Anda di halaman 1dari 3

METODE PERSIDANGAN KESATUAN MAHASISWA KABUPATEN MAMASA (KMKM)

1. Pengertian Persidangan
Sidang merupakan forum formal untuk membahas hal-hal tertentu guna
menghasilkan keputusan.
2. Istulah Dalam Persidangan
1. Quorum, yaitu jumlah minimal peserta untuk dimulainya persidangan
2. Skorsing, Yaitu menghentikan sidang untuk sementara dengan waktu yang telah
ditentukan oleh peserta sidang.
3. Pending, yaitu menghentikan sidang dalam waktu yang tidak ditentukan
4. Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
5. Lobying, ialah upaya menyelesaikan perbedaan pendapat antar peserta sidang dalam
pengambilan keputusan
6. Interupsi, adalah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan peserta sidang
lainnya
7. Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.
3. Jenis-Jenis Sidang
Ada beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:
1. Sidang Pleno
a. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta sidang yang membahas dan
memutuskan ha-hal yang bersifat umum.
2. Sidang komisi
a. Sidang Komisi diikuti oleh peserta dengan jumlah terbatas dan membahas
hal secara khusus.
4. Aturan Sidang
1. peserta
Peserta sidangan dibagi menjadi dua, yaitu peserta penuh dan peserta peninjau.
Peserta penuh adalah pengurus atau anggota biasa, sedangkan peserta.
a. Hak Peserta Penuh
1. Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat,
mengajukan usulan kepada pimpinan sidang, baik secara lisan maupun
secara tulisan.
2. Hak suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan
keputusan.
3. Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses
pemilihan.
4. Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
b. Hak Peserta Peninjau
Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara
c. Kewajiban peserta penuh dan peninjau
1. Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2. Menjaga ketenangan persidangan.

2. Presidium Sidang
a. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui
Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya
sidang seperti aturan yang disepakati bersama.
c. Presidium Sidang bertanggung jawab untuk memimpin dan menjalankan
tata tertib persidangan.

5. Aturan Ketuk Palu


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu sidang berkaitan
dengan jumlah ketukannya.
1. Satu Kali Ketukan
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;
b. Mengesahkan keputusan poin perpoin;
2. Dua Kali Ketukan
a. Menskorsing atau mencabut kembali skorsing
b. Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru
(peninjauan kembali).
3. Tiga Kali Ketukan
a. Membuka atau menutup sidang secara resmi.
b. Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.
4. Ketukan Berulang-Ulang
Menenangkan peserta sidang atau forum.
Contoh kalimat pengucapannya:
1. Membuka Sidang
“Dengan memohon pertolongan Tuhan yang Maha_Esa sidang saya
nyatakan dibuka, tok…tok…tok…..”
2. Mengalihkan Pimpinan Sidang
“Dengan memohon pertolongan Tuhan yang Maha_Esa pimpinan sidang
yang lama saya alihkan kepada pimpinan sidang yang baru, tok…”
3. Menutup Sidang
“Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha_Esa, sidang saya
nyatakan ditutup, tok…tok…tok….”
4. Menerima Pimpinan Sidang
“dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha_Esa, pimpinan
sidang yang baru saya terima dari pimpinan sidang yang lama tok…”.
5. Menskorsing Sidang
“Dengan memohon pertolongan Tuhan Yang Maha_Esa, sidang saya
skorsing selama…, tok….tok…”
6. Memberi peringatan kepada peserta sidang
“tok….tok…tok..tok…tok…, peserta sidang harap tenang”.

6. Interupsi
1. Macam-Macam Interupsi (Interruption)
a. Interruption Point of Order
Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan
yang berkaitan dengan jalannya pesidangan. (jika pembahasan melebar
atau tidak konsisten).
b. Interruption Point of Clarification
Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi
yang butuh klarifikasi, agar tidak terjadi pendangkapan bias ketika
seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap
suatu pernyataan.
c. Interruption Point of Information
Dilakukan untuk menyampaiakan informasi tambahan yang
dianggap membantu maupun informasi yang sifatnya teknis.
d. Interruption Point of Personal Previllage
Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak
tertentu diluar substansi permasalahan.
e. Interruption of Explanation
Dilakukan untuk menjelaskan suatu pernyataan agar tidak
ditanggapi keliru.
2. Pelaksanaan Interupsi
a. Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah minta izin dari presidium sidang.
b. Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu
menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka panitia
pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya
persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan/atau Peserta
Sidang.
7. Bentuk Persidangan
a. Berbentuk bundar adalah sidang yang melingkar
b. Shaf adalah berbaris-baris (dapat kita lihat diruangan perkuliahan
atau sekolah-sekolah)
c. Berbentuk U
d. Berbentuk T
e. Dan bentuk persidangan tergantung kondisi tempat yang gunakan
dalam bersidang

Anda mungkin juga menyukai