Anda di halaman 1dari 12

BLUEPRINT PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WARMADEWA


Oleh :

I Made Pariartha

I. KURIKULUM

Kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa (FK Unwar) terdiri dari 2 tahap dengan durasi
keseluruhan selama 11 semester (5.5 tahun) meliputi :
1. Tahap sarjana kedokteran, selama 7 semester (31/2 tahun) atau 126 minggu efektif, berlangsung
terutama di kampus FK Unwar, Denpasar. Disusun dalam Blok atas dasar sistem organ dan tema
(tematik) sebanyak 22 blok (tidak termasuk Studi Umum) dan muatan lokal sebagai penciri khusus
pendidikan dokter di PSPD Unwar, terdiri dari Judul Khusus (special topics) dan Komponen
Kurikulum Pilihan Mahasiswa (KPM).
2. Tahap profesi dokter berlangsungberlangsung, selama 4 semester (2 tahun) atau 78 minggu.
Diselenggarakan di masing-masing Staf Medis Fungsional (SMF) di RS Sanjiwani, Gianyar sebagai
rumah sakit pendidikan utama dan Bagian Kesehatan Komunitas FK Unwar. Bila diperlukan
dilaksanakan di rumah sakit pendidikan satelit yakni di BRSU Tabanan, RSUD Singaraja, RSUD
Wongaya, RS Puri Raharja serta di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Selama pendidikan
mahasiswa berhadapan langsung dengan penderita dan keluarganya dibawah bimbingan dokter
spesialis untuk mendapatkan pengalaman langsung menangani penderita dan keluarganya,
mengaplikasikan kemampuan (teoritis), penerapan profesionalisme dan kegiatan lainnya. Lulus tahap
pendidikan profesi dokter mahasiswa mendapatkan ijazah dan gelar Dokter (dr.)

SMF Waktu (minggu)


No
1 Ilmu Bedah 8
2 Ilmu Kebidanan dan Penyakit 8
Kandungan
3 Ilmu Penyakit Dalam 10
4 Ilmu Kesehatan Anak 10
5 Ilmu Penyakit Syaraf 6

1
6 Ilmu Kesehatan Jiwa 4
7 Ilmu Kesehatan Mata 4
8 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 4
9 Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif 2
10 Ilmu Kesehatan Tekinga, Hidung dan 4
Tenggorokan
11 Radiologi 2
12 Kesehatan Komunitas 8
13 Kedokteran Kehakiman 2
Jumlah 72

II. TUJUAN
Tujuan pendidikan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa adalah sebagai berikut :
Tujuan umum :
Mempersiapkan lulusan dokter yang dapat bekerja secara professional pada upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) strata pertama.
Tujuan khusus :
(1). Memberikan gambaran kepada dokter muda mengenai peran dokter dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien, membina hubungan antar profesi, pemimpin yang baik, komunikator yang
baik dan manajer yang baik.
(2). Memberikan kesempatan kepada dokter muda untuk mengintegrasikan serta menerapkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam lingkup perawatan pasien di RS dan Pusat layanan primer
sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi.

III. URAIAN PROGRAM

Yudisium OSCE Pembekalan


Komprehensif Dokter Muda

Pelantikan Kesehatan Rotasi Klinik


Dokter Komunitas

2
Siklus Rotasi Klinik :

IV. WAKTU DAN TEMPAT


Kegiatan kepaniteraan klinik akan dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan
Satelit dan Rumah Sakit Afiliasi (eksilensi) ditambah dengan puskesmas – puskesmas. Berikut ini rincian
tempat dilaksanakannya pendidikan klinik.

No. Nama Status


1. RSUD Sanjiwani Gianyar RS Pendidikan Utama
2. RSUD Wangaya Denpasar RS Pendidikan Satelit
3. RSU Puri Raharja Denpasar RS Pendidikan Satelit
4. RSUD Tabanan RS Pendidikan Satelit
5. RSUD Buleleng RS Pendidikan Satelit
6. RSU Dharma Yadnya Denpasar RS Pendidikan Satelit

3
7. RSU Indera Denpasar RS Pendidikan Afiliasi
8. RSJ Bangli RS Pendidikan Afiliasi
9. RSUP Sanglah Denpasar RS Pendidikan Afiliasi
10. Puskesmas Gianyar Layanan Kesehatan Primer
11. Puskesmas Blabatuh Layanan Kesehatan Primer
12. Puskesmas Tegallalang Layanan Kesehatan Primer
13. Puskesmas Tampaksiring Layanan Kesehatan Primer
14. Puskesmas Payangan Layanan Kesehatan Primer
15. Puskesmas Sukawati Layanan Kesehatan Primer
16. Puskesmas Ubud Layanan Kesehatan Primer

Setiap stase di bagian akan dibagi antara RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Satelit, RS Pendidikan
Afiliasi, dan Puskesmas. Distribusi adalah sebagai table berikut ini :

Tempat/waktu (minggu)

Waktu
SMF RS Pendidikan Utama RS RS Puskesmas
No (minggu)
Pol Emer Bngsl K. Pend Afiliasi
Oprs Satelit
1 Ilmu Bedah 8 1 1 1 1 3 1
2 Ilmu Kebidanan dan 8 1 1 1 1 3 1
Penyakit Kandungan
3 Ilmu Penyakit 10 2 2 2 3 1
Dalam
4 Ilmu Kesehatan 10 2 2 2 3 1
Anak
5 Ilmu Penyakit Syaraf 6 1 1 1 2 1
6 Ilmu Kesehatan Jiwa 4 1 3
7 Ilmu Kesehatan 4 3 1
Mata
8 Ilmu Kesehatan 4 3 1
Kulit dan Kelamin

4
9 Ilmu Anestesi dan 2 2
Terapi Intensif
10 Ilmu Kesehatan 4 2 1 1
Tekinga, Hidung dan
Tenggorokan
11 Radiologi 2 2
12 Kesehatan 8 8
Komunitas
13 Kedokteran 2 2
Kehakiman
Jumlah 72

V. METODE PENGAJARAN

Pendidikan klinik di FK Unwar saat ini menerapkan 2 konsep pendidikan yaitu experiential learning dan
adult learning. Konsep pendidikan experiential learning dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Lingkaran Experiential Learning : Peranan pengajar adalah membantu dokter muda untuk
bergerak mengikuti lingkaran selama proses pembelajaran (Sumber: Kolb, 1984). Experiential learning
menekankan pembelajaran berdasarkan pengalaman sebelumnya yang kemudian disesuaikan dengan
praktek nyata di lapangan. Pengembangan berikutnya dilakukan melalui diskusi atau refleksi kasus
dengan pembimbing, staf atau rekan-rekan mahasiswa. Adult Learning (belajar orang dewasa)

5
mempunyai karakteristik: (1). Lebih mandiri, meskipun pada beberapa situasi boleh memilih untuk
tergantung pada pengajar (2). Pengalaman hidup menjadi sumber pembelajaran yang penting (lebih
mudah belajar melalui pengalaman) (3). Kebutuhan belajar tergantung siswa (4) Belajar lebih berbasis
masalah. Berdasarkan pemaparan konsep dasar pendidikan klinik tersebut di atas, maka metode
pembelajaran dalam hal ini adalah kegiatan belajar di klinik yang dianjurkan antara lain: small group
discussion (tutorial klinik), Bed side teaching, presentasi kasus, journal reading, ketrampilan prosedural,
mini lecture.

Bimbingan koas
Bimbingan koas dilakukan pada awal pada saat mahasiswa melapor dengan membawa surat pengantar
dari tahap profesi. Mengenalkan kepada mahasiswa tentang : prosedur kerja di setiap bagian, tata tertib
dan aturan di bagian, fisik diagnostic dan cara membuat status dan pemakaian alat, prosedur klinis dan
keterampilan klinis yang perlu dikuasai selama mengikuti kepaniteraan klinik di bagian tersebut,
mendapatkan buku pedoman keterampilan klinis dan buku log dan melakukan perkenalan dengan seluruh
staff pengajar dan paramedic di bagian tersebut.

Bed-side teaching
Merupakan suatu kegiatan pembelajaran mahasiswa secara aktif dengan menggunakan pasien yang
lansung di fasilitasi oleh preseptor : Dimulai pada minggu pertama siklus. Bedside Teaching diberikan
selama 2 jam di bawah bimbingan Preseptor yang telah ditentukan untuk setiap kelompok. Setiap Bed
Side Teaching peserta harus melakukan kegiatan berupa :
 Anamnesis, Pisik Diagnostik dan di Presentasikan. Kegiatan ini dilakukan oleh 2 orang peserta
dari masing kelompok, disaksikan oleh Preseptor dan peserta dalam kelompok yang sama.
 Sebelumnya para mahasiswa telah mendapat pengarahan dari preseptor yang bersangkutan
tentang kasus yang akan mereka pelajari.
 Anamnesis pasien dan pemeriksaan pisik diagnostik dapat dilakukan dilakukan di ruang pasien,
seperti, ruang rawat inap, Unit Gawat Darurat, Poliklinik atau ruangan operasi, dibimbing
langsung oleh preseptor.
 Dibuat statusnya dalam, diperiksa oleh Preseptor atau dengan bantuan 1 orang Residen ang telah
ditunjuk.
 Setelah itu mahasiswa akan mempresentasikan dan diskusi dilakukan di ruangan dengan
kelompok dan Preseptor yang bersangkutan.

6
 Komponen penilaian (untuk presentan dan audience) sesuai buku log yang sudah diberikan.
Selesai kegiatan Preseptor menandatangani buku kegiatan. Materi yang diberikan diambil dari
modul yang telah ditetapkan bagian.

Model Bed Side Teaching yang dilaksanakan adalah dengan mengadopsi 3 fase yaitu : Fase Round
(Persiapan, Perencanaan, Orientasi) dilanjutkan ke Fase Round (Perkenalan, Interaksi, Observasi,
Pengajaran, Peringkasan) diakhiri dengan Fase Post-Round (Tanya jawab, Refleksi, Pemberian Umpan
Balik, Persiapan)

Tutorial klinik
Tutorial atau diskusi kelompok kecil merupakan salah satu metode pembelajaran yang memerlukan peran
aktif dari dokter muda. Tutorial klinik dilakukan 2 kali seminggu. Dosen pembimbing klinik berperan
sebagai tutor yang bertugas untuk membimbing dan mengarahkan diskusi. Sedangkan Kasus pasien nyata
yang dijumpai di klinik merupakan topik pemicu diskusi. Langkah-langkah dalam tutorial klinik :
Langkah 1. Mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi pasien dan mengajukan pertanyaan
klinis.
Langkah 2. Melakukan brainstorming untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi pasien
dengan menggunakan prior knowledge.
Langkah 3. Menyusun penjelasan secara skematis dan menentukan learning issue
Langkah 4. Belajar Mandiri untuk memperoleh jawaban learning issue yang telah ditetapkan
bersama. Diutamakan menggunakan prinsip evidence based medicine.
Langkah 5. Jabarkan temuan informasi yang anda peroleh saat melakukan belajar mandiri.
Sintesakan dan diskusikan dengan sesame anggota kelompok untuk menyusun penjelasan secara
menyeluruh dan pemecahan permasalahan.
Kegiatan tutorial klinik ini dilakukan dalam dua sesi; langkah 1-3 dilakukan pada sesi pertama dan
langkah 5 dilakukan pada sesi ke 2.

Refleksi kasus
Refleksi kasus merupakan proses pembelajaran dengan jalan merefleksikan kasus yang pernah ditangani
oleh dokter muda yang sesuai dengan kompetensi untuk mempelajari berbagai aspek yang terkait dalam
penanganan pasien. Aspek-aspek tersebut dapat berupa : aspek medis, legal, sosial, psikologi, budaya,
ekonomi, etika, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya. Alur yang ditempuh dalam pembuatan refleksi
kasus adalah sebagai berikut : Deskripsi (deskripsi kejadian yang dialami oleh mahasiswa)  Perasaan

7
(Perasaan saat menghadapi kasus tersebut)  Evaluasi (sesi positif dan negative dari kasus tersebut) 
Analisis kasus (mengapa menarik? Mengapa bisa terjadi? Bagaimana hubungannya dengan kompetensi? )
 Kesimpulan (Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus tersebut)  Action Plan (Seandainya ke
depan terjadi lagi, apa yang akan dilakukan? ). Refleksi kasus dilakukan sebanyak jumlah minggu dalam
stase tersebut.

Presentasi Kasus
Presentasi kasus merupakan kegiatan pembelajaran di klinik yang sering dilakukan di ruang diskusi. Pada
kegiatan ini, mahasiswa mempresentasikan kasus pasien yang dijumpai oleh dokter muda selama
melakukan kegiatan di poli rawat jalan, UGD maupun rawat inap. Dokter muda membuat catatan status
pasien sesuai dengan format catatan medis pasien untuk RS pendidikan. Pada saat melakukan presentasi
kasus, Dokter Muda akan dinilai dengan menggunakan form penilaian Case-based Discussion (CbD).
Presentasi kasus dilakukan dua kali dalam seminggu.

VI. METODE PENILAIAN


Jenis penilaian dalam yang digunakan dalam pendidikan klinik FK Unwar adalah dengan menggunakan
penilaian formatif dan penilaian sumatif. Dalam pendidikan klinik penilaian formatif memiliki kontribusi
yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dokter muda untuk mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan, mengingat konsep pendidikan klinik mengacu pada experiential learning. Tujuan
penilaian formatif adalah untuk mengetahui perkembangan hasil pembelajaran serta memberikan
feedback (umpan balik) kepada dokter muda. Kegiatan harian yang dinilai adalah: tutorial klinik,
presentasi kasus, bedside teaching, ketrampilan prosedural klinik, refleksi kasus. Penilaian summatif
merupakan penilaian akhir terhadap hasil pembelajaran dokter muda . Penilaian summatif dilakukan di
minggu terakhir stase bagian. Aspek yang dinilai meliputi aspek knowledge, skill, dan attitude.
Standar penilaian didasarkan pada criteria yang telah ditetapkan. Penetapan standar ini disebut
dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Penilian Acuan Baku (PAB) atau criterion-reference test.
Sistem penilaian PAP digunakan untuk menilai kemampuan mahasiswa secara mutlak (absolute) terhadap
suatu patokan. Penetapan patokan yang digunakan berdasarkan kesepakatan antar bagian di rotasi.

Jenis penilaian Metode penilaian Komponen yang dinilai Persentase


Know Skill Attitu
Pencapaian kompetensi   5 – 10 %
(berdasarkan buku log

8
book)

Tutorial Klinik   5 – 10 %
Refleksi Kasus   5 – 10 %
Observasi langsung (Mini-    30 – 40 %
CEX, DOPS, dll)
Spesifik bagian (presentasi    0 – 10 %
kasus, penyuluhan, dll)
Tulis (MCQ, MEQ)  25 – 30 %
Oral examination 
OSCE   
OSLER   
Professional Behaviour Sufficient/insufficient

Mini-CEX
Mini-CEX adalah metode penilaian berdasarkan hasil observasi langsung terhadap performa peserta didik
(dokter muda) pada saat berinteraksi dengan pasien dalam setting klinik nyata (Norcini et al. 1995).
Dokter muda melakukan ketrampilan klinik seperti: anamnesis, pemeriksaan klinik yang relevan dengan
keluhan pasien, menegakan diagnosis, membuat rencana pengelolaan pasien. Waktu yang diperlukan
untuk penilaian dengan metode ini relatif singkat yaitu observasi saat berinteraksi dengan pasien sekitar
15 menit, diikuti dengan pemberian feedback sekitar 5-10 menit. Konten yang dinilai ada 7 butir, antara
lain: ketrampilan anamnesis, pemeriksaan fisik, profesionalisme, clinical judgment (penalaran klinik
dalam menegakan diagnosis klinik), konseling/ edukasi pasien, pengaturan waktu dan kompetensi secara
keseluruhan. Skala penilaian menggunakan skala likert 1 – 9, dengan 1 – 3 jauh di bawah kompetensi
yang diharapkan, 4 – 5 mendekati kompetensi yang diharapkan, 6-7 sesuai kompetensi yang diharapkan,
8 – 9 melampaui kompetensi. Penilaian dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan di poliklinik,
bangsal dan UGD. Mini-CEX dilakukan minimal 4 kali untuk stase besar dan minimal 1 kali untuk stase
sedang.

Direct Observation of Procedural Skills (DOPS)


Metode penilaian ini bertujuan untuk menilai ketrampilan procedural yang dilakukan oleh dokter muda
berdasarkan pengamatan langsung oleh pembimbing klinik di setting nyata (tempat yang memungkinkan
dilakukannya prosedur tersebut dengan pasien nyata) (Wragg et al.). Waktu yang diperlukan untuk

9
melakukan penilaian dengan metode ini adalah 15 menit untuk obeservasi dan 5 menit untuk pemberian
feedback. Skala penilian;

1 – 3 : jauh dibawah level kompetensi yang diharapkan


4 – 5 : mendekati level kompetensi yang diharapkan
6 – 7 : kompetensi sesuai dengan yang diharapkan
8 – 9 : kompetensi melebihi yang diharapkan

Case Based Discussion


Merupakan metode penilaian berdasarkan diskusi kasus dan bukan berdasarkan observasi langsung.
Dokter muda memilih dua kasus pasien yang sudah ada dan membuat laporan kasus tersebut untuk
diajukan kepada pembimbing/penguji klinik, kemudian pembimbing/penguji memilih satu kasus untuk
didiskusikan dan dilakukan eksplorasi lebih dalam satu atau beberapa aspek dari kasus tersebut
pemeriksaan klinik, pemeriksaan penunjang dan rujukan, terapi, follow-up, rencana pengelolaan dan
profesionalisme. Tujuan dari metode ini adalah untuk menilai ketrampilan penalaran klinik (clinical
reasoning). Waktu yang diperlukan: 20 menit (termasuk pemberian feedback)

Objective Structural Clinical Examinations (OSCE)


Merupakan metode penilaian untuk menilai kompetensi klinik yang menggunakan beberapa station.
Setiap peserta ujian (dokter muda) akan melalui semua station yang sama dengan cara berpindah dari satu
station ke station berikutnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kompetensi klinik yang dapat
diujikan melalui OSCE antara lain: ketrampilan anamnesis, pemeriksaan fisik, ketrampilan procedural,
ketrampilan diagnosis, ketrampilan intepretasi hasil pemeriksaan penunjang, edukasi pasien, dll.

Ujian Tertulis
Ujian tertulis lebih ditujukan untuk menilai ketrampilan penalaran klinik. Tipe soal yang dianjurkan
adalah MCQ (pilihan ganda) dengan skenario kasus, MEQ (Modified Essay Questions) serta PMPs
(Patient Management Problems)

Ujian Lisan (Oral Examination)


Ujian lisan atau oral examination adalah suatu penilaian dimana mahasiswa diberi pertanyaan lisan secara
langsung oleh satu orang atau lebih penguji. Pertanyaan yang diajukan oleh penguji dianjurkan mencakup
kasus/ penyakit yang harus dikuasai sesuai dengan kompetensi dokter umum. Masing-masing bagian

10
hendaknya membuat blue-print assessmen/ daftar pertanyaan yang wajib diajukan kepada dokter muda
saat ujian lisan.

VII. MEDIA AJAR


Buku panduan umum pendidikan profesi
Buku kurikulum pendidikan profesi berbasis kompetensi
Buku kerja harian (log book) bagian
Study Guide (Panduan belajar) Bagian

VIII. ORGANISASI

IX. EVALUASI PROGRAM

Evaluasi Program akan dilakukan oleh Koordinator Program Monitoring dan Evaluasi Pendidikan Klinis
bekerja sama dengan Unit Jaminan Mutu Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa. Evaluasi
program dilakukan dengan melibatkan Pendidik Klinik, Mahasiswa, Rumah Sakit Pendidikan,

11
Puskesmas. Semua komponen di institusi tersebut dilibatkan dalam program evaluasi. Dilakukan dengan
metode triangulasi.

12

Anda mungkin juga menyukai