Anda di halaman 1dari 3

Agama Hindu-Buddha di Kamboja

Mayoritas orang Kamboja adalah penganut agama Buddha Theravada versi Khmer.Agama
Hindu tergolong minoritas di negara ini.Namun sebagai bukti sejarah agama Hindu di
Kamboja,terdapat peninggalan sejarah yang dinamai Angkor Wat.

Agama Buddha yang dipraktikkan di Kamboja adalah aliran Theravada. Agama Buddha telah
ada di Kamboja sejak abad ke 5 Masehi, dengan beberapa sumber mengatakan bahwa asal
mula penyebarannya telah berlangsung bahkan sejak abad ke 3 Masehi.

Bukti sejarah tentang masuknya Agama Buddha ke Kamboja dimulai sekitar abad ke V
dengan ditandai pengiriman misi keagamaan Buddhist ke China yang dipimpin oleh Bhikkhu
Nagasena, sewaktu pemerintahan raja kaundinya Jayawarman (478-514). Hal ini juga
dibuktikan dengan adanya catatan sejarah kerajaan China pada waktu pemerintahan dinasti
Liang (502-556) yang menyatakan bahwa Kaundinya Jayawarman telah mengirim sebuah
patung Buddha kepada penguasa di China yaitu raja Wu-ti pada tahun 503 Masehi. Lebih
lanjut Bhiksu It-tsing juga mencatat keadaan masyarakat di kerajaan Ponan (Funan). Dalam
perkembangan selanjutnya, para raja yang berkuasa di Kamboja memberikan perlindungan
dan dukungan kepada Agama Buddha, sehingga sampai sekarang Agama Buddha masih
menjadi agama mayoritas di Kamboja.

Theravada telah menjadi agama negara Kamboja sejak abad ke 13 Masehi (kecuali pada masa
Demokrasi Kampuchea, dan sampai saat ini masih menjadi agama paling dominan dengan
95% populasi memeluk agama ini.[1]

Sejarah agama Buddha di Kamboja telah berusia hampir dua ribu tahun dan telah melewati
jatuh bangunnya berbagai kerajaan dan dinasti disana. Agama Buddha memasuki Kamboja
dalam dua arus yang berbeda. Aliran awal agama Buddha masuk ke Kamboja bersamaan
dengan pengaruh Hindu yang dibawa oleh para pedagang Hindu. Sejarah selanjutnya, arus
kedua agama Buddha memasuki budaya Khmer selama kerajaan Angkor dimana Kamboja
mengadopsi berbagai tradisi Buddhis orang-orang Mon di Dvaravati dan Haripunchai.

Pada seribu tahu pertama dari sejarah Khmer, Kamboja diperintah oleh raja-raja Hindu dan
beberapa raja-raja Buddhis, seperti Jayavarman dari Kerajaan Funan dan Suryavarman I.
Berbagai tradisi Buddhis ini hidup berdampingan dengan penuh toleransi bersama raja-raja
Hindu.

Agama Buddha terus berkembang sampai abad ke 16 Masehi. Banyak pagoda dan tempat
peribadatan Buddhis yang dibangun selama masa kejayaan ini. Peninggalan-peninggalan
bersejarah dan harta budaya ini telah menjadi daya tarik wisata Kamboja.

Kurun waktu antara tahun 1130 dan 1150, Raja Suryavarman II membangun Angkor Wat
yang spektakuler, yang berfungsi sebagai observatorium astronomi, rencana sebagai lokasi
makamnya, dan sebagai sebuah monumen penghormatan untuk Dewa Wisnu, Dewa
Pemelihara dalam kepercayaan Hindu.

Raja Suryavarman II memerintahkan pembangunan Angkor Wat menurut kepercayaan Hindu


yang meletakkan gunung Meru sebagai pusat dunia dan merupakan tempat tinggal dewa-dewi
Hindu.
Angkor Wat berada dalam keadaan yang baik dibandingkan dengan kuil lain di dataran
Angkor disebabkan Angkor Wat telah dialihfungsikan menjadi kuil Buddha dan dipelihara
serta digunakan secara terus menerus ketika agama Buddha menggantikan agama Hindu di
Angkor pada abad ke-13. Kuil Angkor pernah dijajah oleh Siam pada tahun 1431. Nama
modern Angkor Wat, berarti "Kuil Kota", Angkor adalah bentuk perubahan dari kata nokor
yang berasal dari kata nagara dalam bahasa Sansekerta yang berarti ibu kota atau negara

Dalam masanya, Raja Jayavarman VII membangun kota yang berbenteng yang dikenal
sebagai Angkor Thom, dalam wilayah ibukota Yasodharapura, dengan candi-candi yang
mengesankan, termasuk Bayon, Ta Prohm, Banteay Kdei dan juga waduk Srah Srang. Ia pun
membuat jalan-jalan yang menghubungkan kota-kota dalam kemaharajaannya. Dan sebagai
Raja yang menganut Buddha Mahayana, tanda-tanda berakhirnya pengaruh Hindu di dalam
kemaharajaannya sudah bisa diperkirakan. Pada abad ke-13, sebagian besar rakyat Cambodia
memilih untuk menganut Buddha Theravada, agama yang relatif dapat diterima oleh
masyarakat dan dipercaya oleh negara hingga hari ini, dan sejak itu masa pembangunan
candi-candi Hindu berakhir sudah.

Sepeninggal Maharaja Jayavarman VII, Cambodia memasuki masa suram Angkor. Pada abad
ke-14, beberapa kerajaan penganut Buddha yang berada dibawah kekuasaan Khmer
memisahkan diri, salah satunya adalah kerajaan Champa. Di bagian Barat kerajaan Sukhothai
kian sering melakukan pembrontakan dan berhasil menekan Khmer. Di sisi lain, Raja penerus
Jayavarman VIII merupakan pengikut Hindu, ia mengganti agama kerajaan kembali menjadi
Hindu Shiwa dan berhasil menggoyahkan kekuatan kerajaan dengan menghancurkan semua
patung-patung Buddha serta mengembalikan semua Candi Buddha menjadi Candi Hindu
kembali.
ANGKOR WAR

Anda mungkin juga menyukai