AQIDAH AKHLAK
“IMAN DAN ISLAM”
DOSEN PENGAMPU : T . Indra Putra, M.Sy
Disusun oleh
Aurarizka .Z. (12250425052)
Rini Pauziah (12250421547)
Kholila Pratiwi (12250425410)
Indah Septriani (12250425802)
Lathifa Dwi Putri (12250423583)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu iman,dan islam?
2. Bagaimana proses terbentuknya iman dan upaya meningkatkannya?
3. Bagaimana manifestasi iman dan islam?
1.3 Tujuan
1. Memahami iman,dan islam.
2. Mengerti proses terbentuknya iman dan upaya meningkatnya.
3. Memahami manifestasi iman dan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman, dan Islam
1. IMAN
Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian
iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, kemudian diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang
artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab
yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat
sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan
mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam
hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.
Iman memiliki beberapa tingkatan, sebagaimana terdapat dalam sabda beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam :
ِ َوَأ ْدنَاهَا ِإ َماطَةُ ْاَأل َذى َع ِن الطَّ ِر ْي،ُضلُ َها قَ ْو ُل الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا
َوا ْل َحيَا ُء،ق َ فََأ ْف،ًش ْعبَة
ُ َست ُّْون ْ ِس ْب ُع ْونَ َأ ْو ب
ِ ض ٌع َو َ ض ٌع َو ْ ِْاِإل ْي َمانُ ب
ش ْعبَةٌ ِمنَ ْاِإل ْي َما ِن
ُ .
“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau lebih dari enam puluh cabang, cabang
yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallaah, dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan duri (rintangan) dari jalan, dan malu adalah salah satu cabang iman.”
2. ISLAM
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut
syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:
Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam
mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah
‘aqidah, ibadah, perkataan dan perbuatan.
Kedua: Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud
Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan hartanya ,
baik dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
ْ اب آ َمنَّا ۖ قُل لَّ ْم تُْؤ ِمنُوا َو ٰلَ ِكن قُولُوا َأ
ُ سلَ ْمنَا َولَ َّما يَد ُْخ ِل اِإْل ي َمانُ فِي قُلُوبِ ُك ْم ۖ َوِإن ت ُِطي ُعوا هَّللا َ َو َر
ْسولَهُ اَل يَلِ ْت ُكم ِّمن ُ ت اَأْلع َْر ِ َقَال
َ َأ ْع َمالِ ُك ْم
ش ْيًئا ۚ ِإنَّ هَّللا َ َغفُو ٌر َّر ِحي ٌم
“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada mereka),
‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum
masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.’” [Al-Hujuraat: 14]
Tidak diragukan lagi bahwa prinsip agama Islam yang wajib diketahui dan diamalkan oleh
setiap muslim ada tiga, yaitu; (1) mengenal Allah Azza wa Jalla, (2) mengenal agama Islam
beserta dalil-dalilnya [4], dan (3) mengenal Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Mengenal agama Islam adalah landasan yang kedua dari prinsip agama ini dan
padanya terdapat tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Setiap tingkatan mempunyai
rukun sebagai berikut:
Islam memiliki lima rukun, yaitu:
1. Bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah,
dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah.
2. Menegakkan shalat.
3. Membayar zakat.
4. Puasa di bulan Ramadhan
5. Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu menuju ke sana.
Kelima rukun Islam ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ;
MACAM-MACAM HIDAYAH.
Hidayah ialah satu petunjuk yang di karuniakan Tuhan kepada semua mahluk-Nya,baik
mahluk hewani maupun mahluk insani.Menurut Syekh Muhammad Abduh,bahwa hidayah itu
ada 4 macam tingkatanya, yaitu :
1. Hidayatul Wijdan
2. Hidayatul Hawas
3. Hidayatul Aqli
4. Hidayah Ad-din
5. Hidayah taufik
a.Manfaat Ibadah
Ibadah yang berfungsi sebagai Pupuk yang dapat menumbuh-suburkan benih iman.Seperti
yang dijelaskan dalam surat Al-Hijr:99 berikut:
َ َك َحتَّ ٰى يَْأتِي
ُك ْاليَقِين َ ََّوا ْعبُ ْد َرب
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai keyakinan (ajal) dating kepadamu!”
Diantara fungsi-fungsi pokok ibadah bagi manusia yaitu:
1) Menjaga keselamatan akidah, terutama terkait dengan kedudukan manusia dan Allah dimana
manusia dalam posisi sebagai hamba yang menyembah dan Allah dalam posisi sebagai Tuhan
yang disembah (‘abdun ya’budu wa rabbyu’badu).
2) Menjaga agar hubungan antara manusia dan Tuhan itu berjalan dengan baik dan abadi
(daiman Abadan) yang telah ditelah diterangkan pada Q.S. Al-fath:4
ِ ْت َواَأْلر
ض ۚ َو َكانَ هَّللا ُ َعلِي ًما َح ِكي ًما َ ب ْال ُمْؤ ِمنِينَ لِيَ ْزدَادُوا ِإي َمانًا َم َع ِإي َمانِ ِه ْم ۗ َوهَّلِل ِ ُجنُو ُد ال َّس َم
ِ اوا ِ ه َُو الَّ ِذي َأ ْن َز َل ال َّس ِكينَةَ فِي قُلُو
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,”
3) Mendisiplinkan sikap dan perilaku agar etis dan religius. Sikap etis didasarkan pada
paradigm agama (Tim Dosen PAI UM.,2005:38). Allah berfirman:
ٍ ت طُوبَ ٰى لَهُ ْم َو ُحسْنُ َمآ
ب ِ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا
“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali
yang baik.”
2.3.2 Macam-macam Ibadah
Ibadah pada umumnya dibagi menjadi dua macam, yaitu ibadah mahdhah (ibadah ritual)
dan ibadah ghairu mahdhah (ibadah social). Ibadah ritual adalah ibadah yang terangkum
dalam rukun islam dan ibadah social adalah ibadah yang berupa perbuatan baik yang
dilakukan oleh mukallaf dalam rangka melaksanakan perintah Allah.
Ibadah dengan segala ragamnya merupakan bentuk penghambaan diri kepada Allah, baik
yang berdimensi vertical (hablun minallah) maupun horizontal (mablun minannas) oleh para
ulama dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
a. Ibadah Khusus (ibadah mahdhah)
Yaitu ibadah yang pelaksanaannyatelah dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad
SAW. Tatacara (kaifiat), syarat, dan rukunnya telah diatur dan ditetapkan oleh agama. Dalam
ibadah khusus para ulama menetapkan kaidah: “Semua tidak boleh dilakukan, kecuali yang
diperintahkan Allah atau dicontohkan rasul-Nya.”. melakukan hal yang tidak dicontohkan
dalam ibadah ini disebut dengan bid’ah dhalalah (sesat). Adapun menurut HR. al-Bukhari dan
muslim bahwa “Siapa yang mengerjakan suatu amalan (ibadah) yang tidak sesuai dengan
perintahku, maka tertolak”.
Selain bid’ah dhalalah yang dilarang adapula bid’ah hasanah yaitu yang baik dan tidak
dilarang agama karena merupakan sunnah al-Khulufa al-Rasyidin (Abu bakar, Umar, Usman,
Ali) yang oleh Nabi SAW diperintahkan mengikutinya. Nabi SAW bersabda bahwa
“Hendaklah kamu mengikuti sunahku dan sunnah al-Khulufa al-Rasyidin yang akan
mendapat hidayah.”
Contoh bid’ah hasanah antara lain:
1) Dua kali adzan dalam shalat Jum’at seperti yang dilakukan oleh Khalifah Usman bin Affan,
sedang Nabi SAW hanya satu kali adzan, yaitu sesudah khatib menyampaikan salam dan
duduk di mimbar.
2) Shalat Tarawih berjamaah sebulan Ramadhan penuh dengan 20 rakaat dan witir 3 rakaat,
sebagaimana dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khaththab. Sedangkan Nabi SAW shalat
Tarawih hanya 8 rakaat dan witir 3 rakaat.
3) Membukukan kitab suci Al-Quran yang diprakarsai oleh Khalifah Abu Bakar kemudian
disempurnakan oleh Khalifah Usman.
Ibadah mahdhah dapat dibedakan antara yang bersifat badaniyyah (fisik) dan maliyyah
(harta):
1. Bersifat Badaniyyah, seperti: bersuci (thaharah) meliputi berwudhu, mandi, tayammum, cara
menghilangkan najis, adzan, iqamah, I’tikaf, doa, dan lain-lain.
2. Bersifat Maliyyah, seperti: qurban, aqiqah, al-hadyu, sedekah, wakaf, fidyah, hibah, dan lain-
lain.
b. Ibadah Umum (Ghair Mahdhah)
Ibadah Ghairu Mahdhah adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak ditentukan, baik
oleh Al-Quran atau sunnah Nabi SAW,berupa perbuatan apa saja yang dilakukan oleh
seseorang yang dibenarkan oleh agama contohnya, bekerja, belajar, menolong sesame,
silaturrahim, dan sebagainya.
Sebagai ibadah yang bersifat umum cakupan Ghairu Mahdhah cukup luas meliputi:
1. Hukum Keluarga (ahkam al-Ahwal al-Syakhsyiyah)
2. Hukum Perdata (al-ahkam al-Maliyah)
3. Hukum Pidana (ahkam al-Jinayah)
4. Hukum Acara (ahkam al-murafa’ah)
5. Hukum perundang-undangan
6. Hukum Kenegaraan (al-ahkam al-dauliyah)
7. Hukum Ekonomi dan Keuangan (al-ahkam al-iqtishadiyah)
3.1 Kesimpulan
Iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Secara istilah
apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud Islam
adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan hartanya , baik dia
meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati. Apabila
disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh
agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah,
ibadah, perkataan dan perbuatan.
DAFTAR PUSTAKA