Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AQIDAH AKHLAK
“IMAN DAN ISLAM”
DOSEN PENGAMPU : T . Indra Putra, M.Sy

Disusun oleh
Aurarizka .Z. (12250425052)
Rini Pauziah (12250421547)
Kholila Pratiwi (12250425410)
Indah Septriani (12250425802)
Lathifa Dwi Putri (12250423583)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI MATEMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF QASIM


RIAU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hakikat manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah semata-mata untuk ta’abbudi yaitu
penghambaan yang penuh dengan cara beribadah hanya karena Allah SWT. Beribadah tanpa
ilmu tiada guna dan akan sia-sia. Ada tiga komponen yang saling berkaitan satu sama lain
dan sangat urgen untuk dijaga dan diamalkan oleh seorang hamba. Tiga komponen dasar
yang menjadikan sempurnanya predikat hamba disisi tuhannya. Tiga komponen tersebut
adalah Iman, Islam, dan Ihsan.
Seseorang dikatakan beriman jikalau mereka meyakini dan membenarkan adanya Allah
ta’ala tuhan yang maha Esa, adanya Malaikat Allah, adanya Rasul, Kitab-kitab samawi, hari
Kiamat serta adanya Qadla’ dan Qadar. Sedangkan seseorang dikatakan muslim ketika ia
melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan agama dan dikatakan muhsin ketika
seseorang dapat merasakan manisnya beribadah serta selalu merasa diawasi oleh Allah SWT,
pada ujungnya segala yang diperbuat lillahita’ala  hanya karena-Nya.
Maka dari itu, pentingnya tiga komponen tersebut. Namun, pembahasan makalah ini
adalah iman dan islam. Maka, kita mengetahui apa itu iman dan islam. mengetahui rukun-
rukun iman dan islam, mengetahui tingkatan-tingkatan dalam iman maupun islam, serta
korelasi antara iman dan islam.

1.2    Rumusan Masalah
1.        Apa itu iman,dan islam?
2.        Bagaimana proses terbentuknya iman dan upaya meningkatkannya?
3.        Bagaimana manifestasi iman dan islam?

1.3     Tujuan
1.        Memahami iman,dan islam.
2.        Mengerti proses terbentuknya iman dan upaya meningkatnya.
3.        Memahami manifestasi iman dan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman, dan Islam
1.    IMAN
Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian
iman  adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, kemudian diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang
artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab
yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat
sangat jauh.”  (Q.S. An Nisa : 136)
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan
mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam
hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.
Iman memiliki beberapa tingkatan, sebagaimana terdapat dalam sabda beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam :

ِ ‫ َوَأ ْدنَاهَا ِإ َماطَةُ ْاَأل َذى َع ِن الطَّ ِر ْي‬،ُ‫ضلُ َها قَ ْو ُل الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا‬
‫ َوا ْل َحيَا ُء‬،‫ق‬ َ ‫ فََأ ْف‬،ً‫ش ْعبَة‬
ُ َ‫ست ُّْون‬ ْ ِ‫س ْب ُع ْونَ َأ ْو ب‬
ِ ‫ض ٌع َو‬ َ ‫ض ٌع َو‬ ْ ِ‫ْاِإل ْي َمانُ ب‬
‫ش ْعبَةٌ ِمنَ ْاِإل ْي َما ِن‬
ُ .
“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau lebih dari enam puluh cabang, cabang
yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallaah, dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan duri (rintangan) dari jalan, dan malu adalah salah satu cabang iman.”

Rukun Iman ada enam, yaitu:


1.      Iman kepada Allah.
2.      Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya.
3.      Iman kepada Kitab-Kitab-Nya.
4.      Iman kepada Rasul-Rasul-Nya.
5.      Iman kepada hari Akhir.
6.      Iman kepada takdir yang baik dan buruk.
Keenam rukun iman ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-
Khaththab Radhiyallahu anhu dalam jawaban Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam atas
pertanyaan Malaikat Jibril Alaihissallam tentang iman, yaitu:

ُ ‫ َو ُر‬،‫ َو ُكتُبِ ِه‬،‫ َو َمالَِئ َكتِ ِه‬،ِ‫َأنْ تُْؤ ِمنَ بِاهلل‬.


َ ‫ َوتُْؤ ِمنَ بِا ْلقَ َد ِر َخ ْي ِر ِه َو‬،‫ َوا ْليَ ْو ِم ْاآل ِخ ِر‬،‫سلِ ِه‬
‫ش ِّر ِه‬
“Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya,
hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan buruk.”

2.      ISLAM
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut
syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:
Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam
mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah
‘aqidah, ibadah,  perkataan dan perbuatan.

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

َّ‫ت هَّللا ِ فَِإن‬ َ ‫اختَلَفَ الَّ ِذينَ ُأوتُوا ا ْل ِكت‬


ِ ‫َاب ِإاَّل ِمن بَ ْع ِد َما َجا َء ُه ُم ا ْل ِع ْل ُم بَ ْغيًا بَ ْينَ ُه ْم ۗ َو َمن يَ ْكفُ ْر بِآيَا‬ ْ ‫ساَل ُم ۗ َو َما‬ ْ ‫ِإنَّ الدِّينَ ِعن َد هَّللا ِ اِإْل‬
‫ب‬
ِ ‫سا‬َ ‫س ِري ُع ا ْل ِح‬ َ َ ‫هَّللا‬
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah
diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka.
Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.” [Ali ‘Imran: 19)
Menurut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahulllah, definisi Islam adalah:
‫سالَ ُم ِهللِ ِبالت َّْو ِح ْي ِد َو ْاِإل ْنقِيَا ُد لَهُ باِلطَّا َع ِة َوا ْلبَ َرا َءةُ ِمنَ الش ِّْر ِك َوَأ ْهلِ ِه‬ْ ِ ‫ست‬ْ ‫ َ ْاِإل‬:‫سالَ ُم‬ْ ‫ ْاِإل‬.
“Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh
kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya.”

Kedua: Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud
Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan hartanya ,
baik dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

ْ ‫اب آ َمنَّا ۖ قُل لَّ ْم تُْؤ ِمنُوا َو ٰلَ ِكن قُولُوا َأ‬
ُ ‫سلَ ْمنَا َولَ َّما يَد ُْخ ِل اِإْل ي َمانُ فِي قُلُوبِ ُك ْم ۖ َوِإن ت ُِطي ُعوا هَّللا َ َو َر‬
ْ‫سولَهُ اَل يَلِ ْت ُكم ِّمن‬ ُ ‫ت اَأْلع َْر‬ ِ َ‫قَال‬
َ ‫َأ ْع َمالِ ُك ْم‬
‫ش ْيًئا ۚ ِإنَّ هَّللا َ َغفُو ٌر َّر ِحي ٌم‬
“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada mereka),
‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum
masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.’” [Al-Hujuraat: 14]
Tidak diragukan lagi bahwa prinsip agama Islam yang wajib diketahui dan diamalkan oleh
setiap muslim ada tiga, yaitu; (1) mengenal Allah Azza wa Jalla, (2) mengenal agama Islam
beserta dalil-dalilnya [4], dan (3) mengenal Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Mengenal agama Islam adalah landasan yang kedua dari prinsip agama ini dan
padanya terdapat tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Setiap tingkatan mempunyai
rukun sebagai berikut:
Islam memiliki lima rukun, yaitu:
1.    Bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah,
dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah.
2.    Menegakkan shalat.
3.    Membayar zakat.
4.    Puasa di bulan Ramadhan
5.    Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu menuju ke sana.

Kelima rukun Islam ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ;

َ‫ضان‬ َ ‫ َو‬،‫ َوِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة‬،‫صالَ ِة‬


َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ ُ ‫ش َها َد ِة َأنْ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوَأنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
َّ ‫ َوِإقَ ِام ال‬،ِ‫س ْو ُل هللا‬ ٍ ‫سالَ ُم َعلَى َخ ْم‬
َ :‫س‬ ْ ‫بُنِ َي ْاِإل‬
ِ ‫ َو َح ِّج ا ْلبَ ْي‬.
‫ت‬
“Islam dibangun atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak
diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke
Baitullah.”

2.2 Proses Terbentuknya Iman dan Upaya Meningkatkannya


Fitrah Ilahi 2.2.1

ِ َ‫ت ََخلَّقُ ْوا بَِأ ْخال‬


ِ‫ق هللا‬
“Hendaklah kalian berakhlak dengan akhlak Tuhan sesuai kemampuan kalian sebagai
makhluk”.
Kita diperintahkan oleh Nabi untuk berusaha meneladani akhlak Tuhan sifat-sifat Tuhan
sesuai kemampuan kita sebagai makhluk, nah, puasa adalah salah satu upaya untuk
meneladani sifat-sifat Allah itu sesuai kemampuan kita sebagai makhluk, Allah tidak makan,
tidak minum, tidak memiliki pasangan, kita sebagai makhluk berusaha meneladaninya sesuai
kemampuan kita, maka dalam puasa kita tidak makan, tidak minum dan tidak berhubungan
suami istri sesuai dengan kemampuan kita sebagai makhluk. Namun, akhlak banyak bentuk
jama’nya menunjukkan bahwa ada banyak aspek dari akhlak, karena itu ada akhlak kepda
Allah ada akhlak sesama manusia ada akhlak kepada binatang bahkan dengan lingkungan.
Agungkanlah Allah dan berprasangka baik turus kepadaNya itulah dasar akhlak kepada
Allah, perlakukanlah manusia sebagaimana anda ingin di perlakukan itulah dasar akhlak
sesama manusia dan pelihara, bimbinglah, antarlah segala sesuatu menuju tujuan
penciptaaannya itulah dasar akhlak kepada lingkungan kita
2.2.2  Hidayah
Kata Hidayah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi bahasa
Indonesia. Akar katanya ialah : hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan. Khusus
yang terakhir, kata hidaayatan kalau wakaf (berhenti) di baca : Hidayah, nyaris seperti ucapan
bahasa Indonesia. Hidayah secara bahasa berarti petunjuk. Lawan katanya adalah : “Dholalah”
yang berarti “kesesatan”. Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk
jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah. Allah
berfirman yang artinya:
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka, dan (sebab itu)
merekalah orang-orang yang sukses.” (Q.S. Al-Baqarah: 5)
Namun salinan bahasa Indonesia tersebut (petunjuk atau pimpinan) dari kata-kata hidayah
itu tidaklah menggambarkan makna haqiqi yang dalam perkataan hidayah tersebut.sebab arti
yang terkandung dalam perkataan Hidayah itu mengandung kekhususan.
Maksudnya, petunjuk itu dikaruniakan Tuhan kepada Mahluk-Nya sehingga dengan
petunjuk tersebut ,seseorang dalam menempuh jalan yang di tujuanya dapat tercapai,lurus
tidak terperosok dalam jurang kenistaan.kalau boleh saya ibaratkan hidayah itu suatu cahaya
kilat atau pelita yang menerangi jalan yang di tempuhnya pada malam hari yang gelap gulita.

MACAM-MACAM HIDAYAH.
Hidayah ialah satu petunjuk yang di karuniakan Tuhan kepada semua mahluk-Nya,baik
mahluk hewani maupun mahluk insani.Menurut Syekh Muhammad Abduh,bahwa hidayah itu
ada 4 macam tingkatanya, yaitu :
1.      Hidayatul Wijdan
2.      Hidayatul Hawas
3.      Hidayatul Aqli
4.      Hidayah Ad-din
5.      Hidayah taufik

2.2.3 Ikhtiar insani


Setiap muslim hendaknya mengetahui cara-cara meningkatkan iman, dan
mempraktekkannya, terutama saat iman sedang turun. Agar dirinya punya kesempatan besr
meninggal dunia dlam keadaan membawa iman, atau kusnul khatimah. Berikut ini dijelaskan
sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan iman.
1. Penciptaan lingkungan yang kondusif
2. Dzikir, tafakkur, dan tadabbur
3. Ingat mati

2.3 Ibadah : Manifestasi Iman dan Islam


2.3.1 Manfaat Ibadah

a.Manfaat Ibadah
Ibadah yang berfungsi sebagai Pupuk yang dapat menumbuh-suburkan benih iman.Seperti
yang dijelaskan dalam surat Al-Hijr:99 berikut:
َ َ‫ك َحتَّ ٰى يَْأتِي‬
ُ‫ك ْاليَقِين‬ َ َّ‫َوا ْعبُ ْد َرب‬
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai keyakinan (ajal) dating kepadamu!”
Diantara fungsi-fungsi pokok ibadah bagi manusia yaitu:
1)   Menjaga keselamatan akidah, terutama terkait dengan kedudukan manusia dan Allah dimana
manusia dalam posisi sebagai hamba yang menyembah dan Allah dalam posisi sebagai Tuhan
yang disembah (‘abdun ya’budu wa rabbyu’badu).
2)   Menjaga agar hubungan antara manusia dan Tuhan itu berjalan dengan baik dan abadi
(daiman Abadan) yang telah ditelah diterangkan pada Q.S. Al-fath:4
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
‫ض ۚ َو َكانَ هَّللا ُ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬ َ ‫ب ْال ُمْؤ ِمنِينَ لِيَ ْزدَادُوا ِإي َمانًا َم َع ِإي َمانِ ِه ْم ۗ َوهَّلِل ِ ُجنُو ُد ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ِ ‫ه َُو الَّ ِذي َأ ْن َز َل ال َّس ِكينَةَ فِي قُلُو‬
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,”
3)   Mendisiplinkan sikap dan perilaku agar etis dan religius. Sikap etis didasarkan pada
paradigm agama (Tim Dosen PAI UM.,2005:38). Allah berfirman:
ٍ ‫ت طُوبَ ٰى لَهُ ْم َو ُحسْنُ َمآ‬
‫ب‬ ِ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali
yang baik.”

2.3.2  Macam-macam Ibadah
Ibadah pada umumnya dibagi menjadi dua macam, yaitu ibadah mahdhah (ibadah ritual)
dan ibadah ghairu mahdhah (ibadah social). Ibadah ritual adalah ibadah yang terangkum
dalam rukun islam dan ibadah social adalah ibadah yang berupa perbuatan baik yang
dilakukan oleh mukallaf dalam rangka melaksanakan perintah Allah.
Ibadah dengan segala ragamnya merupakan bentuk penghambaan diri kepada Allah, baik
yang berdimensi vertical (hablun minallah) maupun horizontal (mablun minannas) oleh para
ulama dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
a.       Ibadah Khusus (ibadah mahdhah)
Yaitu ibadah yang pelaksanaannyatelah dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad
SAW. Tatacara (kaifiat), syarat, dan rukunnya telah diatur dan ditetapkan oleh agama. Dalam
ibadah khusus para ulama menetapkan kaidah: “Semua tidak boleh dilakukan, kecuali yang
diperintahkan Allah atau dicontohkan rasul-Nya.”. melakukan hal yang tidak dicontohkan
dalam ibadah ini disebut dengan bid’ah dhalalah (sesat). Adapun menurut HR. al-Bukhari dan
muslim bahwa “Siapa yang mengerjakan suatu amalan (ibadah) yang tidak sesuai dengan
perintahku, maka tertolak”.
Selain bid’ah dhalalah yang dilarang adapula bid’ah hasanah yaitu yang baik dan tidak
dilarang agama karena merupakan sunnah al-Khulufa al-Rasyidin (Abu bakar, Umar, Usman,
Ali) yang oleh Nabi SAW diperintahkan mengikutinya. Nabi SAW bersabda bahwa
“Hendaklah kamu mengikuti sunahku dan sunnah al-Khulufa al-Rasyidin yang akan
mendapat hidayah.”
Contoh bid’ah hasanah antara lain:
1)      Dua kali adzan dalam shalat Jum’at seperti yang dilakukan oleh Khalifah Usman bin Affan,
sedang Nabi SAW hanya satu kali adzan, yaitu sesudah khatib menyampaikan salam dan
duduk di mimbar.
2)      Shalat Tarawih berjamaah sebulan Ramadhan penuh dengan 20 rakaat dan witir 3 rakaat,
sebagaimana dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khaththab. Sedangkan Nabi SAW shalat
Tarawih hanya 8 rakaat dan witir 3 rakaat.
3)      Membukukan kitab suci Al-Quran yang diprakarsai oleh Khalifah Abu Bakar kemudian
disempurnakan oleh Khalifah Usman.
Ibadah mahdhah dapat dibedakan antara yang bersifat badaniyyah (fisik) dan maliyyah
(harta):
1.      Bersifat Badaniyyah, seperti: bersuci (thaharah) meliputi berwudhu, mandi, tayammum, cara
menghilangkan najis, adzan, iqamah, I’tikaf, doa, dan lain-lain.
2.      Bersifat Maliyyah, seperti: qurban, aqiqah, al-hadyu, sedekah, wakaf, fidyah, hibah, dan lain-
lain.
b.      Ibadah Umum (Ghair Mahdhah)
Ibadah Ghairu Mahdhah adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak ditentukan, baik
oleh Al-Quran atau sunnah Nabi SAW,berupa perbuatan apa saja yang dilakukan oleh
seseorang yang dibenarkan oleh agama contohnya, bekerja, belajar, menolong sesame,
silaturrahim, dan sebagainya.
Sebagai ibadah yang bersifat umum cakupan Ghairu Mahdhah cukup luas meliputi:
1.      Hukum Keluarga (ahkam al-Ahwal al-Syakhsyiyah)
2.      Hukum Perdata (al-ahkam al-Maliyah)
3.      Hukum Pidana (ahkam al-Jinayah)
4.      Hukum Acara (ahkam al-murafa’ah)
5.      Hukum perundang-undangan
6.      Hukum Kenegaraan (al-ahkam al-dauliyah)
7.      Hukum Ekonomi dan Keuangan (al-ahkam al-iqtishadiyah)

2.3.3 Syarat Diterimanya Ibadah


Semua ibadah,  baik yang khusus (mahdhah) maupun yang umum (ghairu mahdhah)
mempunyai tujuan yang sama, yaitu ridho Allah. Hanya kepada Allah-lah semua ibadah di
tujukan, karena hanya dia-lah yang berhak menerima peribadatan dari semua makhluk yang
di ciptakannya. Ada dua syarat yang harus di penuhi agar semua ibadah bisa di terima oleh
Allah SWT,
a.        Dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. Diterangkan oleh Nabi Muhammad
SAW :
“Sesungguhnya Allah tidak menerima amal ( perbuatan ) kecuali amal yang di kerjakan
secara ikhlas dan di tujukan untuk mendapatkan ridho Allah” (HR. al-Nasa’i)
Dari segi bahasa, ikhlas berarti bersih atau  murni, tidak ada campuran. Ibarat emas yang
bersih dari segala macam campuran bahan-bahan lain. Suatu ibadah yang di sebut  ikhlas, jika
ibadah itu di lakukan murni karena Allah SWT  Semata, tanpa di campuri maksud-maksud
selain Allah, seperti ingin di puji, terkenal daan sebagainya. Allah SWT berfirman:
“Dan tidaklah mereka diperintah, kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas,
menjalankan agama dengan lurus” (Q.S. al-bayyinah:5)
Perusak ikhlas adalah riya’ dan sum’ah, yaitu beramal bukan karena Allah Subhanahu wa
Ta’ala, tetapi karena ingin dipertontonkan atau diperdengarkan kepada manusia. Demikian
pula beramal karena dunia dapat merusak keikhlasan. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
‫إنما األعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى هللا ورسوله فهجرته إلى هللا ورسوله ومن كانت هجرته‬
‫لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه‬
“Sesungguhnya amalan-amalan manusia tergantung niat, dan setiap orang (mendapatkan
balasan) sesuai niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya (yakni mendapatkan balasan kebaikan sesuai niatnya),
dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang ingin dia raih, atau wanita yang ingin dinikahi,
maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Amirul
Mu’minin Umar Bin Khaththab radhiyallahu’anhu).
b.      Dilakukan sesuai dengan ketentuan Allah dan contoh Rasul-nya. Allah berfirman:
“barang siapa mengharap perjumpaan dengan tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada-nya”
(Q.S. al-kahfi:110).
Maksud amal saleh dalam firman Allah tersebut ialah amal yang sesuai dengan
kehendak/petunjuk agama. Ibadah yang dilakukan tidak sesuai dengan petunjuk agama,
disebut bid’ah dhalalah. Hukum bid’ah dhalalah adalah sesat atau dosa. 
       
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Iman  adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.
            Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Secara istilah
apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud Islam
adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan hartanya , baik dia
meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati. Apabila
disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh
agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah,
ibadah,  perkataan dan perbuatan.
DAFTAR PUSTAKA

Dani, Abang. “Syarat Diterimanya Ibadah [dan Perusak-perusaknya]”.


https://abangdani.wordpress.com/2010/07/07/syarat-diterimanya-ibadah-dan-perusak
perusaknya/. 9-feb-2017
Hidayah.”Pengertian dan Macam-Macam Hidayah Secara Umum”.
https://onlinehidayah.wordpress.com/2011/10/12/pengertian-dan-macam-macam-hidayah-
secara-umum/.9-feb-2017
Trirnawati, Amalia.“macam-macam hidayah”.
http://amaliatrisnawati.blogspot.co.id/2009/05/macam-macam-hidayah.html.9-feb-2017.

Anda mungkin juga menyukai