Anda di halaman 1dari 13

Pendahuluan

Pengambilan keputusan (decision making) dalam sebuah organisasi


merupakan suatu hal yang sangat penting, apabila organisasi tersebut ditimpang
berbagai macam persoalan yang sangat mengancam stabitasnya kelangsungan
sebuah organisasi. Setiap organisasi tentu saja mempunyai tujuan yang berbeda-
beda, namun dalam pengambilan keputusan tidak terlepas dari yang namanya
secara demokrasi. Sebuah organisasi yang memiliki warna demokrasi. Lebih-lebih
dalam organisasi kemahasiswaan, proses decision making selalu dilakukan secara
musyawarah mufakat antar anggota ataupun antar pengurus.

B. Pengertian
Untuk menjelaskan sesuatu biasa digunakan dengan dua cara yaitu:
 Secara etimologi (asal kata)
 Secara terminologi (istilah)

1. Metode
Kata metode yang berasal dari bahasa yunani:
Method: tata
Odhos : cara jadi secara istilah : tata cara

Katalain dari metode:


-Teknik
-strategi
2. Persidangan
Secara etimologi:
Asal kata dari persidangan Per - sidang – an
Sidang adalah kata kerja, sedangkan per dan an merupakan kata keterangan bahwa
sedang melakukan pekerjaan dalam sebuah sidang.

Secara terminologi
Sidang adalah proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh 2 orang atau
lebih dengan musyawarh mufakat untuk menyelesaikan suatu masalah dengan
syarat-syarat tertentu . adapun pengertian lain Sidang adalah forum formal bagi
pengambilan keputusan yang akan menjadi kebijakan dalam sebuah organisasi
(berstruktur dan mempunyai susunan hierarkis) dengan diawali oleh konflik.

keputusan yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan bersama. Keputusan


dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama
belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final
sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir
ketika persidangan berlangsung.
1. Rapatadalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan kebijakan
organisasidalam bentuk keputusan, kesepakatan atau lainnya tanpa harus
didahului olehkonflik.
2. Musyawarah adalah forum informal sebagai saranapengambil keputusan,
kesepakatan, penyebaran informasi atau lainnya dalamsebuah institusi tanpa
harus didahului oleh konflik

C. Unsur-unsur persidangan
1. Pimpinan sidang
 Ketua
 Wakil ketua
 notuler
2. Peserta sidang
3. Palu sidang
4. Agenda
5. Sarana dan prasarana
6. Dll

D. jenis-jenis persidangan
1. sidang formal
sidang yang memiliki dasar hukum dan syarat-syarat yang telah ditentukan.
1. Sidang paripurna
 Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
 Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
 Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan
dengan Permusyawaratan
2. Sidang pleno
 Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
 Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
 Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
 Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan Permusyawaratan
3. sidang komisi
 Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
 Anggota masing-masing Komisi adalah peserta penuh dan peninjau yang
ditentukan oleh Sidang Pleno
 Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang
Komisi
 Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi
tersebut
 Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang
bersangkutan
4. sidang subkomisi
 Adalah sidang yang lebih kecil dari sidang komisi karena tingkat kesulitannya
permasalahan yang tinggi.

a. Ditinjau dari Jenis Peserta
Rapat Bidang, RapatPengurus, Rapat Panitia, Rapat Dewan, Sidang
Komisi, Sidang Parlemen dll
b. Ditinjau dari Jenis Keputusan
Kongres, Muktamar,MUSANG, MUSDA, MUSCAB, Rapat
Internal, Pleno” dsb.
c. Ditinjau dari WaktuPelaksanaan
Rapat Harian, Rapaddwimingguan, Rapat Bulanan, dsb

sidang ini lebih terbatas dalam sidang komisi guna mematangkan materi.
2. Sidang informal
 Rapat Bidang
 Rapat Pengurus
 Rapat Panitia
 Rapat Dewan

3. Sidang non formal


pertemuan yang tidak memiliki syarat-syarat tertentu
Beda Sidang dengan Diskusi

a. Waktu Perencanaan (Sidang terencana sedangkan diskusi lebih bersifat insidental)


b. Jenis dan Kuantitas Peserta (Sidang harus memenuhi syarat-syarat sahnya sidang
sedangkan diskusi tidak)
c. Materi (sidang terdiri dari 1 jenis materi, sedangkan diskusi tidak terbatas)
d. Kekuatan hukum. (Sidang lebih memiliki kekuatan hukum)

E. Istilah-istilah persidangan
1. Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.
Macam – macam interupsi
 Interupsi point of other
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang meminta
bicara tentang persoalan yang sedang dibicarakan.
 Interupsi out of other
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang untuk
berbicara tetapi diluar persoalan yang sedang dibicarakan.
 Interupsi point of information
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang untuk
memberikan informasi kepada peserta sidang.
 Interupsi point of correction
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang untuk
menelaskan atau meluruskan permasalahan yang sedang di bahas.
 Interupsi point of privilaght (hak-hak istimewa)
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang apabila
seorang merasa tersinggung oleh peserta sidang yang lain.
 Interupsi inteknis
Yaitu memotong pembicaraan orang lain dan mengusulkan kepada pimpinan sidang untuk
membicarakan soal teknis persidangan dan teknis lain dalam persidangan.
2. Pending adalah menghentikan sidang yang tidak ditentukan waktunya.
3. Skorsing adalah menghentikan sidang dengan waktu yang ditentukan.
4. Lobying adalah merupakan proses diskusi antar peserta sidang diluar pengaturan
pimpinan sidang atau penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu
untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang
bersebrangan secara
informal
5. Voting adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah
jalan musyawarah mengalami kebuntuan.
6. Quorum adalah syarat sebelum persidangan dimulai, agar keputusan dapat
dianggap sah.

Catatan
- Tidak ada interupsi diatas interupsi
- Tidak ada interupsi disaatsunyi”
- Pimpinan sidang menguasai sirkulasi
penyampaianpendapat

F. Bentuk-bentuk persidangan

a. Bentuk banjar kebelakan:


b. Bentuk Shaf

c. Bentuk Huruf U :

d. Bentuk Lingkaran :

e. Bentuk Tapal Kuda :

“Garis Hitam adalah Posisi Pimpinan Sidang”

G. Ketukan palu dalam persidangan


Dalam pengambilan keputusan sering ditemukan dengan menggunakan ketukan:
3–1- 3
1. 1 kali ketukan
o Menyerahkan/Menerima pimpinan sidang.
o Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang
o Menskorsing dan mencabut kembali skorsing sidang
o Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
2. 3 kali ketukan
o Membuka/menutup sidang atau acara resmi.
o Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang

Catatan : ketukan banyak adalah ketika forum dalamkeadaan kurang


kondusif (kacau)

&&&&&&&&&&&&
##################################################
TAMBAHAN
A. Hakekat Tekhnik dalam Persidangan
Tekhnik adalah cara bersidang yang sesuai konstitusi atau aturan.
Tujuan memahami Tekhnik dalam bersidang adalah:
Tercapainya keputusan bersama dengan cara yang nikmat dan sah, serta memiliki
kekuatan hukum yang lebih untuk dipertahankan dikemudian hari.
B. Sebuah diskusi memenuhi untuk dikatakan Persidangan kalau…….
a. Terdapat permasalahan
b. Terdapat peserta sidang yang sesuai quorum
c. Adanya petugas persidangan terutama pimpinan sidang
d. Tersedianya kelengkapan sidang yang memadai
e. Terdapat draft atau kesepakatan tekhnis pra-persidangan seperti konvensi ketukan
palu
f. Terdapat keputusan
C. Mengapa Sidang Butuh Etika Khusus?
a. Menekan kemunculan pendapat yang bersifat subjektif
b. Menghindari timbulnya masalah baru
c. Menjaga agar proses persidangan tetap pada garis penyelesaian masalah, bukan adu
argumen”.
d. Melahirkan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan semua peserta sidang
e. Demi kenyamanan bersidang
f. Hakekat Etika : adalah mencakup tata cara berinteraksi yang sopan, serta
menjalankan Tekhnik dalam Persidangan.
D. Tata Cara Memimpin Persidangan
a. Pemimpin sidang harus memperhatikan segala agenda acara, tata tertib, dan
protokoler persidangan.
b. Membentuk kata pengantar yang singkat, padat dan jelas sehingga mudah dipahami
oleh peserta sidang.
c. Jika terjadi ketegangan ataupun perselisihan berupaya memberikan penjelasan
secara proporsional mengenai masalah yang dibahas.
d. Memberikan sanksi jika ada yang melanggar tata tertib sidang dengan tegas dan adil.
e. Membuat kesimpulan dari keseluruhan acara persidangan.
Sebelum sidang dimulai, biasanya sidang belum mempunyai pimpinan sidang.
Untuk itu sebagai pimpinan sidang sementara diambil alih oleh panitia pengarah
(SC). Panitia pengarah ini akan memilih pimpinan sidang atau presidium sidang
untuk selanjutnya. Presidium sidang terpilih memimpin jalannya persidangan.
Pimpinan sidang terpilih dapat dipilih lebih dari satu orang dan hendaknya dipilih
lebih dari satu agar bergantian memimpin.
E. Persidangan dalam Kontek Musyawarah
Secara etimologi siding menunjukkan pada subjek yang terlibat dalam suatu
pertemuan yang resmi seperti sidang pimpinan/anggota, sidang hakim, sidang jum’at
dan sebagainya. Tujuan yang hendak dicapai dalam persidangan adalah usaha
komunikasi guna mencapai kesepakatan tertentu yang bermuara pada proses
pencapaian tujuan organisasi secara mufakat. Persidangan yang dilaksanakan
melalui jalan musyawarah tersebut menuntut adanya kesepakatan-kesepakatan yang
telah disetujui bersama oleh peserta sidang.
Sidang atau musyawarah atau rapat adalah suatu pertemuan untuk
memutuskan suatu perkara atau masalah. Persidangan diartikan sebagai suatu forum
yang dilaksanakan secara formal oleh suatu lembaga, organisasi atau unit-unit lain
dengan suatu persoalan atau menyangkut pertanggung jawaban pengurus organisasi
pada masa akhir kepengurusannya. Persidangan adalah termasuk jenis diskusi
karena didalamnya terdapat interaksi antara peserta sidang untuk merumuskan suatu
tujuan tertentu. Istilah persidangan memiliki nilai yang lebih sekedar diskusi karena
didalam persidangan menghasilkan sesuatu yang akan memiliki kekuatan hukum.
Hal itu dikarenakan bahwa persidangan biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga
formal atau nonformal yang menempatkan persidangan sebagai forum tertinggi. Jadi
persidangan sifatnya lebih formal dan isi pembicaraannya lebih bersifat politik legal
serta menghasilkan keputusan-keputusan politik yang mengikat banyak orang serta
kepentingan.
Persidangan biasanya sangat alot, karena isi pembicaraan begitu komplek
serta berhubungan dengan tujuan ideal yang akan dicapai. Selain itu dikarenakan
banyaknya kepentingan yang muncul sehingga tidak heran apabila suatu
persidangan sangat alot dan kecenderungan panas yang mengundang kontak fisik.
Gesekan-gesekan dalam situasi persidangan adalah suatu hal yang biasa karena
didalamnya terjadi proses dialog atau debat untuk merasionalkan suatu hal sehingga
sering pula persidangan disebut “perang dingin atau perangkata”.
F. Syarat-syarat Presidium Sidang :
 Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
 Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
 Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
 Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
G. Sikap Presidium Sidang :
 Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
 Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
 Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta
H. Quorum dan Pengambilan Keputusan
 Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½
+ 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga ditentukan melalui konsensus)
 Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil
diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan
 Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang,
maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang
I. Pelaksanaan Interupsi :
 Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara
setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang
 Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
 Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan
mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan
wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium
Sidang dan atau Peserta Sidang
J. Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat
persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai
universal dimasyarakat.
K. Sanksi-sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata
tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan
usulan peserta siding yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi
didahului oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan
kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari
forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang
yang lain
Sebagai Mahasiswa Organisatoris Anda tidak akan terlepas yang namanya
Bersidang baik didalam organisasi internal kampus
maupun organisasi Eksternal kampus. Adapun istilah dan metode
persidangan itu sebagai berikut:

PENGERTIAN :

 SIDANG : adalah forum formal bagi pengambilan keputusan yang akan menjadi
kebijakan dalam sebuah organisasi (berstruktur dan mempunyai susunan
hierarkis) dengan diawali oleh konflik.
 RAPAT : adalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan
kebijakan organisasi dalam bentuk keputusan, kesepakatan atau
lainnya tanpa harus didahului oleh konflik.
 MUSYAWARAH : adalah forum informal sebagai sarana pengambil
keputusan, kesepakatan, penyebaran informasi atau lainnya dalam
sebuah institusi tanpa harus didahului oleh konflik

metode dalam persidangan

Macam-Macam Persidangan :
1. Sidang Pleno : sidang yang dihadiri oleh seluruh peserta sidang. Termasuk
dalam kategori sidang ini adalah; Sidang pendahuluan yang biasanya untuk
menetapkan jadwal, tata tertib dan pemilihan presidium sidang. Sidang pleno,
biasanya di tengah persidangan untuk mengesahkan laporan pertanggung
jawaban yang dipimpin oleh presidium sidang.

2. Sidang Paripurna, biasanya berisi tentang pengesahan hasil-hasil sidang.

3. Sidang Komisi : adalah sidang yang diikuti oleh peserta terbatas (anggota
komisi), sidang ini diadakan untuk pematangan materi sebelum diplenokan,
dipimpin oleh pimpinan komisi.

4. Sidang Sub Komisi, sidang ini lebih terbatas dalm sidang komisi guna
mematangkan materi lanjut.

Unsur-Unsur Persidangan :

 Tempat atau Ruang Sidang


 Waktu dan Acara Sidang
 Peserta Sidang
 Perlengkapan Sidang (Palu, meja, dll.)
 Tata tertib Sidang
 Presidium Sidang (Pimpinan dan Notulen/Sekretaris Sidang)

Istilah-Istilah Dalam Persidangan :

 Skoorsing adalah penundaan acara sidang untuk sementara waktu atau dalam waktu
tertentu pada waktu sidang berlangsung.

 Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing


waktu untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak
yang bersebrangan secara informal.

 Voting, Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak.

 Peninjauan Kembali (PK) : mekanisme yang digunakan untuk mengulang


kembali pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan

 Interupsi adalah memotong pembicaraan, ditempuh dengan menggunakan kata


“interupsi” yang pada hakekatnya meminta kesepakatan untuk berbicara.
Etika Sidang

Sebelum menyampaikan sesuatu hal, diharapkan setiap peserta


mengacungkan tangan dan menggunakan istilah “Interupsi”. Ada beberapa
jenis interupsi yang biasanya digunakan dalam persidangan, antara lain :

 Interupsi Point of Previlege (preverence), digunakan apabila ada


kepentingan yang sangat mendesak misalnya ijin ke belakang.

 Interupsi Point of Information, digunakan untuk memberikan informasi


penting kepada peserta sidang.Interupsi Point of Justification,
digunakan untuk menguatkan pendapat sebelumnya.

 Interupsi Point of Question (pertanyaan), interupsi yang digunakan


untuk menanyakan sesuatu hal dalam forum.

 Interupsi Point of Clarification (clearing), interupsi yang sifatnya


menjernihkan suatu permasalahan yang sedang diperdebatkan.

 Interupsi Point of Order, interupsi yang bersifat meminta kepada


presidium sidang untuk mengambil tindakan atau bisa juga untuk
usulan baru yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam
persidangan. Misalnya penambahan dan pengurangan point, waktu
skorsing, ishoma dan usulan yang lain.

 Interupsi Point of Affirmation (afirmasi), intrupsi yang digunakan


kepada presidium siding untuk menguatkan pendapat/argument dari
sesame anggota persidangan.

Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang, Interupsi diatas
interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidanganApabila dalam
persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan
jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk
mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan
atau Peserta Sidang.

Penggunaan Palu Dalam Sidang


Dalam sidang, penggunaan palu sangat penting sekali. Pimpinan sidang
harus memahami tata cara penggunaan palu, karena, kesalahan penggunaan
atau pengetukan palu sidang akan mengacaukan situasi sidang.

ketukan palu sidang

Macam-Macam Ketukan Palu Sidang :

 1 kali ketukan berarti :

· Mengesahkan hasil rapat


· Pengalihan Presidium/Pimpinan Sidang

 2 kali ketukan :

· Skorsing
· Mencabut Skorsing

 3 kali ketukan :

· Pembukaan Sidang
· Penutupan Sidang
 Berkali-kali ketukan :

. Peringatan atau meminta perhatian peserta Sidang

DEMIKIAN METODE DAN ISTILAH-ISTILAH DALAM PERSIDANGAN YANG


DAPAT KAMI SHARE SEMOGA BERMANFAAT TERIMAH KASI ATAS
KUNJUNGAN ANDA DIBLOG KAMI.

Anda mungkin juga menyukai