1. Indikator keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta diklat mampu :
a. Memilih jenis-jenis bahan baku biomassa yang sesuai untuk pembuatan
biobriket dan asap cair
2. Uraian Materi
Pengertian briket sendiri adalah suatu bentuk gumpalan bahan yang terbuat
dari bahan lunak yang dikeraskan, sedangkan bio berarti sesuatu jasad mahluk hidup,
apakah itu manusia , khewan maupun tanaman. Jadi biobriket adalah briket yang
terbuat dari bahan baku berasal dari jasad hidup diantaranya nabati tumbuhan ,yaitu
biomassa.
Berbagai jenis bahan yang berkayu bisa digunakan sebagai bahan baku
briket arang seperti berikut:
a. Sekam padi,
b. Serbuk gergajian,
c. Limbah tempurung kelapa,
d. Sabetan kayu,
e. Daun dan ranting pohon,
f. Ampas tebu dan lain-lain.
21
sebagian bahan bakar batubara yang digunakan oleh power plant. Beberapa contoh
kualitas mutu briket yang berstandar tinggi seperti tertera pada tabel 1 sebagai berikut:
Perbedaan briket dengan arang konvesional adalah pada bahan bakar briket
terdapat penambahan bahan lain dan tingkat konsentrasi material karbonnya lebih
tinggi karena adanya proses pemadatan. Dibandingkan dengan bahan bakar fosil briket
biomassa mempunyai tinggkat gas emisi netto (rumah kaca) lebih rendah, karena briket
dari biomassa merupakan bagian dari siklus karbon.
Briket arang dari biomassa adalah bahan bakar potensial yang mengandung
kadar karbon relatif tinggi dan mempunyai nilai kalori tinggi. Briket arang dibuat dari
bahan bioarang yang diperoleh dengan cara pembakaran terbatas terhadap biomassa
kering atau tanpa udara. Sebenarnya biomassa dapat digunakan langsung sebagai
bahan bakar, akan tetapi kurang efisien hasilnya karena pada umumnya biomassa
mempunyai nilai kalori rendah yaitu pada kisaran 3000 kkal/kg. Jadi untuk
meningkatkan efisiensi pembakaran biomassa harus dibuat bioarang sehingga nilai
kalornya meningkat pada kisaran 5000 kkal/kg.
22
Gambar 10. Sekam padi
23
Gambar 12. Kulit jagung
24
Gambar 14. Limbah tempurung kelapa
25
Gambar 16. Ampas tebu
Jenis-Jenis arang sebagai bahan baku biobriket antara lain berikut ini :
a. Arang kayu
Arang kayu adalah arang yang terbuat dari bahan dasar kayu. Arang kayu paling
banyak digunakan untuk pekerluan memasak seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Sedangkan penggunaan arang kayu yang lainnya adalah sebagai penjernih air,
penggunaan dalam bidang kesehatan, dan masih banyak lagi. Bahan kayu yang
digunakan untuk dibuat arang kayu adalah kayu yang masih sehat, dalam hal ini
kayu belum membusuk.
26
Gambar 17. Arang kayu jati
b. Arang serbuk gergaji
Arang serbuk gergaji adalah arang yang terbuat dari serbuk gergaji yang dibakar.
Serbuk gergaji biasanya mudah didapat ditempat-tempat penggergajian atau tempat
pengrajin kayu. serbuk gergaji adalah bahan sisa produksi yang jarang dimanfaatkan
lagi oleh pemilknya. Sehingga harganya bisa terbilang murah. selain dapat untuk
bahan bakar, arang serbuk gergaji biasanya dimanfaatkan untuk campuran pupuk
dan dapat diolah menjadi briket arang.
27
Gambar 18. Serbuk gergaji dan arang serbuk gergaji
28
Gambar 19. Arang sekam padi.
29
Gambar 20. Arang tempurung kelapa
e. Arang serasah
Arang serasah adalah arang yang terbuat dari serasah atau sampah dedaunan. Bila
dibandingkan dengan bahan arang lain, serasah termasuk bahan yang paling mudah
didapat. Arang serasah juga bisa dijadikan briket arang, karena mudah dihancurkan.
30
f. Arang kulit buah mahoni
Arang kulit buah mahoni adalah arang dengan bahan dasar kulit buah mahoni. Bila
dilihat secara kasat mata, kulit buah mahoni memiliki tekstur yang keras dan padat.
Sayang jika hanya dibiarkan tertumpuk disekitar halaman. Arang kulit buah mahoni
diproses menggunakan tungku drum, sama halnya dengan arang kayu. arang jenis
ini juga dapat diolah menjadi briket arang. Arang yang dihasilkan dari kulit buah
mahoni juga terbukti memiliki kualitas yang cukup baik. Jika dibakar hanya
mengeluarkan sedikit asap. Nilai kalor yang dihasilkan saat dibakar sangat tinggi dan
lebih tahan lama sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran. Arang kulit buah
mahoni ini memang terdengar baru. Akan tetapi melihat kualitas arang yang
dihasilkan, arang ini pasti akan banyak diminati dan dibutuhkan oleh masyarakat
luas. Hal ini juga dapat dijadikan alternative produksi bagi para wirausaha arang.
31
D. Materi Pokok 4: Pengelolaan Bahan Baku Biobriket
1. Indikator keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta diklat mampu :
a. Menjelaskan tujuan pengelolaan bahan baku
b. Menjelaskan karakteristik bahan baku
c. Menjelaskan tujuan penyimpanan bahan baku
d. Menjelaskan cara menentukan kapasitas penyimpanan bahan baku
e. Mendeskripsikan cara penanganan awal (pre treatment) bahan baku
2. Uraian Materi
33
b. Masalah pada penampungan/ penyimpanan biomassa
Biomassa yang telah dituai dan dikumpulkan akan dikirim ke tempat
penampungan yang biasanya berlokasi di dekat tempat pembangkit daya. Fakta
bahwa biomassa hidup di bawah siklus kehidupan tertentu (masa tumbuh panen)
maka ketersediaan jenis biomassa tersebut akan vakum selama pra panen
sehingga konsekwensinya penyimpanan biomassa merupakan suatu keharusan.
Tujuan penyimpanan biomassa adalah untuk mencegah biomassa tersebut
berserakan tertiup angin. Disamping itu memudahkan penanganan awal (pre
treatment) untuk menyiapkan biomassa sebagai bahan bakar dengan kualitas yang
diinginkan.
Bila biomassa berwujud serbuk seperti sekam padi, hasil gergajian pabrik
pengolahan kayu dari industri mebel atau kulit luar dari biji-bijian tertentu dan
bukannya hasil dari tanaman-tanaman energi, seperti rumput ilalang maupun jenis-
jenis pohon tertentu dengan menggelembung (bulky), maka mereka dapat
ditampung di lapangan terbuka. Namun bila biomassa yang akan dipakai harus
dipotong-potong/diperkecil wujudnya sesuai dengan permintaan sistem asupan
bahan bakar (feeding system) pembangkit daya-terlebih dahulu dan kemudian juga
harus melalui proses pengepresan menjadi bentuk-bentuk kecil, maka jenis
biomassa tersebut harus dipisahkan dari yang berwujud serbuk dan ditampung di
lokasi yang berbeda.
Kriteria yang dipakai sebagai acuan adalah tuntutan ukuran yang sesuai
dengan sistem asupan di atas. Jenis bahan bakar biomassa yang sudah berwujud
serbuk seperti sekam padi dan kulit cangkang biji-bijian tertentu umumnya lebih
siap dibandingkan potongan-potongan ranting atau cabang-cabang pohon kaena
mereka perlu dicacah dan dihaluskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar biaya
transport rendah, bahan baku sesuai dengan sistem proses, dan memudahkan
dalam penyimpanan dan penanganannya.
Perlu juga diperhatikan kemungkinan timbulnya jamur yang biasanya akan
tumbuh subur bila kelembaban di dalam tempat penyimpanan yang bersangkutan
cukup tinggi. Semakin tinggi tingkat jamur bisa mempengaruhi kesehatan para
karyawan yang bekerja di pembangkit daya tersebut.
Bahan baku biobriket berupa arang tempurung kelapa agar mendapatkan
biobriket yang berkualitas harus disimpan di tempat yang kering dan tertutup. Bagi kita
yang akan atau sedang menjalankan bisnis pembuatan biobriket, harus tahu cara
34
menyimpan bahan baku berupa arang tempurung. Penyimpanan yang tepat
berpengaruh terhadap kualitas briket yang akan diperoleh. Jika bahan baku berkualitas
baik, maka kualitas briket juga akan terjaga. Tapi jika kualitas buruk, maka briket bisa
jadi juga akan buruk. Satu lagi, penyimpanan yang tepat juga akan membuat biaya
lebih sedikit, karena mengurangi bahan yang terbuang karena rusak.
35
- Sangat free flowing, bahan padat yang memiliki sudut gelincir bahan
(angle of repose) <30º.
- Free flowing, bahan padat yang memiliki sudut gelincir bahan antara 30º -
40º.
- Sluggish material, bahan padat yang lamban untuk menggelincir memiliki
angle of repose >45º.
Bahan padat yang tergolong “dry and loose material” pada umumnya bersifat
free flowing.
5) Abrasiveness
Dapat didefinisikan sebagai tingkat kekasaran bahan/abrasivitas. Abrasivness
berpengaruh terhadap pemilihan alat transportasi yang dipakai, Berdasarkan
abrasivitasnya bahan padat dapat dibedakan menjadi:
- Nonabrasive, permukaan bahan padat sangat halus.
- Abrasive, permukaan bahan padat kasar.
- Abrasive, permukaan bahan padat kasar, tajam dan runcing.
2) Sistem outdoor
Penyimpanan sistem outdoor biasanya digunakan untuk bahan yang tidak
dipengaruhi oleh udara, panas, hujan, dan lain-lain. Ada empat metode
penyimpanan dengan sistem outdoor sebagai berikut:
a) Penimbunan di bawah travelling bridge.
b) Penimbunan di kiri – kanan jalan.
c) Overhead system
d) Drag schrapper system.
b. Delivering Equipment
Bagaimana pengambilan bahan dari alat penyimpanan?
37
c. Frekuensi, lamanya waktu yang diperlukan untuk proses (durasi) dan shut dari
masing-masing unit secara individu yang ada di plant.
d. Mudah/sukarnya bahan tersebut didapat dan juga distribusi bahan produknya
(termasuk transportasi dari bahan tersebut)
1) Untuk bahan yang mudah didapat ( dalam negeri), maka jumlah bahan yang
disimpan relatif lebih sedikit dibanding dengan bahan yang sukar didapat.
2) Untuk produk yang terikat kontrak jual beli dengan pabrik lain, jumlah bahan
yang disimpan lebih banyak jika dibandingkan dengan produk yang
dipasarkan “on retail”.
38
6) Unit penghalus biomassa (grinding)
c. Transportasi dan sistem asupan (feeder)
1) Conveyor
2) Alat pengumpan rantai (belt feeder)
3) Alat pengumpan tabung (tube feeder)
4) Alat penyalur bahan biomassa ke ruang bakar (fuel hopper)
5) Alat pembersih gudang penyimpan dan pengumpan (hopper, bunker, and silo
discharge)
6) Alat pengumpan ulir (screw feeder)
7) Katup-katup putar (rotary valves)
39
- Mudah/sukarnya bahan tersebut didapat dan juga distribusi bahan produknya
(termasuk transportasi dari bahan tersebut)
Tahap pre treatment biomassa untuk pembuatan biobriket:
- Pengeringan biomassa
- Penghancuran biomassa (crusher)
- Penyerpihan biomassa (chipper)
- Penampi/ pengayakan biomassa (screening)
- Pencacahan biomassa (shredder)
- Penghalusan biomassa (grinding)
40