinta kearifan. Disini perlu ditegaskan bahwa puncak ilmu adalah
kearifan.Ada beberapa kelemahan sofisme. Pertama, kontradiksi dengan dirinya, misalnya
pernyataan bahwa “semua relative”. Jika dikembalikan, apakah pernyataan bahwa “semua
relative” itu relative atau mutlak. Kemungkinan jawabannya adalah jika dikatakan
“pernyataan tersebut termasuk relative”, maka pernyataan ini munggugurkan dirinya. Artinya
pernyataan ini juga relative. Kalua relative artinya belum dapat dijadikan sandaran
kemutlakan. Sebagai contoh, pernyataan “dilarang berbahasa Indonesia” adalah pernyataan
yang menggurkan dirinya karena pernyataan ini sendiri berbasa Indonesia. Jika kemudian
jawabanya adalah semua relative kecuali relative itu, maka mau tidak mua mengakui adanya
kemutlakan. Seperti kebingungan Al-Ghazali dalam pencarianya, hanya satu hal yang tidak
diragukan yaitu keraguan itu sendri.

20
Kelemahan kedua adalah sofisme tidak memiliki pijakan teori yang jelas, sehingga turunan
dari prinsip berpikirnya juga menjadi tidak jelas. Setahu penulis, sofisme tidak lain dari
kebingungan, kegundahan karena tidak memiliki system berpikir yang komprehensif. Cara
kerja sofisme sagat sederhana, menciptakan antitesa dari sebuah pernyataan dalam bahasa
keraguan. Akibatnya adalah munculnya keraguan baru dan tak mampu menjawab masalah.
B. Secuil Tentang Filsafat Ilmu
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, Philo yang berarti cinta dan Sophis yang berarti
arif, pandai. Secara bahsa semua Filsafat lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan,
kepandaian. Namun, cakupan pengertian sophia yang semula itu ternyata sangat luas. Dahulu
Sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama,
pengetahuan luas, kebijakan intelektual, pertimbangan sehat, sampai kepandaian pengrajin
dan bahkan kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis.
Pengertian tentang Filsafat yang mempunyai arti sebagai berpikir secara radikal,
menyeluruh dan sistematis. Maksudnya, dengan berpikir radikal (bahasa Yunani radix = akal)
atau sampai ke akar-akarnya, sehingga melihat sesuatu secara menyeluruh dan tersusun,
sehingga kita arif dalam melihat persoalan. Ketiak dilekatkan dengan kata ilmu, maka berarti
berpikir secara radikal, menyelurh dan sistematis terhadap ilmu.
Ilmu sendiri dapat dilihat dari dua sudut pandang. Sudut pandang barat, membedakan ilmu
dengan pengetahuan. Ilmu (Science) adalah kumpulan pengetahuan(Knowledge) yang
sistematis. Misalnaya ilmu biologi adalah kumpulan pengetahuan tentang mahkluk hidup dan
semua yang berkaitan secara sistematis.
Sudut pandang berikutnya dalam pemikiran Islam. Ilmu bersal dari ain, lam, dan mim,
yang satu akar kata denga ulam, alim dan sebagainya. Ilmu berarti tahu, artinya ilmu dan
pengetahuan dalam konteks ini sama saja. Mendefinisikan pengetahuan dengan pengetahuan.
Mendefinisikan ilmu dengan ilmu, artinya dalam wilayah pendefinisian ilmu memerlukan
kajian tersendiri.
Ada tiga aspek yang menjadi pondasi filsafat ilmu yaitu Epistemologi, ontology, dan
aksiologi.
Epistemology adalah ilmu yang membahas tentang sumber pengetahuan berikut kevalidan
sebuah sumber.
Ontology membahas tentang hakikat suatu dalam hal eksistensi dan esensi atau dengan kata
lain keberdaan dan keapaan sesuatu.

21
Aksiologi membahas tentang keguanaan sesuatu. Dalam materi ini kita hanya akan lebih
banyak membahas aspek Epistemologi. Sedang aspek ontology akan dibahas dalam materi
Dasar-dasar kepercayaan.
C. Sumber Pengetahuan
Berangkat dari adanya kemutlakan yang nantinya menyusun system berpikir kita, maka
persoalannya kemudian adalah bagaimana mencari sebuah fakurltas dalam diri kita yang
digunakan untuk menilai sesuatu, dimana penilai itupun masih harus dinilai kebenarannya.
Secara umum ada beberapa mazhab pimikiran yang bisa digolongkan sebagai berikut:
 Skirptualisme
Skriptualis adalah sebuah sistem berpikir yang didalam menilai kebenaran digunakan teks
kitab. Asumsi dasar yang tergabung adalah teks dalam kitab mutlak adanya, oleh kerenanya
dalam penilaian kebenaran harus sesuai dengan teks kitab. Mempertanyakan teks kitab sama
saja dengan mempertanyakan kemutlakan. Biasanya kaum skiriptual adalah orang yang
beragama secara sederhana. Maksudnya, peran akal dalam wilayah keagamaan sangat sempit
bahkan hamper tidak ada. Akal dianggap terbatas dan tidak mampu menilai, olehnya kembali
lagi ke teks kitab.
Namun dalam wilayah epistemologi, skriptualisme memiliki beberapa kekurangan, antara
lain:
1. Tidak memiliki alasan yang jelas, mengapa kita harus mempercayai kitab tesebut.
Kalau yang mutlak adalah teks kitab, maka pertanyaannya. Bagai mana caranya
diantara banyak kitab menilai bahwa kitab inilah yang benar. Kalau kita lang sung
percaya maka kitab lain kita harus juga langsung percaya. Nah, kalau kontaradiksi
kitab mana yang benar? Artinya, kelemahan pertamanya adalah butuh suatu dalam
membuktikan kebenaran sebuah kitab.
2. Dari kelemahan pertama dapat kita turunkan kelemahan berikutnya, yakni: Terjebak
pada subjektifitas. Artinya, kebenaran sebuah kitab sangat tergantunga dengan
umatnya. Kebenaran Al-Qur’an, walau berbicara universal, hanya dibenarkan oleh
umat Islam. Umat, Nasrani, Budha dan sebagainya meyakini kitab merka masing-
masing. Sementara kita tidak dapat memakasakan kitab kita pada umat lain
sebagaimana kita pun pasti tidak akan menerima teks kitab umat lain.
3. Kelemahan ketiga adalah teks adalah”tanda” atau symbol yang membutuhkan
penafsiran. Kitab tidak bisa berteraksi langsung, tetapi melewati proses penafsiran.
Sementara dalam penafsiran sangat tergantung kualitas intelektual dan spiritual

22
seseorang. Makanya kemudian, adalah wajar jika sebuah teks dapat dimaknai
berbeda. Sebagi contoh surah 80:1 dan 2:1
4. Tidak tepat dalam membuktikan penciptaan.
 Idealis Platonia
Pemikiran Plato dapat digambarkan kurang lebih seperti ini. Sebelum manusia lahir
dan masih berada di alam ide, semua kejadian telah terjadi. Olehnya, manusia telah memiliki
pengetahuan. Ketika terlahir di alam materi ini, pengetahuan itu hilang. Untuk itu yang harus
manuasia lakuakan kemudian adalah bagaimana mengingat kembali. pengetahuan yang kita
miliki hari ini kemarin dan akan datang sebetulnya (dalam perspektif teori ini) tidak lebih dari
pengingatan kembali.
Teori ini juga sering disebut sebagai teori pengingatan kembali. Namun, seagai alat penilaian,
teori ini memiliki beberapa kekurangan.
1. Tidak ada landasan yang memutlakkan bahwa dahulu kita pernah berada di alam ide.
2. Turunan dari yang pertama, kalaupun (jadi disumsikan teori ini benar) ternyata
sebelum lahir kita telah memiliki pengetahuan, maka persoalannya adalah apakah
pengetahuan kita saat ini selaras denga pengetahuan kita sewaktu di alam ide. Kalau
dikatakan selaras, apa yang dapat dijadikan bukti.
3. Ketiga, tidak diterangkan dimanakah ide dan material itu menyatu (saat manusia
belum dilahirkan), dan mengapa disaat kita lahir, tiba-tiba pengetahuan itu hilang.
Kalau dikatakan material kita terlalu kotor untuk menampung ide, maka mengapa saat
ini kita bukan saja memiliki ide, tetapi bahkan mampu mengembangkan ide disaat
material kita justru semakin kotor.
 Empirisme
Doktrin empirisme berdasarkan pada pengalaman dan persepsi inderawi. Oleh karena itu,
kebenaran dalam doktrin ini adalah sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra manusia.
Bangunan sains kita pada hari ini sangat kental nuansa empirisme. Tetapi empirisme
memiliki kekurangan sebagai berikut
1. Indera terbatas. Mata misalnya memiliki daya jangkau penglihatan yang berbeda.
Begitu telinga dan indera lainnya. Olehnya, indera hanya bisa menangkap hal-hal
yang bersifat terbatas atau material pula. Makanya fenomena penyembahan dan jatuh
cintah misalnya, tidak dapat dijawab dengan tepat oleh kaum empiris.
2. Indera dapat mengalami distorsi. Sebagai contoh terjadinya fatamorgana atau
pembiasan benda pada dua zat dengan kerpatan molekul berbeda. Ketika kita

23
masukkan pensil dalam gelas berisi air kita akan melihanya bengkok karena kerpatan
molekul air, gelas dan udara sebagai medium berbeda. Padahal jika kita periksa
ternyata pensil tetap lurus.
 Kaum Perasa/Yakinisme
Kaum perasa selalu menjadikan perasaannya sebagai tolak ukur kebenaran. Ciri khas
mereka adalah “yakin saja”. Mereka mengapa dirinya sebagai orang yang paling mampu
mendengar suarua hatinya, dan menjadikan suara hatinya sebagai ukuran kebenaran. Banyak
orang beragama yang seperti ini pada hal system berpikir macam ini memiliki kekurangan
dalam pembuktian kebenaran sebagai berikut:
1. Tidak jelas yang didengar itu adalah suara hati atau justru sekedar gejolak emosional
atau bahkan (dengan pendekatan orang beragama) justru bisikan setan. Jangan sampai
hanya gejolak emosional lantas dianggap suara hati atau bisikan setan. Nah,
persoalannya bagaimana cara membedakannya.
2. Kalaupun yang didengar adalah suara hati, maka akan subjektifitas karena hati orang
berbeda. Jika subjektif, maka yang didapatkan adalah relativitas bukan kemutlakan.
3. Tidak punya landasan mengapa kita mesti mengikuti suara hati, kalau akal
menjustifikasi pengguna hati berarti tidak konsisten. Tetapi kalau menggunakan hati
sebagai alasan mengapa harus mengikuti suara hati.
 Rasionalisme
Rasionalisme kurang lebih berarti sebuah pemahaman yang menjadikan akal sebagai
ukuran sebuah kebenaran. Rasionalisme di sini, bukan berarti seperti pendangan barat karena
rasionalisme dalam pendangan barat berarti menggunakan metode ilmiah yang justru
berangkat dari dokrin empirical.
Menurut Kang Jalal, sesuatu kadang dianggap tidak rasional karena tiga hal. Pertama tidak
empiris. Sesuatu yang tidak dicerna indara manusia biasanya dianggap tidak rasional. Hal ini
umumnya menghinggapi orang yang sangat empiris. Kedua menyimpang dari rata-rata.
Sewaktu perang Khibar, kaum muslim menundudukkan benteng terakhir kaum Yahudi. Para
sahat ssejumlah 50 laki-laki yang kuat tidak mampu mengangkat pintu benteng itu, tapi
Sayidina Ali mampu mengangkatnya sendirian. Ini dianggap tidak rasional, padahal hal ini
rasional hanya tidak seperti kebanyakan. Ketiga tidak tahu. Ketidak tahuan adalah kemudian
yang orang berusaha tutupi dengan penisbahan stigma irasonal.
Rasionalisme tidak menutup diri dari teks, pengalaman atau persepsi inderawi, juga
perasaan. Akan tetapi, kaum rasionalis menggunakan akal dalam menilai semua yang

24
ditangkap oleh bagian diri kita. Namun, bagi sekelompok orang akal tidak dapat digunakan
untuk menilai kebenaran. Alasannya, akal terbatas. Artinya, penggunaan akal sangat dekat
dengan mengakal-akali sesuatu.
Untuk menjawab ini ada banyak hal. Pertama, kita mengakal-akali sesuatu “memiliki
kesan negative dalam aspek bahasa. Padahal selama kita sadar (Termasuk ketika mengatakan
mengakal-akali) yang kita gunakan akal. Jadi mengugurkan diri sendiri”. Melarang orang
menggunakan akal disaat dia menggunakan akal. Kedua, kalau tidak pakai akal, kita
menggunakan apa, mau pakai dengkul?. Ketiga, kalau akal terbatas dimana batasnya.
Memang benar bahwa akal terbatas disbanding penciptaNya(selanjutnya dibahas dalam
Materi Dasar-dasar Kepercayaan ), akan tetapi akal sebagai potensi untuk tahu, dimana
batasnya?. Hukum akal menyatakan bahwa sebab selalu mendahului, lebih kuat dari akibat.
Jadi, kesadaran akal sebagai ciptaan atau akibat pasti memiliki keterbatasan dihadapan
dengan penciptaNya. Cuma persoalannya adalah sejauhmana kita gunakan akal kita untuk
mengetahui.
Dalam kacamata seorang filsuf bahwa manusia adalah binatang berakal. Secara biologis
manusia memiliki syarat-syarat kebinatangan seperti respirsasi, eksresi, regenerasi, dan
sebagainya. Bedanya cuma satu yaitu akal. Artinya manusia yang tidak menggunakan
akalnya bisa lebih buruk dari pada binatang.
Kadang orang merancukan antara akal dan otak. Katanya, otaklah yang berpikir. Untuk
menjawab hal ini sederhana. Seandainya otak yang berpikir, maka tetu saja kerbau adalah
makhluk yang cerdas karena volume otaknya lebih besar dari manusia. Ternyata kedokteran
modern menemukan bahwa dalam otak terdapat sel yang disebut neuron. Neuron inilah yang
mengkoordinasikan kerja syaraf dalam tubuh, dimana tubuh disisi kana diatur melalui tulang
belakang menuju ke otak kiri begituplun sebaliknya. Artinya otak tidak ada hubungannya
dengan akal. Otak tidak lebih dari sebuah organ seperti jantung, paru-paru, dan sebagainya.
Dalam diri kita ada beberapa penggolongan pengetahuan, di antaranya:
1. Indera yang menangkap warna, bentuk, bunyi, bau dan sebagainya. Perbedaannya
dengan empirisme, empirisme menjadikan idera sebagai tolak ukur sedangkan
rasonalisme menjadikan indera sebagai sumber pengetahuan namun bukan utama.
2. Khayal. Hasil persekutuan ide yang tidak memiliki realitas eksternal. Misalnya ide
menusia dan monyet yang kesemuanya memiliki realitas eksternal, namun jika
digabungkan menjadi kera sakti yang hanya memiliki realitas internal (dalam ide) tapi
tidak direalitaskan eksternal.

25
3. Wahmi. Berkaitan dengan persaan. Benci, cinta, rindu, jengkel dan sebagainya. Ilmu
secara Wahmiyah seperti pada kaum perasa di atas. Cuma perbedaannya wahmi masih
dikontrol, bukan sebagai pengontrol bukan sebagai patokan utama.
4. Akal. Golongan dalam diri kita yang mengontrol semuanya.
Kita telah sampai pada pentingnya akal dalam menilai sesuatu. Namun persoalannya lagi
bahwa ternyata akal pun msih bisa salah. Artinya akal tidak mutlak. Untuk menjawab hal ini,
kita kembali ke pendefinisian awal. Berpikir adalah gerak akal. Hal ini berarti menandakan
adanya proses analogi sederhana. Motor adalah akalnya, mengendarai motor adalah
menggerakkan motor dari satu titik ke titik lain atau berpikir. Dalam prose itu harus menaati
aturan yang ada. Jika kita tidak menaati aturan seperti lampu lalu lintas dan rambu-rambu
makas akan terjadi kecelakaan. Berpikir dengan tidak menaati rambu-rambu atau aturan
berpikir akan menyebabkan kecelakaan berpikir.
Jadi terjadi kesalahan berpikir bukan akalnya yang salah, tetapi penggunaannya yang tidak
tepat. Untuk kita harus mengetahui bagaimana aturan berpikir yang mutlak adanya yang
itupun harus dinilai kebenarannya.
Seorang pemikir telah membantu kita menyusun prinsip atau aturan berpikir tersebut yang
sering disebut logika Aristotelian atau logika formal sebagai berikut:
1. Prinsip Identitas. Prisnsip ini menyatakan bahwa sesuatu hanya sama dengan dirinya
sendiri. Secara matematis dirumuskan A=A
2. Prinsip Non Kotradiksi. Prinsip ini menyatakan bahwa tiada sesuatu pun yang
berkontradiksi. Sesuatu berbeda dengan bukan dirinya. Jika diturunkan melalui rumus
matematika A≠B.
3. Prinsip Kausalitas. Prinsip ini menyatakan bahwa tidak sesuatupun yang kebetulan.
Setiap sebab melahirkan akibat. Rumusnya S A.
4. Prinsip keselarasan. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap akibat selaras dengan
sebabnya. Rumusnya S è A.
 Pembuktian
Logical formal ditentang oleh kaum Marxian dengan logika dialektikanya. Mereka
memahami bahwa logika formal hanyalah prinsip Non Kontradiksi karena mereka
memahami adanya kontradiksi internal pada materi. Sebelum kita jawab ada baiknya jika kita
sedikit bahas tentang logika dialektik.
Logika dialektika adalah prinsip berpikir kaum marxisme yang didalamnya ada 4 poin (yang
penulis ingat 2 poin saja karena buku yang membahas hal ini hilang). Pertama Negasi der

26
Negation. Isinya adalah bahwa dalam satu materi terjadi kontradiksi internal. Misalnya biji
jagung. Pada ruang dan waktu yang bersamaan terjadi dialektika antara biji jagung sebagai
tesa dan binih sebagai anti teas. Jika asntitesanya kuat maka antitesanya menjadi sintesa. Jadi
biji jagung = bukan biji jagung. Kalau memang sesuatu berbeda dengan dirinya maka kotoran
= makanan dan seterusnya. Jika demikian akan terjadi kehancuran. Nah bagaimana dengan
kasus biji jagung. Biji jagung memiliki potensi menjadi benih yang untuk pengaktulannya
membutuhkan factor eksternal seperti air, tanah dan cahaya.jika syarat terpenuhi, maka
potensi itu akan mengaktual. Artinya bukan kontradiksi internal, tetapi gerak sebstansi yang
tergantung pada factor eksternal.
Jadi jika dijawab seperti di atas, kaum Marxian akan mempertahankan pedapatnya dengan
mengatakan 1kg pasir beda dengan 1Kg pasir karena yang pertama dan kedua pastilah
memiliki selisih meski sangat kecil. Atau kita sekarang beda dengan kita yang dahulu,
makanya diri kita berbeda dengan diri kita. Sanggahan ini dapat dibantah dengan cara bahwa
kita membahas masalah eksistensi yang tetap. Mengapa, karena esensi selalu berubah (esensi
terbagi substansi dan aksiden dan keduanya mengalami perubahan). Kedua, jika kita ingin
memberitakan penjelasan tetang eksistensi dengan cotoh esensi, maka kita katakana bahwa
sesuatu itu dibandingkan dengan dirinya sendiri pada ruang dan waktu yang sama. Contoh
diri kita detik ini dibanding dengan detik itu sendiri. Mereka biasanya menjawab bahwa jika
sesuatu dibandingkan pada saat yang sama maka tidak ada waktu. Ketiadaan waktu
menyebabkan ketiadaan materi. Artinya kita tidak dapat membanding sesuatu pada dirinya
sendiri pada waktu itu. Ini adalah lelucon. Mengapa kalau tidak bisa, buktinya tadi kita bisa.
Kedua, yang tidak ada bukan waktu (t) tetapi selisih waktu (∆t). buktinya sesuatu pada waktu
tertentu tetap ada. Jadi prinsip negasi der negation tidak rasonal.
Prinsip kedua adalah Quantity to Quality, jumlah menuju kualitas. Cotoh air pada suhu 0
derajat celcius berada pada kualitas padat. Pertambahan kuantitas panas akan menyebabkan
mencairnya es atau perubahan dari kualitas padat akan menjadi kualitas cair. Penambahan
kuantitas panas menjadi 100 derajat celcius akan menyebabakan perubahan dari cair ke gas.
Prinsip ini sama dengan gerak substansi dalam filsafat. Jadi prinsip kedua bukan
menggugurkan prinsip non kontradiksi, tetapi justru membenarkan. Artinya prinsip ini
bersifat logis dan niscaya.

27
 Pembuktian Berikutnya
Jika seorang anak kecil menangis karena mainannya diambil, tetapi mainannya kita beri pada
yang lain, maka ia tetap akan menangis karena ia tahu bahwa dirinya sama dengan dengan
dirinya sendiri, bukan orang lain. Bahkan kambing jika kita beri emas dan rumput ia tidak
akan mengambil emas karena rumput = rumput dan emas = emas. Artinya justru prinsip ini
berlaku universal.
 Pembuktian Kausalitas dan Keselarasan
Ketika kita menangkap sesuatu maka akal kita akan mengatakan bahwa tidak mungkin dia
ada dengan sendirinya, pasti ada penyebabnya dan akaibat pasti selaras dengan sebabnya.
Tidak mungkin benih jagung menyebabkan tumbuhannya pohon kurma. Semua yang ada di
alam ini adalah bukti kemutlakan prinsip nyang niscaya lagi rasonal ini. Tetapi untuk jelasnya
silahkan baca buku logika atau kajian.
KESIMPULAN

Inti dan tujuan materi ini adalah Mahasisswa secara garis besar mazhab pemikiran dan
memiliki kerangka berpikir dalam menganalisis setiap persoalan serta tidak terjebak pada
kejumudan berpikir.

28
E . MATERI KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN, DAN ORGANISASI
Materi Kepemimpinan, Manajemen, Organisasi ini berbicara tentang persoalan-
persoalan pengertian dari kepemimpinan, manajemen, dan organisasi. serta yang mana kita
mestilah harus mengetahui tentang apa itu kepemimpinan, manajeman, dan organisasi.
Tujuan Pembelajaran Umum ialah Peserta dapat memahami pengertian, dasar-dasar, sifat dan
fungsi kepemimpinan, manajemen dan organisasi.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian, dasar-dasar sifat serta fungsi kepemimpinan,
manajemen dan organisasi
2. Peserta mampu menjelaskan pentingnya fungsi kepemimpinan dan manajemen dalam
organisasi
3. Peserta dapat menjelaskan dan mengapresiasikan kharakteristik kepemimpinan dalam
Islam
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian, tujuan dan fungsi kepemimpinan, manajemen dan organisasi
2. Kharakteristik kepemimpinan
3. Sifat-sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
4. Dasar-dasar manajemen
5. Unsur manusia dalam manajemen
6. Model-model manajemen
7. Bentuk-bentuk , macam-macam, serta sifat-sifat organisasi
8. Hubungan antara kepemimpinan, manajemen dan organisasi

KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan
dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya.
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain,bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka
untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan
status / kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa
bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang mmanajer akan menjadi tidak relevan.

29
Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang
diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk
mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak
dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskip[un dapat juga
melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin
dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat
memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana
bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat mengarahkan
seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga
mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan
tepat.
B. Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-lebih
kalau dikaji secara praktis keduaduanya mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan
proses kepemimpinan namun secara definitif kita dapat menganalisanya secara berbeda.
Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan
pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai.
Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai
tujuan yang inginkan secara efektif dan efisien.
C. Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama ; (1)
fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah, dan
(2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial. Fungsi pertama
menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup
segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan dengan
kelompok lain, pnengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.
D. Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga buah tipe
dasar, yakni :
1. Tipe Otoriter (autocratic) Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang
yang memberikan perintah dan mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan
selalu positif. Dengan segala kemampuannya, ia berusaha menakutnakuti bawahannya

30
dengan jalan memberikan hukuman tertentu bagi yang berbuat negatif, dan hadiah untuk
seorang bawahan yang bekerja dengan baik (correct).
2. Tipe Demokratis atau Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para
bawahannya mengenai tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan/
dikehendaki oleh pimpinan serta berusaha memberikan dorongan untuk turut serta aktif
melaksanakan semua keputusan dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan itu.
3. Tipe Pemimpin Yang Bebas (Laisses Faire), Pemimpin sangat sedikit menggunakan
kekuatannya, bahkan memberikan suatu tingkatan kebebasan yang tinggi terhadap para
bawahannya atau bersifat bebas di dalam segala tindakan mereka. Pemimpin demikian
biasanya mempunyai ketergantungan yang besar pada anggota kelompok untuk
menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat / cara mencapainya. Mereka (para pemimpin ‘
laissez faire’) menganggap bahwa peranan meraka sebenarnya sebagai orang yang
berusaha memberikan kemudahan (fasilitas) kerja para pengikut, umpama dengan jalan
menyampikan informasi kepada orang-orang yang dipimpinnya, serta sebagai
penghubung dengan lingkungan yang ada di luar kelompok.

E. Sifat-sifat Kepemimpinan Nabi Muhammad


Dalam Islam tentulah pemimpin wajib mengikuti sifat-sifat kepemimpinan Nabi Muhammad,
adapun Sifat Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW ialah,
 Siddiq (Jujur) Selain dapat menegakan Imamah dan Imaroh, seorang pemimpin juga
harus memiliki sifat yang ditanamkannya melalui jiwa kepemimpinan Rasulullahnya. Di
sini sifat seorang pemimpin haruslah jujur (As-Siddiq). Tidak hanya jujur, melainkan
mereka diharapkan mampu menanamkan jiwa kebenaran yang dilakukannya untuk
mencapai tujuan bersama.Hal ini sangat bertentangan dengan hukum membeli jabatan
dalam islam yang banyak kita ketahui saat ini. Karena keutamaan jujur dalam
islam menjadi tauladan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
 Tabligh (Aktif dan Aspiratif) Selain memiliki model kepemimpinan Rasulullah yang
bersifat jujur dan terbuka, seorang pemimpin diharapkan memiliki keaktifan serta apirasi
yang bisa menanamkan jiwa kepemimpinan Rasulullahnya secara benar dan adil. Di
dalam islam seorang pemimpin harus menyampaikan apa yang benar dan apa yang salah.

31
Tidak memihak satu sama lain melainkan harus dinyatakan dengan kebenaran. Hal ini
seperti halnya penerapan kebenaran prakmatis dalam ajaran islam.
 Amanah (Terpercaya) Tidak hanya As-Siddiq dan At-Tabligh, melainkan juga harus
amanah. Amanah dalam islam dapat diartikan sebagai kepercayaan yang diembannya
sebagai pemuka atau seorang pemimpin. Di dalam islam kepercayaan seorang pemimpin
harus benar-benar dijaganya. Hal ini menunjukan jika dalam jiwa kepemimpinan
Rasulullahnya ia adalah orang yang dapat dipercaya untuk mengemban tugas dan
tanggung jawabnya kepada orang banyak.
 Fathonah (Cerdas) Seorang pemimpin juga harus menanamkan jiwa atas kemampuan
yang dimiliknya. Di sini bukan berarti ia harus menyombongkan dirinya atas
kemampuan yang dimiliki. Melainkan dapat menempatkan kemampuan dan daya
intelektualnya pada hal-hal yang bisa meningkatkan sebuah kemajuan
bersama kesombongan dalam islam Karena menunjukan seseorang yang memiliki sifat
tidak baik.

MANEJEMEN
A. Pengertian Manejemen
“ Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
B. Fungsi-Fungsi Manejemen:
1. Planning (Perencanaan)
Adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan
dilakukan untuk menentukan tujuan organisasi secara keseluruhan dan cara terbaik untuk
memenuhi tujuan itu.
2. Organising (Pengorganisasian)
Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang
lebih kecil. Pengorganisasian mempermudahkan dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut

32
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
3. Actuating (Pengarahan)
Adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
4. Controlling (Pengawasan)
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan
yang telah digariskan semula.
C. Unsur-Unsur Manejemen
1. Man (manusia)
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen,
faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia
pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen
timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Material (bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus
dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
3. Machine (mesin / alat)
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan
yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
4. Methods (tata kerja)
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah
metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun
metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.

33
5. Money (uang)
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan
alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.
Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji
tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai
dari suatu organisasi.
6. Market (pasar)
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan)
produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak
akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil
produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.

ORGANISASI
A. Pengertian Organisasi
Secara etimologi organisasi berasal dari kata organ yaitu struktur atau susunan tubuh yang
terdiri dari kepala, badan dan kaki.
Secara terminologi organisasi adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang memiliki
tujuan tertentu
B. Syarat-Syarat Organisasi
1. Tujuan adalah yang mengarahkan jalannya organisasi
2. Aturan adalah yang memaksa setiap orang yang tergabung didalam organisasi agar
disiplin dan teratur dalam menjalankan tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab dan
kewajiban.
3. Pengurus adalah yang menggerakkan organisasi yang dimaksud adalah pengurus harian
organisasi.
4. Anggota adalah yang digerakkan bukan dalam artian tidak memiliki hak untuk bertindak
ketika ada pelanggaran yang dilakukan oleh pengurus.

34
C. Jenis-Jenis Organisasi
a. Formal adalah organisasi yang memiliki aturan main secara tertulis dan dijadikan sebagai
acuan dalam menjalankan program kerja. Seperti Ad/Art, dll.
b. Non formal adalah organisasi yang aturannya dipahami secara umum dan tidak
tertulis seperti kelompok masyarakat di suatu Lingkungan, dll.
c. In formal adalah organisasi skala kecil yang pengaturannya secara alamiah seperti rumah
tangga.
D. Sifat-Sifat Organisasi
a. Independen adalah organisasi yang berdiri sendiri dan tidak memiliki hubungan konstitusi
dengan organisasi lain (non structural dengan organisasi lain)
b. Non Independen adalah organisasi yang memiliki hubungan konstitusi dengan organisasi
lain.
E. Macam-Macam Organisasi
a. Provit adalah organisasi yang mencari keuntungan, secara khusus mencari keuntungan dari
segi keuangan seperti PT. koperasi, pertokoan, dll.
b. Non provit adalah organisasi yang mengedepankan pengembangan keilmuan seperti HMI,
LRCom. Diha, LSN Makassar, dll.
F. Bentuk-Bentuk Organisasi
a. Organisasi taktis adalah organisasi jangka pendek yang tidak memiliki kader dan ada
ketika ada masalah-masalah tertentu yang dianggap serius. Seperti ALAM belo dibentuk
untuk menghadapi masalah pertambangan mangan di kec. Belo kab. Bima thn 2008.
c. Organisasi teknis adalah organisasi jangka panjang yang memilki kader dan aturan main
yang jelas untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan setiap program kerja. Seperti HMI,
LRCom. Diha, LSN Makassar, dll.
G. Perangkat Organisasi
Organisasi memiliki perangkat yang jelas, baik itu organisasi taktis maupun organisasi teknis,
organisasi formal, non formal dan seterusnya:
a. Perangkat lunak.
 AD/ART dan aturan sejenis khusus untuk organisasi dibawah naungan Negara
 UUD untuk organisasi kenegaraan
b. Perangkat keras.
 Pengurus.

35
Pengurus yang dimaksud adalah secara keseluruhan dan tidak dibatasi hanya pada
pengurus harian atau pengurus inti organisasi yang menjadi penggerak dalam
mencapai kesuksesan dan tidaknya suatu organisasi.
Contoh seperti hierarki pengurus, Dewan penasehat, Dewan pertimbangan organisasi
(DPO) Pengurus devinitif , yang didalamnya ada ketua umum, sekum, bendum dan
bidang-bidang.
 Anggota.
Anggota yang dimaksud adalah secara keseluruhan.
Contoh seperti Hierarki kenggotaan, Anggota inti, Anggota biasa, dan Anggota
kehormatan.
H. Forum organisasi
a. Musauwarah besar (MUBES)
Adalah tempat pengambilan keputusan tertinggi organisasi
b. Rapat kerja (RAKER)
Adalah rapat untuk membahas program kerja.
c. Siding pleno
Adalah siding yang dihadiri oleh peserta penuh untuk membahas dan merancang
program kerja yang akan di jalankan selama masa kepengurusan.
d. Rapat panitia
Yaitu rapat yang dihadiri oleh jajaran kepanitiaan. Terkecuali di undang.
e. Rapat bidang
Adalah rapat yang dihadiri oleh ketuan bidang dan anggota bidang.
f. Rapat anggota
Adalah rapat yang bisa dihadiri oleh anggota saja, terkecuali di undang.
g. Rapat pengurus
Adalah rapat yang bias dihadiri oleh pengurus untuk membahas sejauh mana program
kerja yang dilaksanakan oleh pengurus.
I. Fungsi-Fungsi Organisasi :
 Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
 Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi ;
 Mencegah kesimpangan kerja ;
 Menentukan pedoman-pedoman kerja.
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN DAN ORGANISASI

36
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan,
yang mana untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen untuk mengatur orang-
orang tersebut, yang mana manajemen tidak akan berhasil apabila tidak ada pemimpin di
dalamnya dan seorang pemimpin pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara
Kepemimpinan, manajemen dan organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri
sendiri dan tidak dapat terpisahkan.
KESIMPULAN

Materi Kepemimpinan, Manajemen, Organisasi ini berbicara tentang persoalan-


persoalan pengertian dari kepemimpinan, manajemen, dan organisasi. yang dimana dalam
materi ini mengajarkan kita tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik dan
bagaimana seorang pemimpin itu melakukan perencanaan/manajemen dalam suatu organisasi
berjalan demgan baik sebagai mana mestinya karna perlu kita ketahui dalam menjalankan
sebuah organisasi mestilah di butuhkan seorang pemimpin yang dimana seorang pemimpin
itu mestilah memahamami manajemen agar mampu menjalankan roda organisasi. itulah
mengapa kemudian harus mengetahui materi kepemimpinan, manajemen dan organisasi.

37

Anda mungkin juga menyukai