PANEN
Penanganan buah dan sayur yang ditentukan oleh faktor ekonomi:
• Pengangkutan jangka lama, kebutuhan, penyimpanan, pemeliharaan bentuk dan rasa
(diterima konsumen)
• Pendewasaan dan pemasakan (kematangan) pada buah dan sayur mempengaruhi
kandungan nutrisi sayur dan buah (vitamin, protein, pati)
Good Agricultural Practice
PASCA PANEN
Pengelolaan pasca panen bertujuan untuk menyalurkan produk kepada konsumen dengan kualitas yang terjaga
Produsen diharapkan dapat menjaga kualitas produk seperti warna daun, kesegaran, dan bentuk sesuai
kriteria perusahaan sebagai komponen kualitas dalam penanganan dan pengemasan produk agar mencegah susut
bobot, memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, mencegah kontaminasi bahan asing dan
mencegah kerusakan fisik.
Penyeleksian
Penyortiran Penimbangan Distribusi Konsumen
Kualitas
PENDAHULUAN
Internal Eksternal
Ukuran Produk
Produk yang memiliki ukuran lebih kecil, laju
respirasinya lebih besar dibandingkan dengan produk ukuran
besar.
Misalnya, kentang dengan ukuran kecil-kecil memiliki laju
respirasi yang lebih besar dibandingkan dengan kentang yang besar
per satuan berat.
Hal tersebut karena kentang yang lebih kecil mempunyai
luas permukaan lebih besar daripada kentang yang lebih besar,
sehingga lebih banyak permukaannya yang bersentuhan dengan
udara. Dengan demikian, lebih banyak oksigen yang berdifusi
ke dalam jaringan.
RESPIRASI
Faktor Internal
Pelapis Alami
Produk yang memiliki lapisan lilin pada kulitnya, laju
respirasinya lebih rendah dibandingkan dengan produk yang
tidak mempunyai lapisan lilin
Jenis Jaringan
Jaringan muda yang lebih aktif melakukan
metabolism menunjukan kegiatan respirasi yang lebih tinggi
daripada organ-organ yang tidak aktif. Respirasi bervariasi
bergantung pada organnya. Misalnya, kegiatan respirasi dalam
kulit, daging buah, dan biji berbeda-beda.
RESPIRASI
Faktor Eksternal
Suhu
Suhu antara 0-35 derajat celcius menyebabkan laju respirasi
buah dan sayur meningkat hingga 2 kali untuk setiap
kenaikan 8 derajat celcius. Penurunan laju respirasi pada
suhu tinggi, merupakan gejala bahwa:
Oksigen O2. Tidak berdifusi cukup cepat untuk dapat
mempertahankan laju respirasi yang ada Etilen C2H4
Karbondioksida CO2. Tertimbun di dalam sel sampai Pemberian etilen pada buah klimaterik pada
Tingkat yang dapat mengambat metabolism Tingkat praklimaterik meunjukan kenaikan
Persediaan bahan makanan pada buah dan sayur yang respirasi lebih awal, sedangkan apabila buah
dapat dioksidasi tidak mencukupi untuk mempertahankan klimaterik diberikan etilen setelah puncak
laju respirasi yang tinggi klimaterik, maka tidak mengubah laju
respirasi
RESPIRASI
Faktor Eksternal
Oksigen Kerusakan Buah
Pada beberapa komoditi, respirasi meningkat dengan Pada buah dan sayuran
bertambahnya oksigen yang diberikan, misalnya wortel. Tetapi, yang mengalami kerusakan, laju
apabila konsentrasi oksigen melebihi 20%, respirasinya hanya respirasinya tergantung pada jenis
terpengaruh sedikit saja dan parahnya luka kerusakan. Hal
ini disebabkan oleh pengaruh etilen
Karbondioksida secara tidak langsung.
Konsentrasi CO2 yang sesuai dapat mempertahankan
mutu buah dan sayur yang disimpan karena respirasinya
terhambat, sehingga perubahan-perubahan pada bahan tersebut
terhambat.
Misalnya, jeruk dengan konsentrasi CO2 5%, menurunkan
aktivitas respirasi, tetapi pada konsentrasi 10%, terjadi peningkatan
respirasi
KLIMATERIK RESPIRASI DAN KEMATANGAN
Mutu buah yang baik diperoleh apabila pemanenan dilakukan saat buah sudah matang. Buah
yang belum masak apabila dipetik akan menghasilkan mutu yang buruk. Demikian pula, sayur-sayuran yang
dipetik terlalu awal akan menghasilkan mutu yang buruk. Sebaliknya, apabila penundaan pemetikkan
dilakukan, maka itu akan meningkatkan kepekaannya terhadap kerusakan, mutu dan nilai jualnya akan
turun. Tahap-Tahap Pertumbuhan Buah dan Sayur:
Pembusukan
KLIMATERIK
GC-MS (Gas
FTIR (Frourier-
Chromatography-
Transform Infrared
Mass
Spectoscopy)
Spectofotometer)
Spectofotometry
HPLC merupakan jenis dari kromatografi kolom dan bekerja dengan prinsip yang sama. Prinsip utama dari
kromatografi kolom adalah adanya adsorbsi (penempelan permukaan) dari solut (cairan sampel) ke dalam larutan
melalui fase diam yang menyebabkan adanya pemisahan solut dengan larutan. Tingkat adsorbsi tergantung pada
afinitas dari fase diam dan fase gerak. Fase diam terdiri dari adsorben seperti silika.
Gambar tersebut menunjukkan komponen utama yang terdapat pada HPLC. Larutan sampel diinjeksikan melalui
injektor (3) dan terbawa oleh fase gerak (1) melewati fase diam pada kolom (5), kemudian hasilnya dibaca oleh
detektor (6) dan ditampilkan pada pengolah data (7) sebagai kromatogram.
Berbeda dengan kromatografi kolom tradisional yang memanfaatkan gravitasi agar fase gerak dapat melalui fase
diam, HPLC menggunakan pompa bertekanan tinggi (2) untuk mengalirkan fase gerak menuju kolom fase diam.
Fase diam yang digunakan dalam HPLC dapat terdiri dari partikel dengan pori berukuran mikron sehingga tekanan
tinggi diperlukan agar fase gerak dan sampel dapat bergerak melewati pori tersebut. Penggunaan tekanan tinggi
menyebabkan metode ini dinamakan High Performance Liquid Chromatography atau yang dulu disebut juga sebagai High
Pressure Liquid Chromatography.
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya, setiap
campuran yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan direkam dalam bentuk
kromatogram. Dimana jumlah peak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas peak
menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran.
Gas Chromatography-Spectofotometer
Fase gerak berupa gas inert, seperti helium, nitrogen, argon, dan
hidrogen.
Gas Chromatography-Spectofotometer