Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arang kayu adalah bahan bakar alternatif untuk
industri dan umumnya yang terbuat dari beberapa bahan
yang diaduk menjadi satu kesatuan dan dicetak sesuai
kebutuhan dan keinginan.Briket merupakan hal cukup
penting dalam hal industri dan umumnya.Bahan yang
sering digunakan adalah serbuk kayu, botong, arang,
tempurung kelapa,dan sekam padi yang kualitasnya
terjaga dan sesuai standar pembuatan briket.Kebutuhan
bahan bakar semakin meningkat di Indonesia.
Pemakaian bahan bakar gas dirasa semakin lama
semakin berkurang.Berdasarkan penelitian dan
pengamatan sehari-hari banyak limabah dari mebel
yang dibuang sia-sia saja,oleh karena itu kedepannya
dimungkinkan,briket dari kayu mempunyai potensi
kedepannya.Dibandingkan jenis bahan bakar lain,briket
dari arang kayu lebih ramah lingkungan dan terjangkau.
Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif
yang berasal dari : Batu bara,serbuk kayu
gergaji,tempurung kelapa dan blotong yang bisa
dijadikan bahan bakar padat.Penggunaan briket untuk
keperluan rumah tanga,peternakan,rumah makan,
industri makanan, dan kebutuhan lain.
Terbatasnya penggunaan briket ini karena kurangnya
sosialisasi pemerintah kepada masyarakat serta kurang
menyebarnya pendistribusian briket.Bentuk briket yang
sering dipasarkan yaitu berbentuk silinder dan
kubus.Mesin pembuat briket ini kita suda tidak perlu
lagi bersusah payah mencetak adonan briket hingga
menjadi briket siap pakai.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang timbul dalam penelitian kali
ini sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pembuatan briket arang dari kayu?
2.Bagaimana metode yang tepat dalam pembuatan briket
arang dari kayu?
3.Apa Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas briket arang
yang dihasilkan?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
tersebut, Tujuan karya tulis ilmiah ini sebagai berikut:
1.mengetahui bagaimana cara pembuatan briket arang dari
kayu.
2.Mengetahui metode yang tepat dalam pembuatan briket
arang dari kayu.
3. Mengetahui apa saja faktor faktor yang memengaruhi
kualitas briket arang yang dihasilkan.
4. keterampilan siswa membuat arang briket dari kayu

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Dasar
Bioarang adalah arang (salah satu jenis bahan bakar)
dari aneka macam bahan hayati atau biomassa,
misalnya kayu, ranting, rumput, jerami, dan limbah
pertanian lainnya. Biasanya bahan-bahan tersebut
merupakan limbah yang terbuang. Namun bahan-bahan
tersebut dapat diolah menjadi arang, yang selanjutnya
disebut bioarang. Briket adalah gumpalan yang terbuat
dari bahan lunak yang dikeraskan. Briket bioarang
adalah gumpalan-gumpalan atau batang-batangan arang
yang terbuat dari bioarang. Briket bioarang ini
merupakan sumber energi yang penting seperti bahan
bakar lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhisifat briket arang adalah:


1. Berat jenis bahan bakar atau berat jenis serbuk arang
2. Kehalusan serbuk
3. Suhu karbonisasi
4. Tekanan pengempaan
5. Pencampuran formula dengan briket.
Proses pembriketan adalah proses pengolahan yang
mengalami perlakuan penggerusan, pencampuran bahan baku,
pencetakan dan pengeringan pada kondisi tertentu, sehingga
diperoleh briket yangmempunyai bentuk, ukuran fisik, dan
sifat kimia tertentu. Tujuan dari pembriketan adalah untuk
meningkatkan kualitas bahan sebagai bakar, mempermudah
penanganan dan transportasi serta mengurangi kehilangan
bahan dalam bentuk debu pada proses pengangkutan.

Syarat briket yang baik adalah:


1. Permukaannya halus dan rata
2. Tidak meninggalkan bekas hitam di tangan
3. Mudah dinyalakan
4. Tidak mengeluarkan asap
5. Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
6. Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan
pada waktu lama
7. Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju
pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik.
8. Tidak mengeluarkan bau, tidak beracun dan tidak berbahaya.

Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang


biasa (konvensional), antara lain:
1. Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5.000
kalori. Beberapa nilai kalor dari beberapa jenis bahan bakar
ditunjukkan oleh Tabel.
2. Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun
bau, sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-
kota dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi, sangat
praktis menggunakan briket bioarang.
3. Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu
dilakukan pengipasan atau diberi udara.
4. Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak
memerlukan bahan kimia lain kecuali yang terdapat dalam bahan
briket itu sendiri.
5. Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat
yang ada dibentuk sesuai kebutuhan.

Tabel Nilai Kalor Rata-rata dari Beberapa Jenis Bahan Bakar


Bahan Bakar Nilai Kalor (kal/g)
Bahan bakar minyak 10224,6
Minyak bumi (mentah) 10081,2
Gas alam 9722,9
Batubara 6999,5
Kayu (kering mutlak) 4491,2
Batubara muda (lignit) 1887,3

Jenis bahan baku yang umum dipakai sebagai perekat untuk


pembuatan briket, yaitu :
1. Perekat anorganik
Perekat anorganik dapat menjaga ketahanan briket selama proses
pembakaran sehingga dasar permeabilitas bahan bakar tidak
terganggu. Perekat anorganik ini mempunyai kelemahan yaitu adanya
tambahan abu yang berasal dari bahan perekat sehingga dapat
menghambat pembakaran dan menurunkan nilai kalor. Contoh dari
perekat anorganik antara lain semen, lempung, natrium silikat.
2. Perekat organik
Perekat organik menghasilkan abu yang relatif sedikit setelah
pembakaran briket dan umumnya merupakan bahan perekat yang
efektif. Contoh dari perekat organik di antaranya kanji, tar, aspal,
amilum, molase dan parafin.
3. Clay (lempung)
Clay atau yang sering disebut lempung umumnya banyak digunakan
sebagai bahan perekat briket. Jenis-jenis lempung yang dapat dipakai
untuk pembuatan briket terdiri dari jenis lempung warna kemerah-
merahan, kekuning-kuningan dan abu-abu.
4. Tapioka dan Caustic Soda
Jenis tapioka beragam kualitasnya tergantung dari pemakaian. Jenis
Caustic Soda yang dipergunakan memiliki konsentrasi 98 % dan
berbentuk Flake. Apabila dicampur dengan tapioka akan membentuk
sebagai perekat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Alat
• Alat pirolisis / drum pembakaran
•. Alat Penumbuk
• Saringan
• Wadah pencampuran kanji
•. Pencetakan briket
• Alas pengeringan
Bahan
• kayu bakar
• Tepung kanji
• Air

B. Prosedur Kerja
Skema atau diagram alir proses pembuatan briket dari kayu dapat
dilihat sebagai berikut:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dihasilkan briket bioarang yang
hitam dengan permukaan halus dan rata. Hal ini dikarenakan
pemakaian arang kayu yang ditumbuk sampai halus dan disaring.
Tekstur briket yang dihasilkan homogen, tidak terdapat celah kosong
dikarenakan penekanan / penempaan yang baik. Larutan kanji yang
dipakai yaitu 10%. Fungsi larutan kanji pada pembuatan briket yaitu
untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses
pembuatan briket. Semakin besar penambahan berat lem kanji dengan
berat arang maka nilai kuat tekan yang dihasilkan semakin besar,
demikian juga dengan ukuran partikel serbuk kayu terhadap kuat
tekan, semakin kecil ukuran partikel serbuk kayu maka nilai kuat
tekan yang dihasilkan semakin besar. Saat briket diuji dengan
mencoba menjatuhkan briket beberapa kali ke lantai ternyata briket
yang dihasilkan cukup kuat. Namun saat dilakukan uji nyala, briket
sulit dinyalakan. Hal ini disebabkan oleh pencampuran formula
larutan kanji yang kurang pas.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Arang kayu merupakan salah satu komoditas ekspor
nonmigas yang terbuat dari bahan dasar kayu. Arang kayu ini
digunakan secara luas sebagai bahan bakar untuk keperluan
memasak baik untuk keperluan rumah tangga, restoran, dan
perhotelan.
Keunggulan briket antara lain lebih murah dan ekonomis,
panas yang tinggi dan kontinu sehingga sangat baik untuk
pembakaran yang lama, tidak beresiko meledak/terbakar
seperti kompor minyak tanah atau kompor gas elpiji, bahan
baku briket melimpah, ramah lingkungan karena diolah tanpa
menggunakan bahan kimia dan aman.
B. SARAN
Untuk hasil yang lebih baik dalam pembuatan briket
dapat menggunakan cetakan hidrolik agar saat
pengempaan hasil briket lebih bagus.
Pengeringan hasil briket untuk penjemuran di bawah
matahari yang terik atau bisa di buatkan oven agar lebih
cepat dalam pengeringannya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya lah kami dari
kelompok 2 berhasil menyelesaikan makalah prakarya kami yang
berjudul “PEMBUATAN ARANG BRIKET DARI KAYU” dan kami
harap apa yang kami kerjakan ini bisa bermanfaat sebagai sumber
belajar untuk teman-teman semua.
Kami tahu bahwa makalah kami ini sangat jauh dari kata sempurna
karena itulah kami sangat mengharapkan kritik, saran, dan
komentarnya dari guru pembimbing terutama teman teman sekalian
demi kesempurnaan makalah yang kami buat.

KAJANG, 20 MARET 2024

Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………
A. Latar Belakang……………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………
C.
Tujuan……………………………………………….
BAB II LANDASAN TEORI…………………………
A. Teori
Dasar………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN…………………
A Alat dan Bahan……………………………………
B. Prosedur kerja………………………………………
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN……………….
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan…………………………………………
B. Saran………………………………………………
MAKALAH PRAKARYA
“PEMBUATAN ARANG BRIKET DARI KAYU”
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 2 :
1. AZ ZAHRA
2. ARINI
3. JUSMA
4. ADRIAN
5. ARMANSYAH
6. AKMAL RISAL

Anda mungkin juga menyukai