Dalam suatu organisasi dalam suatu agenda baik secara formal ataupun informal melaksanakan manajemen forum. Sehingga tujuan dari yang diinginkan tercapai dan dapat terealisasi melalui manajemen forum. Manajemen forum dapat diartikan sebagai suatu bentuk pengaturan situasi atau keadaan peserta maupun bahan diskusi di dalam forum rapat atau musyawarah. Mengapa perlu dilakukan manajemen forum? Karena tiap individu akan mempunyai pandangan yang berbeda tiap suatu hal atau permasalahan. Dengan manajemen forum, kita dapat mengkondisikan bagaimana suatu forum sedemikian serupa sehingga terbentuk kondisi atau situasi yang dapat memudahkan sekelompok orang atau suatu organisasi dapat tercapai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah terdiri dari cara yang kasar dan lembut. Cara yang kasar dapat berupa main gertak, main pukul meja atau lempar kursi. Ada pula cara yang lembut seperti dengan memberikan pernyataan yang bertele-tele, atau memainkan waktu diskusi. Selain itu dengan memberi justifikasi pada pendapat orang lain yang yang memiliki pandangan maupun visi yang sama dalam forum tersebut. Dan seringkali terjadi adalah adu debat hanya untuk sebuah manajemen forum. Semua hal memiliki 2 buah sisi, positif dan negatif , namun hal tersebut dikembalikan kepada yang melaksanakan, apakah ilmu itu akan digunakan untuk mencapai kemaslahatan bersama yang lebih besar atau hanya sekedar mengacau bahkan mengarah pada menggolkan kepentingan individu dan golongan tertentu dengan cara men-setting forum yang ada dengan sedemikian baik. Yang terpenting adalah bagaimana kemudian bahasa-bahasa yang digunakan masih berada pada lingkaran etis dan tetap memakai pola pikir terdidik dan bijaksana. Persidangan resmi dilaksanakan atas dasar konstitusi dan atau kebutuhan forum. Didalam persidangan resmi tersebut tentu pula ada tata tertib dan juga aturan main yang harus dipatuhi, agar sidang yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan tertib, teratur serta menghasilkan keputusan yang bersih, terpadu, dan sesuai dengan kehendak bersama. II.Teknik Persidangan dalam PMII Teknik persidangan adalah mekanisme yang di gunakan untuk mengambil keputusan suatu rapat atau musyawarah organisasi. Pimpinan Sidang Pimpinan sidang terdiri dari: 1. Ketua Sidang : Mengatur jalannya persidangan. 2. Wakil Ketua Sidang : Membantu pimpinan sidang dalam menjalankan tugas dan wewenangnya serta menggantikan ketua sidang apabila dianggap perlu. 3. Sekretaris Sidang : Mencatat apa yang ada di jalannya persidangan. Istilah-istilah dan tata urut persidangan: 1. Interupsi yang dimaksud memotong jalannya persidangan. 2. Privilege yang dimaksud Izin untuk meninggalkan forum sidang. 3. Informasi yang dimaksud memberikan sebuah informasi tentang kejadian urgent yang terjadi selama proses persidangan, serta menginformasikan hal-hal yang urgent dalam pengambilan keputusan. 4. Order yang dimaksud permintaan fasilitas terhadap Pimpinan sidang atau penyelenggara sidang. 5. Question yang dimaksud pertanyaan tentang hal-hal maupun opsi selama jalannya persidangan. 6. Opsi yang dimaksud Usulan yang diajukan oleh peserta sidang; 7. Rasionalisasi yang dimaksud alasan pengaju opsi. 7. Justifikasi yang dimaksud penguatan Opsi yang dilakukan oleh selain pengaju opsi. 8. Afirmasi yang dimaksud penguatan opsi yang dilakukan oleh pengaju opsi yang disertai dengan alasan. 9. Lobbying yang dimaksud proses penyamaan pendapat yang dilakukan oleh para pembuat opsi yang telah mendapat justifikasi dan telah melakukan afirmasi dengan difasilitasi oleh pimpinan sidang. 10. Voting yang dimaksud pemungutan suara oleh seluruh peserta sidang, setelah proses lobbying tidak mendapatkan titik temu. 11. Klarifikasi yang dimaksud menjelaskan kembali maksud dan tujuan sebuah pertanyaan, agar tidak terjadi kesalah pahaman. Klarifikasi dapat juga dikeluarkan untuk mencabut sebuah opsi. 12. Peninjauan Kembali yang dimaksud pembahasan ulang point-point yang telah disahkan sebelum konsideran dibacakan dan atas persetujuan forum. Ketentuan ketukan palu sidang 1. Satu Kali Ketukan Mengesahkan sebuah opsi atau point, mencabut pengesahan sebuah opsi atau point yang dikarenakan kesalahan teknis yang tidak disengaja dalam pengambilan pengesahan. 2. Dua kali Ketukan Memending jalannya persidangan, pergantian Pimpinan sidang, mencabut pending persidangan. 3. Tiga kali Ketukan Membuka dan menutup persidangan serta pembacaan konsideran. 4. Ketukan Berkali-kali Menenangkan forum.
III. Teknik Persidangan Secara Umum
A. Bentuk – Bentuk Persidangan 1. Sidang Terbuka : sebuah forum persidangan yang dihadiri oleh berbagai kalangan, misal para undangan, peserta siding, panitia pelaksana(Organizing Committee (OC) dan Steering Committee(SC)) 2. Sidang Tertutup yaitu forum persidangan yang dibuka hanya untuk kalangan tetentu saja, misalnya khusus dihadiri oleh peserta sidang dan Steering Committee, Sidang Formatur. B. JENIS PERSIDANGAN 1. Sidang Pleno a. Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang c. Sidang Pleno dipandu oleh Steering Committee d. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan Permusyawaratan 2. Sidang Komisi a. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi b. Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno c. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi d. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut e. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutan 3. Sidang Paripurna a. Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan b. Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang c. Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan Permusyawaratan C. INSTRUMENT PERSIDANGAN 1. Peserta Sidang: Peserta sidang dalam sebuah forum persidangan dibedakan menjadi beberapa yaitu: a. Peserta sidang penuh adalah peserta yang ditunjuk dan khusus didelegasikan untuk mengikuti jalanya persidangan dari awal sampai akhir persidangan. b. Peserta sidang peninjau adalah peserta sidang yang hanya ditunjuk untuk didelegasikan segbagai pengamat sebagai undangan(tamu sidang) c. Sterring Committee adalah pengarah acara forum persidangan yang menyiapkan draft persidangan dan bertanggungjawab secara penuh pada semua aktifitas persidangan dari awal sampai akhir 2. Perangkat Keras Adalah perangkat yang diperlukan sebagai kebutuhan skunder dalam melaksanakan sebuah forum persidangan yang berhubungan dengan fasilitas seperti: a. Ruangan, ada 3 macam model ruangan untuk melaksanakan sebuah forum persidangan yaitu ruang berbentuk U (tapal kuda), ruang berbentuk persegi panjang dan ruang berbentuk lingkaran (meja bundar). b. Alat alat tulis c. Meja kursi, palu sidang, sound system dan alat bantu lainnya. D. ATURAN PERSONALIA SIDANG 1. PESERTA Hak peserta: a. Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis b. Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan c. Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan d. Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan Kewajiban peserta: a. Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan b. Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan 2. PENINJAU DAN UNDANGAN Hak Peninjau dan Undangan: 1. Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis Kewajiban Peninjau dan Undangan: a. Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan b. Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan 3. PRESIDIUM SIDANG a. Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah b. Presidium berjumlah ganjil (Presidium I, Presidium II dan Presidum III) c. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang disepakati peserta d. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan E. INTERUPSI Interupsi ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut. a. Interupsi Poin of Personal Previllage Dilakukan jika ada kepentingan mendesak untuk meninggalkan tempat persidangan. b. Interupsi Poin of Clarification Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh klarifikasi. c. Interupsi Poin of Information Dilakukan untuk menyampaikan informasi tambahan yang dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya tehnis. d. Interupsi Poin of Order Digunakan untuk menyampaikan redaksi/hasil/poin pembahasan atau juga dapat untuk meminta pimpinan sidang untuk meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks. F. ATURAN KETUKAN PALU Palu sidang merupakan lambang otoritas pimpinan sidang dan penentu keabsahan ketetapan atau keputusan sidang. Palu sidang ini berperan nyata bila ketukan sesuai aturan konvensional yang berlaku. Adapun aturan ketukan palu dalam sidang yaitu: 1 kali ketukan : a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang b. Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin perpoin (keputusan sementara). c. Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang. d. Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru. 2 kali ketukan : Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya istirahat, lobying, sholat, makan. 3 kali ketukan : a. Membuka/menutup sidang atau acara resmi. b. Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang. G. ISTILAH PERSIDANGAN a. Pending, adalah menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau prinsip. b. Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu. c. Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan, jika di dalam forum tidak menemukan suatu keputusan mufakat diantara 2 orang peserta atau lebih. d. Votting ialah suatu bentuk pengambilan putusan berdasarkan suara terbanyak, jika sebelumnya telah diadakan lobiying belum juga menemukan kemufakatan. e. Mufakat ialah pengambilan putusan bersama berdasarkan hasil putusan forum yang disepakati secara bersama-sama. H. QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MUFAKAT a. Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya 3/4 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (OC) b. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak 3/4 dari peserta yang hadir di persidangan c. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang