Anda di halaman 1dari 13

Teknik Persidangan Organisasi

Secara sederhana sidang bisa diartikan sebagai pertemuan untuk membicarakan sesuatu.
Sedangkan sidang dalam organisasi adalah pertemuan formal suatu organisasi untuk membahas
masalah tertentu agar menghasilkan keputusan sebagai sebuah kebijakan organisasi dengan
mengikuti mekanisme-mekanisme dan aturan yang jelas. Kebijakan dan keputusan dari
persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan.
Keputusan yang telah disepakati dalam persidangan sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak
yang setuju maupun tidak setuju, hadir atau tidak hadir dalam persidangan.

Dalam sebuah persidangan organisasi terdapat beberapa aturan atau mekanisme yang harus
dipatuhi, mekanisme-mekanisme yang dibuat dan diberlakukan dalam sebuah persidangan
bertujuan agar sidang yang dilaksanakan berjalan aman, aspiratif, dan demokratis. Oleh karena
itu aturan main sidang harus jelas dan bisa dipahami oleh semua peserta sidang.

Sebelum membahas tentang aturan main dan teknik persidangan, kita akan membahas terlebih
dahulu tentang jenis-jenis sidang dalam organisasi. Sidang di bagi kedalam beberapa bagian
yaitu:

1) Sidang Pleno

a) Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan


b) Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
c) Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee (panitia pengarah)
d) Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
Permusyawaratan

2) Sidang Paripurna

a) Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan


b) Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
c) Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan
Permusyawaratan

3) Sidang Komisi

a) Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi


b) Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang
Pleno
c) Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi
d) Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut
e) Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutan

4) Sidang Sub Komisi


a) Sidang Sub Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
b) Sidang Sub Komisi adalah pembagian dari komisi yang ada untuk membahas hal yang lebih
spesifik dan detail
c) Sidang sub komisi lebih terbatas dalam sidang komisi guna mematangkan materi lanjut dan
ketika sidang komisi dianggap cukup, maka tidak perlu diadakan sidang sub komisi.

Perangkat sidang:

1. Peserta sidang (Quorum)

Quorum adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakan, karena tingkat quorum menunjukkan
sejauh mana tingkat representasi dari peserta sidang. Semakin tinggi jumlah quorum, semakin
tinggi pula tingkat representasi dari sidang tersebut.

2. Presidium atau pimpinan sidang

– Ketua (Presidium 1)
– Anggota (Presidium 2)
– Anggota (Presidium 3)

3. Agenda acara persidangan/materi persidangan

Meliputi bahan-bahan yang akan dibahas dalam persidangan. Biasanya terdiri dari draft tatib,
AD/ART, PPO, GBHK, dll yang disusun sebelumnya oleh tim perumus sidang atau panitia
khusus

4. Ruangan sidang

5. Perlengkapan sidang

– Meja
– Kursi
– Palu sidang
– Pengeras suara
– Podium
– Laptop dan Printer
– Notulensi

6. Tata tertib persidangan

Syarat – syarat pimpinan sidang (normative):

1. Mempunyai pengetahuan yang luas (cerdas)


2. Memahami atau mengetahui masalah yang akan dibahas
3. Bijaksana/netral/demokratis
4. Terampil memimpin sidang
Tugas Pimpinan sidang :

1. Membuka dan menutup sidang


2. Menjelaskan dan mengatur serta mengarahkan permasalahan agar fokus
3. Membuat keputusan-keputusan

Etika dan Aturan persidangan :

– Disiplin
– Berbicara setelah adanya izin dari pimpinan sidang
– Interupsi/penyelaan/pemotongan pembicaraan dengan mengikuti aturan
– Saling menghormati dan menghargai antar peserta sidang
– Tidak menyinggung permasalahan Agama/Ras/Suku (dalam perdebatan)
– Kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dengan persidangan

Skorsing/pemberhentian acara waktu persidangan

– Sudah memasuki waktu istirahat yang sudah ditentukan


– Digunakan untuk lobi atau komunikasi nonformal diluar persidangan
– Untuk menghadapi keadaan darurat (chaos)
– Refreshing (ketika menghadapi situasi yang stagnant dalam persidangan)

Ketukan palu sidang

 1 (satu) kali ketukan


a) Digunakan untuk perpindahan atau pergantian pimpinan sidang
b) Digunakan untuk pengesahan putusan biasa point per point dan atau bab per bab (keputusan
sementara)
c) Digunakan untuk skorsing dalam waktu yang tidak terlalu lama
Contoh: (1×5 menit, 1×15 menit, dst.)
d) Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
e) Mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama (biasanya skor
1X??menit, dst.) sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.

 2 (dua) kali ketukan


Digunakan untuk menskorsing waktu yang cukup lama. Misalnya istirahat, lobying,
sembahyang, dan makan.
Contoh: (2×5 menit, 2×15 menit, dst.)
 3 (tiga) kali ketukan
a) Membuka dan menutup acara persidangan
b) Pengesahan keputusan yang bersifat prinsipil atau pengesahan keputusan akhir secara
keseluruhan dari semua hasil persidangan (konsideran)

Macam-macam interupsi :
a) Interupsi point of order (digunakan apabila interupsi yang bersifat prinsipil)
b) Interupsi point of information (digunakan apabila ada informasi yang berhubungan dengan
acara persidangan)
c) Interupsi point of clarification (digunakan apabila ada klarifikasi yang berhubungan dengan
acara persidangan)
d) Interupsi point of personal privilege (digunakan untuk melakukan pembelaan yang bersifat
personal/privacy).

Istilah-Istilah atau Move-Move dalam Persidangan

a) Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.


b) Lobbying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam
pengambilan keputusan
c) Interruption atau interupsi (Memotong pembicaraan)
d) Walk out ialah keadaan tidak menyetujui dengan kesepakatan sidang karena persidangan
sudah tidak relevan dengan prinsip mereka dan memilih untuk keluar dari acara persidangan
e) Kliring ialah memotong pembicaraan diatas interupsi.
f) Pending ialah memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu seperti
istirahat, lobby, penundaan sidang
g) PK (Peninjauan kembali) ialah mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali
pembahasan/putusan yang telah ditetapkan

Materi teknik persidangan dalam organisasi

1. 1. Oleh : Rudi Pradisetia Sudirdja (Ketua Umum BEM FH UNPAS) Disampaikan dalam : Latihan
Kepemimpinan Mahasiswa KM FISS UNPAS Setiabudi, 10 April 2013
2. 2. Definisi Persidangan  Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas
masalah tertentu dalam upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan.
Keputusan dari persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum
diadakan perubahan.  Setiap organisasi, mempunyai aturan tersendiri dalam melaksanakan
persidangan baik dari segi quorum, maupun dari segi teknis pelaksanaannya.
3. 3. Aturan Umum Sebuah Persidangan 1. Istilah istilah dalam persidangan 2. Tata Tertib 3.
Peserta Sidang 4. Pimpinan Sidang / Presedium Sidang 5. Aturan ketuk palu 6. Jenis Persidangan
7. Quorum dan pengambilan keputusan 8. Interupsi 9. Sanksi
4. 4. Istilah istilah dalam persidangan  Skorsing / pending ialah penundaan persidangan untuk
sementara waktu.  Lobi ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan
pendapat dalam pengambilan keputusan  Deadlock ialah suatu keadaan dimana musyawarah
tidak menemui kata sepakat  Walk out ialah peserta sidang keluar arena persidangan dengan
alasan tidak setuju atas suatu keputusan  Voting ialah pengambilan keputusan berdasarkan
suara terbanyak  Peninjauan kembali / PK ialah meriview keputusan yang telah disepakati
sebelumnya, untuk diadakan pembatalan atau perubahan
5. 5. Tata Tertib Persidangan  Tata tertib merupakan suatu aturan yang dibuat dan disepakati
bersama oleh peserta sidang dengan memperhatikan aturan umum organisasi serta nilai nilai
universal dalam masyarakat.  Aturan ini akan menjadi pedoman bagi peserta dan pimpinan
sidang dalam melaksanakan persidangan.
6. 6. Peserta Sidang  Utusan : 1. Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis 2. Hak Suara, adalah hak
untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan 3. Hak Memilih, adalah hak untuk
menentukan pilihan dalam proses pemilihan 4. Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam
proses pemilihan  Peninjau : Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis  Kewajiban Peserta : 1.
Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan 2. Menjaga ketenangan/harmonisasi
persidangan
7. 7. Pimpinan Sidang / Presidium Sidang  Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui
sidang pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah  Presidium Sidang bertugas untuk memimpin
dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang disepakati peserta / tata tertib 
Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan  Tugas
khusus : 1. Presidum 1 / Ketua Memimpin jalanya persidangan secara penuh 2. Presidum 2 /
Anggota Mencatat apa apa saja yang menjadi masukan / usulan dari peserta sidang 3. Presidium
3 / Anggota Menunjuk peserta yang melakukan interupsi sesuai dengan hirarkinya
8. 8.  Syarat-syarat presidium sidang : 1. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung
jawab 2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan 3. Peka terhadap situasi dan
cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis 4. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak
terpengaruh kondisi persidangan  Sikap presidium sidang : 1. Simpatik, menarik, tegas dan
disiplin 2. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan 3. Adil, bijaksanan dan menghargai
pendapat peserta lanjutan
9. 9. Aturan ketukan Palu 1 kali ketukan  Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang
poin per poin (keputusan sementara).  Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang. 
Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.  Menskors dan mencabut
kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama (kurang dari 2 x 45 menit) sehingga
peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.  Mencabut kembali / membatalkan
ketukan terdahulu yang dianggap keliru. 2 kali ketukan  Untuk menskorsing atau mencabut
skorsing dalam waktu yang cukup lama (biasanya 2 X 45 menit), misalnya istirahat, lobying,
sholat, makan. 3 kali ketukan  Membuka/menutup sidang atau acara resmi.  Mengesahkan
keputusan final /akhir hasil sidang
10. 10. Contoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidang Membuka sidang “Dengan menyebut
nama Tuhan YME , sidang pleno “Musyawarah Besar Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu dan
Sasatra Universitas Pasundan” saya nyatakan dibuka. ” tok…….tok…….tok Menutup sidang
“Dengan menyebut nama Tuhan YME, sidang pleno “Musyawarah Besar Keluarga Mahasiswa
Fakultas Ilmu dan Sasatra Universitas Pasundan” saya nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok
Mengalihkan pimpinan sidang “Dengan menyebut nama Than YME, palu sidang ini saya
serahkan kepada pimpinan sidang berikutnya” tok. Mengambil alih pimpinan sidang “Dengan
menyebut nama Tuhan YME saya terima palu sidang ini dari pimpinan sidang sebelumnya ” tok
11. 11. lanjutan Menskorsing / pending sidang “Dengan ini sidang saya skorsing selama 2 x 45
menit” tok……….tok. Mencabut / pending skorsing “Dengan ini skorsing 2 x 45 menit saya cabut
dan saya nyatakan sidang dilanjutkan” tok…….tok. Memberi peringatan kepada peserta sidang
Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”
12. 12. Jenis Persidangan Sidang Pleno Sidang Komisi Sidang Parpurna
13. 13. Sidang Pleno  Sidang yang dihadiri oleh seluruh peserta sidang.  Termasuk kedalam
kategori, sidang ini adalah; Sidang pendahuluan yang biasanya untuk menetapkan jadwal, tata
tertib dan pemilihan presidium sidang serta sampai pada pengesahan laporan pertanggung
jawaban pengurus organisasi.
14. 14. Sidang Komisi  Sidang yang diikuti terbatas oleh anggota komisi, sidang ini diadakan untuk
pematangan materi sebelum diplenokan kembali, dipimpin oleh pimpinan komisi .  Contoh :
Komisi I : Membahas Anggaran Dasar Komisi II : Membahas Anggaran Rumah Tangga Komisi II :
Rekomendasi Pengurus Selanjutnya
15. 15. Sidang Paripurna  Sidang yang bersifat menegaskan kembali hasil- hasil sidang yang sudah
disepakati sebelumnya.  Contoh : Ketetapan laporan pertanggungjawaban, Ketetapan Ad / Art,
Ketetapan rekomendasi untuk pengurus selanjutnya, Ketetapan hasil pemilihan ketua baru, dan
ketetapan ketetapan lainya
16. 16. Quorum dan Pengambilan Keputusan 1. Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila
dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga
ditentukan melalui konsensus) 2. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat,
jika tidak berhasil dilakukan Lobi, apabila lobi tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak/
Voting (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan 3. Bila dalam pengambilan keputusan
melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan lobi kembali sebelum dilakukan
pemungutan suara ulang
17. 17. Interupsi Interupsi adalah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang
karena adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.  Macam
macam interupsi antara lain. 1. Interuption point of order, Bentuk interupsi yang dilakukan
untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya
persidangan. 2. Interruption point of information, Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu
diperhatikan oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan sidang.
18. 18. 1. previladge 2.clarification 3. information 4. order, Presidum sidang menunjuk peserta yang
melakukan interupsi harus sesuai dengan hirarki diatas. Semakin atas jenis interupsinya maka
semakin didahulukan. Urutan 1,2,3,4. 3. Interruption point of clarification, Bentuk interupsi
dalam rangka meminta klarifikasi tentang pernyataan peserta sidang lainnya 4. Interruption
point of previladge / personal, Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang
disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang secara
pribadi.
19. 19. Terimakasih  Nama :Rudi Pradisetia Sudirdja  Twitter : @rudipradisetia
MATERI TEKNIK PERSIDANGAN ORGANISASI

1. PENGERTIAN SIDANG

Sidang adalah sebuah media diskusi yang melibatkan lebih dari 2 orang dengan materi
pembahasan yang telah disepakati bersama.

Pengertian Tehnik Persidangan

Adalah suatu mekanisme atau cara untuk mengatur jalannya sebuah peraturan
persidangan agar tercipta sebuah forum persidangan yang tertib dan teratur dengan mencapai
tujuan mufakat bersama di dalam suatu organisasi. Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan
formal organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan
yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada
seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan
ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir
ketika persidangan berlangsung

Permusyawaratan dalam MUBES/KONGRES/RAKER membutuhkan persidangan-


persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan ketaatan terhadap
aturan didalam sebuah persidangan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persidangan/rapat:

1. Tempat/ruangan
2. Waktu
3. Agenda acara/pembahasan
4. Perlengkapan dan peralatan
5. Peserta
6. Tata tertib
7. Pimpinan sidang/rapat
8. Keputusan/kesimpulan sidang/rapat

Bentuk – Bentuk Persidangan


1. Sidang Terbuka : sebuah forum persidangan yang dihadiri oleh berbagai kalangan, misal para
undangan, peserta siding, panitia pelaksana(Organizing Committee (OC) dan Steering
Committee(SC))

2. Sidang Tertutup yaitu forum persidangan yang dibuka hanya untuk kalangan tetentu saja, misalnya
khusus dihadiri oleh peserta sidang dan Steering Committee, Sidang Formatur.

2. JENIS PERSIDANGAN

1) Sidang Pleno

a) Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan

 Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang

 Sidang Pleno dipandu oleh Steering Committee

 Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
Permusyawaratan

b) Sidang Komisi

 Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi

 Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno

 Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi

 Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut

 Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutan
3. INSTRUMENT PERSIDANGAN

1. Peserta Sidang:

Peserta sidang dalam sebuah forum persidangan dibedakan menjadi beberapa yaitu:

a. Peserta sidang penuh adalah peserta yang ditunjuk dan khusus didelegasikan untuk mengikuti
jalanya persidangan dari awal sampai akhir persidangan

b. Peserta sidang peninjau adalah peserta sidang yang hanya ditunjuk untuk didelegasikan segbagai
pengamat sebagai undangan(tamu sidang)

c. Sterring Committee adalah pengarah acara forum persidangan yang menyiapkan draft
persidangan dan bertanggungjawab secara penuh pada semua aktifitas persidangan dari awal
sampai akhir

2. Perangkat Keras

Adalah perangkat yang diperlukan sebagai kebutuhan skunder dalam melaksanakan sebuah forum
persidangan yang berhubungan dengan fasilitas seperti:

a. Ruangan, ada 3 macam model ruangan untuk melaksanakan sebuah forum persidangan yaitu
ruang berbentuk U (tapal kuda), ruang berbentuk persegi panjang dan ruang berbentuk lingkaran
(meja bundar).

b. Alat alat tulis

c. Meja kursi, palu sidang, sound system dan alat bantu lainnya.

4. ATURAN PERSONALIA SIDANG

a. PESERTA

Hak peserta:

 Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada
pimpinan baik secara lisan maupun tertulis

 Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan

 Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
 Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan

Kewajiban peserta:

- Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan

- Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan


b. PENINJAU

Hak Peninjau:

- Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada
pimpinan baik secara lisan maupun tertulis

Kewajiban Peninjau:

- Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan

- Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan

c. PRESIDIUM SIDANG

- Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang
dipandu oleh Panitia Pengarah

- Presidium berjumlah ganjil (Ketua Presidium, Presidium 2, dan Sekretaris)

- Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan
yang disepakati peserta

- Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan

5. ATURAN KETUKAN PALU

 1 kali ketukan

a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang

b. Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin perpoin (keputusan sementara).

c. Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.

d. Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama sehingga
peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.

e. Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.


 2 kali ketukan :

Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya istirahat,
lobying, sholat, makan.

 3 kali ketukan :

a. Membuka/menutup sidang atau acara resmi.

b. Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang.

6. SKORSING, LOBIYING, VOTTING dan MUFAKAT

 Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.

 Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam
pengambilan keputusan, jika di dalam forum tidak menemukan suatu keputusan mufakat diantara
2 orang peserta atau lebih.

 Votting ialah suatu bentuk pengambilan putusan berdasarkan suara terbanyak, jika sebelumnya
telah diadakan lobiying belum juga menemukan kemufakatan.

 Mufakat ialah pengambilan putusan bersama berdasarkan hasil putusan forum yang disepakati
secara bersama-sama.

7. QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MUFAKAT

a. Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari peserta
yang terdaftar pada Panitia (OC)

b. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil
melalui suara terbanyak 3/4 dari peserta yang hadir di persidangan

c. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka
dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang

8. INTERUPSI
Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya
masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.

1. Intrupsi point of ORDER

Intrupsi yang bersifat menolak atau tidak sepakat terhadap pendapat ornag lain

2. Intrupsi point of INFORMATION

Intrupsi yangbersifat memberi informasi atau tambahan terhadap pendapat orang lain yang masih
berkaitan

3. Intrupsi point of CLARIFICATION

Intrupsi yang bersifat mengklarifikasi atau memberi penjelasanulang (penjernihan pendapat) orang
lain atau pendapat sendiri yang sudah berlalu atau masih berkaitan.

4. Intrupsi point of JUSTIVICATION

Intrupsi yang bersifat pembelaan atau pembenaran terhadap pendapat sendiriatau menganggap
pendapatnya yang benar dan masih berhubungan dengan pendapat sebelumnya

9. TATA TERTIB

Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan
dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.

10. SANKSI-SANKSI
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta.

Anda mungkin juga menyukai