Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sistem pembajakan tanah atau lahan diperlukan proses pengolahan tanah
tempat hasil pertanian. Pengolahan tanah merupakan salah satu solusi untuk
meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Pengolahan tanah sendiri menjadi awal
kegiatan budidaya pertanian sebelum kegiatan lainnya dilakukan sehingga pada
kegiatan ini perlu diupayakan secara efektif dan efisien, oleh karena menyangkut
kualitas hasil dan ketepatan waktu pengolahan tanah. Pengolahan tanah secara efektif
dan efisien bisa ditempuh dengan cara mekanis menggunakan traktor-traktor
pertanian.
Sebagai mahasiswa/i TMIP sangatlah penting bagi kita untuk dapat mengolah
tanah dengan menggunakan mesin. Proses pengolahan tanah dengan cara pembajakan
ini menggunakan traktor roda empat. Traktor dapat dimanfaatkan dalam berbagai
bentuk kegiatan pertanian mulai dari pengolahan tanah pertama, pengolahan tanah
kedua, penanaman, penyiangan, pemupukan dan alat transportasi. aPengolahan tanah
secara efektif dan efisien akan dapat dicapai apabila traktor dan alat pengolah
tanahnya cocok dengan kondisi tanah yang diolah, kualitas hasil pengolahan tanahnya
tinggi, dan tempo pengolahan tanahnya singkat sehingga hasil olahan tanahnya cocok
untuk tanaman yang akan ditanam dan hemat biaya operasi traktor, pemilihan jenis
traktor dan alatnya harus sesuai dengan kondisi lahan agar tidak terjadi pembuangan
tenaga akibat slip dan skid. Slip adalah suatu kondisi dimana traktor
mengalami pergerakan perputaran roda berulangulang pada satu titik lokasi dengan
tingkat kelicinan tertentu. Sedangkan skid adalah kondisi dimana roda traktor tidak
berputar tetapi traktor dapat berjalan.
Untuk kepentingan tersebut maka dilakukanlah praktikum teknologi traktor
yang menjelaskan praktek kerja traktor khususnya traktor roda empat (4WD) dalam
sistem pengolahan dan pembajakan lahan ataupun sawah. Untuk melengkapi
praktikum yang telah dilakukan maka dibuatlah laporan praktikum mengenai skid dan
slip pada roda traktor yang berisi perincian hitungan roda traktor saat praktikum serta
skip dan slip yang terjadi pada saat praktikum menggunakan traktor di lahan ataupun
sawah.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Melengkapi nilai mata kuliah teknologi traktor.
2. Mengetahui kapasitas kerja traktor saat membajak dan tidak membajak.
3. Menganalisis saat dimana traktor mengalami skip maupun skid.
4. Mampu mengetahui jenis alat dan mesin yang baik untuk setiap lahan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan
Waktu Efektif (Te) = 4 menit 3 detik = 243 s
Waktu Hilang (Th) = 7 menit 17 detik = 437 s
Jumlah Lintasan =1
Jumlah Putaran (N) =8
Waktu 8 Putaran (t) = 48 s
Diameter Roda Depan (D) = 0.83 m
Diameter Roda Belakang (D) = 1.22 m
Lebar Kerja Alat (W) = 0.8 m
Lebar Pembajakan (Wl) = 0.8 m
Jarak Tempuh Traktor Saat Pengolahan Roda Depan (Sb depan) = 17.72 m
Jarak Tempuh Traktor Saat Pengolahan Roda belakang (Sb belakang) = 21.98 m
Jarak Tempuh Traktor Saat Pengolahan 8 Putaran = 19,85 m
4.1.2 Perhitungan
1. Slip Traksi Roda (Si)
Jarak Tempuh Traktor Tanpa Beban Roda Depan (So Roda Depan)
So= . D . n
So= . 0.83m . 8 = 20.86017 m
Jarak Tempuh Traktor Tanpa Beban Roda Belakang (So Roda Belakang)
So= . D . n
So= .1.22 m. 8 = 30.662 m
Jarak Tempuh Traktor Selama 8 putaran (S8)
21,98+17,72
S 8= =19,85 m
2

Slip Traksi Roda Depan (Si)


SoSb
Si= x 100
So
20.8601717.72 m
Si= x 100 =15.053
20.86017 m
Slip Traksi Roda Belakang (Si)
SoSb
Si= x 100
So
30.66221.98 m
Si= x 100 =28.315
30.662 m
Luas Lahan Terolah (A)
A=Wl x S 8
= 0.3 x 19,85 m = 5.955 m = 5.955 x 10-4 ha
Kecepatan Operasi (V)
S8 19.85
V=
T8
= 48
= 0.413 m/s = 1.48725 km/h

2. Kapasitas Lapang Teoritis (KLT)


wxv
KLT =
10
0.8 x 1.48725
KLT = =0.11898 ha / jam
10
3. Kapasitas Lapang Efektif (KLE)
A
KLT =
Te+Th
5.955 x 104 ha
KLT = =3.15265 x 103 ha/ jam
243 s+ 437 s
4. Efisiensi Lapang
KLE
Efisiensi Lapang= x 100
KLT
3
3.15265 x 10 Ha/ jam
Efisiensi Lapang= x 100 =2.65
0.11898 Ha/ jam
Efisiensi Waktu (ET)
Te
ET= x 100
Te+Th
243 s
ET= x 100 =35.73 =0.35 s
243 s+ 437 s
Nadyah Rachma D
240110130070

4.2 Pembahasan
Praktikum mesin peralatan pertanian pertemuan ke 7 dan delapan kali ini
berjudul pengolahan tanah pertama dengan menggunakan traktor poros ganda.
Seperti pada judul praktikan akan mencoba mengolah tanah menggunakan traktor
poros ganda yang akan dipasang dan dijalankan oleh praktikan. Lokasi praktikum kali
ini adalah pada lahan yang berada di Ciparanje. Alat yang digunakan pada praktikum
kali ini adalah traktor poros ganda, bajak, patok untuk mengukur panjang slip yang
terukur bila terjadi, meteran untuk mengukur batas traktor akan berjalan, penanda
roda untuk mengukur putaran roda, lalu stopwatch untuk menghitung waktu efektif
dan waktu hilang dalam pengolahan tanah. Praktikum kali ini bertujuan untuk
mengetahui slip, kapasitas lapang teoritis, dan kapasitas lapang efektif pada lahan
yang dipakai untuk praktikum kali ini.
Pertama kali hal yang harus dilakukan oleh praktikan adalah mengukur lahan
yang bias terlewati akhirnya didapat bahwa lahan yang terlewati adalah sebanyak 8
putaran roda lalu tandai setiap sudut dengan menggunakan patok. Setelah itu dari
setiap kelompok praktikan masing masing ditugaskan untuk mengemudikan traktor,
mengukur waktu efektif yang merupakan waktu dimana terjadi pengolahan tanah
dan didapatkan waktunya adalah selama 4 menit 3 detik, dan waktu hilang dimana
traktor di pasang atau jika terjadi slip yaitu selama 7 menit 17 detik, mengukur lebar
kerja alat yaitu sebesar 34 cm dan lebar kerja alat yang sudah diukur terlebih dahulu
yaitu 0.8 m , mengukur kecepatan laju yang telah dihitung yaitu sebesar 1,48725
km/ha, lalu yang terakhir adalah untuk mengukur slip roda depan yaitu sebesar
15,053 dan slip roda belakang yaitu sebesar 28,315 . Dari hasil-hasil
pengukuran tersebut didapat pula perhitungan efisiensi waktu waktu yaitu sebesar

Ha
0,35 s, kapasitas lapang teoritis yaitu sebesar 0.11898 , kapasitas lapang
jam

3 Ha
efektif 3.15265 x 10 , dan efisiensi lapang sebesar 2.65 .
jam
Pada umumnya kapasitas lapang teoritis dan aktual memiliki perbedaan nilai
yang cukup signifikan. Dalam prakteknya kapasitas lapang secara aktual akan lebih
rendah dari kapasitas lapang teoritis ini disebabakan oleh beberapa faktor meliputi
kondisi lahan dan kondisi dari traktor itu sendiri, apakah masih layak digunakan atau
tidak. Dari data yang kami dapat pada saat praktikum adalah kapasitas lapang teoritis

Ha Ha
yaitu sebesar 0.11898 dan kapasitas lapang efektif 3.15265 x 103 .
jam jam
Kapasitas lapang menunjukan seberapa besar luasan tanah yang dapat diolah oleh
traktor persatuan waktu tertentu. Ini berkaitan dengan lebarnya daerah pembajakan
oleh traktor, dan kecepatan traktor tersebut pada saat melakukan pengolahan tanah.
Kapasitas lapang menunjukkan seberapa besar
luasan areal perlamanya waktu pembajakan tanpa memperhitungkan gangguan-
gangguan yang ada dilapangan. Kapasitas lahan teoritis merupakan suatu kapasitas
lahan ideal traktor dalam melakukan pembajakan pada suatu areal tertentu, dengan
asumsi bahwa traktor dianggap berjalan dengan mulus tanpa hambatan dengan
kecepatan konstan dan jarak yang ditempuh berdasarkan keliling roda traksi ban
belakang traktor. Kapasitas ini memberikan gambaran seberapa besar kemampuan
optimum traktor dalam mengolah tanah yang sebenarnya dilapangan. Pada saat
praktikum kondisi lapangan tidak bersahabat. Kondisi tanahnya memiliki
kelembaban yang tinggi sehingga ban traktor tertutupi tanah sehingga alur ban
traktor tidak bisa menggigit tanah akibatnya traktor banyak sekali slip nya sehingga
jalur ketika praktikum diganti. Praktikum kali ini mengalami hambatan dan
hambatan itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor meliputi
1.Faktor Kelembaban Tanah Yang Tinggi
Kelembaban tanah yang tinggi membuat gerak traktor menjadi sulit, dantraktor
sangat sulit berjalan lurus selalu berkelok kelok, juga menimbulkan slip pada
traktor serta ketidak seimbangan lainnya yang membuat arah pembajakan menjadi
lebih luas dan lebih pendek dari semestinya.
2.Faktor Liat Pada Lahan Yang Tinggi
Kadar liat tinggi ditambah kondisi lahan setelah hujan, membuat lahanmenjadi
licin, tanah semakin liat. Distribusi tekanan traktor menjadi tidak merata pada setiap
titiknya sehingga dengan demikian pergerakan traktor tidak stabil.
3.Faktor Konfigurasi Lahan Yang Tidak Beraturan
Pada kondisi lahan yang tidak beraturan dapat membuat nilai besaran
pembajakan untuk setiap lokasi menjadi berbeda, kondisi pada saat kami praktikum
memiliki kelembaban yang sangat tinggi sehingga traktor mengalami
ketidakseimbangan sehingga pembajakan menjadi melebar atau menyempit. Belum
lagi ada slip pada roda traktor yang sangat besar mengakibatkan laju gerak traktor
tidak lurus menjadi berkelok-kelok sehingga mempengaruhi lebar lahan yang dibajak.
4.Kesalahan Operator Pada Saat Pengukuran Data
Faktor ini akan selalu menyertai dalam setiap pengukuran dilapangan. Faktor
ini kemungkinan besar terjadi pada saat pengukuran pada praktikum kali ini.
Kesalahan pengukuran tersebut bisa pada saat mengukur mengukur lebar
pembajakan. Kemudian kesalahan pembacaan ukuran pun dapat mempengaruhi hasil
pengukuran yang ada. Overlapping pada saat pelaksanaan pembajakan dilapangan
dapat kita amati Overlapping terjadi atau tidak bisa dilihat dari adanya gerusan dan
gundukan yang menumpuk pada areal aluran pembajakan yang dilakukan
sebelumnya.
Nadyah Rachma D
240110130070
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Kapasitas teoritis pembajakan menunjukan seberapa besar kemampuan
optimum traktor dalam membajak lahan pertanian dalam ha /jam.
2. Efisiensi pembajakan diperoleh dari seberapa besar kapasitas aktual dan
teoritis yang diperoleh pada traktor saat pengolahan lahan.
3. Slip dan Skid mempengaruhi kinerja pembajakan traktor secara umum
dilapangan.
4. Umumnya pada lahan pertanian yang basah, kadar liat tinggi, dan konfigurasi
lahan yang fluktuatif / tidak seragam, menimbulkan slip yang besar pada laju
traktor.
5. Besarnya overlapping akan mempengaruhi lamanya waktu pembajakan
keseluruhan areal pembajakan yang akan dilakukan.
5.2 Saran
Saran praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan harus mengenal dan memahami parameter-parameter pengukuran
yang akan diidentifikasi.
2. Praktikan harus melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan prosedur

Anda mungkin juga menyukai